Psikopat

"Felix, nanti pulang kamu antarkan Kimmy, ya? Sekalian gitu," pesan Bianca.

"Siap, Nona."

Felix membungkuk sopan dan segera masuk ke mobil.

"Selamat cuti ya, kalian!" ucap Bianca.

Key berdiri di sebelah Bianca yang sedang menggendong Kin.

"Daaagh, Dir ...." ucap Kimmy pada Kin, menirukan Bos Nonanya saat menyapa Kin dengan kata 'Dear'.

"Dar, dir, dar, dir .... Dia pikir Kodir??" gerutu Felix dari dalam mobil.

Kin terlihat akan merengek ditinggal oleh Kimmy, tapi gadis itu segera masuk ke mobil agar tak melihat balita itu menangis. Gadis itu mengusap matanya yang mulai berkaca-kaca.

Felix tertegun memperhatikan gadis itu.

"Kamu mau menangis?" tanya Felix.

"Ayo, jalan Bos Pelix!"

Bukannya menjawab, malah mengkomando pria itu.

Cih, dia kira dengan drama melankolisnya dengan tuan kecil, lalu aku dianggapnya sopir? Dasar wanita!

Felix mendengus, tapi dijalankannya juga mobil hitam mengkilat itu. Membunyikan klakson pada kedua atasannya lalu melaju pelan melewati gerbang yang telah dibuka oleh satpam.

"Aku sedih Bos Pelix, kalau harus berpisah dengan Baby Kin ...." ujar Kimmy memulai pembicaraan saat mobil telah melaju di jalan raya.

"Ya sudah, aku antar kembali ke rumah Bos!" tanggap Felix ikut menyebut tuannya dengan kata 'Bos'.

"Eh, tapi aku rindu mama, papa dan adik-adikku," tolak Kimmy.

Dasar wanita!

"Yang benar saja! Apa kamu mau kubagi dua?" Felix kesal menanggapi gadis itu.

"Bagaimana cara membagi dua?" tanya Kimmy dengan mimik ingin tahu.

Gadis aneh! Mau menanggapi omong kosongku juga, grrr!

"Pakai pisau!" jawab Felix.

Kimmy terbelalak. Dia duduk berputar empat puluh lima derajat menghadap ke Felix.

"Bos Pelix, kau seorang pispotkap??"

Konsentrasi Felix terpecah, antara ke jalan dan menanggapi, mencerna perkataan Kimmy hingga matanya melotot ke depan, sesekali menengok ke Kimmy yang mengerutkan dahi.

"Pispot?? Apa maksudmu?? Apa mukaku seperti alat penampung kencing?" sewot pria itu kesal.

Waktu itu lampu merah menyala. Felix memberhentikan mobilnya.

"Itu lho Bos, pispotkap! Orang yang menderita gangguan, berperilaku kasar! Bos menderita gangguan itu kah??" tanya Kimmy mulai akan pasang kuda-kuda.

Felix menutup mata dengan telapak tangan kirinya, sementara tangan kanan memegang kemudi.

Sabar, Felix! Lidah wanita ini memang terkilir sejak lahir!

"Psikopat ...." gumam Felix.

"Iya, kan?? Aku akan melawanmu, Bos!"

"Tidak!! Aku bercanda, Kimmy!" bentak pria itu sangat sangat kesal, hingga tanpa sengaja membunyikan klakson, membuat orang-orang yang sedang menyeberang di depan mereka terlonjak.

"Dasar gila! Siapa yang sedang kau klakson, Tuan!!" ujar mereka.

Seorang nenek hampir saja terjatuh karena terburu berjalan, mengira lampu merah telah usai.

"J-jangan kagetin Nenek, d-donk!" Wanita tua itu mengacungkan tongkatnya ke arah mobil Felix lalu mengelus dadanya.

Kimmy menarik tangannya pelan-pelan. Dia tak jadi berkuda-kuda, meringis pada pria yang menghela napas meredakan emosinya itu.

"Gara-gara kamu, hampir saja wanita tua itu jantungan!" omel Felix.

"Kan Bos Pelix yang membunyikan klakson?" protes Kimmy.

"Arghh ... iya, iya!"

Lampu merah bergulir ke hijau. Felix segera melepas gas, meluncurkan mobil kembali di jalanan yang cukup padat.

Kimmy mengeluarkan ponsel. Dia ingin menghubungi mamanya, tapi diurungkan niatnya untuk memberi kejutan saja pada wanita itu. Gadis itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, dan kembali menatap depan.

