Akia menatap acuh orang yang berada disebelahnya, berpura pura tidak memperhatikannya padahal didalam hatinya gadis itu merasa heran dengan tingkah pria yang baru beberapa kali bertemu dengannya. Dengan tetap memasang wajah datarnya, Akia memakai helm kebanggaannya.
Kini pandangan dan pikirannya nampak terlihat sangat fokus pada pertandingan yang sebentar lagi akan dimulai. Nampak sorak sorai para penonton yang mendukung idolanya masing masing.
Dengan sinis Akia melirik pria disebelahnya, sementara itu pria yang diliriknya hanya bisa mengurai senyuman tipis dibalik helmnya. Kedua motor sport itu nampak melaju dengan kencang ketika seorang wanita mengibarkan bendera kecil pertanda pertandingan sudah dimulai.
Keempat sahabat Akia nampak terlihat mengikuti jalannya pertandingan dengan hati yang terlihat harap harap cemas. Entah kenapa kali ini perasaan mereka terlihat sangat khawatir dan pesimis.
Setelah menunggu beberapa waktu akhirnya sebuah motor nampak melaju kencang mendekati garis finish. Sorak sorai penonton nampak terdengar bergemuruh ketika melihat siapa yang jadi pemenangnya.
Keempat sahabat Akia nampak spontan berdiri dengan raut wajah yang terlihat sangat terkejut. Untuk pertama kalinya seorang Akia kalah dalam pertandingan adu balap motor.
Bagaimana bisa ?, Bathin Dhafa.
Dilihatnya dibelakang nampak motor Akia berjalan mendekati garis finish. Gadis itu langsung mematikan mesin motornya, lalu melepas helm yang menutupi wajah cantiknya. Seketika keempat sahabatnya nampak tercengang sembari menelan Saliva nya dengan susah payah.
Bagaimana tidak, dihadapan mereka telah berdiri sosok Akia dengan raut wajah yang sangat masam. Terlihat sangat mengerikan apalagi ditambah tatapan matanya yang sangat dingin. Jika sudah seperti itu, dapat dipastikan bahwa suasana hati Akia sedang sangat tidak bersahabat.
Brakk !
Belum habis rasa terkejut karena kekalahan Queen mereka, kali ini mereka kembali dikejutkan dengan tindakan tiba tiba Akia yang membanting keras helmnya ketanah hingga membuat benda itu hancur seketika. Langkah kaki gadis itu terlihat berat saat melangkah mendekati pria yang sudah berhasil mengalahkannya.
Duakk !
Akia mendorong tubuh pria itu dengan sekuat tenaga. Sorot matanya terlihat sangat tajam dan menusuk.
"Apa tujuan loe ikut pertandingan ini brengsek." Umpatnya dengan wajah memerah menahan geram.
Pria itu terlihat sangat santai, bibirnya mengurai senyuman tipis.
"Ini perlombaan, siapa saja bebas untuk menunjukkan kemampuannya. Ayolah, kau jangan terlalu percaya diri. Kau pikir kau siapa sampai kau berpikir jika aku mempunyai maksud tertentu ? Pikiranmu sangat picik sekali nona." Ucap pria tersebut.
Akia memandang remeh sosok pria didepannya.
"Gue akan terima dengan kekalahan gue. Tapi ingat jika gue tahu maksud sebenarnya loe ikut pertandingan ini, jangan harap loe bisa lari dari gue. Dari awal gue sudah curiga, bagaimana bisa orang yang sok alim seperti loe bisa mengenal dunia bebas seperti ini jika loe tidak punya maksud dan tujuan yang tersembunyi." Sarkasnya tajam.
Akia kemudian berbalik pergi meninggalkan pria tersebut. Bahkan dia mengabaikan sikap khawatir dari para sahabatnya.
"Kia." Panggil Luna lirih.
Akia melirik sekilas, lalu segera menaiki motornya.
"Gue mau pulang." Ketusnya dingin.
"Tapi Kia,-" Lanjut Luna.
"Loe ga denger yang gue bilang hah !! Loe ga tuli kan !" Bentak nya keras yang sontak membuat Luna terkejut sampai tubuh gadis itu terhuyung kebelakang. Nampak genangan airmata terlihat dikedua pelupuk mata gadis itu. Dirinya benar benar syok, karena baru kali ini Akia bersikap kasar padanya.
