Tiba - tiba ada seseorang tidak dikenal yang menghampiri mereka berdua dan menggandeng tangan Dio dengan erat.
Sembari memegang tangan Dio dengan erat "ihh sayangku jangan pergi lagi."
Dio merasa kebingungan "ihh kamu siapa?"
Kemudian orang itu memeluk dan ingin mencium Dio "aku pacar kamu lah memangnya siapa lagi."
Kemudian Chicko berlari meninggalkan Dio dengan orang gila itu "i itu orang gila Dio, kabur lah."
Dio berusaha kabur dari orang gila itu "hei tunggu aku ko."
Chicko berteriak kepada Dio "ih aku tidak mau ikutan, bye semoga selamat sampai rumah."
Dio masih berusaha melepaskan genggaman itu "bantuin woyy. Duh bagaimana ini, genggamannya erat sekali."
Orang gila itu tersenyum kepada Dio "ihh tidak usah di lepas dong sayangku."
Kemudian Dio menujuk ke atas "lepas dong ah. Eh liat itu ada buaya terbang."
Menoleh ke arah yang Dio tunjuk "mana?"
"Itu tu di atas."
Akhirnya setelah orang gila itu lengah, Dio mencoba melepaskan tangannya kembali. Setelah terlepas, Dio kemudian lari sekencang - kencangnya menuju tempat parkir. Orang gila yang menyadari bahwa Dio sudah tidak ada disampingnya, akhirnya orang gila itu juga lari mengejar Dio sembari berteriak. Dio yang mengetahui bahwa orang gila itu masih mengejarnya, kemudian dia bersembunyi di balik semak - semak sembari menunggu orang gila itu pergi.
1 jam berlalu dan malam semakin larut tapi orang gila itu masih berlari - lari di sekeliling tempat Dio bersembunyi. Tidak ada pilihan lain akhirnya Dio tetap bersembunyi di balik semak - semak tersebut karena untuk menyelamatkan hidupnya. Bahkan nyamuk - nyamuk mulai berkeliaran dan menggigit Dio. Akhinya setelah melihat orang gila itu kecapekan dan kemudian pergi dari tempat tersebut, Dio langsung keluar dari balik semak - semak dan lari menuju tempat parkir untuk pulang.
Dio mengendarai motornya sembari bergumam "dasar orang gila menyusahkan saja, sampai bentol - bentol digigit nyamuk nih kurang ajar. Itu lagi si Chicko, katanya sahabat tapi malah tidak mau membantu aku, aku sekarang ditinggal kabur ihh kurang ajar banget itu anak awas aja kalau ketemu lagi, bakalan aku tempeleng itu anak."
Pagi harinya. Hari ini adalah hari Sabtu, dan kantor hanya masuk 5 hari kerja. Liam masih tertidur karena dia selalu bangun siang saat libur kerja, bahkan kebiasaannya sudah ada sejak dia masih di bangku sekolah. Buat apa bangun pagi sedangkan hari ini libur, lebih baik bangun siang untuk menjaga stamina Katanya. Ya memang sih lebih menyenangkan jika bangun siang waktu libur dan cuma mandi 1 kali sehari karena hemat air untuk anak cucu.
Karena anggota keluarganya sudah hapal dengan kebiasaan Liam waktu libur, keluarganya ya cuma diam saja tidak berani membangunkannya tidur kalau tidak ada hal yang penting karena membangunkan Liam tidur waktu hari libur sama saja dengan membangunkan singa yang sedang tertidur. Kalau ada yang nekat membangunkan, pasti Liam akan marah.
Ting Tong!! Bel rumah Liam berbunyi.
Bibi dengan cepat membuka pintu depan rumah dan mempersilahkan tamu itu untuk masuk karena sudah mengenalnya. Karena bibi juga tidak berani membangunkan Liam, sedangkan majikannya sedang bermain golf di lapangan, akhirnya bibi memanggil Rosie yang sedang makan di ruang makan.
Menghampiri Rosie di meja makan "maaf non ada nona Jane di ruang tengah."
Menjawab ucapan bibi sembari asik makan "minta untuk kesini saja bi, tanggung nih makannya."