"Lho, Bos Pelix, jalur rumahku bukan ke sini?" teriaknya menyadari bahwa jalur yang ditempuh bukan seperti biasanya.

"Diam saja, aku mau ke apartemenku dulu. Jam tujuh, aku mau memeriksa access system yang telah diperbaiki, lalu mengambil kartu di satpam," jawab Felix melirik ke jam Rolex di pergelangan tangannya

"Oooh ...." Kimmy manggut-manggut.

Mereka sampai ke apartemen milik Felix dalam waktu lima belas menit. Mobil memasuki pos satpam dan masuk ke parkir basement. Felix mematikan mesin mobilnya.

"Bos, aku boleh ikut turun?" tanya Kimmy.

"Tidak!" jawab Felix.

Kimmy mengerucutkan bibir mendengar penolakan Felix. Namun, pria itu memang hanya sebentar saja, terlihat berjalan dengan seorang satpam dan menerima sebuah kartu dari pria penjaga itu.

Kimmy menyandarkan punggung ke sandaran jok mobil setelah mengedarkan pandangan ke sekitar parkiran. Bersih dan tertata rapi. Dia melihat pria itu telah berjalan kembali masuk ke mobil.

Felix tak berbicara apapun hanya menyalakan mobilnya lagi dan kembali ke jalan utama.

"Bos bayarannya berapa kok bisa menyewa apartemen bersih dan bagus seperti itu? Aku juga kepengen rebahan di apartemen rasanya seperti apa, ya? Bos Pelix pasti tidurnya nyenyak ya?" berondong Kimmy dengan bola mata yang masih menatap ke apartemen itu hingga mobil menjauh.

Dia tergelitik untuk mengetahui berapa cuan yang didapatkan dari pengabdian pria itu untuk Pak Bos Tuannya itu.

Bukan termewah, tapi bagi Kimmy yang hanya pernah melihatnya di televisi merupakan hal yang mengagumkan untuk bisa menyewa salah satu ruangan apartemen, meski dia pun telah tidur di rumah mewah Tuan Key.

"Miss kepo ...."

Felix hanya bergumam menanggapi pertanyaan yang hanya dilontarkan oleh gadis itu tanpa ingin tahu jawabannya karena matanya lebih asyik mengamati gedung dengan taman yang terlihat indah itu.

Mobil mulai menerobos keramaian kota. Jalan menuju ke rumah Kimmy sangat dihapal oleh Felix. Ingatan pria itu sungguh tajam. Bahkan ketika Kimmy akan menjelaskan rute, dia diam saja dan sudah mendahului penjelasan Kimmy.

"Sudah, aku ingat. Jangan berisik," ujar Felix.

"Oh, baiklah."

Kimmy beralih untuk memutar lagu dari tape mobil yang sedari tadi menganggur. Dia mulai berdendang lagi. Felix telah bersiap untuk menaruh kaset lagu lokal di dalam tape. Namun, Kimmy berinisiatif untuk menggantinya dengan radio.

Gadis itu mendengarkan si penyiar berbicara dan sesekali menjawab kata-kata penyiar.

"Hai para jomlo yang bahagia ...." sapa penyiar.

"Haha, mana ada jomlo bahagia, ngenes iya, gitu kan Bos Pelix?" ujar Kimmy.

"Mana kutahu?" jawab Felix.

"Bos Pelix jomlo, kan?"

Sial!

"Iya! Lalu kenapa? Kamu mau bilang aku jones?" sewot Felix. Baru kali ini dia menanggapi cewek yang berisik.

"Kamu juga jomlo, kan?" lanjut Felix.

"Oh, iya, tapi aku bahagia tuh! Jadi, tidak semua jomlo ngenes ya, Bos Pelix?" ujar Kimmy.

"Mana kutahu?"

"Hmmm ... mungkin Bos Pelix termasuk yang ngenes," gelak Kimmy.

Felix mendengus, "Enak saja," jawabnya kesal.

"Bisa-bisanya bilang aku tidak bahagia," lanjut Felix.

"Bos Pelix jarang sekali tertawa ...."

Ujaran Kimmy membuat pria itu terdiam. Entahlah, dia sendiri merasa tak ada yang perlu ditertawakan di dunia ini, atau tak ada yang menarik? Felix malah sibuk berpikir kenapa dia tak suka tertawa.

Kimmy kembali mendengarkan siaran radio.

