Tengkurap

Malam yang hening itu hanya Bianca yang bisa menjelaskan pada suaminya yang ngotot tentang perjamuran.

Setelah beberapa saat, akhirnya pria itu bisa memahami apa yang ditempel di ubun-ubun baby Kin.

"Oh, hanya jejamuan, kukira jejamuran ...." ujar Key pelan.

Bianca melipat tangan dengan bola mata berputar mendengar ucapan enteng Key.

Namun, bisa diambil hikmah kalau malam itu Key telah berani menggendong bayinya. Dia tak perduli semua orang di rumah yang bubar sendiri-sendiri karena masalah usai.

Dokter telah berpamitan, Felix pun pulang. Pak Anton masuk untuk beristirahat di kamarnya. Semua pelayan telah kembali ke ruangan masing-masing. Malam yang kembali tenang usai terjadi kegemparan lokal.

Bayi kecil yang baru saja mengakibatkan kehebohan itu sedang menikmati susu dalam botolnya, sambil menatap pria yang telah menanam benih dalam rahim mommy-nya, hingga dia lahir ke dunia.

"Mimik cucu, Sayang ... yang banyak ya, biar cepat besar ...." ujarnya bahagia.

Setelah Key tanpa sadar bisa menggendong bayi itu, dia belum mau meletakkannya ke tempat tidur, seolah tak ingin melepas bayi mungil itu dari pelukannya. Kin pun ternganga seperti tawa tapi tak bersuara saat melihat Key mengagetkannya sambil mengedipkan mata. Mungkin pikirnya semacam badut mampang.

"Hati-hati, Sayang. Dia bisa tersedak," ujar Bianca mengingatkan.

"Iya ...." jawab Key.

Baby Kin telah mulai mengeluarkan suara ocehan kecil seperti 'ah', 'iyah'. Perkembangan yang sedikit lebih cepat, mungkin seperti beberapa bayi lain. Malam itu setelah menghabiskan sebotol asi-nya, karena sang daddy ingin menggendong, Bianca meminta Key untuk meletakkan Kin di pelukan dan menepuk pelan punggungnya agar bayi satu bulan itu bersendawa.

Key belajar menangani bayinya dengan baik. Baby Kin pun tidur dengan manis dalam timangan daddy-nya.

"Sayang, si nifas sudah pergi belum?" tanya Key pada Bianca saat baby Kin telah terlelap di atas tempat tidur mereka.

Setiap malam bayi itu tidur bersama kedua orang tuanya agar merasakan kelekatan dengan mereka.

Bianca menggeleng.

"Masih kira-kira sepuluh hari lagi, Sayang."

Key mengerucutkan mulut. Nampaknya acara tusuk daging belum bisa diselenggarakan malam ini. Akhirnya, pria itu hanya mendesah sendiri dan memejamkan matanya.

Hal itu bertolak belakang dengan Kimmy yang sedang rebahan di kamar baby Kin. Dia tak dapat memejamkan mata. Mencoba menelepon mamanya di kampung, tapi tak seorang pun mengangkat teleponnya.

"Hmm ... mama kemana, ya?" gumam Kimmy menatap ke layar ponselnya.

Dia berbaring menatap langit-langit kamarnya.

Sebentar kemudian, ponselnya berdering. Gadis itu terperanjat dan langsung mengangkat ponselnya.

"Mama! Aku telepon dari tadi, kenapa tidak diangkat-angkat?" sambut Kimmy.

"Maaf, Nak. Mama baru saja mengantar Papa, dia mendapatkan pekerjaan yang lebih di kota. Di sebuah koperasi!" seru wanita di seberang.

"Oh, syukurlah, Ma. Gimana pendidikan adik-adik?" tanya Kimmy.

"Nilai mereka baik. Di atas rata-rata kelas. Untuk pembayaran sekolah juga sudah lunas. Makasih, Kimmy, Mama berutang banyak padamu! Semoga Papa bekerja keras di kota dan bisa membiayai kami, hingga kamu tak perlu lagi mengirimkan banyak uang."

"Mama, aku tetap akan mengirimkan uang. Mama tenang saja."

