Suasana rumah mewah terasa sangat tenang saat baby Kin tidur, tapi akan terasa sangat ramai jika bayi kecil itu menangis kencang. Semua orang di rumah maupun pelayan merasa cemas jika bayi itu menangis.
Namun, malam-malam Bianca dan Key sungguh dipenuhi keributan yang tak begitu penting.
"Sayang, aku ...."
Key mengelus pipi Bianca, kemudian mencoba untuk mencium bibir ranum milik istrinya. Wanita itu seolah selalu menghindar dari serangan suaminya.
Kenapa sih wanita ini? Aku telah menahannya selama satu bulan sebelum dia melahirkan. Apa dia akan membuatku berpuasa lagi??
"Kenapa, Sayang ...."
"Aku kan baru masa nifas, jangan bilang kalo kamu nggak tau itu."
Gengsi lah tidak tahu!
"Ah iya, kamu sedang masa nifas. Ya sudah, aku tak akan menyentuhmu."
Dia keluar dari kamar lalu masuk ke ruang kerja. Bianca tersenyum.
Priaku ternyata pintar juga!
Key berjalan dengan pelan sambil mengingat-ingat kata 'nifas' sambil mengayunkan setiap langkahnya.
"Nifas ... Felix! Apa kamu tahu apa itu nifas?" tanya pria itu setelah bertemu dengan asistennya di ruang kerja.
"Sebentar, Tuan Muda. Itu istilah dalam hal apa, ya? Saya pernah dengar, tapi dimana?"
"Huh, bertanya denganmu sama saja! Itu istilah wanita!"
Tuan Muda yang salah bertanya, aku kan lelaki tulen? Kenapa ditanya perihal istilah wanita?
"Coba saya panggilkan Kim ... eh, Hana saja!" ujar Felix teringat dengan kejadian pagi tadi. Dia masih malu jika bertemu dengan Kimmy.
Masa sih seorang asisten yang cool suka menggambar wanita mandi!
"Ya, cepatlah!"
"Baik, Tuan Muda!"
Pria itu bergegas turun dari ruang kerja. Sementara Key merasa ada yang salah di ruangan itu.
Apa yang dilakukan Felix di ruangan ini begitu lama? Komputer pun tak ada jejak pekerjaannya! Hmm ... ruangan ini kenapa jadi gelap lagi?? Aaaaargh! Siapa itu yang menutup jendela dengan kayu-kayu?? Pasti kerjaan Felix!!
Suara derap langkah dua orang mendekat ke ruang kerja Tuan Key dengan tergesa. Pintu terkuak saat Felix akan mengetuknya, dia masuk begitu saja dan mendapati tuan mudanya sedang berdiri mengamati jendela yang dia tutup.
"Sebentar, Hana," kata Felix pada wanita itu.
"Tuan, saya menutupnya dengan kayu karena urgent, Tuan!" ujarnya agak sedikit takut.
"Urgent?" tanya Key mengerutkan dahi, meminta penjelasan pada pria itu.
"Errr ... ternyata, di belakang rumah ini ada sebuah sungai."
Felix mencoba menjelaskan. Namun, Key semakin tak paham.
"Sungai? Bagus, kan?"
"I-iya, eh ... maksud saya, sungai itu penuh dengan pemandangan yang menarik bagi seorang pria, kecuali saya."
"Maksudmu, aku juga suka?" Key mengernyitkan dahi lagi.
"Eh, bukan ...."
"Ah, tidak jelas Felix! Katakan saja apa yang ada di sungai?" Key memikirkan hal-hal yang sering ditemukan di sungai.
"Lele?"
Felix menggeleng.
"Sampah?"
Felix kembali menggeleng.
"Pup?"
Felix menggeleng sambil menutup hidungnya.
"Apa??!"
Hilang kesabaran Key.
"Seorang gadis," jawab Felix.
"Jadi, kamu tidak menyukai gadis?"
"Bu-bukan begitu, Tuan! Gadis itu mandi di sungai."
Key terperanjat mendengarnya. Dia menatap ke arah jendela.
"Hari gini masih ada gadis mandi di sungai?? Felix! Pindahkan saja jendelanya! Jangan sampai istriku tahu!"
"Baik, Tuan!"
Felix segera menelepon tukang untuk memindahkan jendela, lalu menyuruh Hana untuk masuk.
"Ada apa, Tuan memanggil saya?" tanya Hana.
"Jelaskan apa itu nifas, Hana! Jangan bilang Nona kalau aku bertanya padamu!"
Hana menghela nafas, dia mengira akan ditanyai tentang apa, ternyata hanya urusan wanita.
Bianca melangkah ke ruang kerja setelah menidurkan baby Kin di dalam kamar bayi, bersama Kimmy yang menjaganya.