Sementara Akia yang melihat wajah sedih Luna, hanya bisa menghela nafas pelan, mencoba menahan sejuta emosi yang hinggap didadanya.
"Sorry.." Lirihnya namun masih bisa didengar oleh Luna.
Akia langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pikirannya saat ini benar benar sangat kalut dan frustasi. Saat ini yang dia inginkan hanyalah menenangkan dirinya. Dia tidak perduli dengan pandangan aneh semua orang, juga pandangan pria itu yang terlihat mengulum senyuman tipis. Entah apa yang ada dipikirannya, yang pasti saat ini dirinya seperti terlihat senang dengan kemarahan Akia.
Dilain Tempat diwaktu yang sama
"Aku ingin kau segera membereskannya, kita sudah tidak punya waktu lagi, kau jangan mengundurnya lagi."
.....
"Baik, aku percayakan semuanya padamu, dan ingat jangan sampai Aryan tahu hal ini. Kau segeralah pergi setelah kau selesai dengan tugasmu, jangan sampai mereka menemukan mu."
Tut
Viona segera menutup sambungan telponnya, nampak seringaian licik terukir jelas dibibirnya.
"Kau akan segera merasakan akibat dari perbuatanmu bocah brengsek. Kua sudah berani bermain main denganku, sekarang rasakan kemarahan dari seorang Viona. Hahahaha.." Tawa wanita itu menggelegar memenuhi ruangan hotel tempat dia menginap.
"Baby, apa yang sedang kau lakukan ? Sepertinya kau terlihat senang ?"
Suara seorang pria ditambah pelukan erat dari arah belakang membuat Viona menyunggingkan senyumnya. Dengan segera wanita itu berbalik menatap wajah pria tampan yang masih terlihat muda untuk nya.
"Aku memang sedang bahagia Ryan. Dan saatnya aku berbagi kebahagiaan ini denganmu sayang." Ucapnya dengan nada genit.
"Oh ya ?" Sahut pria yang bernama Ryan itu dengan senyum nakalnya, bahkan tangan pria itu sudah menggerayangi tubuh Viona. " Kalau begitu ayo cepat lakukan, karena kali ini aku ingin kau yang memuaskanku baby."
"Siapa takut." Tantang Viona yang langsung menyerang Ryan dengan penuh nafsu. Keduanya lalu terhanyut dalam hubungan terlarang namun sangat membuat mereka ketagihan. Bagi Viona yang selalu haus akan ****, dia tidak pernah bisa merasa puas jka hanya dengan satu pria saja. Dia menginginkan lebih dari satu pria untuk memuaskan dirinya.
Tidak memikirkan resiko yang akan dia alami, jika suatu saat suaminya mengetahui kelakuan bejadnya. Saat ini yang ada di pikiran nya hanyalah kepuasan akan nafsu birahinya yang harus segera dituntaskan.
💞 💞 💞
"Akia mana sih ?" Celetuk Arumi dengan wajah yang sok so kan dibikin panik.
"Eh, pea bisa ga sih lo duduk anteng. Busyet deh gua pusing liat lo mondar mandir kayak setrikaan ga ada ujung ujungnya." Teriak Chiko sambil menggelengkan kepalanya frustasi melihat tingkah Arumi yang terus saja bolak balik ga jelas.
"Pea ngatain pea. Kalo lo ga mau pusing ya jangan liat. Dasar pea kok dipelihara."
"Aje buseett deh ni bocah, minta di kepret nih."
"Lo berdua bisa diem ga." Suara tegas dan dingin milik Dhafa membuat keduanya langsung terdiam.
"Ck, si beruang kutub mulai lagi." Gumam Luna pelan, namun sayangnya telinga Dhafa sangat peka hingga suara kecil Luna bisa terdengar olehnya.
"Piss." Cengirnya dengan mengangkat dua jari membentuk huruf V, saat melihat tatapan tajam milik Dhafa seakan ingin menelannya hidup hidup.
