Susah Bicara Denganmu!

Hari itu juga, para tukang yang telah mendapat upah kemarin mendatangi lagi ruang kerja Tuan Key.

"Kalian, tutup kembali jendelanya, pindah ke bagian yang tidak ada pemandangan wanitanya!" perintah Felix asal.

"Tuan, kami pun tidak tahu menahu bagian mana yang tidak ada pemandangan itu ...." ujar salah satu pak tukang mengiba. Namun begitu mereka senang karena akan mendapat upah berkali-kali, kan?

Felix menghela napas kasar. Dia memilin-milin jenggot baru yang dibiarkan tumbuh, masih baru ... baru tiga belas helai. Hal ini melahirkan hobby baru juga, yaitu berpikir sembari memilin-milin jenggot yang baru tumbuh sekitar dua centimeter itu.

"Ya sudah, beri angin-angin saja di atas. Pokoknya biar ruang kerja ini terang!" ujarnya.

"Baik, Tuan."

Bereslah sudah urusan jendela. Kini tinggal menunggu saja. Kembali suara bising para pekerja membuat Felix harus berpindah ke ruang baca untuk menyelesaikan laporan-laporannya.

*

Mobil Kimmy telah sampai di pelataran hotel. Semua yang melihatnya membungkuk hormat. Sebagai ajudan dan asisten yang mereka pandang trendy, Kimmy memakai kemeja warna hitam dan celana pendek bersaku banyak dengan pistol di samping, serta sebuah topi hitam dan sepatu boots warna hitam sebatas mata kaki. Itulah gaya Kimmy. Terkadang, dia memakai sepatu boots selutut. Tak terlihat seperti orang desa.

"Nona Kimmy, selamat datang. Bagaimana kabar Nona Muda Bianca?" tanya sang satpam yang memandang kagum asisten itu dari atas ke bawah.

"Mereka baik, saangaaat baik. Sehat semua," jawab Kimmy.

"Syukurlah. Kami turut bahagia atas kelahiran bayi pertama mereka. Mungkin kata manager, kami bisa ke sana minggu depan," ujar satpam muda itu masih menatap Kimmy.

"Iya, terima kasih simpatinya," balas Kimmy tak perduli tatapan pria itu.

"Oh ya, ada apa gerangan Nona Kimmy datang kemari?"

"Saya mau menyampaikan file dari Bos Nona untuk manager."

"Ooh ... serahkan pada saya! Nanti akan saya sampaikan ke Pak Dody!" tawar satpam itu.

"Mm ... begitu, ya? Baiklah."

Kimmy mengambil sebuah map plastik yang berisi file yang dimaksud, kemudian menyerahkan map itu pada sang satpam.

"Ini ... tolong dan makasih, ya?"

"Siap, Nona!"

Kimmy berpamitan lalu masuk kembali ke mobil mengingat ucapan Bos nonanya untuk segera pulang.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang melintasi jalanan kota.

*

"Sudah kamu sampaikan ke hotel, Kimmy?" tanya Bianca saat Kimmy sampai di rumah, sembari menggendong baby Kin.

Acara perang dingin dengan suaminya masih berlangsung.

"Sudah, Bos Nona. Saya berikan file itu pada Surkiti," jelasnya dengan suara keras.

"Siapa?" Bianca memiringkan kepala hingga agar telinganya lebih jelas mendengar.

"Surkiti," jawabnya mantap.

"Oh, apa ada karyawan baru ...." gumam Bianca heran.

"Tapi kenapa tidak ada laporan, ya?" gumamnya lagi tak terdengar oleh telinga Kimmy saking pelannya.

"Orang itu laki-laki apa perempuan, Kimmy?" tanya Bianca.

Suaminya yang sedang didiamkan, telah duduk di sofa ruang tamu sedari tadi. Tangannya memegang koran, tapi telinga dipasang benar-benar untuk mendengar obrolan kedua wanita itu.

"Laki-laki, Bos Nona!"

"Oh, tampan tidak?" godanya pada Kimmy.

Kimmy hanya menyunggingkan mulutnya, malu menjawab pertanyaan untuk pendapatnya tentang wajah seseorang. Sungguh Kimmy belum pernah mengagumi seorang pria berdasarkan wajahnya. Jadi, dia tak bisa menjawab.

Namun, yang tergoda ternyata pria yang duduk di sofa. Dia meremas koran yang dipegang.

Wanita ini, sudah mendiamkan aku, sekarang membalas ya, pakai tanya-tanya tampan atau tidak si ... Surkiti itu!

