Kerja Bersama

"Mama, ini ...."

Keluar dari kamarnya, Bianca menyerahkan baby Kin pada wanita yang telah menjadi seorang nenek itu.

Bu Sinta menggendong baby Kin dan menimangnya. Bayi mungil itu tidur tenang dalam gendongan neneknya. Pak Danu dan Brian menciumi bayi itu sampai dia menggeliat, mengganggu sedikit tidur nyenyaknya. Namun, bergeraknya bayi itu membuat suasana menjadi sangat bahagia.

"Tang kintung kintang kiprut ...." goda Pak Danu pada cucunya itu.

Brian terkekeh mendengarnya.

Giliran Pak Anton yang menggendongnya. Dia mengajak baby Kin untuk berjalan-jalan di sekitar rumah. Semua pelayan memperhatikan bayi mungil. Menatapnya dengan gemas.

Mereka semua membuat suasana di rumah yang cukup lama seperti museum, berubah jadi pasar sore itu. Sayang, waktu bergulir begitu cepatnya. Keluarga Pak Danu berpamitan. Bu Sinta sebenarnya masih ingin tinggal atau inginnya membawa cucu kecilnya pulang, tapi pasti Key tak akan mengijinkan opsi kedua. Akhirnya, mereka bertiga pulang dan berjanji akan sering mengunjungi cucunya.

"Kin ... Kintang kintung ... Kakek, Nenek, sama Om pulang dulu, ya? Baik-baik, ya? Sehat ya? Nurut sama Daddy dan Mommy. Mainnya jangan kesorean ya? Jangan suka ke diskotek, jangan ...."

Bu Sinta menyenggol lengan Pak Danu. Bianca mengerutkan dahi, begitu juga Key dan Pak Anton.

"Pesan-pesan Papa kelewatan," ujarnya.

"Eh, iya ...."

"Pak Anton, Key, Bianca, kami pulang dulu,ya?" pamit Bu Sinta.

"Iya, Ma."

"Jaga kesehatan, jaga baby Kin, perhatikan ASI-nya!" pesan Bu Sinta.

"Iya, Ma, iya."

Akhirnya keluarga Pak Danu menaiki mobilnya dan melaju pulang ke rumah.

*

Malam itu, Key berbaring di kamar memperhatikan Bianca yang sedang menimang anak lelaki mungilnya agar tidur dan memberinya ASI.

"Enak juga ya jadi bayi, digendong, dielus, diberi susu yang botolnya kenyal."

Bianca melotot.

Memang ya? Pria ini mulutnya tidak berfilter!

"Hey, apa yang kamu pikirkan, Sayang! Iya kan kenyal? Bukankah dot itu kenyal?"

Tawa menggelegar memenuhi ruangan hingga bayi yang sudah akan terlelap itu menangis lagi dengan keras.

"M-maaf, maaf!"

Key menutup wajahnya dengan bantal, ketakutan melihat istrinya yang sudah akan marah karena usahanya sia-sia.

"Kamu tidak akan mendapat sisa isi botol kenyal malam ini, honey bunny sweety!" ancam Bianca.

Sial!

Key menghela napas kasar. Jatah sisa susu yang belum pernah dia cicipi malam ini tak dibagikan.

"Ehm! Apa kau akan benar-benar memberikan semua tetes padanya?"

Key memperlakukan bayi mungil berhidung mancung itu seolah sebagai rivalnya.

"Tentu saja!"

Jawaban Bianca membuatnya tak berkutik. Dia bahkan membayangkan bagaimana rasanya, kenapa bayi itu seperti menikmatinya tiap sedotan dan tak juga melepaskannya. Kenapa tangan satunya pun memegang kencang wadah susu kenyal satunya yang tidak disedot.

Tampaknya dia ingin menguasai kedua wadah susu itu. Serakah!

Key begitu ingin mencubit pipi bayi itu agar tangisnya kembali dan melepas apa yang sedang disedotnya. Namun, si induk sangat garang ketika sedang menyusui anaknya.

Sudahlah, kali ini aku mengalah. Habiskan saja semua! Aku tak mau kaki mamimu sampai ke wajahku kalau kuganggu!