"Baik non."
Lalu bibi kembali berjalan menuju ruang tengah untuk menemui Jane.
"Maaf nona Jane, nona disuruh ke ruang makan oleh non Rosie karena katanya tanggung baru makan."
Kemudian Jane berdiri "oke bi terima kasih."
"Sama - sama nona Jane, mari saya antar."
"Tidak perlu bi, saya sudah tau kok dimana ruang makannya biar saya kesana sendiri aja. Bibi boleh melanjutkan pekerjaannya."
"Baik nona Jane saya permisi."
*Di Ruang Makan*
Tersenyum dan menyapa Rosie "hai Rosie."
"Hai eonni, sini sarapan bersama."
Kemudian Jane menarik kursi dan duduk "tidak terima kasih, aku sudah sarapan kok tadi. Om sama tante kemana?"
"Daddy dengan mommy baru bermain golf di lapangan. Ngomong - ngomong ada perlu apa kesini?"
"Oh begitu. Kamu sibuk tidak Rosie?"
"Tidak eonni, memangnya ada apa?"
"Kamu mau tidak pergi ke mall dengan aku?"
"Boleh banget unnie, aku akan menghabiskan makanan aku."
"Oke. Eh btw Liam kemana? kok tumben, biasanya ribut sama kamu hehehe."
"Oh Liam, dia kalau libur pasti sedang berhibernasi."
"Ha hibernasi, maksudnya?"
"Iya hibernasi, dia kalau libur kerja pasti bangun siang sekitar jam 1 an."
"Oh, kenapa tidak dibangunin? apa dia tidak ada kegiatan di hari libur?"
"Dia kalau libur tidak ada kegiatan, kecuali main game atau workout sebentar, dan kalau ada yang berani bangunin dia tidur hebat banget sih itu orang dan mungkin siap - siap aja dimarahi oleh Liam."
"Oh. Sepertinya jika Liam ikut kita ke mall pasti seru nih bisa disuruh membawa belanjaan kita, bagaimana?"
"Jangan deh eonni lebih baik tidak membangunkan singa yang sedang tertidur bisa bahaya. Aku tidak mau eonni dimarahi oleh Liam."
Kemudian Jane bangkit dari tempat duduknya "hmm baiklah, tetapi aku penasaran sih ingin membangunkannya."
Rosie tetap mencegah Jane "jangan eonni bahaya lebih baik tidak saja. Ini masih jam 9 dan itu waktu terlarang untuk membangunkan Liam."
"Apa salahnya di coba terlebih dahulu, tenang saja aku yang bakal menanggungnya."
Rosie hanya pasrah "yah terserah eonni aja deh aku tidak mau ikutan kalau nanti Liam marah - marah."
Sesampainya di depan pintu kamar Liam, (Ceklek) Jane membuka pintu kamar Liam yang kebetulan tidak dikunci karena tadi bibi mengepel lantai kamarnya. Jane kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mulai mendekati tempat tidur Liam. Lalu Jane menatap Liam yang sedang tertidur pulas di tempat tidurnya tersebut.
Jane dengan perlahan menarik selimut Liam dan kemudian berjalan untuk membuka gorden dan jendela kamar Liam, sembari mematikan AC kamar Liam. Liam yang merasa kalau ada yang menarik selimut dan mematikan AC nya, kemudian dia berteriak dengan masih memejamkan matanya karena silau terkena sinar matahari.
Kemudian Liam berteriak "ROSIE!! sudah kubilang aku tidak suka dibangunkan di hari liburku, dan kenapa kamu tetap nekat membangunkanku? apakah kamu ingin aku lempar dari jendela kamar?"
"Hei bangun Liam, dasar ayam pemalas. Katanya ada peribahasa yang mengatakan kalau kita harus bangun pagi agar rezeki kita tidak di patok ayam, ini ayamnya malah bangun siang."
Kemudian Liam menarik selimutnya kembali dan berbicara dengan mata terpejam "apa? kau mulai berani meledekku dengan kata ayam pemalas, akan aku pukul kamu dan aku lempar dari jendela."
