Keputusan~

"Kamu tahu gak, siapa pangeran kecil kamu yang setiap hari kamu ajak main nikah-nikahan. Jika dia menolak, kamu akan nangis dan gak mau diem."

"Si.. siapa ma?"

"Dia Bhumi Bramantya..."

"Apa??"

"Pengeran kecil kamu itu Bhumi Bramantya, makanya besok nikah ya sama dia."

"Boleh tukar tambah pangeran kecil gak ma?" Tanya Geva.

"Tukar tambah? sama siapa?" Mama Rachel mengernyitkan keningnya.

"Sama kak Bhima lah.. dia itu lebih ngegemesin tau ma.. gak kaku kayak kanebo kering." Ceplos Geva.

"Yang bener kamu kalau ngomong, Bhima itu udah nikah.. dia udah indehoy Gev, gak enak dapat yang berpengalaman! nggak ada adegan gagal memasukkan nanti di malam pertama! "

"Apaan sih ma!" Geva bersemu.

"Udah, jangan mikir tukar tambah, jangan mikirin Bhima, dia udah milik orang!"

"Nggak mungkin udah nikah deh ma.. aku baru inget loh ma.. anak Tante Naya kan kembar ya.. aku ingetnya cuma sama kak Bhima terus, karena kak Caca ceritanya kak Bhima terus dan kak Bhima kan muncul terus wajahnya Dimana-mana, pantes mirip." Geva nampak berpikir keras mengingat masa lalu.

"Udah jangan bayangin suami orang Mulu kamu! cepat bersihkan diri, makan terus istirahat! inget besok kamu nikah."

"Ma... beliin hape baru dong.." Rengek Geva teringat dia belum mengabari sang kekasih, Theo.

"Besok setelah nikah, minta sama suami kamu aja! jangan minta mama sama papa lagi! Bye calon mantan perawan!" Ucap Mama Rachel langsung keluar dari kamar putrinya.

"Ibu durhaka!" Teriak Geva langsung merebahkan dirinya di ranjang dan memejamkan matanya.

Belum ganti seragam, belum mandi pula. Itulah Geva, cantik-cantik mandi sehari sekali tapi tetap wangi dan cantik.

...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...

Bhumi bukan segera pulang, dia justru menghentikan mobilnya disebuah danau buatan yang berada tidak jauh di sekitar kompleks rumahnya.

Danau buatan yang sepi dan tenang memang merupakan tempat yang cocok untuk seorang Bhumi yang tidak suka dengan keramaian.

Bhumi kalut. Kenapa mendadak dia diminta nikahin anak gadis orang. Pernikahan yang penuh paksaan pula, kalau dia menolak pasti Maminya tidak segan-segan mencoret namanya dari kartu keluarga.

Dicoret dari kartu keluarga? sebenarnya Bhumi tidak mempermasalahkan warisan, sebab dia bisa berdiri di kakinya sendiri. Karena, kedua orang tuanya mendidiknya dengan sangat baik menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab.

Mami Naya dan Papi Gema memang lebih memprioritaskan pendidikan dan pengembangan kemampuan anak-anaknya. Sebab, jika hanya ditinggali harta warisan, sebanyak apapun bisa saja habis. Tapi jika ilmu, maka anak-anaknya akan bisa bertahan dalam kondisi apapun.

Bhumi hanya takut kehilangan dan jauh dari orang-orang kesayangan nya. Terutama kedua orang tuanya. Jadi mau tidak mau, dia harus menuruti permintaan orang tuanya untuk menikahi Geva.

Tidak memilih bukan lah juga sebuah pilihan, seandainya Bhumi memiliki nyali besar untuk berkata seperti itu pada kedua orang tuanya. Ah tapi sayangnya, nyalinya ciut meskipun jika di depan client atau saingan bisnisnya Bhumi terlihat sangar dan dingin.

Sudah satu jam lebih Bhumi termenung di tepi danau ini. Mungkin saat ini Papi dan Maminya yang sudah sampai rumah mencari keberadaannya dan rempong menyuruh orang-orang mencari Bhumi.

Bhumi memutari kembali tepi danau yang tidak begitu luas itu, entah udah ke berapa kalinya hal itu ia lakukan hanya untuk mencari keringat di siang menjelang sore.

Namun langkah nya terhenti kala mata Bhumi menangkap siluet yang sangat dia kenal. siluet yang sedang menyembunyikan wajahnya di dalam kedua lututnya dengan punggung yang kembang kempis.

Dia menangis. Bhumi tahu itu.

"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Bhumi pada seseorang itu yang tidak lain adalah Flower.

"Kenapa saat seperti ini justru aku bertemu dengan mu Flo.. aku sangat merindukanmu.. sangat..." Batin Bhumi.

"Kenapa menangis?" tanyanya lagi kemudian duduk di samping Flower.

"Bhu... Bhumi.." Ucap Flower lirih seakan tidak percaya.

