Setelah rapat dengan pada pemegang saham usai, Akia dan Dhafa beserta dengan Akila mulai membereskan berkas berkas penting. Dilihatnya ruang rapat yang mulai kosong, dan beberapa rekan bisnisnya mulai beranjak keluar dari ruangan tersebut. Menyisakan dirinya dan seseorang yang kini sedang menatapnya tajam.
Tanpa mengindahkan tatapan pria itu, Akia berdiri dari duduknya hendak menuju pintu keluar.
"Saya masih ada beberapa urusan yang perlu saya bicarakan dengan anda nona Akia, jadi saya minta untuk anda tetap berada disini." Suara bariton itu menggema diruangan tersebut.
Dhafa melirik kearah Akia lalu beralih pada pria yang masih duduk di kursi dengan tangan yang bersidekap didadanya.
"Jangan khawatir Tuan Dhafa, saya tidak akan mencelakai calon istri saya." Ujarnya yang sontak membuat Dhafa dan Akia terkejut seketika.
"Loe !" Geram Akia pada pria didepannya.
Dhafa memandang Akia lalu menggelengkan kepalanya.
"Apapun yang dikatakan olehnya, sepertinya loe harus nyelesaiin urusan loe dengannya Kia." Saran Dhafa pada Akia.
"Gue ga punya urusan apapun dengannya." Ketusnya.
"Kia..gue mohon, ini demi kebaikan loe juga. Loe mau tiap hari dikejar kejar ni orang ?" Tanya Dhafa.
Akia mendengus kasar karena sadar apa yang diucapkan Dhafa adalah benar. Dengan rasa malas, gadis itu lalu kembali duduk dengan tangan yang mengetuk ngetuk meja sambil memandang kearah lain.
Merasa sadar jika mereka berdua membutuhkan privasi, Dhafa lalu berjalan hendak menuju pintu keluar.
"Tunggu Tuan Dhafa, saya minta anda juga tetap berada disini ?" Perintah pria itu dengan bibir mengurai senyuman lebar.
"Tapi..bukankah Tuan..."
"Azriel ! Panggil saja begitu." Potong Azriel cepat.
"Baiklah..Maksud saya bukankah Tuan Azriel hendak bicara empat mata dengan Nona Akia ? Saya tidak ingin menjadi pengganggu disini, lebih baik saya menunggu diluar Tuan." Jawab Dhafa sopan.
"Tidak apa apa. Disini juga ada Asisten saya Rio. Saya hanya tidak ingin terjadi fitnah, bagaimanapun dia bukan mahram saya." Pinta Azriel.
"Baiklah Tuan, sesuai permintaan anda." Jawab Dhafa dengan tersenyum kilas.
Dia benar benar pria yang baik. Mungkin jika bersama dengan pria ini, sikap Akia akan berubah. Benar yang dikatakan Tuan Besar, setelah melihatmu sendiri aku akan bersedia membantu rencana Tuan Besar. Sorry Kia, tapi ini demi kebaikan loe juga.
"Cih sok alim. Sekalian aja loe panggil ustadz kesini." Ketus Akia dengan menatap sinis kearah Azriel. "Cepat katakan ! Gue tidak punya waktu banyak."
Azriel kembali tersenyum melihat wajah ketus Akia. Pria itu membenarkan posisi duduknya menjadi tegap.
"Kita akan tetap menikah." Ucapnya tegas.
***
Brukk
Viona melempar amplop cokelat berukuran kecil didepan pria yang berwajah sangar. Saat ini keduanya tengah berada didalam sebuah kamar hotel. Sengaja Viona memilih hotel supaya tidak ada yang bisa mencuri dengar pembicaraannya.
"Itu bayaran kamu, baru setengahnya, sisanya akan aku bayar setelah pekerjaanmu selesai."
Pria berwajah sangar itu nampak menyeringai seram, lalu meraih amplop yang berada didepannya. Seringaiannya bertambah lebar saat melihat isi didalam amplop yang terlihat agak tebal.
"Aku tidak ingin ada kegagalan lagi. Cukup kemaren anak buahmu yang bodoh itu gagal dalam misinya. Kali ini aku tidak ingin mendengar kata gagal. Aku ingin gadis itu secepatnya pergi dari kehidupan aku dan Aryan." Ucap Viona dengan seringaian iblisnya.
"Kau tenang saja sayang, semua akan sesuatu dengan keinginanmu. Aku pastikan gadis itu akan lenyap ditanganku."
"Kapan kau akan melaksanakan rencanamu ?" Tanya Viona.
"Dua hari lagi, saat pertandingan diadakan, akan kubuat seolah olah itu adalah kecelakaan. Dan kau tenang saja, aku tidak akan meninggalkan jejak."
"Bagus, aku tunggu kabar baik darimu. Ingat jika sampai kau ketahuan, jangan pernah sebut namaku. Dan satu lagi setelah selesai dengan rencanamu, pergilah yang jauh dan jangan muncul di Negeri ini. Kau mengerti." Ketus Viona tajam.
"Aku mengerti, tapi selain uang aku juga butuh sesuatu." Ujar pria itu dengan senyum licik nya.
"Apa ?" Tanya Viona tajam.
Pria itu menyeringai, lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Viona hendak membisikkan sesuatu. Namun tiba tiba pria itu menjilat bahu Viona yang terbuka, dan menggigit daun telinga Viona dengan sensual.
"Aku butuh pelayananmu di ranjang sayang. Kau puaskan aku malam ini lalu aku akan melaksanakan keinginanmu dengan sangat memuaskan."
"Aku tidak sudi melayani pria sepertimu. Kau bukan levelku." Ucapnya mengejek pria disebelahnya.
