Tertangkap~

Geva sudah mengenakan seragamnya kembali beserta dalam-dalamannya. Geva cukup malu, karena lelaki yang dia panggil Om Om tadi memegang bra-nya lalu melemparkannya ke wajah Geva.

Semua berawal dari seorang housekeeping hotel yang mengantarkan baju yang semalam di laundry oleh Bhumi. Bhumi meminta baju itu dipisah, namun ternyata dijadikan dalam satu plastik menjadi satu kesatuan.

Pengen marah? nggak bisa, karena beda petugas. Saat Bhumi membuka plastik itu dan memegang baju bersih, ternyata yang dipegang adalah Bra milik Geva.

"Anak SMA bra-nya ukuran wanita dewasa? Dasar Alien dari Planet Pluto!" Bhumi menggeleng geleng kepalanya.

"Kenapa emang? itu sesuai dengan ukuran dada aku om.. emang om pikir bra nya doang yang gede tapi isinya kopong?" Geva mencoba menghilangkan rasa malunya saat ini.

"Iya.. iya saya percaya... saya juga sudah memegangnya dan juga meremassnya tadi." Bhumi berucap seperti itu dengan sangat datar tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Blush!

Wajah Geva merona.

"Udah ayo Om turun buat sarapan dan balik Jakarta!" ajak Geva langsung lari keluar kamar hotel. Berdua dengan Bhumi membuatnya semakin salah tingkah.

.

.

.

"Sudah saya bilang, jangan panggil saya OM !" Tegas Bhumi mengikuti Geva memasuki Lift.

"Terus maunya apa? Oppa Oppa mesum? apa kakak kakak hoorny?"

"Apa maksud kamu?" Bhumi menatap Geva dengan tajam.

"Apa? bukannya benar apa yang saya katakan Om Om mesum dan hoorny? Buktinya tadi habis memegang dada aku, Om langsung lari ke kamar mandi main solo karir. Hahaha" Geva tertawa sambil mengejek Bhumi.

Please deh Gev, Bhumi itu lelaki normal. Lihat aja udah bikin hoorny apalagi pegang secara langsung.

Bhumi sungguh tidak percaya apa yang keluar dari bibir anak SMA itu. Bagaimana bisa gadis SMA berkata seperti itu tanpa rasa malu. Bener-bener Frontal dan sangat terlihat berpengalaman mengenai hal-hal tentang seeks.

"Jaga mulut kamu ini depan umum, atau.."

" Atau apa? om mau ngancam aku dengan meninggalkan aku disini?" Tantang Geva menatap tajam pada Bhumi.

"Nggak takut! seragam aku udah gak basah, ini juga udah pagi menjelang siang. Terus perut aku juga udah kenyang. Aku bisa ke kantor polisi terdekat, meminta tolong biar Papa aku jemput sekalian laporin om om mesum yang udah pegang dan mereemas dada gadis polos sepertiku!" Kata Geva.

"Ck. Polos?" Bhumi mengernyit.

"Dasar Aline dari Planet Pluto! benar-benar Menyebalkan!" Lanjut Bhumi melangkah keluar dari lift hotel karena bertepatan dengan terbukanya pintu lift.

Sosok Gevania benar-benar menguras emosi Bhumi. Anak itu tidak ada takut-takutnya dengan tatapan Bhumi yang mengintimidasi. Justru dia selalu punya jawaban untuk menimpali ucapan Bhumi.

Apalagi dengan Geva memanggil nya 'OM', Bhumi serasa 10 tahun lebih tua. Alasannya Geva memanggilnya Om, katanya memang pantesnya seperti itu, karena Bhumi memakai baju formal.

Dan Geva tidak ingin mengubah panggilannya, padahal udah diancam Bhumi berkali-kali.

Sehingga membuat Bhumi enggan membalas panggilan om lagi yang ditujukan padanya dari seorang gadis SMA.

Gadis SMA bernama Gevania itu benar-benar keras kepala.

...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...

Saat ini Bhumi dan Geva sudah ada di dalam mobil mewah Bhumi, mobil yang hanya memiliki dua kursi. Satu untuk pengemudi, satu untuk penumpang.

Jika semalam Geva tidak menyadari mobil apa yang dikenakan lelaki yang telah menolongnya, kini dia dibuat melongo.

"Ternyata om tajir juga ya.." Ucapnya memasuki mobil Bhumi yang tanpa sengaja membanting pintu mobilnya.

"Kamu pikir mobil saya itu pintu Kopaja?" Kata Bhumi kesal.

"Yaelah om.. gitu aja marah!" Ucap Geva memperhatikan setiap detail interior mobil mewah Bhumi.

"Di Pluto tidak ada mobil seperti ini ya.. Pantas norak!" Gumam Bhumi yang masih terdengar jelas oleh Geva.

"Enak aja... gak ada alien secantik gue om."

"Yang sopan kalau ngomong!" Bhumi tidak pernah suka orang berbicara padanya menggunakan elu-gue kecuali orang yang udah benar-benar dekat dengannya. Itupun dia hampir selalu memakai 'saya-aku'. Jadi kelihatan kakunya kan.

"Eh maaf... maksud aku itu, gak ada alien secantik aku om." Kata Geva merevisi ucapannya. Bhumi tidak menjawab, dia hanya fokus pada jalanan yang cukup ramai karena masih hari libur.

Setelah sekian menit berlalu,

"Om.. Om.." Panggil Geva.

"Om.." Panggilnya lagi.

"Om BHUMIII..." teriak Geva.

"Bisa gak tidak teriak-teriak! suara kamu cempreng!"

"Oh aku pikir Om itu budeg! jadi aku teriak. Habisnya aku panggil gak jawab!"

