"Yah kamu benar, dan kamu adalah perempuan pertama yang aku temui disini. Bisakah kita menjadi teman?" Tanya Jane.
Tersenyum kepada Jane "tentu."
"Thank you. Sepertinya kamu akan menjadi teman pertama aku disini," ucap Jane.
"Benarkah?"
"Ya, memang benar. Aku baru pindah di sini sekitar 2 mingguan yang lalu."
"Oh begitu, kamu berasal dari mana?" tanya Rosie.
"Aku berasal dari Korea."
(Rosie hanya mengangguk)
Kemudian, Jane menawarkan agar Rosie bisa bercerita dengannya "kamu bisa bercerita denganku kenapa kamu menangis disini jika kamu mau menceritakannya kepadaku."
Akhirnya Rosie menyetujuinya "baiklah, aku akan menceritakannya."
Rosie mulai menceritakan semuanya apa yang terjadi dengannya tadi. Jane yang mendengarkan cerita Rosie mengangguk dan mengucapkan...
"Sebaiknya kamu dengarkan kata - kata kakakmu itu, dan kamu harus fokus dengan kuliahmu dulu," ucap Jane.
"Apakah aku harus begitu?"
"Ya. Kamu bisa berpacaran setelah lulus kuliah dan mendapat pekerjaan yang kamu inginkan terlebih dahulu."
"Baiklah, mungkin sebaiknya aku begitu. Terima kasih kamu sudah mau mendengarkan ceritaku kalau begitu saya pamit pulang," ucap Rosie.
Kemudian Jane menawarkan tumpangan kepada Rosie "biar aku yang mengantarmu pulang, karena ini sudah sangat larut malam."
"Terima kasih banyak."
Kemudian Jane mengantarkan Rosie pulang kerumahnya. sedangkan Liam sudah dari tadi menunggu Rosie pulang ke rumah karena dia tidak kunjung menemukan Rosie. Tepat jam 10 malam, terdengar suara ketukan pintu. Dengan segera Liam berlari menuju pintu dan membukanya. Ternyata suara ketukan pintu tersebut adalah Rosie. Liam segera memeluknya dengan perasaan khawatir lalu meminta maaf kepada Rosie. Kemudian Rosie melepas pelukannya dan berterima kasih kepada Jane, laku dia pergi ke kamarnya karena merasa lelah. Liam terkejut karena ternyata yang mengantarkan adiknya pulang adalah Jane.
Menunjuk Jane yang sedang berdiri di depan pintu "lho Kitten?"
Juga menujuk Liam dengan keheranan "jadi kakaknya Rosie itu kamu Chicken?"
"Iya, dia adikku. Thanks sudah mengantarkannya pulang apakah dia merepotkamu?"
"Tidak. Dia tidak merepotkanku justru dia yang menjadi teman pertama ku disini," ucap Jane
"Jadi, aku bukan teman pertamamu?" tanya Liam
Meledek Liam sembari menjulurkan Lidahnya "kamu bukan teman pertamaku, melainkan musuh pertama aku disini."
Cemberut sembari melipat kedua tangannya "oke fix kita musuhan."
"Hahahahah" (Mereka berdua pun tertawa bersama).
"Kamu mau mengobrol denganku di depan rumah?"
Jane berfikir sejenak "boleh, tetapi cuma sebentar ya?"
"Baiklah."
Kemudian mereka berdua berjalan menuju depan rumah Liam untuk berbicang walaupun hanya sebentar. Lalu, mereka duduk di ayunan depan rumah Liam.
Liam mulai membuka percakapan "kamu bekerja di perusahaan keluarga kamu atau cuma membantu saja?"
"Aku hanya membantu saja karena sebenarnya aku ini bekerja sebagai model."
(Mengangguk) "model apa?"
"Model sebuah brand fashion."
"Oh begitu, punya instamili?"
"Punya dong, memangnya ada apa?"
Liam mengambil handphone dari saku nya kemudian menunjukkan username akun instamili nya "ini follow instamili aku dong."
Membuka handphone miliknya dan mencari username akun milik Liam "yang ini kan?"
"Nah yang itu, @itss.liamgerard"
"Done."
"Nah, sudah aku follow back ya."
Melihat - lihat feed instagram milik Liam "jadi ternyata kamu itu atlet skateboard dan suka melukis ya?"
"Bukan atlet sih tapi cuma hobi main dan kebetulan suka mengikuti pertandingan walaupun cuma yang lokal aja. Kalau soal melukis sih aku cuma hobi saja sih sekalian melepas stress."
