Sesampainya di mall, Jane dan Rosie kemudian berunding mana outlet yang akan mereka datangi untuk pertama kali sembari berjalan beriringan.
"Kamu mau membeli apa eonni?"
Jane berfikir sejenak "mmm aku mau membeli sesuatu untuk pacar ku."
"Apa itu?"
"Entahlah Rosie aku juga bingung. Sebaiknya apa yang harus aku beli?"
"Bagaimana kalau sebuah parfum atau pakaian?"
Kemudian Jane menarik tangan Rosie "ide yang bagus, baiklah mari kita ke outlet yang di sana sepertinya cukup menarik."
"Hei pelan - pelan eonni."
*Di outlet pakaian pria*
Menunjukkan sebuah jacket kepada Rosie "bagaimana kalau yang ini?"
(Mengacungkan jempolnya) "itu pilihan yang sangat bagus eonni."
"Baiklah aku akan mengambil jacket ini dan membayarnya. Kamu ingin membeli apa Rosie?"
"Ah aku hanya ingin membeli camilan untuk persediaan amunisi ku hahaha."
"Baiklah hahaha. Setelah ini kita pergi mencari camilan yang kau inginkan."
Setelah Jane membayar Jacket tersebut, kemudian mereka berdua pergi untuk mencari camilan Rosie sembari menikmati suasana di mall tersebut dan berbincang. Setelah mereka sampai di outlet yang mereka tuju, Rosie langsung bergerilya mengambil semua camilan kesukaannya dan memasukkan ke trolley nya. Jane yang melihat tingkah Rosie hanya menggelengkan kepalanya sembari tertawa kecil.
Ketika Jane sedang melihat - lihat cemilan yang ingin dibelinya, kemudian mata Jane tertuju pada se tumpuk kotak berisi macaroon yang terlihat sangat lucu dan setumpuk kotak yang berisi chocolate. Jane kemudian mengambil 2 kotak macaroon dan 2 kotak chocolate. Setelah selesai bergerilya mencari camilan kesukaannya, lalu Rosie menghampiri Jane dan mereka berdua membawanya ke kasir.
"Wow eonni kamu membeli 2 kotak macaroon dan chocolate?"
"Iya Rosie, lihatlah betapa lucunya macaroon dan chocolate ini."
"Kamu ini membeli itu untuk kamu makan atau hanya sebagai hiasan saja di rumahmu?"
"Tentu saja aku ingin memakannya, tetapi tidak semuanya aku makan."
"Terus sisannya?"
"Rencananya aku ingin memberikan 1 kotak macaroon dan chocolate ini untuk seseorang."
Rosie bertanya dengan rasa penasaran "siapa? kekasihmu?"
"Ada deh kepo hahaha."
Kemudian Rosie mengajak Jane "ya udah yuk kita cari restaurant, karena aku sudah merasa lapar karena tadi bergerilya mencari camilan."
"Haiss kamu ini ternyata orang yang mudah lapar ya? mmm kamu membeli camilan sebanyak itu untuk kamu makan sendiri atau karena teman - temanmu akan datang?"
"Ah tidak, aku membelinya untuk diriku sendiri eonni."
Jane merasa terkejut dengan ucapan Rosie "apa? 2 kantong besar berisi camilan itu kamu menghabiskannya sendiri?"
"Iya lah eonni, aku biasannya menghabiskannya sendiri. Bahkan setiap bulan Liam selalu memberikan aku uang untuk membeli camilan yang banyak."
"Wow impresif. Kamu selalu memakan camilan yang banyak tetapi tubuhmu tidak gemuk bahkan tubuhmu adalah tipe ideal, bagaimana bisa begitu?"
"Karena aku juga rajin berolahraga setiap 1 minggu sekali."
(Mengangguk paham)"oh begitu."
Sedangkan dirumah Liam, Liam pergi untuk mandi dan kemudian bermain game di rooftop rumah nya sembari meminum segelas jus alpukat. Liam yang sedang asik bermain game kemudian dikejutkan oleh teriakan daddy nya. Kemudian Liam berlari menghampiri daddy nya Di lantai 2 rumahnya tersebut.
"Ada apa dad teriak - teriak seperti sedang di hutan saja."
"Adik kamu kemana? kok tidak ada dikamarnya?"
"Oh Rosie tadi pergi ke mall dad."
"Ke mall dengan siapa? kok kamu tidak melarangnya pergi?"
"Haiss dad, anak itu sudah besar jadi buat apa melarangnya pergi? sudahlah dad mulai sekarang tidak perlu melarang - larang dia pergi karena dia sudah besar, lagipula dia tadi perginya bersama dengan Jane."
"Oh begitu rupanya. Tapi kan daddy khawatir dengan dia karena dia adalah anak perempuan, beda dengan kamu karena kamu anak laki - laki jadi bisa menjaga dirimu sendiri. Daddy cuma takut kalau terjadi apa - apa dengan dia."
"Haiss tidak akan terjadi apa - apa dad, kalau dia terlihat mencurigakan baru aku melarangnya, lagipula dia hanya ke mall dan ini siang hari."