Pria itu mengeraskan rahangnya pertanda amarah menguasai kepalanya. Dia tidak terima Viona merendahkan dirinya. Dengan kasar ditariknya tubuh wanita itu lalu mengungkungnya dibawah tubuhnya.
"Aku tidak butuh penolakan, beraninya kau menghina ku. Akan aku pastikan bahwa kau sendiri yang akan merengek rengek padaku setelah kau merasakan tubuhku j****g."
Lalu tanpa aba aba pria itu menyerang Viona dengan membabi buta, membuat wanita itu berontak kuat. Namun apa daya, tenaganya kalah jauh dengan pria yang memang memiliki tubuh kekar dan besar itu.
Namun lama kelamaan pemberontakan Viona berubah menjadi desahan berkepanjangan. Wanita itu benar benar dibuat kewalahan dengan perlakuan pria itu yang sangat memabukkan. Dapat Viona rasakan jika dia sangat puas dengan pelayanan pria tersebut. Ada sedikit rasa yang tidak dia dapat dari Aryan ataupun Ryan.
Setelah dua jam lamanya pria itu mencapai kepuasannya berbarengan dengan tubuh Viona yang juga telah mencapai titik kepuasannya. Nampak wajah lelah wanita itu, namun tidak dapat dipungkiri dirinya merasakan kepuasan yang tiada tara.
"Bagaimana ? Apa kau masih meragukan kemampuanku." Tanya pria itu pada Viona.
Viona mendengus kesal.
"Sial ! Kutarik ucapanku, setelah rencana ini berhasil, kau jangan pergi. Tetaplah disisiku, aku membutuhkanmu. Dan usahakan jangan sampai kau tertangkap."
Pria itu tertawa keras, seakan berhasil memenangkan sebuah undian. Dengan gerakan cepat pria itu kembali menghujamkan miliknya pada tubuh Viona lalu mencumbunya kembali.
"Kau sangat menggoda sayang, malam ini aku tidak akan melepasmu sedetikpun. Akan kubuat kau tidak bisa berjalan esok." Ucapnya ditengah tengah kegiatannya.
"Sialan kau..aaaaaahhhh.." Pekiknya tiba tiba saat pria itu menghujamkan senjatanya semakin dalam.
Dan malam itu keduanya terus melakukan pergumulan itu tanpa jeda sedikitpun.Mereka bahkan melakukan perbuatan hina
itu semalaman penuh, dan berakhir saat pagi menjelang. Keduanya tergeletak pulas dengan nafas yang terlihat turun naik. Mereka tidak sadar jika perbuatan terlarang itu terekam kamera CCTV yang tergeletak ditempat tersembunyi.
***
Dilain tempat, seringaian penuh kepuasan terukir jelas di wajah sosok yang saat ini memperhatikan dengan jelas pergulatan panas pria dan wanita yang ada di video tersebut. Walaupun dia tidak bisa mendengar dengan jelas percakapan mereka berdua, namun setidaknya dia mempunyai bukti nyata perbuatan wanita tersebut.
"Pekerjaanmu sempurna, aku sangat puas dengan hasilnya." Ucapnya lalu dia membuka laci disamping mejanya, menarik sebuah amplop kecil yang terlihat agak tebal.
"Ini bonus karena hasil kerjamu yang sangat bagus. Terimalah." Ujarnya sembari memberikan amplop itu pada anak buah didepannya.
Pria itu menerima amplop tersebut setelah sebelumnya membungkukkan badannya pertanda hormat. Matanya membelalak dengan sangat lebar seketika saat melihat jumlah uang didalam amplop yang begitu besar. Dengan tangan yag gemetar pria itu memandang wajah bosnya.
"Kenapa ? Kurang ?" Tanya bosnya.
"T-tidak b-bos. T- tapi uang ini sangat besar jumlahnya. Saya tidak pantas menerima uang ini, padahal yang saya kerjakan hanyalah pekerjaan sepele." Ucap pria itu dengan suara gugup.
Bosnya hanya tersenyum." Terimalah, aku tahu kau sedang membutuhkan uang. Ibumu harus di operasi bukan ? Lalu adikmu juga butuh biaya sekolah. Gunakan uang itu untuk biaya berobat ibumu dan juga biaya sekolah adikmu. Jika tidak cukup, katakan saja padaku, nanti aku akan membayar lunas biaya berobat ibumu."
Seketika pria itu ambruk dilantai. Menangis haru karena kebaikan bosnya.
"Terima kasih bos..anda sangat baik. Saya akan selalu setia padamu bos."
"Terima kasih akan kesetiaanmu padaku Vin, demi kesembuhan ibumu aku akan melakukan apapun. Sekarang pergilah dan bawa segera ibumu kerumah sakit." Perintahnya.
Tanpa membantah pria yang bernama Vino itu segera pergi dari hadapan bosnya dengan perasaan bahagia. Meninggalkan bosnya yang nampak masih memandang tajam Video didepannya.
Kau bermain main dengan orang yang salah j****g. Kali ini aku tidak akan melepasmu. Aku ikuti permainan mu j****g, akan aku pastikan kau sendiri yang akan masuk dan terjebak dalam permainan mu sendiri.
TBC...
Alhamdulillah..akhirnya episode ini bisa terselesaikan. Maaf jika masih ada typo.
Waktunya dukung author ya..
Like ~ koment~ vote nya ya sahabat.
Mampir juga di cerita aku yang lain..
"MIA SI SATPAM CANTIK".
salam bahagia dari ASKHA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Kimmy Hannara
Astaghfirullah.... ini mah The real jalang, 👊
2021-10-18
0
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
sendiri 😄
2021-10-15
0
🐾♎🕸️ Alaska 12🕸️⚖️🐾
Dasar Viona ini toilet umum berjalan 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2021-08-27
0