Reyhan menatap wajah gadis yang berada didepannya dengan empat orang yang justru terlihat bagaikan bodyguardnya. Dia tersenyum tipis saat melihat pandangan mata mereka yang sedang menelisik tajam padanya. Sedikit menggelengkan kepalanya sembari duduk didepan gadis itu. Saat ini mereka tengah berada di sebuah warung kecil dipinggir jalan.
Akia menatap sinis pria didepannya, merasa terganggu dia mengalihkan pandangan matanya kearah Dhafa. Seakan mengerti, Dhafa beranjak berdiri lalu menyambut kedatangan Reyhan.
"Saya harap anda sudah tahu jika pertarungan sudah berakhir Tuan Reyhan Bharata." Ucapnya sedikit membungkukkan badannya, namun sorot matanya menatap tajam kearah pria tersebut.
Reyhan tersenyum tipis.
"Aku tahu, aku hanya ingin melunasi pembayaran atas kekalahanku."
"Anda bisa melakukannya pada pihak panitia." Kembali Dhafa mengulang ucapannya.
"Kalian tenanglah, aku hanya ingin berteman."
Dhafa mendongak, menatap intens pria didepannya. Keningnya berkerut, lalu beralih menatap kearah Akia. Merasa ditatap gadis itu mendengus kasar sembari beranjak.
"Sayangnya gue tidak berniat berteman dengan loe. Gays, gue duluan." Ketusnya sembari beranjak meninggalkan para sahabatnya.
Dhafa and the genk hanya bisa menghela nafas kasar. Menatap punggung sahabatnya yang menghilang dibalik gelapnya malam.
"Sepertinya anda harus berusaha keras Tuan." Ucap Dhafa.
"Bisakah kau tidak berbicara formal padaku ? Aku juga sama seperti kalian." Pintanya.
"Maaf, tapi saya tidak ingin berurusan dengan keluarga Bharata."
"Cih, bicaralah seperti biasanya kau bicara pada teman temanmu itu. Panggil aku Rey, bukan Tuan." Pintanya.
"Baiklah Rey, loe yang minta." Ucap Dhafa sembari mengedikkan kedua bahunya.
Reyhan tersenyum, lalu ikut bergabung bersama mereka. Dan tentu saja mereka menyambut ramah kedatangan Reyhan.
"Loe suka sama Kia ?" Tanya Arumi polos.
"Entahlah, dia wanita yang unik. Aku baru pertama kalinya bertemu dengan gadis seperti dia." Jawabnya sembari tersenyum.
"Loe harus berusaha keras Bro. Sahabat gue itu susah ditaklukkan." Ucap Chiko menyemangati Reyhan.
💞 💞 💞 💞 💞
Waktu menunjukkan pukul 7 pagi ketika Akia tiba dimansion milik keluarga Khanza. Seorang satpam dengan sigap membuka pintu pagar yang menjulang tinggi ketika dia sadar sang nona mudanya telah kembali. Membungkuk hormat sembari mengulas senyuman ramah.
"Selamat pagi Nona." Sapa nya ramah.
"Pagi pak, makasih ya." Jawab Akia tidak kalah ramah.
"Nona, Tuan Besar sedang menunggu anda didalam." Ucapnya sesaat Akia selesai memarkirkan motor besarnya.
"Cih, tumben sekali dia ingat padaku, bahkan sampai rela menungguku. Apa mak mampir juga ada."
"Maksud anda Nyonya Besar."
"Pak Min, jangan pernah menyebut wanita murahan itu sebagai Nyonya besar dihadapanku, karena yang pantas menyandang gelar itu hanyalah mama seorang. Kau paham pak Min ?" Suara gadis itu terdengar dingin ditelinga pria paruh baya tersebut.
"Baik Nona." Jawabnya patuh.
Tanpa berkata kata lagi, Akia masuk kedalam rumah mewah tersebut. Akia memandang intens seluruh sudut sudut rumah besar itu, tersenyum sinis akan kemegahan bangunan tersebut. Dirumah ini terlalu banyak kenangan indah maupun buruk. Kenangan saat bersama mamanya. Dan kenangan buruk tentang perselingkuhan papanya.
Aryan Maulana Khanza, seorang pengusaha besar yang meraih kesuksesan dikala masih muda. Dan sekarang dia menjadi pengusaha sukses no 2 terbesar didunia. Mempunyai seorang istri yang sangat cantik bernama Kayla Khanza dan seorang putri bernama Akia Syakayla Khanza. Diambil dari kombinasi nama sang mama dan papanya.
