Deg
Deg
Deg
Viona membeku, suara yang begitu familiar di telinga nya menggema diruangan Club tersebut. Wajahnya semakin memucat dengan debaran jantungnya yang berdetak makin keras.
Dengan tubuh gemetar dan ketakutan yang teramat sangat, wanita itu menoleh kebelakang dengan pelan. Sejenak memejamkan mata, berharap pendengaran nya tidak sesuai dengan penglihatannya.
Namun kali ini dewi Fortuna nampaknya tidak berpihak padanya. Saat matanya terbuka, terlihat jelas sosok pria yang berdiri didepannya dengan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat menyeramkan.
"Jadi begini kelakuan mu yang sebenarnya jika aku tidak ada dirumah, Hah !" Bentak nya dengan suara yang keras, rahang pria itu mengeras bahkan urat urat didahinya tercetak dengan sangat jelas.
Viona yang baru melihat sisi lain dari seorang Aryan, nampak berdiri membeku dengan tubuh yang bergetar hebat. Tetesan peluh mengalir deras di dahi dan keningnya. Sungguh saat ini dia sudah tidak bisa lari kemana mana lagi.
"Pa..pa.." Panggilnya dengan suara yang tercekat.
Plak
Viona meringis saat tangan besar milik suaminya menampar keras pipinya. Rasa nyeri dan panas terasa di pipinya yang putih, dan disana terlihat jelas bekas merah telapak tangan suaminya.
"Sungguh aku tidak menyangka jika ternyata aku menikahi seorang wanita J****g dan iblis sepertimu. Bahkan sepertinya tamparanku saja rasanya tidak cukup untuk membalas semua kelakuan bejad dan sadismu." Teriak Tuan Aryan dengan lantang.
"Ap-apa maksud..papa ?" Tanya Viona gugup, berbagai macam dugaan melintas di kepala nya.
"Kau masih tidak ingin mengakuinya ?" Bentaknya lagi, lalu..
Bruk
"Bisa kau jelaskan apa maksud dari ini...ini...ini...dan ini semua ?" Tanya Tuan Aryan sembari melempar sebuah amplop cokelat dan beberapa disc serta sebuah flashdisk didepan Viona.
Dengan tangan bergetar Viona meraih amplop cokelat yang berada didekat telapak kakinya, membukanya lalu mengeluarkan isinya.
Bruk
Viona seketika jatuh lemas dilantai, wajahnya semakin memucat layaknya kertas putih. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Beberapa lembar foto yang memperlihatkan gambar tentang dirinya dan beberapa pria yang tengah asik bercumbu. Serta foto foto yang lainnya yang menampakkan Viona yang tengah telanjang dengan lelaki yang berbeda beda.
Viona berpikir keras, bagaimana bisa suaminya mendapatkan foto foto tentang dirinya. Kepalanya mulai menebak siapa dalang dari semua ini. Saat dirinya sedang asik berpikir, tanpa sengaja matanya beradu tatap dengan sepasang mata milik Akia.
Gadis itu terlihat sangat santai sambil duduk di kursi bar dengan wajah penuh seringaian misterius. Ada binar tak biasa dibalik senyuman misterinya. Bahkan gadis itu tidak terlihat terkejut sama sekali dengan kedatangan Aryan disana.
Viona nampak mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang sangat luar biasa. Dengan sekali lihat dia sudah bisa menebak siapa dalang dibalik kedatangan Aryan dan juga beberapa benda didepannya.
"Bagaimana ! bisa kau jelaskan apa yang ada difoto tersebut ?"
"Mas..ak..aku khilaf ?" Ucapnya lirih berusaha menarik kembali perhatian suaminya.
"Khilaf kau bilang ? Ck, anak kecil saja bisa lihat antara khilaf dan sengaja khilaf Viona. Aku sungguh merasa sangat menyesal menikahi wanita iblis yang sembunyi dibalik wajah cantikmu. Kau bahkan tega membunuh istriku Viona."
Viona kembali tercekat.
"Kau terkejut ?" Sinis Aryan, lalu matanya melirik kearah asistennya. " Dhafa !"
