Pondok Pesantren Al-Amin
Seorang lelaki muda dengan perawakan tubuh yang gagah dan kekar, serta hidungnya yang mancung, kedua mata yang memiliki sorot mata elang. Bulu mata yang terlihat lentik menambah daya tarik plus untuk pria tersebut. Sungguh anugerah Tuhan yang begitu nyata.
Berdiri dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana hitamnya yang berpadu padan dengan baju koko lengan panjang yang berwarna putih, warna kesukaannya. Pandangan matanya terlihat menjurus keluar jendela, menatap intens pada beberapa santri dan santriwati yang tengah sibuk dengan kegiatan masing masing. Ada yang membaca Alquran, bersenda gurau, ada yang sedang membersihkan ruangan dll.
"Riel.."
Azriel, pria itu menoleh sesaat ketika seseorang memanggilnya. Tersenyum kilas, lalu kembali meneruskan kegiatannya memperhatikan para anak didiknya.
"Abah memanggilmu."
"Apa abah sudah pulang ?"
"Ya, beliau menunggu di rumah utama."
"Baiklah, aku kesana sebentar lagi."
Pria itu berbalik, namun belum sampai dia menghilang, Azriel tiba tiba memanggilnya.
"Yo." Panggilnya membuat Rio kembali berpaling padanya.
"Setelah ini apa aku ada jam kosong ?"
Rio tersenyum. " Setelah selesai mengajar, waktu anda free bos."
"Kau ! Panggillah seperti biasa, jangan terlalu formal." Rio mengangguk.
"Baiklah, kau boleh pergi." Titahnya kembali.
Azriel, pria itu kembali menghela nafasnya yang terasa berat. Entah apa yang ada dipikiran pria itu. Yang jelas saat ini hatinya merasa gundah.
Ya Allah, Tuhanku. Jangan sampai aku merasakan cinta yang melebihi rasa cintaku padaMu. Aku pasrahkan hidup dan matiku padamu seutuhnya, karena Engkaulah yang maha mempunyai kuasa didunia ini.
Ya Allah, ampunilah dosaku yang begitu besar karena sempat berpaling darimu. Aku bersyukur Engkau telah memberi kesempatan padaku untuk bisa merasakan kasihMu. Aku hanyalah orang yang hina dan kotor. Namun Engkau dengan kasihmu mengulurkan tanganMU ketika aku hampir kehilangan nyawaku .
Ya, semenjak kejadian waktu dulu yang hampir membuat nyawanya melayang, Azriel sadar bahwa apa yang selama ini dia lakukan dan kerjakan sangat bertentangan dengan agamanya. Dunianya yang dulu begitu hitam dan kelam. Bahkan kedua orangtuanya hampir merasa frustasi dengan tingkah dan kelakuan anak semata wayang mereka. Hanya doa yang bisa mereka panjatkan, berharap Tuhan YME bisa menurunkan hidayah untuknya.
Ya, kalian semua benar, Azriel adalah sosok pria yang kejam dan berdarah dingin. Setiap hari pekerjaannya tidak jauh dari membunuh dan bertransaksi barang barang haram. Bagi seorang Mafia kejam seperti dirinya, uang dan kekuasaan adalah hal yang paling dia gemari. Tidak perduli bagaimana cara dia mendapatkan itu semua.
Tidak ada yang tahu sebab kenapa dia bisa menjadi anak yang berandal dan arogan. Padahal jika ditelisik lebih dalam, seluruh keluarganya adalah tokoh agamis. Yang sangat menjunjung tinggi nilai dan norma agama. Bahkan abahnya adalah seorang kyai dan pemilik ponpes terbesar dan terkenal di daerahnya, yaitu Kuningan.
Berbagai cara telah dilakukan oleh abah nya, namun semua itu tidak pernah membuahkan hasil. Bahkan Azriel semakin membuas, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Negara Paris. Itu semua dia lakukan demi menghindari abah nya, dan juga demi kelancaran pekerjaannya tanpa seorang pun yang mengganggunya.
Bertahun tahun dia menggeluti pekerjaan haramnya, hingga suatu ketika sebuah kecelakaan pesawat terjadi ketika dia hendak melakukan perjalanan bisnis keNegara Jepang. Tentunya untuk melakukan transaksi besar besaran.
Namun naas, ketika baru beberapa menit lepas landas, pesawat pribadinya tiba tiba meledak di udara, menyisakan puing puing yang berhamburan ditengah lautan. Sempat beredar kabar jika semua orang yang berada didalam pesawat yang meledak itu tidak ada yang selamat. Baik itu dua orang pilot dan 5 orang pramugari, dan tentu ditambah demgan dirinya.
Berita itu sampai membuat umminya mengalami guncangan keras akibat syok yang begitu dalam. Dan itu membuat kesehatan wanita paruh baya itu drop seketika.
Azriel kembali menghela nafasnya dalam dalam. Mengingat kejadian lalu yang hampir membuat nyawanya menghilang. Masih dia ingat saat detik detik pesawat mengalami guncangan keras dan pada akhirmya meledak dengan suaranya yang begitu keras menggemuruh diudara. Diwaktu yang bersamaan, dia merasa seakan ada sebuah tangan besar menariknya keluar dari dalam pesawat, sosok tubuh yang memancarkan sinar putih, dan memakai jubah berwarna putih juga.
Dengan damai nya sosok itu tersenyum lalu menariknya untuk loncat terjun bebas dari ketinggian berapa ratus ribu meter. Tidak ada yang diingatnya kemudian, karena saking takutnya hingga membuat dirinya pingsan. Dan setelah dia bangun, dia terkejut ketika mendapati dirinya telah berada di sebuah rumah kecil dengan seorang pria muda yang saat ini menjadi tangan kanannya, Rio Windarto.