"Oh bukannya menambah stress ya? hahaha."
"Yah bagi sebagian orang sih begitu, cuma bagi orang yang memang hobinya melukis sih untuk melepas stress."
"Kapan - kapan bisa dong kamu melukis wajahku."
"Yah tergantung kamu mau membayarku berapa."
"Cuma melukis saja masa harus bayar sih."
"Cuma melukis saja apanya, lebih baik melukis saja sendiri sana."
Memukul bahu Liam "kamu ini selalu bikin aku jengkel."
Berpura - pura merasa kesakitan "sakit tau."
Berhenti memukul bahu Liam "ihh gitu aja sakit, lembek banget sih jadi pria."
Mulai menggulung lengan bajunya "hih apaan sih. Nih lihat nih begini lembek?"
Liam masih memamerkan otot - otot tangannya dan mereka masih bercanda di ayunan tersebut. Mereka membahas berbagai macam hal dan saling melontarkan ejekan di setiap sela - sela pembahasan mereka. Mereka menikmati setiap obrolan mereka. Sampai mereka melupakan bahwa mereka adalah musuh.
"ini sudah larut malam dan mungkin Oppa mengkhawatirkanku, aku pamit pulang dulu." Kemudian berjalan pergi.
Melambaikan tangannya "oke be careful."
Membalas lambaian tangan Liam "oke bye."
Kemudian Jane berjalan pergi dan tiba - tiba menghentikan langkahnya
"Oh ya Chicken."
Berhalan menghampiri Jane "ya Kitten?"
"Mmm kamu jangan memarahinya lagi, biarkan dia sendiri dulu." Nasihat Jane.
"Baiklah terima kasih. Oh ya terima kasih juga telah menemaniku mengobrol malam ini."
" Sama - sama. Eh sini aku mau membisikkan sesuatu. "
Lantas Liam mendekati Jane karena penasaran apa yang ingin Jane katakan kepadanya.
Setelah Liam mendekatkan telinganya, kemudian Jane tidak membisikkan sepatah kata apapun kepada Liam, melainkan mencium pipi Liam. Lantas Liam merasa terkejut karena tanpa ada angin dan hujan, Jane mencium pipinya. Liam hanya membeku karena terkejut, sedangkan Jane tersenyum melihat ekspresi Liam yang membeku dan mulai memerah karenanya. Setelah itu Jane masuk ke mobilnya dan mobilnya mulai menjauh. Liam hanya melihat mobil Jane yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya dengan wajah yang memerah.
Setelah itu Liam berjalan masuk ke rumahnya dan menutup pintu. Liam berjalan menuju kamar Rosie dan mengetuk pintu kamar Rosie untuk memastikan kembali adiknya tersebut. Tak lama kemudian Rosie membuka pintu kamarnya dan menyuruh Liam untuk masuk ke kamarnya. Rosie menangis sembari meminta maaf kepada kakaknya karena telah membuatnya khawatir dan membentaknya tadi. Liam hanya tersenyum dan memaafkan perbuatan adiknya tersebut. Liam menenangkan adiknya tersebut yang masih terus - menerus menangis sembari mengusap air mata yang jatuh di pipi Rosie. Setelah beberapa menit Rosie menangis, akhirnya Rosie berhenti menangis dan masih memeluk kakaknya tersebut. Liam tidak bisa pergi ke kamarnya karena Rosie terus memeluknya dengan erat. Akhirnya mau tidak mau Liam menemani Rosie sampai tertidur.
Tak lama setelah Rosie tertidur, Liam menyelimuti Rosie dan pergi ke kamarnya. Kemudian Liam membersihkan badannya dan mulai memutar musik di kamarnya sembari meminum obatnya. Liam mencoba untuk memejamkan matanya tetapi selalu gagal karena terus menerus memikirkan si Kitten.
Karena Liam tidak bisa tidur, akhirnya dia mengambil peralatan melukisnya untuk melukis sesuatu. Liam melukis secara perlahan dan dengan mengikuti kata hatinya untuk melukis malam itu. Liam terkejut karena tanpa sadar yang dia lukis adalah wajah Jane. Liam hanya diam terpaku sembari menatap lukisan yang selesai dia buat. Setelah itu Liam membereskan peralatannya dan menyembunyikan lukisan yang dia buat tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 447 Episodes
Comments
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Liam nakal. 😁
2023-01-18
1
Rahayu
seru thor
2022-03-17
3
Nulis terus✍️💪
semangat ya kakak nulisnya..
saling mendukung 🤗
salam dari karya terbaruku ☺️🙏
2021-09-01
4