Namun karena kesalahannya yang sangat fatal membuatnya harus kehilangan sang istri tercinta. Tepat 4 tahun yang lalu sang istri meninggal karena kesalahannya. Dan lebih parah lagi putri satu satunya memergokinya tengah bercinta dengan selingkuhan nya ketika sedang dirumah. Disaat sang istri Tengah dirawat dirumah sakit miliknya. Karena kesalahan itu membuat sang putri tunggal menjadi sangat membencinya. Dan itu pula yang membuat sang putri tunggalnya berubah menjadi dingin dan arogan.
Akia terus berjalan masuk kedalam rumah, dan dari jauh terlihat sang papa tengah duduk di kursi yang berada di ruang makan, tengah menikmati sarapan paginya bersama seorang perempuan yang tidak lain adalah selingkuhan papanya yang sekarang menjadi ibu tirinya.
Dengan cuek dan acuh Akia berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan keberadaan mereka berdua.
"Sya...kau baru pulang ?" Tanya Viona sekedar basa basi.
Akia memandang sinis kearah wanita tersebut, lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Mau kemana kamu ! Ditanya bukannya menjawab, malah ngeloyor pergi. Apa papa pernah mengajarimu untuk berbuat kurang ajar pada orangtua hah." Bentak Tuan Aryan pada putrinya.
"Sudah pa, tidak apa apa kok." Sahut Viona dengan suaranya yang sengaja dibuat selembut mungkin.
Akia mendengus kasar, melihat wanita tersebut yang terlihat seakan baik jika dihadapan papanya.
Cih, dasar wanita iblis, berpura pura baik dihadapan papa. Kau bisa membuat seorang Aryan bertekuk lutut padamu, tapi jangan harap kau bisa memperdayaku. Dasar ular.
Akia melawan egonya lalu berjalan mendekat kearah meja makan. Duduk berseberangan dengan sang papa, dan berdampingan dengan Viona yang sangat dia benci. Melihat itu membuat Viona tersenyum tipis, mengira dirinya menang bisa menaklukkan kedua orang yang berada didekatnya itu.
"Mbookk.." Panggil Akia pada salah satu artnya.
Mbok Inem, seorang wanita paruh baya berjalan tergopoh gopoh menghampiri Nona mudanya.
"Mbok, jangan lari lari, jalan aja." Ucap Akia saat melihat wanita paruh baya itu berjalan cepat.
"Ada apa Non ?"
Akia tersenyum. " Mbok tolong buatkan saya susu hangat ya, seperti biasa." Pintanya.
"Kenapa kau meminta susu lagi Sya, bukankah mamamu sudah membuatkan susu untukmu ?" Tanya Tuan Aryan sembari menatap wajah putrinya.
"Mbok, tolong bilang sama Tuanmu, aku tidak menerima apapun yang dibuatkan oleh orang asing, karena sudah pasti aku akan sakit perut setelah memakan ataupun meminumnya. Dan tolong bilang juga, mamaku hanya satu, yaitu mama Kayla." Sindir Akia sembari menatap tajam mata papanya.
"Akia !!" Hardik Tuan Aryan keras.
"Kenapa ? Apa anda tersinggung Tuan Aryan yang terhormat ? Bukankah yang aku katakan itu adalah fakta yang sebenarnya ?" Sinisnya yang langsung membuat Tuan Aryan menghela nafasnya pelan.
Sementara itu Viona nampak mengepalkan kedua tangannya dengan wajah yang memerah menahan amarah. Ingin rasanya dia menampar mulut anak tirinya tersebut, namun ditahan nya niatnya itu sebelum tujuannya tercapai.
"Sudah..sudah..ini masih pagi. Tidak baik ribut didepan makanan." Ucapnya berpura pura lembut.
"Cih, dasar benalu." Gumamnya pelan, namun telingan Viona masih bisa mendengarnya.
Suasana kembali hening, seakan berada didalam kuburan. Viona melirik kearah suaminya lalu kearah Akia. Merasa situasi sudah mulai reda, dengan pelan dia mengutarakan niatannya.
"Ehm, Akia..Tante mau bicara sebentar, apa boleh ?"
"Tidak ada yang melarang untuk berbicara dirumah ini." Jawabnya ketus.
Viona menghela nafas, berusaha menahan kesabarannya.
"Begini, besok tante ingin mengajakmu makan siang bersama dengan keluarga rekan bisnis papamu, jadi.."
"Maksudmu ? Katakan terus terang, jangan bertele tele." Potong Akia cepat.
"Akia, umurmu sudah cukup matang untuk membina rumah tangga, jadi papa dan mamamu berniat menjodohkan dirimu dengan anak dari rekan bisnis papa. Dan papa menyetujui usul mamamu." Sahut Tuan Aryan menimpali ucapan istrinya.
Brakk !!
Tuan Aryan beserta Viona terkejut saat melihat ekspresi dan tanggapan dari Akia. Bahkan beberapa art nampak bermunculan ketika Akia menggebrak meja makan dengan begitu kerasnya. Tidak terkecuali mbok Inem yang sudah merawat Akia sedari kecil.