"Apa yang kalian lakukan saat berdua dengan pacar kalian?" ujar si penyiar.

Kimmy kembali tertawa, "Kepo sekali sih dia? Eh, apa yang dilakukan ya Bos, kalo berduaan sama pacar?"

"Kenapa tanya sama aku sih, katanya aku jones??" sungut pria itu.

Heran sekali wanita ini!

"Ah, iya ...."

Sekarang Kimmy mendengarkan lagu yang diputar. Sedangkan Felix memikirkan sesuatu.

Apa ya yang dilakukan sebuah pasangan saat berduaan? Ciuman? Berbincang masa depan? Hal yang membosankan, kenapa mereka betah berduaan?? Apa yang mereka lakukan?? Grrr!!

Pria itu kesal sendiri dengan pikirannya.

Mungkin benar, aku seorang psikopat!

******

Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Terpopuler

Comments

Dionisia

Dionisia

🤣🤣🤣🤣

2021-08-13

0

Ani Yuningsih

Ani Yuningsih

ooh Tuhan tolooongggg sakit perut ku Thor ketawa

2021-08-12

0

ibune Aldo

ibune Aldo

author nya nulis pispotkap... karena emang lidah kimmy suka keseleo... tapi kenapa aku bacanya tetep psikopat ya thorr... malah jadinya aku gak dapat jokes nya... malah aku sendiri yang bingung... lalu balik lagi kubaca dari awal... baru nggehhh... 😂😂😂