"Ada apa?" Tanya Bhumi curiga karena sejak tadi Geva selalu memandangnya dengan tatapan mesum.

"Om kenapa mirip artis tampan yang bernama Bhima ?"

"Gak kenal artis!" Jawab Bhumi asal karena mendengar nama Bhima membuatnya mengingatkan lagi pada pernikahan Flower kemarin.

Geva masih sibuk memandang Bhumi, mencari perbedaan antara Bhumi dan Bhima.

"Heii Alien! Jangan memandangi saya terus!" Bhumi mendorong kepala Geva dengan telapak tangan kirinya supaya menjauh. Karena ditatap Geva dari jarak cukup dekat benar-benar mengganggu konsentrasinya saat menyetir.

"Alien.. Aline terus... om itu kayaknya harus ke dokter THT dan ke dokter mata. Sebab, selain om itu ada gangguan pada pendengaran ternyata juga penglihatan." Kata Geva masih terus memandang Bhumi dengan posisi yang sama kembali.

"Jangan lihat saya terus! nanti kamu naksir cil bociiil!"

"Ck. Naksir? aku naksir sama om om? OGAH!" ucap Geva

"Ogah nolak.. apalagi lihat badanmu om.. benar-benar membuatku merasakan kliimaks!" Batin Geva tersenyum mesum.

"Ogah? kenapa?" Tanya Bhumi yang tidak terima dengan penolakan anak Abege Labil di sampingnya itu.

"Om itu udah berumur, jadi pasti gak kuat muasin aku di ranjang!" Ujar Geva asal jiplak.

PLETAK!

"saaakit om!"

"Oke, nanti kita coba setelah sampai Jakarta, apa benar saya tidak bisa membuat kamu puas diatas ranjang?" Bhumi senyum licik. Dia tidak mungkin juga melakukan itu, dia hanya menakut-nakuti gadis menyebalkan disampingnya.

"Oke siapa takut." Jawab Geva santai membuat Bhumi melotot. Geva mah omong doang~

"Pasti Salome, Satu lobang rame-rame" Gumam Bhumi dalam hati.

Bhumi enggan lagi menanggapi ucapan-ucapan Geva, dia hanya fokus menyetir. Dan Geva pun akhirnya tertidur, mungkin efek obat meriang yang tadi dia minum setelah sarapan.

Telinga Bhumi sungguh terasa nyaman tidak mendengar suara Alien dari Planet Pluto itu.

Memulangkan Geva ke rumahnya, menemui Satria untuk menghandle segala pekerjaannya, membeli ponsel baru dan memindah seluruh datanya, lalu dia pergi lagi dengan sebuah persiapan. Tidak seperti kemarin yang tanpa membawa baju ganti satupun.

Bhumi belum ingin pulang ke rumah, dia belum siap bertemu dengan Flower dan Bhima. Bhumi butuh waktu sendiri untuk menenangkan dirinya, sehingga mengantar Geva pulang supaya tidak terus mengganggunya dan membuatnya emosi.

Kini setelah dua jam lebih berkendara karena jalanan ramai lancar,

Mobil Bhumi memasuki sebuah perumahan mewah, dimana alamat itu berada.

Bhumi mengernyitkan dahinya, apa tidak salah rumah ini Alien? pikir Bhumi.

"Ini beneran rumah kamu?" Tanya Bhumi.

"Bukannya ini rumah Deon? kok rumah si Alien, apa dia ngaku-ngaku? apa rumah Deon dijual dan dia pindah ke rumah yang lebih besar? Atau dia anak pembantunya tante Rachel? Ah bodo amat!" Batin Bhumi.

"Ya udah aku turun dulu ya om! bye!" Ucap Geva membuka pintu mobil Bhumi.

"Gak tahu terima kasih dan gak punya sopan santun!" Bentak Bhumi yang merasa tidak di hargai sama sekali.

Geva sudah didepan pintu gerbang rumahnya yang menjulang tinggi.

"Woii Alien tunggu!" Teriak Bhumi, Geva menengok ke arah Bhumi.

"Apa sih om!"

Belum juga Bhumi menjawab, Pintu gerbang itu terbuka dan menampilkan dua wanita paruh baya dengan aura dingin dan menakutkan.

"Mama.." Kata Geva.

"Mami.." Bhumi terbelalak.

BERSAMBUNG!

mami Naya :Ya Tuhan Thor.. malam banget updatenya? Jamuran nih nunggunya.

Author : Lah gimana lagi mam.. seharian ngurus skripsweet biar cepet kelar.

Mami Naya : skripsi kok gak kelar-kelar, makanya pinteran dikit.. biar updatenya juga banyak minimal 2 kali sehari disetiap judul!

Author : udah aku usahain mami Naya... tapi gimana lagi otak author pas Pasan juga sih.. kudu dibagi-bagi.

Mami Naya : Gak mau tahu; kudu updatenya banyak-banyak seperti dulu di JEBAKAN UNTUK PERNIKAHAN yang menceritakan kisahku dan Papi Gema.

Author : iya mami iya.. weekend deh ya aku updatenya lebih dari satu.

Mami Naya : Harus makanya para reader yuk dukung author, minimal komentar kalian itu nyenengin dan nyemangatin author. Palagi vote kalian..

Biar si author cepet updatenya. Capek... loh aku nungguin Bhumi Dateng sama Geva. 😣

Terpopuler

Comments

Yessyka June

Yessyka June

semangatttt thor

2021-08-14

1

Reysa Salsabila Anggraeni

Reysa Salsabila Anggraeni

terngakak ngakak🤣

2021-07-24

0

trishaa

trishaa

oh my... ak tambahkan menjadi favorit bacaanku😍

2021-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!