Satu Tahun Baby Kin

Waktu bergulir begitu cepat, tanpa terasa usia baby Kin menginjak tahun pertamanya. Balita itu telah belajar berjalan setapak demi setapak. Kosakatanya pun bertambah seiring waktu. Bianca dan Kimmy selalu mengajaknya bicara, mengobrol hal-hal apapun. Anak balita itu menyimpan banyak kosakata untuk dia ucapkan.

"Mami ... tutu," pintanya saat meminta minum.

"Timi ... etong," ujarnya jika meminta Kimmy untuk menggendong.

Bianca telah mengajarkan pada Kin agar dia memanggil Kimmy dengan 'tante' tapi Kin belum bisa mengucap tante.

Pagi itu, Kin berjalan merambat ke Felix. Pria dingin itu hanya melambaikan tangan pada Kin.

"Eyik ... eyik ...."

Felix mengerutkan dahi.

Ngomong apa dia?

"Dia panggil Bos Pelix," ujar Kimmy.

"Ooh .... Halo, Tuan Muda Kecil Kin," sapa Felix dengan datar.

Balita itu berdiri memegang tangan sofa dengan kaki yang belum terlalu kuat berdiri lama. Sebentar kemudian, dia menjatuhkan diri dan kembali berdiri. Dia terlupa akan Felix dan berkonsentrasi pada mainan yang ada di atas karpet ruang tamu.

Felix tercenung, merasa dicuekkin. Dia menggelengkan kepala, lalu pergi ke depan untuk bersiap ke kantor pagi itu.

Sepertinya dua gigi bawah Kin akan keluar dan terasa sangat gatal, semua dia gigiti. Dua gigi atas telah tumbuh sewaktu usianya enam bulan. Kin meraih sebuah mainan dan kemudian menggigitinya. Kimmy menemani Kin bermain di ruang tamu.

"Coba ini Bos Kin, ngeeeng ... ngeeeng ...."

Kimmy melajukan mobil mainan di depan balita itu. Kin memperhatikan dan menirukan cara Kimmy bermain. Mengambil mainan yang dipegang Kimmy, kemudian meletakkan di atas karpet.

Dia merekam suara mobil yang diucapkan Kimmy, tapi belum bisa menirukannya. Balita itu kembali menggigiti mainannya.

Hari ini hari ulang tahun Kin. Namun, Bianca dan Key tak ingin mengadakan acara ulang tahun, mengingat keamanan. Akhir-akhir ini banyak pemberitaan tentang penculikan bayi dan balita. Mereka merasa ingin melindungi keamanan balita mereka. Untuk soal imunisasi saja, harus dokter pribadi yang melakukannya.

Balita itu semalam demam karena esok kemarin disuntik imunisasi oleh dokter anak pribadi khusus. Lebih lagi, gigi bawahnya akan tumbuh.

"Demam mungkin akan terjadi, tapi jangan kuatir, Nyonya. Berikan banyak ASI, pakaikan pakaian yang nyaman dan beri penurun panas. Yang mesti dikuatirkan jika panas melebihi empat puluh derajat celcius dan balita mengalami kejang. Langsung hubungi saya," ujar dokter pribadi Kin.

Bianca menuruti apa kata dokter. Untunglah, pagi tadi balita itu kembali sehat dan tak demam lagi.

Pagi ini, Bianca akan pergi ke hotelnya dan berpesan pada Kimmy agar menjaga Kin di rumah.

"Kimmy, tolong jaga Kin dulu. Aku mau menengok kemajuan hotel dulu," pamit Bianca sambil membenahi rambutnya yang dikepang satu agak acak tapi terlihat indah dan natural.

"Baik, Bos Nona."

"Menu pagi ini untuk Kin, sup tahu dan telur ayam kampung. Untuk ASI sudah ada di botol ASI di dalam kulkas, ya?" pesan Bianca.

"Iya, Bos Nona."

Bianca melirik jam tangannya. Pria yang ditunggu sedang menuruni tangga, membenahi dasi. Entah kenapa untuk beberapa orang, acara membenahi dasi seperti menambah kekerenannya.

