Ngeteh~

Menghapus perasaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa jika ingin sampai titik itu.

Bukan hanya waktu, melainkan perasaan juga air mata.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin, karena sesungguhnya hati manusia digenggam oleh Tuhan. Tuhan lah yang membolak balikkan hati manusia~

Dan saat ini Bhumi berada di fase dimana dia harus mengorbankan perasaannya,

DITOLAK?

Seorang Bhumi Bramantya ditolak oleh wanita yang di cintai dan juga mencintainya.

Bahkan wanita itu juga mengancam dirinya, jika dia kabur dan tidak mau menikah dengan gadis pilihan maminya, maka wanita itu akan membencinya.

ck. wanita itu selalu seperti cenayang. Dari dulu selalu tahu apa yang sedang Bhumi pikirkan.

Saat dirinya memutuskan meninggalkan wanita itu, otaknya sedang berpikir mencari cara untuk kabur ke London malam ini juga.

Selain enggan menikah dengan alien bawel yang datang dari Planet Pluto, hati Bhumi belum bisa menerima pernikahan Flower dan Bhima. Dia belum sanggup melihat pasangan itu.

"Tapi jika sampai kamu kecewakan ke-dua orang tua kamu, jangan harap aku mau mengenal kamu lagi Bhumi. Aku akan menjadi orang pertama yang sangat membencimu!"

Kalimat seorang Flower terus menari-nari di benak Bhumi, Bhumi tidak sanggup jika Flower membenci nya. Bhumi tidak mau itu terjadi namun dia juga tidak ingin menikah tanpa cinta, karena tradisi keluarga adalah menikah cukup sekali seumur hidup.

Logika Bhumi seakan tidak terima, bagaimana bisa dua insan manusia yang sama-sama saling mencintai dan bisa saling membahagiakan justru menolak untuk hidup bersama bahkan menyuruhnya menikahi wanita lain. Apa wanita itu tidak akan merasa cemburu dan sakit hati.

Apa kurangnya seorang Bhumi untuk Flower? nyaris tidak ada. Karena memang Flower lebih suka tipe tipe lelaki yang dingin dan cuek. Meskipun tanpa sepeserpun uang dari keluarga Bramantya, Bhumi pun bisa memberikan kehidupan Flower yang layak bahkan mewah.

Bhumi kini terdiam didalam mobil nya yang masih terparkir diarea danau buatan itu.

"Aku akan tetap berusaha pergi dari sini, tapi jika tidak ada pilihan lain, maka aku terpaksa menerima permintaan kamu Flo, atas permintaan kamu." Gumam Bhumi langsung menyalakan mobilnya dan melajukannya menuju sebuah kediaman mewah milik keluarga Bramantya.

Tidak butuh waktu lama, karena jarak danau dan kediaman Bramantya memang dekat. Bhumi menghela nafasnya melihat mobil orang tuanya sudah nangkring di parkiran.

Bhumi meyakinkan dirinya untuk menolak menikahi adik dari sahabatnya karena dia sendiri sebenarnya bingung, mengapa dia harus menikahi alien dari planet Pluto itu.

Menghamili nggak? melecehkan? itu adalah kecelakaan karena niatnya menolong alien itu supaya tidak jatuh terpeleset.

"Dari mana saja kamu?!" Tanya Papi Gema yang sudah hampir satu jam menunggu putranya. Padahal putranya itu sudah pulang duluan dari kediaman Wijaya.

"Menenangkan diri." Jawabnya singkat lalu duduk dihadapan Papinya karena tahu Papinya pasti menunggunya untuk berbicara hal penting yang tidak lain adalah soal pernikahannya dengan Alien itu.

"Nih, mami sudah siapkan teh hangat untuk kita minum sambil bersantai ria,,," Mami Naya datang membawa nampan berisi tiga cangkir teh.

Setelah meletakkan tehnya itu, Mami Naya duduk di samping Papi Gema. Tiba-tiba Flower datang bersama dengan Bhima. Flower bergelayut manja di lengan Bhima.

Melihat itu membuat Bhumi semakin jengah dan rahangnya mengeras bahkan tangannya mengepal. Karena Flower dan Bhima saat ini seperti pengantin baru yang romantis,

"Flo.. dari mana?" Suara mami Naya melihat anak menantunya memasuki ruang keluarga sebelum menuju tangga untuk sampai ke kamar mereka.

"Ehm.. tadi habis cari angin segar mi." Jawab Flower.

Bhumi menatap tajam pada tangan Flower yang bergelayut manja di lengan Bhima. Ingin rasanya menonjok Bhima hingga babak belur, tapi apa hak-nya? Flower saja sudah menolak dirinya.

"loh kok bisa bareng Bhima, kan Bhima tadi ke lokasi shooting." Tanya Mami yang super kepo itu.