Dia segera beranjak dan melipat koran, lalu melangkah tegap masuk ke ruang baca, menemui sang asisten penerima segala yang akan tuannya keluarkan dari mulut, sekalipun itu sampah.

"Felix!"

Orang yang dipanggil terkejut karena dia sedang menghitung persen kenaikan saham perusahaan. Buyar sudah.

"Iya, Tuan!"

Pria itu berdiri, sudahlah soal hitung menghitung nanti dulu, sepertinya air muka Tuan muda keruh.

"Kamu pergilah ke hotel sekarang!! Cari yang namanya SURKITI! Ambil gambarnya dengan jelas! Aku belum pernah mengenal namanya di hotel istriku! Bahkan Bianca menanyakan ketampanannya!" ujarnya kesal seperti menemukan rival.

"Baik, Tuan!"

Felix segera pergi menyambar kunci mobilnya, meninggalkan pekerjaan yang sedang dia otak-atik sedari tadi. Dia meluncur ke hotel milik nonanya.

"Kemana itu, Felix?" gumam Bianca setelah menanyakan perihal Surkiti pada Kimmy. Dia telah jelas, tapi tidak halnya dengan Key.

"Entahlah, Bos Nona, mungkin ada sesuatu yang perlu dibeli atau diurusi. Mari saya gendong baby Kin!" ujar Kimmy tak mempersoalkan kemana perginya Felix.

Bianca mengendikkan bahu, dia pun sepemikiran dengan Kimmy. Wanita itu menyerahkam baby Kin dalam gendongan Kimmy, membiarkannya menimang bayi yang menggemaskan itu.

*

Lelaki berkacamata hitam, asisten Tuan Key itu langsung turun, melangkah ke hotel dan masuk ke ruang manager tanpa babibu lagi.

"Permisi!" ujarnya sambil mengetuk pintu.

Sang manager dengan malas membukakan pintu. Namun, wajahnya kaget saat melihat siapa yang datang. Asisten Tuan Key!

"Oh, oh, Tuan Felix, ya?" sambutnya memastikan.

"Iya," jawab Felix singkat.

"Silakan masuk!"

Pria itu memasuki ruang manager tanpa sesungging senyum, lalu duduk tanpa diminta di sebuah kursi, membuat Dody memikirkan apa yang telah dia perbuat. Jantungnya berdegup kencang. Dalam hati ia berdoa agar sesuatu yang buruk tak terjadi padanya.

"Ada apa, Tuan Felix?"

Dody memberanikan untuk bertanya dahulu.

"Apa ada karyawan baru?" tanya Felix, dia to the point.

"T-tidak, Tuan."

"Lalu siapa Surkiti?"

Pria di depan Felix mengerutkan dahi, mencoba mengingat nama-nama karyawan hotel. Dia tak juga mengingatnya karena memang tak ada. Ditelitinya lembar nama karyawan. Seingat dia, dua bulan ini belum menerima karyawan baru.

Dody hanya menggelengkan kepala sambil menatap Felix. Sekarang Felix yang mengernyitkan dahi.

"Pak Dody yang terhormat, saya ulangi pertanyaan saya. Jangan menyembunyikan sesuatu lagi. Siapa Surkiti itu?? Menurut informasi, dia karyawan baru, lelaki."

"K-kapan masuk kerjanya, Tuan?" tanya Dody.

"Maka dari itu saya kemari untuk menanyakannya!" desak Felix.

Dody terlihat frustasi. Ingin memanggil satpam, tapi manusia di depannya tak seperti orang gila meski jiwanya diragukan.

"Bisa dijelaskan kronologi apa yang membuat anda menanyakan Surkiti yang saya pun tak menemukannya di daftar nama karyawan terbaru?" tanya Dody mencoba mengorek informasi.

"Begini, tadi asisten Nona Bianca mengirimkan file dan diterima oleh karyawan baru yang namanya Surkiti. Apa anda telah menerima file darinya? Anda tak usah mengelak lagi."

Dody mengerutkan dahi, ini untuk yang kesekian kalinya dia begitu bingung.

"Surkiti ... Oh, tadi satpam yang mengantar ke sini!"

"Satpam?" ulang Felix.

"Coba anda panggil dia!" titah Felix.

Manager itu merasa bahagia sedikit bebas dari ruangan yang seketika membuatnya gerah meski ber-AC itu.