Sejenak Bianca memperhatikan pria tampan yang sekarang telah menjadi suaminya itu. Dulu, dia tak pernah berani membayangkan akan menikah dengan seorang pengusaha. Kaya raya pula.

"Sayang, ayo ...."

Ucapan Key yang ternyata telah berada di depannya membuyarkan lamunan. Bianca tersenyum dan menggandeng pria itu. Mereka menciumi baby Kin yang sudah akan merengek, tapi Kimmy mengalihkan perhatian balita itu dengan mainan-mainan.

Mereka melewatkan acara makan pagi.

"Aku di rumah saja, Kin akan main bersamaku," ujar Pak Anton keluar dari ruang makan.

"Iya, Papa!" seru Bianca senang.

"Tek ... tek ...." ujar baby Kin

"Kenapa bayi ini bilang jorok??" tanya Key. Begitu juga batin Felix.

"Dia bilang kakek, bukan tetekk!" ralat Bianca. Dia tak habis pikir kenapa pria-pria tak dapat mengerti kata-kata seorang balita.

"Papa, kami berangkat dulu. Papa baik-baik ya di rumah dengan Kin ...." ujar Bianca. Wanita itu melirik sebentar ke balita yang sedang asyik bermain dan diajak ngobrol oleh Kimmy.

"Kin Sayang, Mommy tak akan lama ...." desis Bianca sambil perlahan keluar dari ruang tamu.

Usai mereka bertiga pergi, Pak Anton mengajak Kin untuk berjalan-jalan.

"Kimmy, biar Kin berjalan-jalan di kompleks denganku," ujar Pak Anton pada Kimmy yang sedang mengajak Kin bermain.

"Baik, Bos Tuan Besar."

Kimmy memandang balita yang sedang memutar-mutar mainannya dengan bibir mengerucut serius.

"Bos Kin, sama Kakek dulu ya?" ujarnya. Balita itu mengangkat kepala mendengar kata kakek.

"Tek ... tek ...." panggilnya pada Pak Anton.

"Iya, sama Kakek. Sini ...." Pak Anton melebarkan tangannya, kemudian Kin berdiri dan melangkah tergesa, terhuyung ke pelukan kakeknya.

Pak Anton mencium kemudian menggendong balita dengan berat dua belas kilogram itu, lalu membawanya keluar untuk mengitari kompleks yang aman.

Kimmy memasuki ruangan baby Kin untuk membersihkannya. Beberapa baju Kin yang kotor masih teronggok di rak baju kotor. Dia segera membawanya ke laundry room, memasukkannya ke dalam mesin cuci dan menunggu mesin itu bekerja dia kembali ke kamar sembari membersihkan kamar bayi itu dengan vacuum cleaner. Tak terlewat sedikitpun debu yang menempel. Setiap hari Kimmy membersihkan kamar itu hingga begitu bersihnya. Kebersihan adalah hal yang utama bagi Kimmy untuk baby Kin.

Setelah membersihkan kamar, dia mulai ke dapur untuk menyiapkan sarapan Kin.

"Kimmy, persiapan makan untuk tuan kecil Kin ada di meja khusus di sana," tunjuk Hana pada meja baru di sudut dapur. Dia tak mau menu makan tuan kecilnya tercampur dengan makanan lain untuk orang dewasa.

Para pelayan begitu menyayangi tuan kecil mereka.

"Baik, Hana," ujar Kimmy.

Gadis itu melangkah ke meja yang dimaksud. Segala perlengkapan seperti food processor, penghangat bubur bayi, pengukus, panci, pemeras jeruk, parutan keju, mangkuk dan sendok khusus tersedia lengkap di sana. Lemari khusus pun ada. Lemari itu menjadi tempat penyimpan beras organik, beras merah, kacang hijau, minyak zaitun, butter dan keju bayi. Bahkan beragam jenis sayur dan buah organik ada di lemari es khusus baby Kin. Kimmy senang sekali semua dibuat mudah di rumah ini. Segala sesuatunya tersedia.

Baru saja dia menyiapkan bahan makanan yang akan dimasukkan ke pengukus, tiba-tiba ponselnya bergetar. Jika sedang membawa baby Kin, dia tak akan membukanya. Kali ini dia membuka dan membaca pesan dalam ponselnya, pesan yang dikirimkan oleh ibunya dari desa.

