*3 Minggu Kemudian*
Pagi itu Liam baru saja sampai di kantornya. Liam menyapa ramah para karyawan yang ditemuinya di lobby kantor dengan senyuman. Para karyawan itu membalas sapaan Liam dengan senyum yang ramah juga. Setelah masuk keruangannya, pintu ruangan Liam di ketuk oleh seseorang. Liam kemudian berteriak menyuruhnya masuk karena Liam sedang sibuk oleh pekerjaannya. Ternyata yang mengetuk pintu adalah Yunna, sekretaris Liam.
Yunna kemudian menyapa Liam dengan ramah sembari memberikan beberapa file yang harus diperiksa oleh Liam. Liam kemudian memeriksa file - file tersebut sembari mendiskusikan tentang pekerjaan dan jadwal dia hari ini. Setelah selesai, Yunna meminta izin untuk pergi tetapi di tahan oleh Liam.
"Ya pak, ada yang masih bapak butuhkan lagi?"
Sembari memainkan handphone nya "apakah kamu masih ada pekerjaan?"
"Tidak pak, maaf kalau boleh tau ada apa ya?"
"Ah kalau begitu duduklah di sampingku, aku sedang membutuhkan teman untuk berbincang sebentar jika kamu merasa tidak keberatan."
Berjalan dan duduk di sofa "baik pak."
"Kamu bisa panggil dengan namaku saja, jangan terlalu formal jika kita sedang berdua."
"Tetapi pak, saya tidak enak jika memanggil anda hanya dengan nama anda saja."
"Tidak apa - apa, lagipula kamu lebih tua dari aku kan?"
"Iya pak, tapi saya menghormati anda sebagai atasan saya dan saya merasa tidak sopan jika saya memanggil anda hanya dengan nama saja."
Lalu tersenyum kepada Yunna "hmm, kalau begitu mau kah kamu berteman denganku?"
Yunna merasa keheranan dengan sikap Yunna "maksud bapak?"
"Iya, kita berteman seperti teman se permainan jika tidak ada orang kantor, tapi jika ada orang kantor maka kamu bisa menganggap aku ini sebagai atasanmu kembali, dengan kata lain aku adalah atasan sekaligus temanmu karena sepertinya akan lebih menyenangkan jika bisa bekerja sama dengan teman. Bagaimana?"
Mengangguk paham "ah, baiklah pak saya menyutujuinya. Bapak memang benar, akan lebih menyenangkan jika bisa bekerja sama dengan teman."
"Okelah kalau begitu, panggil aku dengan Liam saja karena kita sekarang berteman."
"Baiklah pak, mm maksud saya Liam."
"Kamu harus membiasakannya mulai sekarang."
Kemudian Yunna menatap wajah Liam "apakah aku boleh menanyakan sesuatu kepada kamu?"
"Silahkan." Balasnya singkat.
"Apakah kamu ada hubungan dengan Mrs. Jane?"
"Tidak, karena kami berdua sebenarnya adalah musuh Kenapa kamu menanyakan hal itu?"
"Musuh? kenapa dia terlihat khawatir saat kamu sakit waktu itu?"
"Yap karena kami berdua tidak sengaja sering bertemu dan setiap bertemu selalu saja ribut maka dari itu kami menjadi musuhan walau sebenarnya tidak terlihat seperti 2 orang yang sedang bermusuhan." Jelas Liam.
"Oh begitu, tapi aku pikir kalian berdua memang cocok jika menjadi sepasang kekasih."
Liam menjawabnya dengan candaan "ah tidak mungkin karena kami sering ribut jika bertemu hahaha."
(Lalu mereka berdua tertawa bersama)
"Tapi apakah kamu menyukainya?"
"Tidak, aku tidak menyukainya sama sekali bahkan jika suatu saat aku menyukainya, mungkin aku tidak akan bisa mendapatkannya."
Yunna bertanya kembali "kenapa begitu?"
"Haiss kamu ini ternyata tipe orang yang banyak bertanya dan selalu kepo ya?"
Yunna menjadi canggung kepada Liam "ah maaf jika aku banyak bertanya, saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya permisi."
Menahan Yunna pergi "hei tunggu dulu aku belum menjawab pertanyaanmu itu hahaha."
Berhenti dari langkahnya dan kembali duduk "jika anda tidak mau menjawabnya tidak apa - apa."
"Kamu sudah terlanjur bertanya, jadi aku akan menjawabnya. Ya aku bilang jika suatu saat aku menyukainya pasti aku tak bisa mendapatkannya karena dia sudah memiliki seorang kekasih dan pasti dia akan hidup bahagia dengan kekasihnya itu."
"Mmm bukankah dia gadis yang menarik dan mungkin sesuai dengan selera anda."