Azriel mengusap wajahnya dengan kasar, kembali menghirup nafasnya dalam, lalu beranjak keluar dari ruangan tersebut menuju kerumah utama.
Bisik bisik para santriwati mulai terdengar kala dia melewati beberapa ruangan kelas.
"Aaaa,,itu ustadz Azriel. Dia sungguh tampan sekali." Gumam salah satu santriwati.
"Kau benar, beliau memang tampan. Mirip artis lee Min ho." Ucap yang lainnya.
"Sayang dia dingin dan cuek ya. Padahal aku mengidolakannya." Sahut temannya yang lain.
Masih banyak bisik bisik yang terdengar sampai ditelinga Azriel. Sedangkan pria itu, bukannya merasa senang karena mendapat pujian. Dia malah beristighfar berkali kali.
Astaghfirullah...astaghfirullah. Ya Allah ampuni hamba, cabutlah dosaku, bukan inginku mempunyai wajah yang tampan ini, tapi semua itu Engkaulah yang memberikannya padaku. Jangan jadikan aku seorang hamba yang kufur nikmat dan sombong karena mendapat kan wajah yang tampan ini. Astaghfirullah.
Berkali kali dia mengucapkan istighfar, sembari mempercepat laju langkah kakinya. Dia ingin segera sampai di rumah utama. Tempat dimana abah nya sudah menunggu kedatangannya.
Sesampainya disana, dia langsung duduk disebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu jati. Mengabaikan tatapan abah nya yang seperti hendak mengguliti tubuhnya hidup hidup. Itu dikarenakan putranya itu terlihat ngos ngosan dan melupakan sesuatu.
"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh." Sindirnya keras pada putranya.
Azriel tersentak, seketika dia langsung berdiri menghampiri abahnya. Mencium tangan sang abah yang terasa dingin dan sejuk ketika dia menyentuhnya.
"Asalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuhu. Maaf abah, Riel lupa. Hehe." Ucapnya dengan cengiran tipis di bibirnya.
"Ono opo le ? Mukamu kok kusut gitu. Ndang lihat to, keringatmu sampe bercucuran gitu." Ucap Abahnya dengan bahasa campuran antara Jawa dan indonesia. Maklum, sang abah memang asli dari daerah Jawa Timur, jadi logat Jawanya terasa kental sekali.
Ono opo\= ada apa.
Azriel menatap tubuhnya yang sedikit berantakan, kemudian mengulum senyum simpul karena merasa malu.
"Ojo ngomong kalo kamu lagi mlayu mlayu karena jadi omongan para santriwati to." Tebak abahnya yang ternyata tepat sasaran.
Ojo ngomong \= jangan bilang
Mlayu mlayu\= lari lari.
Azriel kembali tersenyum tipis.
"La trus gimana lagi abah, putramu ini memang tampan." Ucapnya sedikit sombong.
"Istighfar le,, sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang orang yang sombong." Ucapnya lagi mengingatkan pada sang putranya.
"Inggih abah." Jawabnya halus.
Inggih\= Baik atau iya.
Ahmad Yasir El Fahrenzi, ayah Azriel hanya tersenyum tipis melihat sikap putranya yang kini sudah berubah total. Tidak ada lagi bantahan ataupun arogan dan brutal. Yang dihadapannya kini adalah sosok pria yang lembut, ramah dan penyabar. Sungguh itu semua membuat pria itu merasa sangat bahagia.
"Abah, Rio bilang jika abah mencariku ?" Tanyanya sambil beranjak bangun lalu duduk disebelah abah nya.
"Oh iya, abah lupa, Astaghfirullah." Ucapnya beristighfar. " Kau ingat dengan kakek Faris sahabat kakekmu nak ?"
Azriel mengetuk ngetuk telunjuknya didagu, mencoba mengingat ingat sosok sahabat karib almarhum kakeknya.
"Iya abah, Riel ingat." Jawabnya sesaat setelah mengingat sosok yang dimaksud abah nya. " Lalu ?"
"Nak, begini. Dulu kakekmu dan kakek Faris pernah mempunyai niat untuk menjodohkan cucu mereka, dan abah serta ummimu menyetujui rencana kakekmu. Dan sekarang setelah sekian tahun, abah ingin mewujudkan rencana kakekmu, apa kau setuju nak ?" Tanyanya hati hati.
Azriel sontak membeku. Pikirannya mendadak bergemuruh, ada rasa senang namun identik rasa sedih yang begitu besar. Dia terdiam lama, wajahnya menatap intens raut muka abah nya yang terlihat cemas menunggu jawabannya.
"Jika abah bahagia maka lakukan saja. Apapun pilihan abah, Riel yakin itu pasti yang terbaik buat Riel." Ucapnya tulus.
TBC
Alhamdulilah akhirnya bisa menyelesaikan eps ini. Maaf jika masih ada kekurangan dalam kata kata. Jika ada nama tokoh ataupun tempat yang kira kira sama,mohon maaf itu semua diluar jangkauan author, karena jujur semua yang ada di cerita ini adalah real angan angan dan bayangan semata milik author. semuanya cerita halu author, bukan kisah nyata.🤗
Terima kasih, jangan lupa terus dukung author ya, jangan lupa tinggalkan jejak..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Herlinatriyono 786
di jodohkan dengan akia
2024-04-30
0
susi 2020
🥰🥰🥰🥰
2023-03-09
0
susi 2020
🤫🤫🤫😍
2023-03-09
0