Terlambat~

Akhirnya pesawat mendarat dengan sempurna di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Meskipun ada yang mengganjal pikiran Bhumi mengenai raibnya tas Renata beserta ponselnya.

Yang menjadi pertanyaan dalam hati Bhumi adalah, mengapa tas Renata hilang tapi dompetnya masih? bahkan seluruh kartu identitasnya juga masih ada.

Tapi itu tidak terlalu penting saat ini, dia bisa membeli ponsel baru dan semua datanya masih aman tersimpan jika dia memasukkan Apple ID di ponsel barunya.

Yang terpenting saat ini adalah dia segera sampai ke kediaman mewah orang tuanya untuk bertemu pujaan hatinya. Flower.

Otak Bhumi rasanya sudah malas diajak untuk berpikir. Semua terlalu melelahkan. Baik pikiran maupun hatinya. Hanya bertemu dengan Flower maka kegundahan hatinya akan lenyap.

Supir keluarga Bramantya sudah menunggu beberapa jam disana. Dan Bhumi langsung meminta supir mengantarkan nya ke rumah. Karena sebelumnya Satria sudah memberi tahu bahwa Flower dibawa pulang ke kediaman Bramantya.

Renata? tentu saja ikut ke kediaman Bramantya, karena kemarin sesampainya di Surabaya dia sudah mendapat kabar dari salah seorang sahabatnya bahwa Bhima akan dinikahkan dengan Flower. Hanya, Renata tidak memberitahu Bhumi akan hal itu, bisa-bisa Bhumi langsung balik Jakarta saat itu juga dan menggagalkan pernikahan Bhima dan Flower.

Pernikahan Bhima dan Flower? Tentu itu adalah kabar yang sangat menggembirakan untuk Renata. Karena kesempatannya mendapatkan Bhumi terbuka dengan lebar terlebih Bhumi tidak pernah dekat dengan wanita manapun.

"Pak ke Apartemen Renata dulu." Kata Bhumi pada supir.

"Aku mau ikut ke rumah kamu ya.." Rengek Renata yang duduk di samping Bhumi.

"Terserah." Jawab Bhumi dingin sambil menatap ke kaca.

"Jadi kita kemana den Bhumi?" Tanya Supir.

"Langsung pulang ke rumah." Jawabnya sambil menatap ke luar dari balik kaca mobil.

"Bhum kita mampir ke restoran seafood kesukaan kamu yuk.." Ajak Renata.

"Nggak!"

"Yah.. padahal aku pengen banget loh Bhum makan seafood. Ayolah Bhumi..." Rengek Renata mengulur waktu lebih lama lagi takut-takut acara pernikahan Bhima dan Flower di undur menunggu kabar dari Bhumi.

"Pulang ke rumah sekarang juga!" Tegas Bhumi.

Perjalanan kurang lebih satu jam dari Bandara menuju kediaman Bramantya itu membuat Bhumi tidak bisa istirahat, selain ada rasa yang mengganjal dihatinya, Renata juga terus berisik mengajaknya bicara.

🍂

Mobil Alphard keluaran terbaru itu sudah berhenti tepat di halaman rumah mewah.

Supir sudah membukakan pintu hanya dengan sekali pencet tombol.

Emang naik Alphard itu harus di supirin biar bisa merasakan kenyamanan mobil tersebut.

Bhumi mengernyitkan keningnya melihat banyak mobil terparkir disana. Bahkan mobil sahabat-sahabatnya pun ada disana.

Banyak orang memakai seragam pelayan keluar masuk disana menyiapkan makanan.

Renata yang berjalan di belakang Bhumi itupun tidak sabar menantikan moments ini.

"Ada acara apa disini?" Tanya Bhumi pada salah satu pelayan.

"Itu tuan acara pernikahan." Jawab pelayan tersebut.

"Saya permisi dulu tuan.." Pamit pelayan wanita itu sopan.

Tanpa menjawab, Bhumi melangkahkan kakinya menuju taman belakang karena dari sanalah sumber orang berbicara menggunakan pengeras suara.

"Bhumi tunggu..." Rengek Renata.

Bhumi tidak menggubris, pikirannya semakin buruk, otaknya sudah tidak bisa digunakan berpikir dengan baik lagi,

Dan langkah Bhumi terhenti di pintu penghubung antara ruang tengah dengan taman berukuran luas yang sudah di dekorasi dengan sangat indah itu.

Mata Bhumi tertuju pada sepasang pengantin baru yang berdiri disana dan menjadi pusat perhatian seluruh orang yang ada disana.

Sang mempelai wanita tengah mencium punggung tangan mempelai pria.

Nafas Bhumi naik turun, matanya memerah dan hatinya sangat hancur karena mempelai wanita itu adalah Flower. Pujaan hatinya.

