"Tunggu !"
Akia berbalik menatap pada orang yang tengah memanggilnya.
"Aku menerima perjodohan ini. Apapun dan bagaimanapun keadaanmu aku sama sekali tidak mempermasalahkannya." Ucap Azriel yang mana membuat Viona mengepalkan kedua tangannya.
Sementara Akia menatap sinis pada pria yang berdiri didepannya. Dengan bersidekap dada, gadis itu melontarkan kata kata yang membuat sang papa terkejut.
"Sayangnya gue sudah tidak berminat dengan perjodohan ini. Dan gue harap anda tidak kecewa Tuan Azriel yang terhorma, permisi."
Azriel menatap penuh arti kepergian Akia, entah apa yang ada di pikiran nya itu, yang pasti ada sedikit senyuman yang tersungging di bibirnya yang tipis.
Tuan Aryan yang merasa tidak enak pada tamunya, berusaha meminta maaf atas kelancangan putrinya.
"Saya meminta maaf atas perilaku putri saya pak Kyai. Saya sangat menyesal dengan sikap kasar putri saya." Ucapnya dengan nada penuh penyesalan.
Abah Ahmad hanya tersenyum lebar menanggapi permintaan maaf calon besannya itu.
"Tidak apa apa pak Aryan, anda jangan khawatir. Kami baik baik saja, dan anda tenang saja setelah melihat reaksi anak kami, kita akan tetap melanjutkan perjodohan ini. Masalah Akia biar nanti menjadi urusan Azriel saja. Piye le kamu bisa to ngebujuk Akia ?"
Azriel mengangguk mantap akan perintah yang diberikan oleh abah nya.
"Insya Allah Azriel siap abah. Mohon doakan anakmu ini."
Abah Ahmad tersenyum, lalu kemudian menatap calon besannya.
"Nanti jika suasananya sudah membaik, kami akan datang lagi kemari untuk langsung mengkhitbah putri anda Pak Aryan."
Dengan rasa bahagia Tuan Aryan menyetujui usulan abah Ahmad. Setelah dirasa semuanya selesai, mereka lalu bergegas untuk berpamitan kembali ke pesantren.
***
Siang ini udara terasa sedikit panas, membuat siapapun orang akan merasa malas untuk keluar rumah, takut hitam, begitu kebanyakan orang beralasan.
Namun hal itu tidak berlaku untuk seorang gadis yang sedang asik melajukan motor sport nya dengan kecepatan lumayan tinggi menembus padatnya lalu lintas kota Jakarta.
"Huh,, Jakarta selalu begini, baru saja keluar, gue sudah di suguhi pemandangan parah begini. Oh..Jakarta kapan kau tidak akan macet lagi." Gerutunya sembari menunggu lancarnya lalu lintas. Berkali kali dia melirik jam tangannya, takut jika dia akan terlambat. Untuk pertama kalinya, hari ini dia berangkat kekantor menggantikan papanya yang ada perjalanan bisnis ke luar negeri.
Ditengah kemacetan yang parah tersebut, alis Akia bergulir naik sebelah. Lalu tanpa basa basi, gadis itu melepas helmnya dan segera berjalan ke arah sosok didepannya.
"Kakek mau kemana ?" Teriaknya keras berusaha mengalahkan suara bising kendaraan.
"Kakek hendak menyebarang kearah sana cu, tapi kakek takut." Ucap pria tua tersebut dengan tubuhnya yang gemetar sembari memegang sebuah tongkat ditangan kanannya. Sedangkan ditangan kiri, beliau nampak memegang sebuah kantong plastik berwarna hitam.
"Memang kakek mau kemana ? Ayo Kia bantu menyeberang ya." Ajaknya sambil menoleh kekanan dan ke kiri.
Dengan sangat antusias kakek itu mengangguk setuju. Dengan kaki tuanya yang sudah tertatih tatih, kakek itu menerima uluran tangan Akia yang menuntunnya untuk menyeberangi jalan.
Dengan sebelah tangannya yang terangkat keatas, Akia membawa sang kakek menyeberangi jalan diatas zebra cross. Untung saja lalu lintas sangat ramai dan macet, jadi Akia tidak terlalu merasa khawatir akan tertabrak laju kendaraan.
"Riel..bukannya itu cewek bar bar itu ya." Celetuk Rio saat melihat Akia yang melintas didepan mobil mereka.