Key berbaring di tempat tidur dan memunggungi istri dan anaknya yang masih saling bermesraan.

*

Keesokan harinya, suasana terasa sangat nyaman untuk memejamkan mata bagi Bianca yang semalam terbangun untuk menyusui baby Kin setiap dua jam sekali. Sungguh lelah, tapi dia sangat menikmatinya.

Bianca bahagia saat melihat bayinya menyusu dengan lahap dan sehat. Hanya itu yang dia pikirkan saat bangun malam hari.

"Sayang, kalau kamu lelah, tidur saja!" ujar Key yang sudah bangun, tapi masih memejamkan mata.

"Tidak boleh, Sayang!"

"Siapa yang tak memperbolehkanmu! Bilang, Sayang!!" seru Key mulai akan marah.

"Mama. Dia bilang kalau tidur pagi akan menaikkan darah putih," jawab Bianca.

"Benarkah??"

"Iya, Sayang."

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja keliling komplek?"

"Nah, itu bagus, Sayang. Kita bisa sekalian menjemur Baby Kin."

"Menjemur??"

"Iya, biar dapat vitamin D."

"Oh, kukira kamu akan menggantungnya di jemuran."

"Jangan gila, Sayang."

Tiba-tiba baby Kin menangis. Bianca tergopoh-gopoh menggendong dan menenangkan bayi kecilnya.

Kesenangan pagi itu berbanding terbalik dengan sebuah ruang kerja saat Tuan dan Nona menghendaki para asisten untuk bekerja di rumah.

Kimmy menatap layar komputer. Di depannya pria yang cukup dingin pun sedang menatap layar komputer.

Kenapa harus disetting seperti ini sih! Kenapa gadis itu harus jadi satu ruang kerja denganku, berhadapan lagi! Kan ruangan di rumah ini banyak?? Tuan dan Nona membuat seperti ini karena mereka ingin saling berpandangan saat memeriksa laporan masing-masing.

Namun, aku dan gadis itu yang sering duduk di sini! Sial sekali!

Felix mencuri-curi pandang ke Kimmy yang serius mengetik sesuatu.

K-kenapa aku malah memperhatikannya? Aargh!

Felix berdiri, lalu mengambil sebotol air dingin di dalam kulkas yang disediakan di ruangan itu. Dia meneguknya separuh kemudian menatap ke jendela sekedar untuk mengalihkan pikiran kesalnya.

Pekerjaan itu harus dia selesaikan hari ini juga. Namun, gadis itu tak juga beranjak dari duduknya. Felix jadi penasaran pada apa yang sedang Kimmy kerjakan. Berkali-kali dia melirik ke Kimmy, tapi gadis itu tak memperdulikannya.

Kekepoan Felix semakin menjadi. Kenapa Kimmy begitu serius. Apa yang dia kerjakan?

Pria itu merambat sedikit-sedikit di tembok, kadang berbalik, kadang bergeser, macam FBI. Selama sepuluh menit, dia baru bisa sampai di belakang gadis itu.

Sampai juga!

Klik.

Tak ada gambar apapun di layar komputer Kimmy. Gadis itu malah berdiri dan menengok pada Felix yang telah melototi layar yang kosong dan hitam milik Kimmy.

"Bos Pelix, kenapa di situ?" tanya gadis itu setelah mematikan komputernya.

"A-aku ... aku ... aku lihat ... pemandangan di bawah sana!" jawab Felix gugup menunjuk asal ke jendela baru yang dibuat agar ruangan jadi lebih terang.

"Pemandangan apa sih??"

Kimmy beranjak juga dan mendekati jendela. Dia tercenung melihat ke bawah.

Gadis itu menatap ke Felix dengan dahi berkerut.

"Jadi Bos Pelix suka pemandangan seperti itu??"

"I-iya lah! Suka sekali!! Aku juga suka menggambarnya jika tidak sibuk!"

"Menggambarnya??" Kimmy makin mengerutkan dahi.

"Iya!! Kamu pikir aku tidak bisa menggambar??" ujar Felix melotot kesal.

"Ah, terserah Bos Pelix aja! Aku mau membersihkan kamar baby Kin!"