Wanita di seberang mendesah pelan. Emm ... iya juga Kimmy, mungkin Papa baru mendapatkan gaji bulan depan."

"Iya. Semua baik-baik saja, kan, Ma?"

"I-iya, baik-baik saja. Kimmy, sudah begitu malam. Besok kamu kesiangan bangunnya."

Kimmy mengernyitkan dahi.

"Baiklah, Ma. Aku belum bisa pulang bulan-bulan ini, ya? Mungkin sampai bos kecil Kin agak besar."

"Iya, Kimmy. Jaga diri baik-baik."

Panggilan terputus. Kimmy berharap semoga semua baik-baik saja seperti yang dikatakan oleh mamanya.

Malam itu berlalu dengan tenang. Seperti biasa, Bianca masih bangun setiap dua jam untuk menyusui bayinya.

*

Bulan demi bulan berlalu, saat itu bulan ketiga tiba. Baby Kin yang telah bisa menggulingkan dirinya berposisi tengkurap, membuat seluruh anggota rumah bersorak gembira.

Keberhasilan itu tak lepas dari kehebohan Kimmy saat mengajarkan baby Kin berguling membuahkan hasil.

"Ayo, baby Kin, kamu bisa! Berguling!" seru Kimmy pada bayi itu saat Mommy-nya pergi ke hotel untuk melakukan pengecekan rutin.

Tak lupa, Kimmy merekam si bayi saat ngotot untuk berguling.

"Ayo, ayo .... Yu ken duit!"

Bayi itu hampir saja menyerah, dia mengomel kata tak jelas saat gagal melakukannya. Berkali-kali dia mencoba, tapi selalu gagal. Hampir saja menangis jika Kimmy tak menenangkan. Kimmy begitu sabar dengan bayi itu.

Si kecil sedang mencoba lagi, sepertinya dia memang memiliki keinginan kuat jika menginginkan sesuatu. Dari mulutnya keluar ocehan sembari mencoba berguling.

Kimmy lalu memberikan telunjuknya agar dipegang oleh baby Kin saat percobaan berguling tanpa menariknya. Benar saja, bayi itu berinisiatif untuk memakai telunjuk Kimmy agar menahan tubuhnya. Lalu ... Bingo! Dia berhasil melakukannya!

"Bagus!!" seru Kimmy.

Semua pelayan yang semula menunggui mereka, bersorak gembira dengan keberhasilan si bayi.

Video itu Kimmy kirimkan ke bos nonanya, kemudian dia kirim ke Felix agar ditunjukkan pada pak bos tuannya.

Send!

Bianca takjub melihat hal itu. Dia memamerkan video yang dikirimkan Kimmy.

"Pak Dody, lihat! Anakku sudah bisa tengkurap!" ujarnya tanpa perduli siapa yang dia ajak bicara.

Pria itu mengangguk-angguk.

Aku tengkurap setiap hari juga tak ada yang menyoraki seperti itu .... batin manager.

"Sebentar ...." ujar Bianca bermaksud permisi pada si manager.

Dia keluar dari ruangan manager, kemudian menemui teman-teman yang sekarang menjadi bawahannya.

"Hey! Lihat ... lihat! Anakku sudah bisa tengkurap!" teriaknya.

Laura yang pertama menatap ke layar, mengulang video itu dan menonton bersama dengan yang lain.

"Aih ... lucunyaa ...." seru mereka.

"Pintar, yaa ...."

"Iya, rata-rata bayi umur empat bulan baru bisa tengkurap! Semoga jadi anak cerdas seperti ...." Mereka tak jadi meneruskan kalimat, menatap ke Bianca.

Bianca melotot, "Seperti siapa?!"

"Daddy sama Mommy-nya ...." jawab mereka.

Bianca tersenyum bangga, ternyata teman-teman menganggapnya cerdas juga.

"Untung kita nggak keceplosan cuma daddy-nya yang cerdas! Bisa-bisa dipotong gaji, tau?" desis mereka.

Begitu juga di kantor utama Sinar Group, video itu diterima oleh Felix. Dia memutar dan menggumam, "Ah, Baby Kin tengkurap! Hmm ... suara gadis ini nge-bass, untung bahasa Inggrisnya baru benar!"