Dia segera turun dan memanggil Prapto, sang satpam. Saat mereka datang, Felix langsung berdiri menatap Prapto.

"Orang ini tadi yang menerima file dari Nona Kimmy dan mengantarkannya ke meja saya, Tuan Felix!"

Felix diam saja menelusuri dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki, dan dengan cepat penelusuran kembali ke seragam bagian dada satpam itu.

SECURITY.

Dia berpikir sejenak, lalu mengambil ponselnya, memencet nomor seseorang.

"Ya, halo!" sambut suara di seberang.

"Kimmy, apa kamu memberikan file Nona Bianca kepada security?" tanya Felix kesal.

"Iya, Bos Pelix. Surkiti, tepat sekali," jawabnya tanpa dosa.

"Ulangi! SE-CU-RI-TY!!"

Teriakan Felix membuat si manager dan satpam saling berpegangan tangan ketakutan.

Sementara suara di seberang mengikuti perintahnya, "SRU - KI - TI!!"

"Gadis bodoh! Susah bicara denganmu!"

******

Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Terpopuler

Comments

Fatma Arek Magetan

Fatma Arek Magetan

yaa Allah ngakak aq thor

2023-12-30

0

Lisa Icha

Lisa Icha

hahaha Felix ma Kimmy lagi perang Asmara ya kayak Tom n jerry 😂😂😂😂.

2023-08-17

0

Lia Rochmatuz

Lia Rochmatuz

Aduhhh mba Kimmy... bahasa Enggresmu piwe tohh.. tapi kok yo iso isone ndue pengalaman kerja luar negri