Gadis itu meninggalkan Felix dengan cepat dan dengan meringis, sedikit bergidik.

Brak!

Pintu ditutup dengan keras seolah dia sangat tergesa.

Fyuh!

Felix merasa lega karena gadis itu tak menanyainya macam-macam lagi.

Dia berbalik melihat ke jendela. Sebuah sungai dengan seorang gadis yang sedang mandi.

"AAAAAARRGGHH!! Kenapa ternyata di belakang rumah elit ada sungai???"

Pria itu mengacak rambutnya sendiri.

Terpopuler

Comments

Metallic 21

Metallic 21

😂😂

2022-02-21

0

mama_ vk

mama_ vk

hahaha...aduh perut q sakit thor....

2021-11-03

0

Gadis safa

Gadis safa

wkwkwk 😂🤣🤷

2021-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Kerja Bersama
3 Nifas
4 Jendela Lucknut
5 Jendela Lucknut Lagi
6 Susah Bicara Denganmu!
7 Berbaikan
8 Kunjungan Teman
9 Bahasa Asing
10 Kata Orang Dulu
11 Jamur
12 Tengkurap
13 Sudah Seperti Pasangan
14 Belanja
15 Kelakuan Daddy
16 Satu Tahun Baby Kin
17 Cuti
18 Psikopat
19 Sampai Rumah
20 Persoalan Keluarga Kimmy
21 Juragan Burhan
22 Mendatangi Rumah Juragan
23 Terpaksa Menikah
24 Ketinggalan
25 Terpaksa Menikah 2
26 Pesan Tio
27 Wanita Ini?
28 Tidur Sekamar
29 Pinjam Baju
30 Menjemput Tuan Key
31 Pulang Ke Desa
32 Mengantar Pengantin Baru
33 Apartemen
34 Hari Kedua di Apartemen
35 Chatting
36 Pertemuan
37 Kekesalan Vs Kebahagiaan
38 Satu Kamar (Lagi)
39 Omelete
40 Pembalasan
41 Pandai Memasak
42 Panas
43 Saatnya Kembali Bekerja!
44 Chef
45 Ganti Jadwal
46 Belanja Sore
47 Coklat
48 Topa
49 Siapa Cemburu?
50 Ponsel Baru
51 Menunggu Chef
52 Bebas Tugas
53 Masa Lalu Felix
54 Rencana Amoy
55 Minuman
56 Bertemu
57 Menyadari Sesuatu
58 Ayah Biologis
59 Paling Tampan
60 Kenapa Felix?
61 Kapan?
62 Rumah Siapa?
63 Kamuflase
64 Sayang
65 Undangan Pernikahan
66 Persiapan Ke Pesta
67 Pesta Pernikahan
68 Bonus Liburan Felix
69 Bulan Madu?
70 Takut
71 Berenang
72 Aku Mau!
73 Belanja
74 Sibuk
75 Hamil?
76 Tak Menyangka
77 Bos Nona Lelah
78 Penjelasan
79 Kejutan
80 Persiapan Resepsi
81 Checking
82 Meriah
83 Sama
84 Ngidam
85 Cari Rumah Baru
86 Memilih Brosur
87 Peresmian Rumah Baru
88 Usai Acara
89 Tak Mau Parfum
90 Belanja
91 Bulan Ke-9
92 Bareng
93 Panik Oh Panik
94 Lahir
95 Pulang ke Rumah
96 Suka
97 Ternyata Benar
98 Nonton Bioskop
99 Tugas Akhir
100 Persiapan
101 Selamat Susan!
102 Gantungan Kunci
103 Membantu Orang
104 Reuni
105 Identitas Susan
106 Bertemu
107 Keinginan Susan
108 Ingin Bertemu
109 Pengakuan
110 Panti Asuhan
111 Panti Asuhan (2)
112 Kehangatan Di Panti Asuhan
113 Pekerjaan Susan
114 Yoshua Pulang
115 Operasi Adele
116 Jemputan
117 Romantis?
118 Warung Makan
119 Ketahuan
120 Kado
121 Dapat Email
122 Mulai Bekerja
123 Cincin
124 Pencarian
125 Penyelamatan