"Tadi aku.."

"Tadi mas Bhima jemput aku mi... iya kan mas?" Tanya Flower memotong jawaban suaminya, Flower tersenyum menatap suaminya seakan penuh cinta.

"makasih ya Flo.. sudah bantu mami untuk membuat Bhumi segera sadar dan move on.." Batin Mami Naya tersenyum pada menantunya.

"Iya mi.. ada apa nih sepertinya serius?" Tanya Bhima menatap Bhumi dengan sendu. Bhumi membalas tatapan Bhima dengan tajam.

"Kalau kamu bisa seperti itu sama Bhima, bahkan tidur dengan Bhima, aku pun juga bisa melakukan hal yang sama dengan kamu Flo. Tidur dengan wanita lain. Bahkan banyak wanita sekalipun!" Batin Bhumi mencoba meredam emosinya.

"Mami dan papi sedang bahas pernikahan gue dengan adiknya Deon besok." Jawab Bhumi spontan berniat membuat Flower cemburu dengan menatap Flower tajam karena itukan yang Flower inginkan. Bhumi akan pastikan Flower akan menyesal sudah memintanya menikahi wanita lain.

"O.. ya udah.. kita ke kamar dulu ya Bhum.. Pi.. Mi.. " Pamit Bhima diikuti dengan Flower yang masih menggandeng lengan suaminya.

"Aku harus gimana? Apa aku kabur aja! oh Shitt kenapa menentukan sebuah pilihan saja membuatku bimbang. Tapi aku benar-benar tidak bisa jika menikah tanpa cinta." Batin Bhumi.

"Bhum, persiapan diri kamu.. karena..."

"Aku gak bisa Pi!" Kata Bhumi tegas.

"Papi tidak sedang memberikan kamu pilihan Bhumi Bramantya!"

"Aku tidak kenal, apalagi cinta dengan gadis aneh dan absurd itu!" Jawab Bhumi.

"Udah tenang-tenang, kita ngeteh dulu.. kayak di iklan iklan tv itu, kalau ngeteh kan enak ngomongnya." Kata Mami Naya manis dan lembut membuat Bhumi curiga.

"Aku mau minuman yang di hadapan papi. Kita tukeran!" Kata Bhumi.

"Why?" Tanya Mami Naya mengernyitkan keningnya menatap putranya dengan penuh tanya.

"Gak bisa ini punya papi!" Kata Papi Gema.

"Nggak! kita tukeran. Karena aku gak yakin mami gak campur apa-apa di minuman aku." Bhumi menatap maminya dengan curiga.

"Astaga.. dasar anak durhaka ya... suudzhon Mulu sama orang tua!" Mami Naya tidak terima.

"Bodo amat!" Ucap Bhima langsung menyerobot teh Papinya dan meminumnya hingga tandas.

"Nggak sopan! itu kan punya papi." Decak Papi Gema.

"Sekarang papi minum teh itu!" Perintah Bhumi.

"Eh jangan-jangan, kita kan lagi bahas pernikahan kamu besok Bhumi.. kok malah melenceng jauh jadi rebutan secangkir teh sih." Ucap mami Naya.

"tuh kan bener.. pasti mami ngasih sesuatu di minuman aku tadi, makanya mami melarang papi untuk meminumnya."

"Ng.. nggak kok.. " Jawab Mami Naya ragu.

"Jangan suka menuduh istri papi sembarangan ya.. nih papi minum." Papi Gema juga meminum teh tersebut hingga tandas.

Tidak berselang lama..

"Kepala aku kenapa berat banget. kok ngantuk banget .."

Dan

Brugh...

Bhumi jatuh ke sofa dengan mata terpejam. Mami Naya dan Papi Gema tersenyum penuh kemenangan.

"Buaya mau dikadalin.." Kata Papi Gema.

"Ide kamu bagus banget yangg.. tadi yang aku kasih obat tidur teh aku dan teh kamu. Teh dia justru enggak. Karena aku tahu pasti dia udah berpikir macem-macem. Itu artinya dia emang ada niatan kabur." Ucap Mami Naya.

"Suruh pelayan lelaki bantu bawa Bhumi ke kamarnya." Perintah Papi Gema.

"Maafkan mami ya sayang.. mami tidak ingin jauh dari anak-anak mami dan mami ingin kamu segera menikah dan melupakan Flower." Mami Naya mengecup kening putranya dengan lembut.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Mariana Frutty

Mariana Frutty

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-03-09

1

Yessyka June

Yessyka June

wkwkwk, iyaatuhh biaya dikadalin😂😂

2021-08-14

1

ixora sllu

ixora sllu

mami Naya bener bener kereeeeeennn 👍👍👍😍😍🤭🤭

2021-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!