"Ya sudah, tapi nanti kalau malam hari dia belum pulang kamu harus pergi mencarinya."
"Haiss baiklah dasar pria tua posesif." Gerutu Liam.
"Apa kamu bilang?"
Liam berjalan meninggalkan daddy nya "tidak kok itu anu, sudahlah aku mau melanjutkan bermain game."
"Jangan kebanyakan bermain game kamu."
Liam tidak menjawab ucapan daddy nya dan pergi kembali ke rooftop. Sedangkan Mr Robinson hanya menggelengkan kepalanya dan kemudian turun ke ruang tengah menemui istrinya Mrs. Robinson untuk membicarakan sesuatu hal.
"Bagaimana Rosie?"
"Kata Liam dia hanya pergi ke mall dengan Jane."
"Oh ya sudah kalau begitu. Jangan posesif begitu, kan dia sudah besar kasihan kalau kamu terus - terusan melarangnya pergi kemanapun hon."
"Iya aku tau. Hon kamu setuju tidak kalau Liam kita jodohkan dengan anak sahabat kita? lagipula aku rasa dia sudah memasuki usia yang cukup dan sudah matang untuk menjalani kehidupan berumah tangga."
"Ya aku sih setuju - setuju aja hon, tapi apakah Liam bersedia jika kita jodohkan dengan anak sahabat kita? apa kita tidak menunggu Liam memperkenalkan kekasihnya kepada kita saja?"
"Mau menunggu sampai kapan? sepertinya dia sudah tidak tertarik untuk berpacaran sejak ditinggalkan oleh dia. Daripada dia melajang seumur hidup apakah kamu mau Liam seperti itu sedangkan dia pewaris perusahaan kita."
"Benar kata kamu hon, tapi apa dia mau kalau kita paksa untuk dijodohkan? bisa - bisa dia semakin membenci kita. Eh tapi jangan lupakan Rosie, walaupun dia anak angkat kita tapi dia juga harus diberi salah satu perusahaan kita karena aku sudah menyayanginya seperti putri kandungku sendiri."
"Hei apakah aku tidak terlihat menyayangi Rosie heum? ingat baik - baik, dia itu my princess dan tentu saja aku akan memberikan salah satu perusahaan kita untuknya karena kau pikir untuk apa selama ini aku memberikannya pendidikan yang layak dari kecil bahkan sekarang di unniversitas terbaik kalau bukan untuk aku tempatkan di salah satu perusahaanku."
Liam berjalan menuruni tangga "diam lah apakah kalian berdua akan terus berdebat seperti ini? kalian sangat membuatku sangat pusing. Ingat hari ini sedang weekend jadi aku mohon jangan membuat keributan."
Kemudian Mrs Robinson menghampiri Liam "apa kau masih marah pada kami karena kejadian waktu itu nak? maafkan kami Liam, bahkan aku sudah meminta maaf berkali - kali soal kejadian itu."
Liam berkata dengan nada dingin "sudah lah jangan membahasnya lagi itu sangat menyebalkan untukku, lagipula aku sudah mulai untuk sedikit berdamai dengan kalian setelah apa yang kalian perbuat kepadaku."
Mr Robinson berkata "terima kasih nak. Mari duduk sini, ada yang ingin kami bicarakan dengan mu."
Kemudian Liam berjalan dan duduk di samping daddy nya "baiklah. Oh iya dad sepertinya aku akan meminta cuti libur."
Orang tua Liam merasa terheran karena biasnya Liam tidak pernah meminta cuti "cuti? tumben - tumbenan kamu meminta cuti, memangnya mau pergi kemana?"
"Itu teman - temanku mengajakku untuk pergi berlibur, tetapi tidak tau jadi atau tidak dan hari apa."
Mr Robinson menepuk - nepuk bahu Liam" baiklah kamu mau cuti berlibur selama beberapa minggu atau bahkan se tahun aku akan mengizinkannya. Besok kalau jadi bilang saja kepadaku."
Mrs Robinson bertanya kepada Liam "memangnya kamu mau pergi berlibur kemana Li?"
"Aku belum tau mom, besok sepertinya akan dibicarakan terlebih dahulu kepada teman - teman. Mungkin saja akan pergi camping ke gunung atau pantai."
"Baiklah hati - hati jangan sampai hal itu terulang kembali Li."
"Iya benar itu, daddy dulu sampai pusing setiap kali kamu meminta izin untuk pergi berlibur dengan teman - temanmu karena setiap pulang pasti ada aja kejadian luka - luka lah, patah tulang lah, ini lah. Pusing daddy harus selalu membawamu ke rumah sakit setiap kali selesai berlibur, sepertinya paling banyak pengeluaran biaya adalah biaya rumah sakit untuk perawatan kamu."
"Hahaha ya maaf dad soalnya biasalah anak muda. Oh ya tadi mau membicarakan apa denganku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 447 Episodes
Comments
🛡️Change⚔️ Name🛡️
👍
2023-01-18
0