Dia membawa video itu ke Tuan Key. Pria itu bersorak sendiri melihatnya.

"Ah ... pintarnya!!" puji Key sendiri.

"Felix! Beri bonus dua puluh persen gaji pada karyawan hari ini atas kepintaran anakku!!" serunya memandangi video itu.

"Baik, Tuan!"

Pria itu segera meneruskan informasi bonus pada manager keuangan. Berita itu sampai pada telinga para karyawan.

"Waahh ... kita doakan semoga baby Kin makin tambah pintar, ya? Dengan begitu, bonus-bonus juga mengalir deras!"

******

Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Terpopuler

Comments

Olis Kholisoh

Olis Kholisoh

thor memang the best,,bikin ngakak aja baca nya

2021-12-20

0

iyut_PAntes

iyut_PAntes

wey you can do it... kimmy

2021-10-09

0

N O N I

N O N I

samape ngakak thor

2021-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Kerja Bersama
3 Nifas
4 Jendela Lucknut
5 Jendela Lucknut Lagi
6 Susah Bicara Denganmu!
7 Berbaikan
8 Kunjungan Teman
9 Bahasa Asing
10 Kata Orang Dulu
11 Jamur
12 Tengkurap
13 Sudah Seperti Pasangan
14 Belanja
15 Kelakuan Daddy
16 Satu Tahun Baby Kin
17 Cuti
18 Psikopat
19 Sampai Rumah
20 Persoalan Keluarga Kimmy
21 Juragan Burhan
22 Mendatangi Rumah Juragan
23 Terpaksa Menikah
24 Ketinggalan
25 Terpaksa Menikah 2
26 Pesan Tio
27 Wanita Ini?
28 Tidur Sekamar
29 Pinjam Baju
30 Menjemput Tuan Key
31 Pulang Ke Desa
32 Mengantar Pengantin Baru
33 Apartemen
34 Hari Kedua di Apartemen
35 Chatting
36 Pertemuan
37 Kekesalan Vs Kebahagiaan
38 Satu Kamar (Lagi)
39 Omelete
40 Pembalasan
41 Pandai Memasak
42 Panas
43 Saatnya Kembali Bekerja!
44 Chef
45 Ganti Jadwal
46 Belanja Sore
47 Coklat
48 Topa
49 Siapa Cemburu?
50 Ponsel Baru
51 Menunggu Chef
52 Bebas Tugas
53 Masa Lalu Felix
54 Rencana Amoy
55 Minuman
56 Bertemu
57 Menyadari Sesuatu
58 Ayah Biologis
59 Paling Tampan
60 Kenapa Felix?
61 Kapan?
62 Rumah Siapa?
63 Kamuflase
64 Sayang
65 Undangan Pernikahan
66 Persiapan Ke Pesta
67 Pesta Pernikahan
68 Bonus Liburan Felix
69 Bulan Madu?
70 Takut
71 Berenang
72 Aku Mau!
73 Belanja
74 Sibuk
75 Hamil?
76 Tak Menyangka
77 Bos Nona Lelah
78 Penjelasan
79 Kejutan
80 Persiapan Resepsi
81 Checking
82 Meriah
83 Sama
84 Ngidam
85 Cari Rumah Baru
86 Memilih Brosur
87 Peresmian Rumah Baru
88 Usai Acara
89 Tak Mau Parfum
90 Belanja
91 Bulan Ke-9
92 Bareng
93 Panik Oh Panik
94 Lahir
95 Pulang ke Rumah
96 Suka
97 Ternyata Benar
98 Nonton Bioskop
99 Tugas Akhir
100 Persiapan
101 Selamat Susan!
102 Gantungan Kunci
103 Membantu Orang
104 Reuni
105 Identitas Susan
106 Bertemu
107 Keinginan Susan
108 Ingin Bertemu
109 Pengakuan
110 Panti Asuhan
111 Panti Asuhan (2)
112 Kehangatan Di Panti Asuhan
113 Pekerjaan Susan
114 Yoshua Pulang
115 Operasi Adele
116 Jemputan
117 Romantis?
118 Warung Makan
