"Selamat malam Tuan Aryan."
Tuan Aryan menatap terkejut pada sosok didepannya.
"William ? Kau disini ? "
William mengangguk sembari mengurai senyuman tipis, ingat sangat tipis.
"Apa terjadi sesuatu ? " Tanya Tuan Aryan kembali, namun tersirat jelas keresahan dimatanya.
Willian hanya diam sembari melirik kearah Akia.
"Nona, silahkan duduk." Perintahnya datar.
"Paman Willy, aku pikir kau tidak jadi datang." Ucapnya sembari tersenyum lebar menyambut kedatangan pria paruh baya tersebut.
"Untukmu akan kuluangkan waktuku walaupun sesibuk apapun, nona." Jawabnya sembari mengacak gemas ujung kepala Akia.
Tuan Aryan mengrenyitkan dahinya melihat keakraban putri dan pria didepannya.
Sejak kapan mereka terlihat sangat akrab. Bahkan aku tidak mengetahuinya, orangtua macam apa aku ini ?, Bathinnya kelu.
William adalah pengacara pribadi kakek Faris. Entah apa yang membuatnya harus datang ke mansion malam malam begini, yang pasti dia datang atas perintah Akia, cucu tunggal serta pewaris tunggal kekayaan Tuan Faris.
"Ada apa Will kau sampai datang kemari ?"
William menghela nafas pelan, memandang kedua wajah didepannya lalu beralih ke Akia. Tangannya mengeluarkan map berwarna hijau yang didalamnya terdapat berkas berkas penting.
"Maaf Tuan, kedatangan saya kemari untuk menyampaikan surat wasiat Tuan Besar."
"Surat wasiat ?" Dahi Tuan Aryan berkerut. " Bukankah surat wasiat itu sudah kau sampaikan 3 tahun yang lalu, dan kita sudah tahu apa yang di wasiatkan ayah saya ?"
William mengangguk.
"Anda benar. Tapi masih ada satu surat wasiat lagi yang belum saya sampaikan, karena beliau berpesan untuk tidak menyampaikannya terlebih dahulu demi keselamatan nona muda. Sampai nona muda bisa menjaga dirinya sendiri, maka surat wasiat itu masih tersimpan bersama saya Tuan."
"Maksudmu ? Aku tidak mengerti."
William kembali menghela nafasnya secara perlahan.
"Begini Tuan, disurat wasiat sebelumnya kita sudah tahu jika 50 % saham perusahaan dan juga kekayaan Tuan Besar diwariskan pada Nona Akia. Namun disurat wasiat kali ini, Tuan Besar merubah dan mewariskan semua asetnya atas nama Tuan Aryan dan mewariskan semua harta kekayaannya pada anda." Ucapnya dengan ekspresi tenangnya.
"APA !!"
Tuan Aryan terkejut luar biasa, tidak menyangka jika sang ayah melakukan semua ini padanya. Sementara itu Viona diam diam tersenyum menyeringai saat mendengar isi surat wasiat yang dibacakan oleh William. Dan tentu saja semua itu tidak luput dari penglihatan seorang William yang sangat jeli.
"Kenapa ayah melakukan semua ini Will ? Bukankah Akia cucu beliau ?"
"Anda benar, tapi bukan kah suatu saat nona Akia juga yang tetap akan menjadi pewaris tunggal aset keluarga Khanza Tuan ?"
"Ah, iya kau benar Will, aku sampai lupa." Sahutnya setelah sadar.
"Kenapa bisa begitu sayang ? Bukankah nanti kita juga akan mempunyai anak ? Jadi anak kita juga harus mendapatkan hak waris atas seluruh aset ayah bukan ?" Sahut Viona cepat, wanita itu tentu saja tidak terima jika seluruh aset kekayaan keluarga Khanza beralih pada Akia seorang. Dia tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi.
William mengurai senyum tipis melihat tanggapan dari Viona. Sementara itu Akia nampak terlihat santai sambil duduk dengan satu kaki terangkat dikaki satunya.
"Sayangnya itu tidak bisa terjadi Nyonya."
"Apa maksudmu ? Kenapa tidak bisa ?" Ucap Viona menggebu.
William membuka kacamata beningnya, lalu memandang intens wajah Viona.