Azriel yang sedang fokus menatap ponselnya , sontak langsung menengadah dan menatap kearah yang ditunjuk oleh Rio. Sejenak matanya memicing lalu kemudian senyuman lebar menghiasi bibirnya. Dilihatnya gadis itu yang sedang asik menuntun seorang kakek tua untuk menyeberang. Setelah berhasil membantu sang kakek, gadis itu kembali menyeberangi jalan dan melintas tepat didepan mobilnya.
"Kok loe malah tersenyum sih." Tanya Rio dengan wajah yang tersirat keheranan.
"Lihatlah, bagaimana aku tidak mencintainya ? Walaupun diluar dia berubah kasar dan arogan, tapi hatinya tidak pernah berubah. Selalu baik dan lembut, seperti dulu. Dia selalu menjadi Anzhaku yang lembut dan ramah."
"Lalu kenapa dia tidak ingat sama loe ?"
"Entahlah, aku juga bingung." Desahnya pelan. " Sudahlah jangan membahas ini dulu, saat ini yang harus kita pikirkan bagaimana caranya kita keluar dari jebakan macet ini. Kita ada meeting penting, jangan sampai kita terlambat." Tambahnya lagi dengan nada sedikit khawatir.
"Siap, loe tenang saja."
Dengan sigap Rio segera memacu kendaraannya mencari selah selah diantara kemacetan yang nampak memenuhi jalan. Hampir setengah jam lamanya mereka terjebak macet, lalu Rio langsung melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi kala jalanan sudah kembali normal.
***
K.Z GROUP
Akia melangkah pelan menuju pintu masuk kantor. Melenggang santai dengan wajah datarnya, kedatangannya langsung disambut oleh resepsionis yang sudah berdiri di pintu masuk.
"Selamat siang Nona.." Sapa nya.
"Hmm.."
"Apa perwakilan dari perusahaaan Azr.Corp sudah datang ?" Tanyanya datar.
"Belum nona, tapi saat ini anda sedang ditunggu oleh tuan Dhafa diruangan anda." Ucapnya lagi sopan.
"Cih,,dasar. Siapa yang bos siapa yang berlagak bos. Kalau bukan karena pria tua itu sedang pergi ke Jerman, mana mau gua datang kesini. Membuang waktu saja." Gerutunya pelan namun masih terdengar oleh karyawannya, membuatnya tanpa sadar tersenyum tipis.
"Saya undur diri nona." Pamitnya.
"Pergilah." Tandasnya dingin.
Lalu Akia kembali berjalan menuju lift khusus untuk pimpinan perusahaan saja. Menekan tombolnya menuju lantai 25. Dahinya sedikit berkerut ketika dia sudah berada didepan ruangan yang bertuliskan Presdir. Disana di depan ruangan papanya telah duduk seorang gadis yang sepertinya agak familiar untuknya.
"Selamat siang Nona ?" Sapa gadis itu dengan senyum ramah.
"Loe, ngapain disini ?"
Pertanyaan Akia seketika membuat gadis itu terlihat panik, terbukti dengan wajahnya yang seketika memucat dengan tubuh yang gemetar.
"Gue nanya, kenapa loe malah takut seolah olah loe habis lihat hantu aja."
"It-itu..nona..saya.."
"Bukannya loe sendiri yang nyuruh dia untuk datang kekantor ini ya. Dan memberi perintah sama gue buat ngasih ni bocah pekerjaan ? Apa loe lupa Sya ?" Tiba tiba Dhafa muncul disaat gadis itu terlihat ketakutan.
Akia memutar kisah masa kemaren, lalu tersenyum simpul pada gadis didepannya.
"Kalo tidak salah nama loe Akila ya ? Sorry gue lupa. Ya sudah lanjutin pekerjaan loe, gue mau masuk dulu."
"Terima kasih non."
"Panggil gue Kia saja, loe sekarang sahabat gue."
"Tapi.."
"Tidak ada bantahan." Ucapnya sambil berlalu pergi.
Akila menghela nafas lega, bibirnya mengurai senyuman tipis.Dalam hati dia bersyukur bisa bertemu dengan orang sebaik Akia.
"Jangan bengong, cepat kerjakan tugasmu. Kamu digaji buat kerja, bukan buat ngelamunin yang tidak penting." Sahut Dhafa dengan suara dinginnya.
Akila tersentak dari lamunannya, tersadar jika masih ada bosnya yang berdiri disisi mejanya. Namun ada sedikit rasa kesal didalam hatinya karena ulah dari asisten pribadi bosnya itu. Dhafa memang selalu bersikap dingin dan ketus jika berbicara padanya.