2021-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Kerja Bersama
3 Nifas
4 Jendela Lucknut
5 Jendela Lucknut Lagi
6 Susah Bicara Denganmu!
7 Berbaikan
8 Kunjungan Teman
9 Bahasa Asing
10 Kata Orang Dulu
11 Jamur
12 Tengkurap
13 Sudah Seperti Pasangan
14 Belanja
15 Kelakuan Daddy
16 Satu Tahun Baby Kin
17 Cuti
18 Psikopat
19 Sampai Rumah
20 Persoalan Keluarga Kimmy
21 Juragan Burhan
22 Mendatangi Rumah Juragan
23 Terpaksa Menikah
24 Ketinggalan
25 Terpaksa Menikah 2
26 Pesan Tio
27 Wanita Ini?
28 Tidur Sekamar
29 Pinjam Baju
30 Menjemput Tuan Key
31 Pulang Ke Desa
32 Mengantar Pengantin Baru
33 Apartemen
34 Hari Kedua di Apartemen
35 Chatting
36 Pertemuan
37 Kekesalan Vs Kebahagiaan
38 Satu Kamar (Lagi)
39 Omelete
40 Pembalasan
41 Pandai Memasak
42 Panas
43 Saatnya Kembali Bekerja!
44 Chef
45 Ganti Jadwal
46 Belanja Sore
47 Coklat
48 Topa
49 Siapa Cemburu?
50 Ponsel Baru
51 Menunggu Chef
52 Bebas Tugas
53 Masa Lalu Felix
54 Rencana Amoy
55 Minuman
56 Bertemu
57 Menyadari Sesuatu
58 Ayah Biologis
59 Paling Tampan
60 Kenapa Felix?
61 Kapan?
62 Rumah Siapa?
63 Kamuflase
64 Sayang
65 Undangan Pernikahan
66 Persiapan Ke Pesta
67 Pesta Pernikahan
68 Bonus Liburan Felix
69 Bulan Madu?
70 Takut
71 Berenang
72 Aku Mau!
73 Belanja
74 Sibuk
75 Hamil?
76 Tak Menyangka
77 Bos Nona Lelah
78 Penjelasan
79 Kejutan
80 Persiapan Resepsi
81 Checking
82 Meriah
83 Sama
84 Ngidam
85 Cari Rumah Baru
86 Memilih Brosur
87 Peresmian Rumah Baru
88 Usai Acara
89 Tak Mau Parfum
90 Belanja
91 Bulan Ke-9
92 Bareng
93 Panik Oh Panik
94 Lahir
95 Pulang ke Rumah
96 Suka
97 Ternyata Benar
98 Nonton Bioskop
99 Tugas Akhir
100 Persiapan
101 Selamat Susan!
102 Gantungan Kunci
103 Membantu Orang
104 Reuni
105 Identitas Susan
106 Bertemu
107 Keinginan Susan
108 Ingin Bertemu
109 Pengakuan
110 Panti Asuhan
111 Panti Asuhan (2)
112 Kehangatan Di Panti Asuhan
113 Pekerjaan Susan
114 Yoshua Pulang
115 Operasi Adele
116 Jemputan
117 Romantis?
118 Warung Makan
119 Ketahuan
120 Kado
121 Dapat Email
122 Mulai Bekerja
123 Cincin
124 Pencarian
125 Penyelamatan
126 Oalah, Yon.
127 Aku Belum Siap!
128 Maukah Kamu?
129 Ketiban Durian
130 Kapan Kamu Melamar Adikku?
131 Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132 Lamaran
133 Sebelum Pernikahan
134 Pernikahan
135 Tangkap Buket Bunga!
136 PENGUMUMAN
137 PROMO BUKAN UP
138 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Kerja Bersama
3
Nifas
4
Jendela Lucknut
5
Jendela Lucknut Lagi
6
Susah Bicara Denganmu!
7
Berbaikan
8
Kunjungan Teman
9
Bahasa Asing
10
Kata Orang Dulu
11
Jamur
12
Tengkurap
13
Sudah Seperti Pasangan
14
Belanja
15
Kelakuan Daddy
16
Satu Tahun Baby Kin
17
Cuti
18
Psikopat
19
Sampai Rumah
20
Persoalan Keluarga Kimmy
21
Juragan Burhan
22
Mendatangi Rumah Juragan
23
Terpaksa Menikah
24
Ketinggalan
25
Terpaksa Menikah 2
26
Pesan Tio
27
Wanita Ini?
28
Tidur Sekamar
29
Pinjam Baju
30
Menjemput Tuan Key
31
Pulang Ke Desa
32
Mengantar Pengantin Baru
33
Apartemen
34
Hari Kedua di Apartemen
35
Chatting
36
Pertemuan
37
Kekesalan Vs Kebahagiaan
38
Satu Kamar (Lagi)
39
Omelete
40
Pembalasan
41
Pandai Memasak
42
Panas
43
Saatnya Kembali Bekerja!
44
Chef
45
Ganti Jadwal
46
Belanja Sore
47
Coklat
48
Topa
49
Siapa Cemburu?
50
Ponsel Baru
51
Menunggu Chef
52
Bebas Tugas
53
Masa Lalu Felix
54
Rencana Amoy
55
Minuman
56
Bertemu
57
Menyadari Sesuatu
58
Ayah Biologis
59
Paling Tampan
60
Kenapa Felix?
61
Kapan?
62
Rumah Siapa?
63
Kamuflase
64
Sayang
65
Undangan Pernikahan
66
Persiapan Ke Pesta
67
Pesta Pernikahan
68
Bonus Liburan Felix
69
Bulan Madu?
70
Takut
71
Berenang
72
Aku Mau!
73
Belanja
74
Sibuk
75
Hamil?
76
Tak Menyangka
77
Bos Nona Lelah
78
Penjelasan
79
Kejutan
80
Persiapan Resepsi
81
Checking
82
Meriah
83
Sama
84
Ngidam
85
Cari Rumah Baru
86
Memilih Brosur
87
Peresmian Rumah Baru
88
Usai Acara
89
Tak Mau Parfum
90
Belanja
91
Bulan Ke-9
92
Bareng
93
Panik Oh Panik
94
Lahir
95
Pulang ke Rumah
96
Suka
97
Ternyata Benar
98
Nonton Bioskop
99
Tugas Akhir
100
Persiapan
101
Selamat Susan!
102
Gantungan Kunci
103
Membantu Orang
104
Reuni
105
Identitas Susan
106
Bertemu
107
Keinginan Susan
108
Ingin Bertemu
109
Pengakuan
110
Panti Asuhan
111
Panti Asuhan (2)
112
Kehangatan Di Panti Asuhan
113
Pekerjaan Susan
114
Yoshua Pulang
115
Operasi Adele
116
Jemputan
117
Romantis?
118
Warung Makan
119
Ketahuan
120
Kado
121
Dapat Email
122
Mulai Bekerja
123
Cincin
124
Pencarian
125
Penyelamatan
126
Oalah, Yon.
127
Aku Belum Siap!
128
Maukah Kamu?
129
Ketiban Durian
130
Kapan Kamu Melamar Adikku?
131
Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132
Lamaran
133
Sebelum Pernikahan
134
Pernikahan
135
Tangkap Buket Bunga!
136
PENGUMUMAN
137
PROMO BUKAN UP
138
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!