[Kimmy, bisakah kamu pulang minggu ini?]

Kimmy berpikir sebentar kemudian membalasnya.

[Nanti aku minta ijin Bos Nona, Ma. Aku usahakan.]

Tak ada lagi balasan dari ibunya. Kimmy memasukkan ponselnya ke saku lalu melanjutkan pekerjaan sebelum tuan kecil pulang dari jalan-jalan.

******

Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Terpopuler

Comments

Crazy writer

Crazy writer

baby kin bahasa planet 😜

2021-01-31

1

Ika Kirana🌷SSC🌹

Ika Kirana🌷SSC🌹

gk terasa baby Kin dah umur setahun perasaan baru kmrn dia lahir wkwkwkkkkk

2021-01-23

1

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Udah satu tahun aja baby kin 😄😄😄

2021-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Kerja Bersama
3 Nifas
4 Jendela Lucknut
5 Jendela Lucknut Lagi
6 Susah Bicara Denganmu!
7 Berbaikan
8 Kunjungan Teman
9 Bahasa Asing
10 Kata Orang Dulu
11 Jamur
12 Tengkurap
13 Sudah Seperti Pasangan
14 Belanja
15 Kelakuan Daddy
16 Satu Tahun Baby Kin
17 Cuti
18 Psikopat
19 Sampai Rumah
20 Persoalan Keluarga Kimmy
21 Juragan Burhan
22 Mendatangi Rumah Juragan
23 Terpaksa Menikah
24 Ketinggalan
25 Terpaksa Menikah 2
26 Pesan Tio
27 Wanita Ini?
28 Tidur Sekamar
29 Pinjam Baju
30 Menjemput Tuan Key
31 Pulang Ke Desa
32 Mengantar Pengantin Baru
33 Apartemen
34 Hari Kedua di Apartemen
35 Chatting
36 Pertemuan
37 Kekesalan Vs Kebahagiaan
38 Satu Kamar (Lagi)
39 Omelete
40 Pembalasan
41 Pandai Memasak
42 Panas
43 Saatnya Kembali Bekerja!
44 Chef
45 Ganti Jadwal
46 Belanja Sore
47 Coklat
48 Topa
49 Siapa Cemburu?
50 Ponsel Baru
51 Menunggu Chef
52 Bebas Tugas
53 Masa Lalu Felix
54 Rencana Amoy
55 Minuman
56 Bertemu
57 Menyadari Sesuatu
58 Ayah Biologis
59 Paling Tampan
60 Kenapa Felix?
61 Kapan?
62 Rumah Siapa?
63 Kamuflase
64 Sayang
65 Undangan Pernikahan
66 Persiapan Ke Pesta
67 Pesta Pernikahan
68 Bonus Liburan Felix
69 Bulan Madu?
70 Takut
71 Berenang
72 Aku Mau!
73 Belanja
74 Sibuk
75 Hamil?
76 Tak Menyangka
77 Bos Nona Lelah
78 Penjelasan
79 Kejutan
80 Persiapan Resepsi
81 Checking
82 Meriah
83 Sama
84 Ngidam
85 Cari Rumah Baru
86 Memilih Brosur
87 Peresmian Rumah Baru
88 Usai Acara
89 Tak Mau Parfum
90 Belanja
91 Bulan Ke-9
92 Bareng
93 Panik Oh Panik
94 Lahir
95 Pulang ke Rumah
96 Suka
97 Ternyata Benar
98 Nonton Bioskop
99 Tugas Akhir
100 Persiapan
101 Selamat Susan!
102 Gantungan Kunci
103 Membantu Orang
104 Reuni
105 Identitas Susan
106 Bertemu
107 Keinginan Susan
108 Ingin Bertemu
109 Pengakuan
110 Panti Asuhan
111 Panti Asuhan (2)
112 Kehangatan Di Panti Asuhan
113 Pekerjaan Susan
114 Yoshua Pulang
115 Operasi Adele
116 Jemputan
117 Romantis?
118 Warung Makan
119 Ketahuan
120 Kado
121 Dapat Email
122 Mulai Bekerja
123 Cincin