"Karena Tuan Besar mewariskan seluruh asetnya hanya pada cucu kandung beliau, dan itu berarti pada Nona Akia. Jika nona tidak mau menerimanya, maka seluruh aset kekayaan Tuan Besar akan diwariskan pada seluruh panti asuhan yaang berada di kota ini." Ucapnya dengan jelas.
"APA ! Kenapa bisa begitu ? Bukankah nanti anak saya juga cucu kandung ayah ?"
"Sayangnya anak kita nanti bukan cucu kandung ayah, Viona." Sahut Aryan cepat.
"Kenapa bisa begitu ?" Tanyanya lagi heran.
"Karena aku.." Ucapnya ragu.
"Karena Tuan Aryan hanyalah menantu Tuan Besar Faris nyonya."
"APA !! " Pekiknya kaget untuk kesekian kalinya.
"Kenapa kau terkejut ? Memang kenapa kalau aku hanyalah menantu ayah ? Toh kamu juga tidak kekurangan apapun bukan ?" Sahut Tuan Aryan heran saat melihat rona kaget di wajah istrinya.
"Eh..iya.maksudku.." Ucapnya gugup.
"Cih, dasar ular, kelihatan sekali kau hanya mengincar harta ayahku." Desis Akia geram.
"Akia." Tuan Aryan memandang tajam kearah putrinya, membuat Akia memutar kedua bola matanya.
"Satu lagi Tuan, jika sesuatu terjadi pada nona Akia, maka secara otomatis seluruh aset kekayaan Tuan Besar akan beralih pada nona tanpa seijin Tuan Aryan."
"Ya, aku setuju lakukan saja apa yang terbaik,,toh nanti juga semuanya akan diwariskan pada putriku. Siapa lagi yang akan meneruskan semua perusahaan Keluarga Khanza jika bukan putriku."
"Baiklah, karena urusan saya sudah selesai, saya ijin undur diri Tuan. Selamat malam."
"Terima kasih Will." Ucap Tuan Aryan sembari menjabat tangan William.
"Sama sama Tuan."
"Paman hati hati di jalan." Cicit Akia sembari memeluk tubuh pria paruh baya tersebut.
"Ya, kau juga jaga dirimu baik baik. " Balas William sembari mengecup kening Akia.
Setelah mengantar kepergian William, Akia masuk kedalam rumah menuju ke kamar nya. Tidak lama kemudian dia kembali dengan penampilan yang sudah rapi, dengan sebuah jaket hitam dan celana panjang yang terlihat sobek dibagian paha dan dengkulnya.
"Sya, mau kemana nak." Tanya sang papa ketika melihat putrinya nampak menuruni tangga.
Akia hanya melirik sekilas sang papa tanpa sedikitpun niat untuk menjawabnya.
"Tidak bisakah kau memaafkan papa Sya ?" Ucapnya lirih.
Langkah Akia terhenti, namun tanpa menoleh sedikitpun kearah papanya.
"Sakit dihatiku begitu besar pa, sampai aku sendiri tidak tahu apakah aku masih bisa memaafkan kesalahan papa atau tidak. Mungkin jika wanita itu pergi, Akia bisa memaafkan kesalahan papa. Atau mungkin juga jika Akia yang pergi menyusul mama, maka papa mungkin sudah ku maaf kan." Ucapnya dengan nada getir, lalu dia melanjutkan langkahnya sebelum papanya melihat air mata nya mengalir dikedua pipinya.
"Nak..." Panggil Tuan Aryan, namun percuma putrinya sudah pergi dari hadapannya dan tidak mungkin mendengar panggilannya.
Tuan Aryan nampak duduk disofa dengan pikiran yang nampak terlihat kusut. Tanpa terasa airmata pria paruh baya itu menetes membasahi kedua pipinya.
Mengapa kamu berkata seperti itu Sya ? Apa dengan papa melepaskan Viona bisa membuatmu kembali pada papa nak ?
Sementara itu...
Akia melajukan motor sport nya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya benar benar sangat kusut dan berantakan. Saat tiba disebuah tempat, Akia menghentikan laju motornya. Memandang sekeliling tempat itu yang memang terlihat sepi.
Langkah kakinya berhenti saat tiba didepan rumah pondok yang terlihat kecil. Hanya ada pepohonan rindang di sekeliling rumah itu, dan sebuah danau kecil berada tepat disamping rumah pondok tersebut.