Tersenyum "ya sedikit mendekati, tapi dia memiliki senyum yang belum pernah aku temukan di gadis lain."
"Apakah sangat langka seperti badak bercula satu, sampai - sampai anda belum menemukannya di gadis lain?"
"Maybe."
"Jika anda suatu saat menyukai dan mencintainya, maka anda harus berjuang untuk mendapatkannya, siapa tau dia bukan jodoh kekasihnya itu dan ternyata menjadi jodoh anda."
"Hei kamu jangan mendoakan orang dengan doa yang jelek, itu tidak baik. Ya mungkin aku harus memikirkan soal itu jika suatu saat aku mulai menyukainya."
"Ah baiklah saya akan mendukung anda jika memang benar. Sepertinya ini sudah masuk jam makan siang, apakah anda akan pergi untuk makan siang?"
Berdiri dari tempat duduknya "baiklah, bagaimana jika kita makan siang bersama? aku akan mentraktirmu dan anggap saja ini sebagai perayaan atas pertemanan kita."
Ikut berdiri dari tempat duduknya "baiklah kalau begitu, terima kasih."
"Ayo."
Mereka berdua pergi menuju restaurant dekat kantor untuk makan siang. Sesampainya di restaurant, mereka memilih menu makanan dan melanjutkan berbincang sembari menunggu makanan mereka disajikan. Restaurant itu sedang ramai sekali karena bertepatan dengan jam makan siang kantor dan merupakan restaurant andalan para karyawan kantor. Para karyawan memilih restaurant itu karena mereka bilang harganya ramah untuk karyawan bahkan makanannya sangat enak dan yang pasti hanya berjarak 5 meter dari kantor.
Setelah menunggu sedikit lama, akhirnya makanan mereka berdua telah siap dan disediakan di meja mereka. Pelayan sampai meminta maaf karena telah menunggu lama. Setelah itu, mereka berdua mulai menyantap makanan yang mereka pesan sembari melanjutkan perbincangan mereka.
Sembari menyantap makanannya "apakah kamu juga sudah mempunyai kekasih?"
"Belum."
Tanya Liam penasaran "kenapa?"
"Karena aku ingin fokus bekerja untuk membantu membiayai keluargaku."
Mendengar hal itu, lalu Liam memberikan pujian terhadap Yunna "oh kamu anak yang sangat baik, pasti orang tua kamu sangat bangga mempunyai seorang anak sebaik dirimu."
"Kamu sangat berlebihan Liam. Kamu sendiri bagaimana?"
"Aku juga belum."
"Benarkah? bukankah kamu sepertinya digilai para wanita dan merupakan pria idaman para wanita?"
"Apakah begitu? bahkan aku tidak merasa seperti begitu."
"Ya, karena dulu sewaktu aku mendaftar untuk menjadi sekretaris mu, di perusahaan ramai sekali yang mendaftar untuk menjadi sekretaris kamu juga karena mereka mendapat berita jika perusahaan ini sedang mencari sekretaris untuk Mr Liam Robinson." Jelas Yunna.
"Begitu? dan sekarang kamu adalah pemenang dari sekian banyaknya wanita yang mendaftar untuk menjadi sekretarisku karena kinerjamu dan doa dari orang tuamu juga."
"Anda benar hahaha, harusnya aku berbangga atas hal itu."
"Kamu memang harus bangga terhadap dirimu sendiri. Oh ya nanti tolong cari tau tentang gummy smile ya?"
Mengangkat tangan kanannya dan melakukan gerakan hormat bendera "baik boss."
Tersenyum sembari mengacungkan jempol tangannya kepada Yunna "good."
"Oh ya Liam, bukankah kamu terlalu baik kepada saya karena kamu mentraktirku makan siang."
"Tidak, itu biasa saja lagipula aku tidak akan rugi mentraktir sekretaris dengan kinerja yang semakin lama semakin meningkat sepertimu."
"Benarkah begitu? saya rasa anda akan menjadi atasan yang baik untuk saya atau mungkin anda adalah atasa terbaik yang saya temui."
"Hahaha kamu jangan terlalu berlebihan memujiku. Oh ya sebenarnya aku telah memperhatikan kinerjamu dari pertama kali kamu bekerja denganku. Kita lihat saja 1 atau 2 tahun yang akan datang."
"Hahaha baiklah pak terima kasih atas traktiran makan siangnya."
Berdiri dari tempat duduknya "sama - sama, sebentar lagi jam makan siang akan habis, mari kita kembali ke kantor."
Ikut berdiri dan mengikuti langkah Liam "mari."
Setelah itu, mereka berdua berjalan menuju kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka sampai jam pulang kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 447 Episodes
Comments
🛡️Change⚔️ Name🛡️
👍
2023-01-18
0
Kangee
👍
2022-10-21
0