124 Pencarian
125 Penyelamatan
126 Oalah, Yon.
127 Aku Belum Siap!
128 Maukah Kamu?
129 Ketiban Durian
130 Kapan Kamu Melamar Adikku?
131 Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132 Lamaran
133 Sebelum Pernikahan
134 Pernikahan
135 Tangkap Buket Bunga!
136 PENGUMUMAN
137 PROMO BUKAN UP
138 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Kerja Bersama
3
Nifas
4
Jendela Lucknut
5
Jendela Lucknut Lagi
6
Susah Bicara Denganmu!
7
Berbaikan
8
Kunjungan Teman
9
Bahasa Asing
10
Kata Orang Dulu
11
Jamur
12
Tengkurap
13
Sudah Seperti Pasangan
14
Belanja
15
Kelakuan Daddy
16
Satu Tahun Baby Kin
17
Cuti
18
Psikopat
19
Sampai Rumah
20
Persoalan Keluarga Kimmy
21
Juragan Burhan
22
Mendatangi Rumah Juragan
23
Terpaksa Menikah
24
Ketinggalan
25
Terpaksa Menikah 2
26
Pesan Tio
27
Wanita Ini?
28
Tidur Sekamar
29
Pinjam Baju
30
Menjemput Tuan Key
31
Pulang Ke Desa
32
Mengantar Pengantin Baru
33
Apartemen
34
Hari Kedua di Apartemen
35
Chatting
36
Pertemuan
37
Kekesalan Vs Kebahagiaan
38
Satu Kamar (Lagi)
39
Omelete
40
Pembalasan
41
Pandai Memasak
42
Panas
43
Saatnya Kembali Bekerja!
44
Chef
45
Ganti Jadwal
46
Belanja Sore
47
Coklat
48
Topa
49
Siapa Cemburu?
50
Ponsel Baru
51
Menunggu Chef
52
Bebas Tugas
53
Masa Lalu Felix
54
Rencana Amoy
55
Minuman
56
Bertemu
57
Menyadari Sesuatu
58
Ayah Biologis
59
Paling Tampan
60
Kenapa Felix?
61
Kapan?
62
Rumah Siapa?
63
Kamuflase
64
Sayang
65
Undangan Pernikahan
66
Persiapan Ke Pesta
67
Pesta Pernikahan
68
Bonus Liburan Felix
69
Bulan Madu?
70
Takut
71
Berenang
72
Aku Mau!
73
Belanja
74
Sibuk
75
Hamil?
76
Tak Menyangka
77
Bos Nona Lelah
78
Penjelasan
79
Kejutan
80
Persiapan Resepsi
81
Checking
82
Meriah
83
Sama
84
Ngidam
85
Cari Rumah Baru
86
Memilih Brosur
87
Peresmian Rumah Baru
88
Usai Acara
89
Tak Mau Parfum
90
Belanja
91
Bulan Ke-9
92
Bareng
93
Panik Oh Panik
94
Lahir
95
Pulang ke Rumah
96
Suka
97
Ternyata Benar
98
Nonton Bioskop
99
Tugas Akhir
100
Persiapan
101
Selamat Susan!
102
Gantungan Kunci
103
Membantu Orang
104
Reuni
105
Identitas Susan
106
Bertemu
107
Keinginan Susan
108
Ingin Bertemu
109
Pengakuan
110
Panti Asuhan
111
Panti Asuhan (2)
112
Kehangatan Di Panti Asuhan
113
Pekerjaan Susan
114
Yoshua Pulang
115
Operasi Adele
116
Jemputan
117
Romantis?
118
Warung Makan
119
Ketahuan
120
Kado
121
Dapat Email
122
Mulai Bekerja
123
Cincin
124
Pencarian
125
Penyelamatan
126
Oalah, Yon.
127
Aku Belum Siap!
128
Maukah Kamu?
129
Ketiban Durian
130
Kapan Kamu Melamar Adikku?
131
Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132
Lamaran
133
Sebelum Pernikahan
134
Pernikahan
135
Tangkap Buket Bunga!
136
PENGUMUMAN
137
PROMO BUKAN UP
138
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!