Akia menyentuh dinding rumah yang terbuat dari kayu tersebut, lalu kakinya beralih berjalan kesamping rumah yang terdapat sebuah danau disana.
Tubuhnya ambruk seketika di tanah, gadis itu merasa seluruh tubuhnya tidak mempunyai tenaga. Tangannya memukul mukul keras tanah sembari menangis histeris.
"Aaaaaaaa...!!!!" Teriaknya membahana memecah kesunyian malam.
"Ma,,aku sudah tidak kuat lagi ma.." Lirihnya pilu.
Entah sampai berapa lama dia berjongkok yang pasti secara perlahan gadis itu mulai merasa kepalanya seakan berputar cepat. Semakin cepat hingga kemudian dia tidak sadarkan diri. Tubuhnya ambruk begitu saja dan tergeletak di tanah rerumputan.
Tidak lama kemudian nampak sepasang kaki panjang mendekati gadis yang tengah tergeletak pingsan. Secara perlahan mengangkat tubuh sang gadis, lalu membuka pintu pondok tersebut secara perlahan. Membaringkan tubuh lemah itu diatas dipan yang terbuat dari kayu.
Keesokan harinya....
(٢x) اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
Asyhadu allaa illaaha illallaah. (2x)
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
(٢x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. (2x)
Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
Hayya 'alashshalaah (2x)
Marilah Sholat
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
Hayya 'alalfalaah. (2x)
Marilah menuju kepada kejayaan
اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ
Ash-shalaatu khairum minan-nauum
Sholat itu lebih baik dari pada tidur
(١x) اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
( لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
Laa ilaaha illallaah
Tiada Tuhan selain Allah
Suara azhan subuh yang terdengar begitu merdu membuat sepasang mata indah mengerjap secara perlahan. Namun seketika jantungnya terasa berdetak lebih kencang, bukan terkejut karena tiba tiba dirinya berada didalam pondok. Tapi dia terkejut ketika mendengar suara seseorang yang mengumandangkan azhan subuh tersebut.
Suara ini, kenapa sama persis dengan suaranya. Kebetulan atau memang hanya pemikiran ku saja yang salah ? Tapi kenapa hatiku merasa kalau ini adalah suaranya. Hatiku merasa sangat damai, aku merindukan suaranya ketika dia mengumandangkan azhan.
Tanpa sadar Akia menyentuh gelang yang selama ini tidak pernah terlepas dari tangannya.
"Ingat pesanku, jangan pernah lepas gelang pemberianku ini." Ucapnya sembari memakaikan gelang itu di tangan Akia kecil.
"Memangnya kenapa ?" Tanya Akia kecil dengan wajah polosnya.
"Karena ketika kita dewasa aku akan mengambilnya darimu dan menjadikan kau sebagai istriku. Kita akan menikah."
Akia memejamkan matanya saat kilasan perjanjiannya di masa lalu terlintas jelas dikepalanya. Tanpa terasa air mata nya kembali mengalir sempurna.
Kau berjanji akan menemui ku, tapi sampai sekarang aku bahkan tidak tahu dimana keberadaanmu dan bagaimana juga rupamu. Apa kau tahu jika sampai saat ini aku masih menunggumu ?
Akia bangkit dari duduknya, memandang keluar pondok yang terlihat masih gelap. Hanya ada suara jangkrik yang masih dengan setia menemaninya dalam kesendirian didalam pondok. Hatinya tiba tiba terkesiap saat dia menyadari sesuatu.
"Bukankah semalam aku berada diluar ? Lalu kenapa tiba tiba sekarang aku berada didalam pondok ? Apakah ada orang yang datang kemari ? Tapi mustahil, karena hanya aku dan dia saja yang tahu tempat ini." Gumamnya pelan sembari mencoba mengingat sesuatu.
"Astaga..apa mungkin.."
TBC....
Hayyo..kira kira siapa orang yang telah membawa Akia masuk kedalam rumah pondok ya..
Next insya allah besok ya..readersku tersayang..
jangan lupa dukung autjor kece dengan tinggalkan jejak kalian. Jangan gaib ya..hehe author masih dalam mode maksa..
Salam manis dari ASKHA (Akia Sykayla Khanza).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Ayomi Hartinta
pasti azriel...
2022-10-05
0
Alan Bumi
suara adzan bukan azhan
2022-09-02
0
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
mungkin 😄
2021-10-14
0