119 Ketahuan
120 Kado
121 Dapat Email
122 Mulai Bekerja
123 Cincin
124 Pencarian
125 Penyelamatan
126 Oalah, Yon.
127 Aku Belum Siap!
128 Maukah Kamu?
129 Ketiban Durian
130 Kapan Kamu Melamar Adikku?
131 Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132 Lamaran
133 Sebelum Pernikahan
134 Pernikahan
135 Tangkap Buket Bunga!
136 PENGUMUMAN
137 PROMO BUKAN UP
138 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Kerja Bersama
3
Nifas
4
Jendela Lucknut
5
Jendela Lucknut Lagi
6
Susah Bicara Denganmu!
7
Berbaikan
8
Kunjungan Teman
9
Bahasa Asing
10
Kata Orang Dulu
11
Jamur
12
Tengkurap
13
Sudah Seperti Pasangan
14
Belanja
15
Kelakuan Daddy
16
Satu Tahun Baby Kin
17
Cuti
18
Psikopat
19
Sampai Rumah
20
Persoalan Keluarga Kimmy
21
Juragan Burhan
22
Mendatangi Rumah Juragan
23
Terpaksa Menikah
24
Ketinggalan
25
Terpaksa Menikah 2
26
Pesan Tio
27
Wanita Ini?
28
Tidur Sekamar
29
Pinjam Baju
30
Menjemput Tuan Key
31
Pulang Ke Desa
32
Mengantar Pengantin Baru
33
Apartemen
34
Hari Kedua di Apartemen
35
Chatting
36
Pertemuan
37
Kekesalan Vs Kebahagiaan
38
Satu Kamar (Lagi)
39
Omelete
40
Pembalasan
41
Pandai Memasak
42
Panas
43
Saatnya Kembali Bekerja!
44
Chef
45
Ganti Jadwal
46
Belanja Sore
47
Coklat
48
Topa
49
Siapa Cemburu?
50
Ponsel Baru
51
Menunggu Chef
52
Bebas Tugas
53
Masa Lalu Felix
54
Rencana Amoy
55
Minuman
56
Bertemu
57
Menyadari Sesuatu
58
Ayah Biologis
59
Paling Tampan
60
Kenapa Felix?
61
Kapan?
62
Rumah Siapa?
63
Kamuflase
64
Sayang
65
Undangan Pernikahan
66
Persiapan Ke Pesta
67
Pesta Pernikahan
68
Bonus Liburan Felix
69
Bulan Madu?
70
Takut
71
Berenang
72
Aku Mau!
73
Belanja
74
Sibuk
75
Hamil?
76
Tak Menyangka
77
Bos Nona Lelah
78
Penjelasan
79
Kejutan
80
Persiapan Resepsi
81
Checking
82
Meriah
83
Sama
84
Ngidam
85
Cari Rumah Baru
86
Memilih Brosur
87
Peresmian Rumah Baru
88
Usai Acara
89
Tak Mau Parfum
90
Belanja
91
Bulan Ke-9
92
Bareng
93
Panik Oh Panik
94
Lahir
95
Pulang ke Rumah
96
Suka
97
Ternyata Benar
98
Nonton Bioskop
99
Tugas Akhir
100
Persiapan
101
Selamat Susan!
102
Gantungan Kunci
103
Membantu Orang
104
Reuni
105
Identitas Susan
106
Bertemu
107
Keinginan Susan
108
Ingin Bertemu
109
Pengakuan
110
Panti Asuhan
111
Panti Asuhan (2)
112
Kehangatan Di Panti Asuhan
113
Pekerjaan Susan
114
Yoshua Pulang
115
Operasi Adele
116
Jemputan
117
Romantis?
118
Warung Makan
119
Ketahuan
120
Kado
121
Dapat Email
122
Mulai Bekerja
123
Cincin
124
Pencarian
125
Penyelamatan
126
Oalah, Yon.
127
Aku Belum Siap!
128
Maukah Kamu?
129
Ketiban Durian
130
Kapan Kamu Melamar Adikku?
131
Kamu Nanti Lamaran, Lho!
132
Lamaran
133
Sebelum Pernikahan
134
Pernikahan
135
Tangkap Buket Bunga!
136
PENGUMUMAN
137
PROMO BUKAN UP
138
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!