Pikun?

Mami Naya telah selesai mengamankan Bhumi yang bisa di pastikan besok pagi dia baru bangun. Dan ditempat lain, Mama Rachel dan Papa Arsa masih dipusingkan dengan kelakuan Geva yang absurd karena gak mau makan.

"Gev makan sayang... " Bujuk Mama Rachel setelah Geva melewatkan jam makan malamnya.

"Nggak!" Jawab Geva ketus.

"Aku mau mogok makan biar sekalian mati! biar kalian puas!" Ucap Geva lagi.

"Kenapa kamu nyiksa diri kamu sendiri jika gak mau makan dengan tujuan mati, kenapa gak bunuh diri aja sekalian?" Tanya Papa Arsa.

"Papa.." Mama Rachel melotot ke suaminya.

"Ide bagus! aku mau bunuh diri!" Ucap Geva langsung beranjak berdiri mengambil pisau buah yang ada di nakasnya.

"Jangan sayang!" Teriak Mama Rachel.

"Aku pokoknya gak mau nikah dengan om om tukang hoorny itu; dari pada nikah, mending aku mati aja!" Ancam Geva mengarahkan pisau tajam itu ke pergelangan tangannya.

Mama Rachel sudah histeris, namun berbeda dengan Papa Arsa,

"Yaudah coba aja kamu potong urat nadi kamu sampai putus, biar kamu gak merasakan gimana asyiknya kebut-kebutan dijalan, gak merasakan SkyDrive lagi, gak merasakan asiknya berkuda." Kata Papa Arsa santai seperti di pantai sambil tersenyum.

"Aku beneran loh pa.. aku gak main-main loh pah." Geva menatap papanya dengan tajam, bahkan melebihi tajamnya pisau ditangannya itu.

"Papa juga gak main-main pengen lihat seberapa besar nyali seorang Geva Wijaya si pembuat onar."

"Pa udah dong pa!" Kata Mama Rachel.

Praangg!

Geva melempar pisaunya ke sembarang arah lalu menghempaskan tubuh nya diatas ranjang yang besar.

Geva menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya sambil menggerutu.

"Papa tuh harusnya nglarang aku dan membatalkan pernikahan besok! bukan malah nyuruh anaknya bunuh diri aja! Papa gak bisa apa buat aku seneng dikit! hiks.. hiks.. hiks.."

Papa Arsa hanya geleng-geleng karena ke-absurd-an anaknya itu. Dan mama Rachel hanya melongo.

Mama Rachel nampak berpikir, dulu waktu hamil dia ngidam apa ya? sampai-sampai punya anak bentukan nya seperti itu.

"Gev pilih, makan sekarang juga apa nikah sekarang juga?" Tanya Papa Arsa.

Geva membuka selimut hingga menampakkan wajahnya saja,

"Apa maksud papa?"

Kamu mau makan sekarang, apa papa telfon om Gema buat nikahin kamu sama Bhumi sekarang juga?"

"Pah!" Decak Geva.

"Pilih nikah sekarang juga aja sayang, biar malam ini kamu bisa melakukan ritual malam pertama." Ucap Mama Rachel membuat Geva melotot.

"Iya iya aku makan." Kata Geva frustasi.

Geva makan didepan kedua orang tuanya, Papanya selalu memaksanya untuk menghabiskan makanan dan lagi-lagi ujungnya berdebat dengan Geva.

Ternyata Geva menyebalkan itu bukan hanya di depan Bhumi, melainkan didepan semua orang.

Setelah makanan Geva habis, Papa Arsa dan Mama Rachel segera keluar kamar Geva lalu menguncinya dari luar.

Anak itu mempunyai 1001 akal bulus. Meskipun tidak memegang ponsel karena ponselnya hilang tapi seorang Geva akan mencetuskan ide-ide konyol diluar nalar manusia pada umumnya hanya demi apa yang dia inginkan tercapai.

Sehingga pengawasan di sekitar kamar Geva sangatlah ketat.

Geva sangat kesal dengan kedua orang tuanya. Bisa-bisanya dia dikurung layaknya tahanan.

Otaknya kali ini benar-benar buntu ketika melihat ke bawah dari balkon, banyak orang yang menjaga disana. Benar-benar menyebalkan.

Sementara, Mama Rachel dan Mami Naya disibukkan dengan segala hal setelah mengamankan calon kedua mempelai itu.

Mulai dari ambil baju di butik, cincin pernikahan, dekorasi rumah hingga MUA profesional.

Semua dipesan dengan cara sangat singkat setelah kemarin mengetahui yang bersama Bhumi di foto adalah Geva.