Jane kembali mendekati ranjang Liam dan menarik selimut Liam "bukalah mata mu, aku bukan Rosie."
Dengan perlahan akhirnya Liam membuka matanya dan melihat bahwa yang telah membangunkannya adalah Jane, si Kitten. Liam semakin marah karena Jane adalah orang yang berani membangunkannya, sedangkan tidak ada satu pun anggota keluarganya yang berani membangunkannya.
Berteriak kepada Jane "hei Kitten berani - beraninya kamu membangunkanku."
"Memangnya kenapa? apa kamu akan memukulku dan melemparku dari jendela kamarmu?"
"Tentu saja kenapa tidak."
Kemudian Liam bangkit dari ranjangnya dan mulai memukul pundak Jane
"Apaan kok pelan banget sih?"
Kemudian Liam berbaring kembali dan menarik selimutnya "memang sengaja, karena nanti dikira aku melakukan penganiayaan kalau benar - benar memukulmu. Sudah lah aku mau kembali tidur."
Jane juga menarik selimut Liam "eitss tidak bisa, apa kamu tidak ada kegiatan di pagi hari?"
Kemudian dia menjawab singkat dan menarik selimutnya kembali "tidak."
Mereka saling tarik menarik selimut sampai akhirnya tanpa sengaja Jane ikut tertarik bersama selimut Liam dan akhirnya Jane terjatuh diatas badan Liam yang sedang berbaring. Mereka saling menatap karena wajah mereka jaraknya hanya beberapa inci. Liam yang tersadar akhirnya mendorong tubuh Jane untuk menjauh dari tubuhnya. Jane yang terdorong jatuh dari atas kasur dan meringis kesakitan.
Kemudian Liam bangkit dan melihat Jane yang sudah terduduk dilantai "ka- kamu sih kenapa harus jatuh di atas badan aku, jadinya begini kan?"
Jane merasa kesal karena perbuatan Liam "ya habisnya kamu pakai tarik - tarik selimut segala."
Turun dari ranjangnya dan bergerak membantu Jane berdiri "siapa suruh bangunin aku, sudah sini berdiri dan keluar dari kamarku aku ingin kembali tidur."
Kemudian Jane mendorong Liam "ihh menyebalkan sekali. Jangan kembali tidur, lebih baik ikut aku dan Rosie pergi ke mall saja."
Kembali berbaring di ranjangnya dan menarik selimutnya "tidak mau. Good night."
"Ini sudah pagi hari cepat bangun."
Kemudian bangkit dari tidurnya dan mendorong Jane keluar dari kamarnya "iya deh iya aku bangun ya sudah aku mau mandi dulu dan kamu tunggu saja di luar."
"Tidak mau aku tungguin saja di sini, karena aku tidak percaya dengan kamu."
Kemudian Liam tersenyum sembari menaik - naikkan alisnya "beneran? aku kalau ganti baju di sini lho. Kamu mau Lihat?"
"Ihh dasar mesum, ya sudah lah aku tunggu di luar saja."
"Oke bye."
(menutup dan mengunci pintunya)
Kemudian Jane bergumam di depan pintu Liam "ihh amit - amit deh semoga saja jodohku bukan orang seperti dia Ya Tuhan."
Liam kemudian mengambil handphone nya dan mengirim pesan chat kepada Rosie untuk mengatakan bahwa dia tidak ingin ikut ke mall. Rosie yang telah menerima pesan dari Liam langsung membacanya dan mengajak Jane agar pergi ke mall tanpa Liam. Jane yang menyadari bahwa dia sedang di bohongi oleh Liam, lalu menggedor - gedor pintu Liam sembari berusaha membuka pintunya yang terkunci. Liam yang mendengar Jane menggedor - gedor pintu kamarnya hanya diam, kemudian dia meraih headset untuk memutar musik dan menarik selimutnya untuk kembali tidur. Setelah Jane lelah, kemudian dia pasrah untuk pergi ke mall hanya dengan Rosie saja tanpa Liam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 447 Episodes
Comments
🛡️Change⚔️ Name🛡️
ok
2023-01-18
0
Kangee
satu mawar meluncur..👍👍
2022-10-22
1