126 Oalah, Yon.
127 Aku Belum Siap!
128 Maukah Kamu?
129 Ketiban Durian
130 Kapan Kamu Melamar Adikku?
131 Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132 Lamaran
133 Sebelum Pernikahan
134 Pernikahan
135 Tangkap Buket Bunga!
136 PENGUMUMAN
137 PROMO BUKAN UP
138 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Kerja Bersama
3
Nifas
4
Jendela Lucknut
5
Jendela Lucknut Lagi
6
Susah Bicara Denganmu!
7
Berbaikan
8
Kunjungan Teman
9
Bahasa Asing
10
Kata Orang Dulu
11
Jamur
12
Tengkurap
13
Sudah Seperti Pasangan
14
Belanja
15
Kelakuan Daddy
16
Satu Tahun Baby Kin
17
Cuti
18
Psikopat
19
Sampai Rumah
20
Persoalan Keluarga Kimmy
21
Juragan Burhan
22
Mendatangi Rumah Juragan
23
Terpaksa Menikah
24
Ketinggalan
25
Terpaksa Menikah 2
26
Pesan Tio
27
Wanita Ini?
28
Tidur Sekamar
29
Pinjam Baju
30
Menjemput Tuan Key
31
Pulang Ke Desa
32
Mengantar Pengantin Baru
33
Apartemen
34
Hari Kedua di Apartemen
35
Chatting
36
Pertemuan
37
Kekesalan Vs Kebahagiaan
38
Satu Kamar (Lagi)
39
Omelete
40
Pembalasan
41
Pandai Memasak
42
Panas
43
Saatnya Kembali Bekerja!
44
Chef
45
Ganti Jadwal
46
Belanja Sore
47
Coklat
48
Topa
49
Siapa Cemburu?
50
Ponsel Baru
51
Menunggu Chef
52
Bebas Tugas
53
Masa Lalu Felix
54
Rencana Amoy
55
Minuman
56
Bertemu
57
Menyadari Sesuatu
58
Ayah Biologis
59
Paling Tampan
60
Kenapa Felix?
61
Kapan?
62
Rumah Siapa?
63
Kamuflase
64
Sayang
65
Undangan Pernikahan
66
Persiapan Ke Pesta
67
Pesta Pernikahan
68
Bonus Liburan Felix
69
Bulan Madu?
70
Takut
71
Berenang
72
Aku Mau!
73
Belanja
74
Sibuk
75
Hamil?
76
Tak Menyangka
77
Bos Nona Lelah
78
Penjelasan
79
Kejutan
80
Persiapan Resepsi
81
Checking
82
Meriah
83
Sama
84
Ngidam
85
Cari Rumah Baru
86
Memilih Brosur
87
Peresmian Rumah Baru
88
Usai Acara
89
Tak Mau Parfum
90
Belanja
91
Bulan Ke-9
92
Bareng
93
Panik Oh Panik
94
Lahir
95
Pulang ke Rumah
96
Suka
97
Ternyata Benar
98
Nonton Bioskop
99
Tugas Akhir
100
Persiapan
101
Selamat Susan!
102
Gantungan Kunci
103
Membantu Orang
104
Reuni
105
Identitas Susan
106
Bertemu
107
Keinginan Susan
108
Ingin Bertemu
109
Pengakuan
110
Panti Asuhan
111
Panti Asuhan (2)
112
Kehangatan Di Panti Asuhan
113
Pekerjaan Susan
114
Yoshua Pulang
115
Operasi Adele
116
Jemputan
117
Romantis?
118
Warung Makan
119
Ketahuan
120
Kado
121
Dapat Email
122
Mulai Bekerja
123
Cincin
124
Pencarian
125
Penyelamatan
126
Oalah, Yon.
127
Aku Belum Siap!
128
Maukah Kamu?
129
Ketiban Durian
130
Kapan Kamu Melamar Adikku?
131
Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132
Lamaran
133
Sebelum Pernikahan
134
Pernikahan
135
Tangkap Buket Bunga!
136
PENGUMUMAN
137
PROMO BUKAN UP
138
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!