"Siap Tuan." Ucap pria itu seakan mengerti maksud panggilan bosnya.
Dengan cepat Dhafa meletakkan laptopnya, kemudian mengambil sebuah kaset disk dan memasukkannya dilaptopnya. Setelah disetel terlihat jelas bagaimana kelakuan buruk Viona yang menyamar sebagai perawat dan tengah menyuntikkan sesuatu yang berbentuk cairan di selang infus istrinya.
Setelah cuplikan video itu berakhir, Dhafa kembali meraih flashdisk dan kemudian memasangnya di laptop. Kali ini di video tersebut memperlihatkan dengan jelas perilaku mesum Viona beberapa hari yang lalu di mansion nya.
Nampak Viona yang hanya terdiam dan tidak bisa berkutik saat video demi video tentang kebusukannya terbongkar dihadapan suaminya.
Grep
"Aku sungguh tidak percaya jika ternyata selama ini kaulah yang membunuh istriku, aku pikir kau memang tulus mencintaiku. Aku merasa sangat bodoh karena bisa termakan tipuanmu dan tidak mempercayai apa yang dikatakan putriku sendiri. Sekarang akan aku pastikan jika j****g sepertimu akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatanmu. " Geram Aryan sembari mencengkeram dagu Viona.
"Mas.." Panggilnya lirih dengan seraian airmata yang sudah mengalir dikedua pipinya.
"Jangan pernah memanggilku dengan panggilan itu. Mulut kotormu tidak pantas mengucapkannya. Aku akan menceraikanmu."
"Tidak mass.." Ucap Viona memohon sambil berlutut di kaki Aryan. Namun Pria paruh baya itu seakan tutup mata dan tidak memperdulikannya.
"Viona Permata, dengan sadar dan tidak ada pengaruh dari siapapun..hari ini aku memberikan engkau talak tiga."
"Tidaaaakkkkkkk....." Jerit Viona histeris. " Aku tidak mau pisah mas..aku mohon..maafkan aku. Kau tidak boleh menceraikanku."
"Penjaga Rumah akan mengemasi barang barangmu, dan kau tidak aku berikan ijin untuk menginjakkan kakimu di mansion milik keluarga Khanza. Dan ingat tidak ada sepeserpun harta yang bisa kau bawa saat keluar dari rumahku. Karena kau tidak memiliki hak akan harta keluarga Khanza." Tandas Tuan Aryan dingin, lalu pria itu segera beranjak pergi meninggalkan club dan juga Viona yang tengah meraung raung histeris.
Sepeninggal suaminya, Viona segera mendekati Akia. Matanya menatap penuh benci pada sosok gadis didepannya itu. Namun tatapan kebencian Viona bagaikan angin lalu bagi Akia. Dia hanya tersenyum sinis dengan pandangan mata meremehkan kebodohan wanita iblis tersebut.
"Kau !! Kau pasti yang telah melakukan ini semua bukan ! Kau memang kurang ajar, aku menyesal kenapa aku tidak juga melenyapkan dirimu saat itu."
"Hahaha..Viona...Viona. Pantas saja kau selalu kalah, bagaimana tidak, karena memang sebenarnya kau itu sangatlah bodoh. Bagaimana kau bisa berpikir jika diruang perawatan VIP tidak dipasang kamera CCTV ? Kau terlalu ambisius mengejar ambisimu hingga melupakan jika kekuarga Khanza tidaklah sebodoh yang kau kira. Tentu saja kami selalu meletakkan kamera CCTV diruang perawatan VIP dan eksklusif. Itu kami lakukan demi keamanan keluarga kami." Sarkas Akia dengan mata menatap tajam kearah Viona.
"Kau juga bertingkah bodoh dengan melakukan pesta mesummu dikediaman Khanza. Jika dirumah sakit saja dipasang beberapa kamera CCTV, lalu apa kau pikir di mansion juga tidak dipasang CCTV ? Tentu saja kami memasangnya dan itu tanpa sepengetahuan siapapun. Bahkan pegawai rumah pun tidak ada yang mengetahuinya. Dan itu salah satu dari sekian tindakan jodohmu itu."