Heran gua, punya teman kok kayak beruang kutub selatan gini yak. Ngomong salah dikit langsung hup, habis di makan gua, Gumamnya dalam hati.
"Emang filmnya diputar jam berapa sih ?" Tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Jam 5 sore ." Sahut Dhafa.
Luna melirik jam yang melingkar dilengannya.
"Gila ! Ini mah 10 menit lagi. Bener bener nih anak. Molor kali dia, atau nggak lagi kencan kali ya."
Pletak
"Awww, anjir. Sakit gila, siapa lo be...ra..ni..menjitak..gu..e." Teriaknya keras, namun seketika dia menjadi gugup ketika menengok orang yang sudah berani memukul kepalanya.
"Apa ! Mau ngomong apa lo." Geram Akia yang ternyata sudah datang dengan kedua tangan berada di pinggang nya.
"Heheeh..ngga ding. Lo salah denger. Piss." Cengirnya.
"Pas pis pas pis. Mau pipis lo ?"
Luna memberengut mendengar candaan Akia, sedangkan ketiga orang temannya tampan mengulum senyum menahan ketawanya saat melihat ekspresi muka Luna yang kesal bercampur gugup.
"Udah yuk ah, udah telat nih. Kalo ngobrol mulu kapan kita liat filmnya." Ucap Arumi sembari menarik lengan Akia dan Luna. Sedangkan kedua cowok itu nampak berjalan dibelakang mengiringi langkah ketiga cewek didepannya dengan gaya sok cool nya.
\=\=\=\=\=\=\=
"Eh pea, mau sampe kapan loe nangis ?" Teriak Chiko karena kesal melihat Arumi yang terus menangis sejak dari dalam bioskop sampai keluar dari gedung bioskop tersebut.
"Eh dodol, loe ga ngerti sih gimana sedihnya gue. Lagian kenapa sih kok endingnya si wanitanya harus meninggal gitu. Kan kasian, huaaaa..." Ucapnya sambil menangis kencang.
Akia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Arumi yang terkesan lucu. Senyuman kecil terbit di bibirnya yang mungil, hanya sekilas. Namun Dhafa sempat melihat senyum itu, dan itu mampu membuat hatinya menghangat. Rasanya suda lama sekali dia tidak melihat senyuman manis di wajah Akia.
"Ar, mending kita shopping aja yuk, mau nggak." Ajaknya berusaha menenangkan hati sahabatnya itu. Karena dia sudah hafal betul bagaimana watak sahabatnya yang satu itu.
"Ayo ! Tapi loe yang belanjain gue ya. Secara kan gue bukan orang kaya kayak loe loe pada." Serunya dengan sangat antusias, seketika tangisnya pun berhenti.
Akia berdecak pelan, belum juga lima menit dia membathin dan sahabatnya itu sudah sangat semangat sekali menerima ajakannya.
Lalu mereka berlima segera melangkah menyusuri toko demi toko yang berada didalam sebuah pusat perbelanjaan tersebut. Akia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah toko sepatu. Bersama dengan Luna gadis itu tengah sibuk memilih milih model sepatu yang kira kira membuatnya tertarik.
Dan pilihan Akia jatuh pada sepatu sneakers berwarna putih dengan corak garis biru dibagian samping kanan dan kirinya. Dengan pelan tangannya hendak meraih sepatu itu, namun malang disaat bersamaan sebuah tangan juga memegang sepatu yang dia pilih itu.
"Maaf, tapi saya sudah memilih sepatu ini." Ucap Akia sedikit sopan.
"Tapi aku juga menginginkan sepatu ini." Sahut suara seseorang disebelahnya.
Akia mengrenyit pelan ketika mendengar suara yang agak familiar di telinga nya. Lalu gadis itu menoleh ke arah samping, seketika matanya membelalak sempurna melihat sosok yang tengah berdiri disampingnya.
"Loe !"
"Akia !"
TBC.
Alhamdulillah eps 11 sudah up lagi.
Terus dukung author kece ya..tinggalin jempolnya buat author..😘
Salam sayang dari ASKHA🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Alan Bumi
kau sudah
2022-09-04
0
Alan Bumi
kau sudah
2022-09-04
0
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
akia 😀
2021-10-15
0