Semua menatap intens kearah Akia yang wajahnya sudah memerah menahan amarah. Begitupula dengan Tuan Aryan yang nampak mengeraskan rahangnya saat melihat sikap arogan putrinya. Belum hillang rasa terkejutnya, dia kembali terhenyak ketika tiba tiba Akia mencengkeram kerah baju Viona lalu menariknya dengan keras.
"Jangan coba coba melampaui batasanmu wanita j****g. Kau hanya orang asing bagiku, dan selamanya akan tetap seperti itu. Jangan sekalipun kau berani mengusikku apalagi mencampuri urusan pribadiku. Karena kau tidak mempunyai hak untuk ikut campur urusanku. Siapa kau hingga dengan beraninya berniat menjodohkanku hah !! Mungkin pria tua itu bisa kau kelabui, bisa kau jadikan budakmu, tapi tidak denganku. Wanita ular sepertimu tidak pantas menyandang gelar sebagai istri dari pria tua itu. Kau paham !!" Sarkasnya tajam penuh kebencian.
Dia hempaskan dengan kasar tubuh wanita itu, membuat kedua mata papanya melotot sempurna. Dengan sigap dia menahan tubuh istrinya yang hampir jatuh terhempas kelantai. Sementara itu Viona nampak bergetar dengan wajah yang sudah memucat layaknya mayat hidup.
"AKIA !!! " Teriaknya keras menggema diruangan tersebut.
"Cihh,, kau juga sama saja dengan wanita ular ini pria tua."
"Jaga bicaramu Akia, kalau tidak.."
""Kalau tidak apa ! Kau mengancamku ? Ingin mengusirku atau ingin mengeluarkan ku dari daftar warisanmu hah ! Kau pikir aku takut ! Lakukan saja. Tapi ingat, kakekku memberikan sahamnya padaku sebanyak 50% pada perusahaan yang anda kelola. Jadi aku berhak atas perusahaan, juga berhak atas rumah ini jika anda lupa ingatan Tuan Aryan yang terhormat." Ucapnya sembari bergerak menjauh dari ruang makan.
Namun sebelum mencapai tangga dia berbalik, menatap wajah papanya dan Viona yang nampak bergetar ketakutan.
"Satu lagi, aku juga mempunyai hak untuk mengusir wanita iblis ini dari rumah. Jika anda keberatan dengan keputusanku silahkan hubungi pengacara kakekku." Ketusnya dengan mata yang menyorot tajam.
"Dan kau !!" Menunjuk Viona. " Kau bisa bernafas lega karena masih dilindungi oleh Pria yang berstatus sebagai suamimu. Tapi lihat saja cepat atau lambat aku akan membongkar kebusukanmu. Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan selama ini hah !! Dasar wanita ular."
"AKIA !!" Kembali berteriak memperingati putrinya.
"Cih, kau sama saja dengan wanita ular ini. Membuatku muak."
Akia berbalik menuju kekamarnya meninggalkan sang papa yangenatapnya penuh arti. Tidak berselang lama gadis itu kembali dengan baju yang sudah berganti. Melangkah acuh tanpa memperdulikan keadaan Viona dan tatapan tajam papanya.
"Mau kemana kau ! Baru juga pulang sudah pergi lagi. Mau jadi apa kamu hah." Bentaknya lagi.
Akia tetap acuh, terus saja berjalan. Saat sampai didepan Mbok Inem dia menghentikan langkahnya lalu memandang sendu wanita paruh baya itu.
"Mbok bilang sama Tuanmu, jangan sok sokan memperhatikanku. Perhatikan saja wanita iblis itu, dia yang butuh perhatian. Aku masih mampu mengurus diriku sendiri. Tanpanya aku masih bisa hidup." Ujarnya sembari melangkah pergi tanpa memperdulikan teriakan sang papa yang menyuruhnya kembali.
Mbok Inem menatap punggung anak majikannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia yang paling tahu bagaimana sebenarnya perasaan nona mudanya itu. Semenjak kepergian mamanya, Akia berubah 360 derajat menjadi sosok yang arogan dan susah diatur.
Nyonya, lihatlah putri anda sangat tersiksa, luka hatinya begitu besar. Lalu bagaimana cara saya untuk bisa merubahnya sesuai permintaan anda ? Nona sangat kehilangan sosok ibu seperti Nyonya. Bathin mbok inem sendu.
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
nyesek banget.
2022-12-27
0
Ayomi Hartinta
pantas akia kecewa...
perselingkuhan itu memang kejam
2022-10-05
0
Tikha Khoiriah
kasihan korban ayah yang suka selingkuh.
memang perselingkuhan tidak bisa dimaafkan.
2021-12-20
0