Dia terhenti di depan pintu saat mendengar sebuah suara seperti menjelaskan sesuatu.
"Nifas adalah darah yang keluar dari rahim setelah seorang wanita melahirkan. Selama nifas tidak boleh berhubungan intim seperti halnya menstruasi," jelas Hana takut.
Bianca mendengarkan dengan seksama dari luar, Hmm ... jadi dia bohong, katanya tahu, tapi ternyata tidak sama sekali.
Wanita itu kembali menguping pembicaraan mereka.
"Oh, lalu berapa lama aku harus menahan rasa ingin ber ... ehm! Kamu tahu, kan, Hana?"
Ugh! Walau di-ehm sekalipun kenapa dia tak malu menanyakannya pada Hana?? batin Bianca.
"I-iya, Tuan! Ehm itu harus ditahan selama ... empat ...."
"Hah?? Empat hari??"
"Errr ...."
Hana ingin melanjutkan ucapannya, tapi tercekat di kerongkongan.
"Empat puluh hari!"
Bianca masuk dan melanjutkan perkataan Hana. Key langsung pucat pasi.
Hana dan Felix memohon diri dari ruangan itu.
"K-kami permisi, ada pekerjaan di bawah!" ujar mereka bersamaan mencari alasan untuk pergi dari ruangan yang seketika menjadi horor itu.
Para asisten sialan, mereka meninggalkan aku di sini sendiri.
"Jadi begitu, katanya tahu ...." sindir Bianca melipat tangannya, menatap ke pria yang tersenyum kecut itu.
Pria itu memutar otak mencari akal agar selamat dari malu.
"Sayang, rambutmu berantakan, kapan terakhir kamu ke salon?" tanya Key mengalihkan pembicaraan.
"Sembilan bulan yang lalu. Kembali ke pokok bahasan. Apa nifas itu?" lirik Bianca.
"P-pokoknya aku tak boleh menyentuhmu selama empat puluh hari," jawab Key menunduk. Dia menjadi suami takut istri.
"Bagus, mengerti ya sekarang?"
"Sayang, apa tak ada potongan?"
"Tidak. Itu sudah ketentuan dari sananya ...."
Aahh, ya sudahlah. Biarkan dia menjadi batu akik jika lama tak digunakan!
*
Tukang jendela datang. Selama tiga hari, mereka menutup jendela lama, kemudian memindahkan di sudut ruangan, agak jauh dari jendela sebelumnya.
"Kenapa jendela harus dipindah, Sayang?" tanya Bianca.
"Eh, sepertinya tak bagus di sana."
"Ooh, begitu ...."
Selama itu, Tuan dan Nona bersama para asisten bekerja di ruang baca. Tak masalah.
Akhirnya tiga hari kemudian, jendela pun jadi.
Key merasa puas melihat ke arah jendela. Dia hanya melihat sebuah rumah tingkat dengan balkon saja.
"Sempurna!" gumamnya.
Pagi itu Key melangkah keluar dari ruang kerja, berniat untuk memberitahukan pada istrinya agar bisa bekerja dari rumah di ruangan itu.
Dia masuk ke kamar dan mendapati istrinya sedang mandi di kamar mandi.
"Sayang, kamu bisa bekerja kembali dari rumah selama mengurusi baby Kin. Biar Kimmy yang pergi ke hotel. Para tukang telah selesai membuat jendela baru."
Key duduk di sisi ranjang ketika wanitanya keluar dari kamar mandi dan membuka handuk di depannya, seolah tak perduli dengan sesuatu yang mengangkat diri, mengeras tapi bukan semen.
Cukup Key, dia dalam masa NIFAS ... N-I-F-A-S!
Pria itu hanya terdiam dan hanyut dalam pikiran kotor yang dia coba sucikan sendiri.
"Makasih, Sayang. Hari ini kamu berangkat kerja? Aku siapkan bajunya, ya?" ujar Bianca.
Key mengangguk. Dia masuk ke kamar mandi dan mengguyur sosisnya agar lembek. Setelah berhasil, dia pun keluar dari kamar untuk memakai bajunya. Bianca mulai mendekat dan membuka handuk kimono suaminya lalu mengganti dengan baju kerja.
Disentuh oleh Bianca, kembali bagian bawah Key menegang lagi. Bianca menyentil-nyentil bagian itu.
"Turun! Turun! Apa yang kamu pikirkan sih?" ujarnya sambil menyentil.
"Sakit, Sayang!" jerit Key.
Sembarangan saja dia menyentil-nyentil!
******
Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Hertin Liberti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-11-12
0
Muhammad Zidan Al Mirza
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂ngakak sya Thor smpe ank dan suami blng bunda Jd aneh
2021-10-16
0
Bundaku Arafa
😂😂😂😂😂ngakak parah
2021-10-15
0