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Kerja Bersama
3 Nifas
4 Jendela Lucknut
5 Jendela Lucknut Lagi
6 Susah Bicara Denganmu!
7 Berbaikan
8 Kunjungan Teman
9 Bahasa Asing
10 Kata Orang Dulu
11 Jamur
12 Tengkurap
13 Sudah Seperti Pasangan
14 Belanja
15 Kelakuan Daddy
16 Satu Tahun Baby Kin
17 Cuti
18 Psikopat
19 Sampai Rumah
20 Persoalan Keluarga Kimmy
21 Juragan Burhan
22 Mendatangi Rumah Juragan
23 Terpaksa Menikah
24 Ketinggalan
25 Terpaksa Menikah 2
26 Pesan Tio
27 Wanita Ini?
28 Tidur Sekamar
29 Pinjam Baju
30 Menjemput Tuan Key
31 Pulang Ke Desa
32 Mengantar Pengantin Baru
33 Apartemen
34 Hari Kedua di Apartemen
35 Chatting
36 Pertemuan
37 Kekesalan Vs Kebahagiaan
38 Satu Kamar (Lagi)
39 Omelete
40 Pembalasan
41 Pandai Memasak
42 Panas
43 Saatnya Kembali Bekerja!
44 Chef
45 Ganti Jadwal
46 Belanja Sore
47 Coklat
48 Topa
49 Siapa Cemburu?
50 Ponsel Baru
51 Menunggu Chef
52 Bebas Tugas
53 Masa Lalu Felix
54 Rencana Amoy
55 Minuman
56 Bertemu
57 Menyadari Sesuatu
58 Ayah Biologis
59 Paling Tampan
60 Kenapa Felix?
61 Kapan?
62 Rumah Siapa?
63 Kamuflase
64 Sayang
65 Undangan Pernikahan
66 Persiapan Ke Pesta
67 Pesta Pernikahan
68 Bonus Liburan Felix
69 Bulan Madu?
70 Takut
71 Berenang
72 Aku Mau!
73 Belanja
74 Sibuk
75 Hamil?
76 Tak Menyangka
77 Bos Nona Lelah
78 Penjelasan
79 Kejutan
80 Persiapan Resepsi
81 Checking
82 Meriah
83 Sama
84 Ngidam
85 Cari Rumah Baru
86 Memilih Brosur
87 Peresmian Rumah Baru
88 Usai Acara
89 Tak Mau Parfum
90 Belanja
91 Bulan Ke-9
92 Bareng
93 Panik Oh Panik
94 Lahir
95 Pulang ke Rumah
96 Suka
97 Ternyata Benar
98 Nonton Bioskop
99 Tugas Akhir
100 Persiapan
101 Selamat Susan!
102 Gantungan Kunci
103 Membantu Orang
104 Reuni
105 Identitas Susan
106 Bertemu
107 Keinginan Susan
108 Ingin Bertemu
109 Pengakuan
110 Panti Asuhan
111 Panti Asuhan (2)
112 Kehangatan Di Panti Asuhan
113 Pekerjaan Susan
114 Yoshua Pulang
115 Operasi Adele
116 Jemputan
117 Romantis?
118 Warung Makan
119 Ketahuan
120 Kado
121 Dapat Email
122 Mulai Bekerja
123 Cincin
124 Pencarian
125 Penyelamatan
126 Oalah, Yon.
127 Aku Belum Siap!
128 Maukah Kamu?
129 Ketiban Durian
130 Kapan Kamu Melamar Adikku?
131 Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132 Lamaran
133 Sebelum Pernikahan
134 Pernikahan
135 Tangkap Buket Bunga!
136 PENGUMUMAN
137 PROMO BUKAN UP
138 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Kerja Bersama
3
Nifas
4
Jendela Lucknut
5
Jendela Lucknut Lagi
6
Susah Bicara Denganmu!
7
Berbaikan
8
Kunjungan Teman
9
Bahasa Asing
10
Kata Orang Dulu
11
Jamur
12
Tengkurap
13
Sudah Seperti Pasangan
14
Belanja
15
Kelakuan Daddy
16
Satu Tahun Baby Kin
17
Cuti
18
Psikopat
19
Sampai Rumah
20
Persoalan Keluarga Kimmy
21
Juragan Burhan
22
Mendatangi Rumah Juragan
23
Terpaksa Menikah
24
Ketinggalan
25
Terpaksa Menikah 2
26
Pesan Tio
27
Wanita Ini?
28
Tidur Sekamar
29
Pinjam Baju
30
Menjemput Tuan Key
31
Pulang Ke Desa
32
Mengantar Pengantin Baru
33
Apartemen
34
Hari Kedua di Apartemen
35
Chatting
36
Pertemuan
37
Kekesalan Vs Kebahagiaan
38
Satu Kamar (Lagi)
39
Omelete
40
Pembalasan
41
Pandai Memasak
42
Panas
43
Saatnya Kembali Bekerja!
44
Chef
45
Ganti Jadwal
46
Belanja Sore
47
Coklat
48
Topa
49
Siapa Cemburu?
50
Ponsel Baru
51
Menunggu Chef
52
Bebas Tugas
53
Masa Lalu Felix
54
Rencana Amoy
55
Minuman
56
Bertemu
57
Menyadari Sesuatu
58
Ayah Biologis
59
Paling Tampan
60
Kenapa Felix?
61
Kapan?
62
Rumah Siapa?
63
Kamuflase
64
Sayang
65
Undangan Pernikahan
66
Persiapan Ke Pesta
67
Pesta Pernikahan
68
Bonus Liburan Felix
69
Bulan Madu?
70
Takut
71
Berenang
72
Aku Mau!
73
Belanja
74
Sibuk
75
Hamil?
76
Tak Menyangka
77
Bos Nona Lelah
78
Penjelasan
79
Kejutan
80
Persiapan Resepsi
81
Checking
82
Meriah
83
Sama
84
Ngidam
85
Cari Rumah Baru
86
Memilih Brosur
87
Peresmian Rumah Baru
88
Usai Acara
89
Tak Mau Parfum
90
Belanja
91
Bulan Ke-9
92
Bareng
93
Panik Oh Panik
94
Lahir
95
Pulang ke Rumah
96
Suka
97
Ternyata Benar
98
Nonton Bioskop
99
Tugas Akhir
100
Persiapan
101
Selamat Susan!
102
Gantungan Kunci
103
Membantu Orang
104
Reuni
105
Identitas Susan
106
Bertemu
107
Keinginan Susan
108
Ingin Bertemu
109
Pengakuan
110
Panti Asuhan
111
Panti Asuhan (2)
112
Kehangatan Di Panti Asuhan
113
Pekerjaan Susan
114
Yoshua Pulang
115
Operasi Adele
116
Jemputan
117
Romantis?
118
Warung Makan
119
Ketahuan
120
Kado
121
Dapat Email
122
Mulai Bekerja
123
Cincin
124
Pencarian
125
Penyelamatan
126
Oalah, Yon.
127
Aku Belum Siap!
128
Maukah Kamu?
129
Ketiban Durian
130
Kapan Kamu Melamar Adikku?
131
Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132
Lamaran
133
Sebelum Pernikahan
134
Pernikahan
135
Tangkap Buket Bunga!
136
PENGUMUMAN
137
PROMO BUKAN UP
138
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!