Jadi mereka sudah memesan semuanya sebelum bertemu dengan Bhumi dan Geva. Ajaib kan? semua karena the power of do it (duit).

🍂

Pagi menjelang,

Bhumi mengerjapkan matanya, kepalnya terasa berat. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur.

Ingatan rentetan kejadian itu mulai berputar, Dia meminta dan meminum teh Papinya secara paksa karena curiga dengan tingkah sang mami. Kenapa justru dia yang tertidur?

Ada yang tidak beres!

Bhumi segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sepertinya dia lupa kalau hari lalu ini dia akan menikah karena mood seorang Bhumi masih terlihat sangat baik sekali.

Tak lama, Bhumi sudah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana pendek dengan kaos polos lengan pendek karena ini hari Minggu. Seluruh kantor libur.

Ceklek.

Bhumi keluar dari kamarnya bersamaan dengan wanita yang sangat dia cintai itu keluar dari kamarnya.

Jantung mereka saling berpacu. Tatapan mereka saling mengunci. Hingga kesepersekian detik, Flower dengan wajah pucat itu memutuskan lebih dulu kontak mata yang seakan melukiskan segala perasaan yang ada.

Flower tersenyum pada Bhumi layaknya kakak ipar pada adik iparnya. Dia berusaha untuk tetap biasa saja.

"Mau kemana?" Tanya Bhumi berjalan menuruni tangga dibelakang Flower.

"Mau ke dapur." jawab Flower berusaha sesantai mungkin

"Buat?" Tanya Bhumi kepo.

"Buatin mas Bhima bubur, karena dia tidak boleh makan makanan yang teksturnya kurang lembut, kemarin dia habis sakit sampai pingsan di kamar mandi."

ck. mas?

ingin rasanya Bhumi koprol dari lantai dua ke lantai satu mendengar panggilan Flower pada Bima dengan 'Mas'.

"Gimana keadaan Bhima sekarang?" Tanya Bhumi mode dingin.

Sejengkel-jengkelnya, sekesel-keselnya, namanya saudara terlebih saudara kandung apalagi yang terlahir kembar pasti masih saling peduli sama lain. Itu pun juga tergantung bagaimana orang tuanya bisa mendidik anak-anaknya penuh kasih sayang dan saling support, sama halnya Bhima dan Bhumi.

meskipun di dunia nyata tidak sedikit pula Saudara kandung yang bertengkar hanya karena rebutan warisan. #eh.

"Udah membaik kok, semalam tidurnya nyenyak banget setelah kelelehan." Jawab Flower tanpa memedulikan perasaan Bhumi .

"Bangsaddt kevaraat... "Batin Bhumi.

"Loh kok rame?" Tanya Bhumi bingung karena meja ruang keluarga hingga kursi-kursinya dipenuhi dengan seserahan.

"Astaga Bhumi.. kenapa belum mandi sih?"

"emang mau kemana mi?" Tanya Bhumi.

"Kamu mau nikah sama Gevania Wijaya!" Pekik Mami Naya.

"Apa?" Mata Bhumi melotot.

"Apa dosis obat tidur yang aku berikan itu berlebihan, sehingga membaut Bhumi Lola dan pikun?" Batin Mami Naya.

"Cepat persiapkan diri kamu, 3 jam lagi kamu udah berganti status jadi suami!" Titah Mami Naya.

"Ciie calon penganten.. selamat ya Bhum.. salam tembak di dalam!" Goda Flower dari dapur seolah menunjukkan dirinya tidak apa-apa, dia tidak terluka.

Bahkan kala Bhumi menatapnya tajam, dia pun membalas dengan tatapan lembut. Karena jika dia berpaling menghindari tatapan Bhumu, maka Bhumi akan curiga kondisi hatinya saat ini.

BERSAMBUNG....

Novel "ISTRIKU CINTA PERTAMA ADIKKU" hari ini upload sekali ya...

besok gantian deh..di usahakan. Tjatet, diusahakan Sono dua kali, sini sekali.

Terget weekend update 2kali sehari disetiap novel melesat karena dunia nyata kesibukan nya tidak sesuai ekspektasi.

So, mohon maaf

dan terima kasih atas segala dukungannya 🥰

Terpopuler

Comments

Nur Takoyaki

Nur Takoyaki

mantaap

2022-05-02

0

Yessyka June

Yessyka June

wkwkwk, salam tembak dalam😂😂

2021-08-14

1

Juliezaskia

Juliezaskia

lanjut

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!