Bhumi melihat sekilas kesedihan di wajah Flower, dia sungguh tidak sanggup melihat wanita yang dia cintai menderita seperti ini.

Tiba-tiba sebuah pikiran terlintas di benak Bhumi.

Tidak-tidak, ini salah. Jika dia mengajak Flower pergi maka dia akan kehilangan keluarganya terutama mami Naya dan Papi Gema.

Namun, Bhumi tidak mampu membendung lagi perasaannya. Semua ini terasa sangat tidak adil untuk dirinya.

Bukankah kita harus rela berkorban untuk mendapatkan sesuatu?

"Setelah delapan tahun, ternyata kamu masih saja cengeng dan sok kuat ya dihadapan banyak orang." Bhumi menatap lurus tanpa melihat wajah bengong Flower yang menatap dirinya. Melihat Flower menangis membuat hati Bhumi sakit.

"Bhumi.. kenapa kamu ada disini?"

"Ck. Pertanyaan macam apa itu?" Bhumi milik Flower sekilas.

"Setidak bahagia ini kah kamu Flo? Jika kamu memang tidak bahagia dengan Bhima, maka aku rela melepaskan nama Bramantya untuk kamu." Batin Bhumi.

Mencoba tegar, menjadi lelaki yang tegar tidaklah mudah.

"Selamat ya atas pernikahan kamu dan Bhima." Ucap Bhumi terdengar sangat tulus dan memaksakan senyumnya, namun tidak bisa ditutupi ada sebuah luka yang menganga disana. Luka yang begitu besar dan dalam.

"Bhum... aku..." Flower terdiam, dia tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"aku tahu kamu masih mencintaiku, dan akupun demikian Flo, aku sangat mencintaimu... melebihi apapun." Bhumi menggenggam tangan Flower dengan erat. Bahkan Flower yang ingin melepas kan tangannya dari tautan Bhumi pun tidak mampu. Tenaga Bhumi terlalu kuat.

"Bhum lepaskan.." Kata Flower lirih, dengan air mata yang mengalir deras lagi.

"Aku hanya ingin bahagiakan Flower, aku ingin melihat senyuman Flower lagi.. aku gak peduli jika memang hasil pemerkosaan yang dilakukan Bhima pada Flower membuat Flower hamil. Aku akan mencoba menerima semuanya." Batin Bhumi lagi.

Setan di pikirannya terus berbisik untuk membawa Flower pergi entah bagaimana caranya, Bhumi tidak peduli.

namun, malaikat juga terus menampilkan wajah bahagia Mami Naya dan Papi Gema, kedua Oma-nya, Bhima dan Bianca semuanya.

Bhumi bimbang, namun dia sudah mengambil keputusan dengan waktu yang sangat singkat.

"Flo, besok aku akan nikah.. please tolong.. ikut aku pergi. Aku gak mau menikah dengan wanita yang gak aku cintai. aku mohon Flo." Mohon Bhumi dengan lirih.

"Aku gak bisa Bhum, kita adalah ketidakmungkinan..." Jawab Flower memalingkan wajahnya.

Karena jujur, saat ini hati Flower sangat ingin mengiyakan permintaan Bhumi. Pergi berdua dengan Bhumi dan menjalani hidup bersama, mengukir cerita indah bersama.

"Tatap mata aku kalau kamu memang menolak aku Flo! Kita perjuangin cinta kita Flo."!

"Bhum.. aku udah nikah.."

"Aku gak peduli, ini terlalu sakit Flo... aku percaya kamu juga merasakan sesakit ini. Jangan terus menyiksa ku dengan terus bersama Bhima!"

"Bhima kakak kamu.."

"Aku gak peduli Flo, aku juga berhak memperjuangkan kebahagiaanku, dan kebahagiaanku adalah kamu! Aku mohon Flo.. sudah cukup kamu menghukumku dengan menghilang selama delapan tahun." Air mata Bhumi kini menetes. Flower sangat tidak tega melihat Bhumi yang sekarang.

Bhumi lelaki yang angkuh dan dingin kini menunjukkan sisi lemahnya dihadapan Flower.

"Aku sangat mencintai kamu Bhumi Bramantya.." Flower memeluk Bhumi dengan erat menumpahkan segala perasaan yang membuat dadanya sangat sesak.

BERSAMBUNG...

author masih belajar untuk membedakan dengan sudut pandang yang berbeda. Sabar ya.. namanya juga author masih belajar...

tanpa kalian aja author hanyalah pizza tanpa topping~

Terpopuler

Comments

Tulip

Tulip

nah kamu bakal di tendang mami papi mu bumi

2022-12-09

0

Jalitong Jalitong

Jalitong Jalitong

yg aku hrean itu karakter bumi,,,dia seorang pria yg dingin,, tpi knpa masih memaafkan flo yg udah jelas2 menghina dan menyiram dengn darah, gug cocok sama karakter nya,,,

2021-12-17

1

Rani Kania

Rani Kania

kali kedua baca novel ini, tetep gak bosen2 😍

2021-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!