Dasar manusia kutub. sekali bicara ya ampun bikin hati sakit tak berujung. Sabar..sabar..astaghfirullah, Gumamnya beristighfar.
"M-maaf Tuan." Ucapnya dengan sedikit menundukkan kepalanya.
***
Beberapa menit kemudian pintu ruangan Akia diketuk dari luar. Terdengar daun pintu terbuka saat dia memberi perintah untuk masuk. Terlihat sekretaris barunya, Akila menghampirinya dengan membawa sebuah map.
"Nona, pimpinan Azr.Corp sudah menunggu diruang rapat."
Akia mendongak, lalu segera beranjak dari kursi kebesarannya, lalu memperbaiki penampilannya. Akila sedikit memicingkan matanya kala melihat penampilan bosnya. Menatap bingung pada wajah Akia, pasalnya bosnya saat ini hanya mengenakan celana jins panjang berwarna biru dongker, dan kemeja putih berlengan pendek, tidak lupa dengan sepasang sneakers putih menghiasi kakinya. Sungguh seperti bukan style untuk kekantor.
"Kok loe malah bengong ?" Tanyanya sambil mengibas ngibaskan tangannya didepan wajah Akila, membuat gadis itu terkejut.
"Ma-maaf nona, bukan maksud saya lancang, tapi apa nona benar benar ingin menghadiri rapat dengan baju anda yang.."
"Ada yang aneh sama baju gue ?" Nada suara Akia terdengar tidak suka.
"Maaf nona saya sudah lancang." Jawabnya sambil menunduk.
"Beginilah style gue Kila, gue lebih suka jadi diri gue sendiri tanpa harus meniru orang lain. Sudah jangan banyak bicara, kita sudah terlambat." Ucapnya dengan nada tegas.
Tanpa sepengetahuan Akia, gadis itu tersenyum lebar. Tidak ingin bosnya menunggu lama, dengan cepat gadis itu menyusul langkah Akia menuju ruang rapat.
Anda memang hebat, nona. Saya salut sama anda.
Pintu ruang rapat terbuka dan memunculkan wajah cantik seorang Akia. Membuat beberapa pasang mata menatap lapar pada gadis itu. Bagaimana tidak, menurut mereka penampilan Akia sangatlah seksi walaupun hanya memakai celana jins panjang dan kemeja putih dan dirangkap dengan Blazer tanpa kancing warna senada dengan celananya. Nampak terlihat dengan sangat jelas beberapa mata jalang menelan salivanya dengan kasar.
Namun berbeda dengan seseorang yang berada diujung meja panjang itu. Melihat Akia yang baru masuk kedalam ruang rapat dengan penampilan seperti itu, sontak membuatnya langsung memalingkan wajahnya dengan mengucap istighfar berkali kali. Namun seketika wajahnya memerah menahan amarah, kala matanya menatap berkeliling dan mendapati beberapa pasang mata yang menatap gadis itu dengan pandangan mata buasnya.
"Selamat siang..mohon maaf saya sedikit terlambat." Sapanya sembari sedikit membungkukkan badannya.
"Tidak apa apa nona, seumur hiduppun saya sanggup menunggu anda." Ujar salah seorang pria yang hadir disana.
Akia mengurai senyum tipis, walau dalam hatinya mengumpat kesal pada pria didepannya, namun sekuat tenaga dia bersikap wajar.
Dasar pria hidung belang.Rutuknya dalam hati.
"Sebelumnya saya ingin menyampaikan permintaan maaf pada rekan rekan bisnis semua atas ketidakhadiran Tuan Aryan selaku pimpinan tertinggi pemegang saham. Dikarenakan beliau sedang ada perjalanan bisnis, maka dari itu saya selaku wakil Presdir menggantikan beliau untuk rapat hari ini. Jadi saya minta untuk kerjasamanya."
Akia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Mengabsen satu persatu wajah para pemegang saham. Namun seketika pandangannya berhenti pada seseorang yang sedang duduk diujung meja yang saat ini sedang memandang dirinya dengan sorot mata tajam nya.
Dia ? Kenapa ada dia disini sih ? Sial,, kali ini gue bernasib sial sekali. Rutuknya dalam hati.
TBC
alhamdulillah..sudah bisa update..
yuks ah giliran para sahabat yang mendukung author kece ya..
jangan lupa tinggalkan jejak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
hati ❤💞
2021-10-15
0
Reirin Mitsu
Jiah, ketemu lagi.
2021-06-07
0
Kiniwati
akia jangan terlalu sombong dan congkak itu bisa menjadi kamamu sendiri,☹️☹️
2021-06-05
2