Bhumi masih berdiri mematung, lagi-lagi dia berharap ini hanya sebuah ilusi.

Tangannya mengepal dan rahangnya mengeras. Api amarah terpancar jelas dari sorot matanya.

Mata Bhumi melihat dengan jelas, Bhima sang kakak kembarnya itu mencium kening Flower dengan lembut dan membacakan doa. Penghulu memerintah Flower dan Bhima untuk menandatangani berkas-berkas pernikahan.

Bhumi masih mematung dan meyakinkan dirinya bahwa ini hanya mimpi buruk,

"Kak Bhumi?" Ucap Bianca yang baru menyadari kehadiran Bhumi.

Hal itu membuat Bhumi tersadar bahwa semua yang ada dihadapannya adalah nyata. Benar-benar nyata.

Padahal Bhumi berdiri mematung disana cukup lama, namun semua orang sibuk dengan sepasang pengantin baru jadi tidak menyadari kehadiran Bhumi dan Renata sedari tadi.

Hati Bhumi terasa hancur, semua orang seperti mengkhianati dirinya. Termasuk kedua orang tuanya dan sahabat-sahabatnya.

Bahkan Bhima sendiri tidak memberitahu dirinya.

Sungguh, ini kenyataan yang teramat menyakitkan.

Tanpa bicara sepatah katapun, Bhumi melangkah kan kakinya untuk pergi kembali dari rumah mewah tersebut. Rumah tempatnya dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Kak Bhumi mau kemana?" Teriak Bianca mencoba mengejar Bhumi. Teriakan Bianca membuat semua orang menatap ke arah pintu penghubung antara taman dan rumah.

Bhumi tidak menjawab, Bianca ingin segera mengejar kakaknya namun dilarang oleh Renata.

Terlihat jelas wajah terkejut Mami Naya dan Papi Gema. Sungguh kedua orang tua Bhumi tidak menginginkan hal ini terjadi. Bhumi diminta Papi Gema untuk segera pulang demi membahas masalah ini sebelum Bhima dan Flower menikah.

Setelah berpikir panjang, akhirnya Papi Gema dan Mami Naya memutuskan jika memang Bhima harus bertanggung jawab pada Flower. Namun sebelumnya Bhima harus mendapatkan persetujuan dulu dari Bhumi supaya tidak ada perpecahan keluarga kedepannya.

Dan saat itu juga Papi Gema menghubungi Bhumi untuk segera kembali ke Ibu Kota membahas hal penting ini.

Berbicara mengenai ancaman Sisil, kakak angkat Mami Naya (Novel : Jebakan Untuk Pernikahan) nanti akan Papi Gema pikirkan lagi, yang terpenting adalah anaknya bisa hidup akur dan bahagia.

Namun, sepertinya takdir lagi-lagi tidak berpihak pada Bhumi dan Flower.

Di menit-menit terakhir waktu yang ditentukan untuk pernikahan, ditambah penghulu sudah datang. Tidak ada kabar mengenai Bhumi.

Alex menyampaikan pada keluarga, bahwa saat ini Bhumi sedang tidak ingin di ganggu, dia ingin sendiri dan berniat melupakan Flower, dia tidak bisa menerima Flower dengan keadaan yang sudah tidak suci lagi.

Dengan mengambil kesimpulan jika Bhumi sudah melepaskan Flower. maka Pernikahan Bhima dan Flower pun berlangsung.

Tidak ada yang bisa menghentikan Bhumi, mobil Bhumi yang memang sedang di bersihkan oleh salah satu pelayan di rumahnya itu langsung Bhumi gunakan dan melaju dengan kecepatan tinggi.

Renata hanya mampu menatap mobil Bhumi yang semakin menjauh dari gerbang kediaman mewah itu.

Begitulah Bhumi, jika sudah emosi dia seolah tuli. Teriakan Mami Naya aja tidak dia gubris.

"Maafkan aku yang harus melakukan ini semua Bhum.. hanya dengan ini kamu akan melepaskan Flower dan melihat ke arahku. Maafkan aku, menurutku ini adalah kesempatan emas aku dengan kejadian yang menimpa Bhima dan Flower. Aku mencintai kamu Bhumi..." Batin Renata.

Bersambung...

 

sampai jumpa 🥰

Terpopuler

Comments

Rina

Rina

aku mnahan nafas Thor, nysek sedh bngt
😭

2021-10-11

1

Alsya

Alsya

serasa menang banyak tuh renata 😝

2021-07-28

1

Pacarnya_LinYi

Pacarnya_LinYi

mungkin alex kerjasama sana renata kali, pas ngasih obat ke bhima kmren

2021-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!