"Kau !!!" Geram Viona melayangkan tangannya hendak memukul Akia.
Grep
" Jangan sekali kali tangan motormu itu menyentuh kulitku j****g. Pembalasan ini belum seberapa aku berikan. Mengingat kejahatan yang selalu kau lakukan pada keluargaku. Bahkan aku bisa melakukan lebih dari ini untuk membalas kematian mamaku. Namun sayang, aku bukanlah wanita licik seperti dirimu. Aku masih punya hati manusia, berbeda dengan dirimu yang hanya mempunyai hati seperti iblis. Ini peringatan terakhir buatmu, jika kau masih berani menyentuh keluarga dan sahabatku maka tunggu saja pembalasan yang lebih besar dan mengerikan yang akan aku berikan padamu. Camkan itu baik baik." Ucapnya dengan nada dingin khasnya lalu beranjak dari tempat itu.
Dengan hati yang masih penuh dengan amarah, Akia memberi isyarat pada para sahabatnya untuk segera meninggalkan tempat itu. Dan juga menyuruh beberapa bodyguardnya untuk menyeret Viona keluar dari club miliknya.
Dengan sigap beberapa pria berbadan besar dan tegap datang menghampiri Viona lalu menyeret tubuh Viona untuk dibawanya keluar dari club.
Viona sendiri setelah menyuruh sahabatnya pergi, dia menuang V****a kedalam gelas mininya. Meminumnya habis dalam sekali teguk. Rasa pahit dan panas langsung menerka tenggorokannya. Dia meringis merasakan tenggorokannya seakan terbakar. Jujur walaupun sering nongkrong diclub, tapi baru kali ini dia menyentuh minuman haram tersebut.
Setelah dirasa kondisi jiwanya mulai tenang Akia lalu ikut pergi meninggalkan club tersebut. Melewati beberapa orang yang masih disana dan juga seseorang yang saat ini sedang memperhatikan tingkahnya dengan pandangan sendu.
Orang itu nampak menghela nafasnya yang terasa berat, nampak kesedihan terlihat dimatanya. Lalu pria itu berdiri dan menghampiri dimana saat ini Ryan tengah terduduk dilantai dengan kondisi yang memprihatinkan.
"Kau baik baik saja bro ?" Tanyanya pada Ryan.
Ryan mendongak, lalu tersenyum getir.
"Aku pikir sudah tidak ada yang mau berbicara denganku. Hehe..kau lihat sendiri, muka lebam,bibir sobek, dan kening berdarah, apa aku bisa dibilang baik baik saja ?" Jawabnya polos.
Orang itu tergelak kencang.
"Ya, kau tidak baik bahkan terlihat sangat buruk." Ejeknya.
Ryan mendengus. Netranya menatap jengah sosok didepannya.
"Kau datang hanya untuk mengejekku ?"
"Mungkin iya mungkin juga tidak." Jawabnya santai.
"Apa maksudmu ?" Tanyanya tidak mengerti.
"Sudah, lupakan. Kau sepertinya sangat mencintainya ?" Tanyanya pelan.
Ryan yang tahu maksud ucapan sosok didepannya, hanya bisa terdiam dan kembali merenung sedih.
"Kalaupun iya, mungkin juga percuma. Dia merasa jijik padaku." Keluhnya putus asa.
"Kalau begitu buat dia kembali mencintaimu dan memandangmu penuh dengan rasa bangga. Hilangkan rasa jijik yang melanda hatinya tiap melihatmu, ganti dengan tatapan penuh rasa bangga daan ketulusan."
"Caranya ? Aku tidak mengerti." Tantang polos.
Orang itu kembali tergelak, namun kemudian dia memasang wajah serius.
"Bertobatlah dan berubah jadi pria baik. Sebagai langkah pertama, datang lah kekantorku, sepertinya aku membutuhkan seorang sekretaris."
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Alfi Ghaf
kok viona bisa minum vodka kan udah diusir?
2022-10-12
0
Alfi Ghaf
loh viona punya sahabat?
2022-10-12
0
Alfi Ghaf
tangan motormu_-
2022-10-12
0