Selamat hari Senin 🌻🌻
Semangat melakukan aktivitas 🤍
Happy Reading 🍂
...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...
Bhumi merebahkan gadis itu ke kasur. Gadis yang dia temukan di pinggir jalan. Entah datang dari planet mana gadis lusuh dan baju basah itu. Namun dia percaya, gadis itu memang berasal dari Jakarta mengingat bet seragam yang gadis itu kenakan.
Gadis yang seragamnya ber-name tag GEVANIA itu mengingatkan Bhumi akan Bianca, adik kecilnya itu pernah ada di posisi itu saat di culik dan hampir di perkosa.
Bhumi dengan telaten menyelimuti tubuh Geva yang nampak kedinginan dengan selimut tebal.
"Garis wajah kamu mirip banget ya sama Deon." Batin Bhumi memandang Geva.
Harusnya Geva mengganti bajunya karena basah, tapi juga tidak ada baju ganti dan Geva juga belum siuman. Bhumi tidak mau dituduh mencari kesempatan dan dianggap sebagai pedofil jika melepas baju Geva.
Coba yang sedang kedinginan dan meringkuk itu Flower, dengan senang hati Bhumi melucuti baju yang dikenakannya.
Ah Flower lagi... Flower lagi...
Bhumi menghela nafasnya kasar. Cukup menyebalkan, dia harus menggendong anak orang dengan waktu cukup lama. Sedangkan hatinya sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja sebab selalu saja teringat pada Flower.
Tidak berselang lama pintu hotel diketuk oleh seseorang dari luar.
Tok.. Tok.. Tok...
Bhumi segera beranjak dan membuka pintu hotel tersebut.
Dan ternyata seorang karyawan hotel tengah berdiri didepan pintu dengan makanan ditangannya. Makanan yang dipesan Bhumi telah datang.
Setelah Bhumi meletakkan makanan di atas nakas, Bhumi mengambil secangkir kopi panas yang dibawa karyawan tadi.
Lalu, dia segera keluar menuju Balkon kamar hotel yang terdapat kursi dan meja kecil disana.
Menghirup udara yang sangat dingin di daerah pegunungan tersebut dalam-dalam untuk menenangkan hatinya yang rapuh dengan mengeluarkan bungkus rokok dari saku celananya.
Iya Bhumi merokok tanpa sepengetahuan maminya yang super rempong dan banyak aturan itu. Dan dia akan merokok kala pikiran nya suntuk saja. Tidak sampai kecanduan rokok.
Gadis bernama Geva yang pura-pura pingsan itupun mencium aroma makanan yang dibawa Bhumi masuk ke kamar. Sungguh perutnya meronta-ronta. Dia ingin segera bangun dan melahap makanan tersebut.
Namun dia harus tetap acting, supaya tidak ketahuan dan diusir begitu saja dengan lelaki yang dia panggil 'om'. Lelaki penyelamatnya dari kegelapan dan kedinginan ditambah kelaparan.
Geva sudah tidak peduli lagi meskipun sekarang ini dia ada di kamar hotel bersama seorang lelaki dewasa, dia hanya harus bertahan hidup demi kedua orang tuanya yang mungkin saat ini sedang cemas mencarinya. Juga, membalaskan dendamnya pada teman-temannya yang berusaha mencelakainya.
"Emmm..." Geva mulai mengerjakan matanya.
Berlahan namun pasti, Geva mulai membuka matanya seperti orang yang baru sadar dari koma bertahun-tahun. Geva mengecek kondisi sekitar. Ternyata tidak ada lelaki yang menolongnya tadi.
"Tau gitu gue udah bangun dari tadi terus makan." Gerutu Geva yang langsung mengambil piring yang berisi nasi dan semangkuk sup hangat.
Tanpa pikir panjang dan peduli dengan dimana keberadaan lelaki yang menolongnya tadi, Geva langsung melahap dengan rakus.
Setelah menghabiskan seluruh makannya, dengan santai Geva menuju kamar mandi berniat membersihkan diri dan berendam air hangat. Badannya terasa sangat sakit semua. Ditambah beberapa luka lebam di beberapa bagian tubuhnya akibat pukulan yang dilakukan temannya.
Sedangkan Bhumi, setelah menghabiskan dua batang rokok, Bhumi merasa tubuhnya kedinginan karena udara di balkon hotel itu semakin dingin. Angin semakin menghembus kencang masuk hingga tulang-tulangnya hingga ia memutuskan masuk.
Bhumi mengernyit...
Gadis dari planet antah berantah itu tidak ada di kasur. Kemana dia? Di culik alien kah?
Namun sedetik kemudian pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok gadis cantik dengan mata bulat dan tubuh hanya berlapis bathrobes warna putih dari hotel. Gadis itu menutup bagian dadanya dengan tangannya karena dia saat ini tidak memakai dalaman.
Nekat memang mengingat kondisinya saat ini dia sedang dengan pria dewasa di hotel.
Tapi mau bagaimana lagi, dalamannya basah dan kotor pula.
Bhumi seolah tidak percaya melihat seorang gadis berdiri didepan pintu kamar mandi.
Apakah itu gadis SMA tadi yang memiliki tinggi tubuh semampai. Kenapa terlihat sexy dengan rambut basahnya.
"Om.." Panggil Geva dengan suara cempreng membuat lamunan Bhumi buyar.
"HM." Jawabnya datar.
"Eh kok saya jawab, kan dia panggil Om.. emang dipikir saya om om apa?" Batin Bhumi jengkel.
"Pinjem ponsel dong om.. aku mau telfon Papa aku supaya dia jemput kesini.. aku kedinginan gak ada baju ganti om." Kata Geva.
Bhumi memandang wajah Geva sekilas memang masih pucat.
"Saya tidak punya ponsel." Jawab Bhumi membuat Geva sinis.
"Pelit banget sih om! om tenang saja, saya akan ganti pulsa om 1000kali lipat!" Ucap Geva beringsut masuk ke dalam selimut tebal lalu meringkuk.
"Saya memang tidak memiliki ponsel. Ponsel saya hilang." Kata Bhumi mendudukkan tubuhnya di sofa.
"Huh!" decaknya.
Bhumi memejamkan matanya di atas sofa. Sungguh dia sangat lelah. Tiga hari di Surabaya membuatnya terforsir pekerjaan ditambah drama-drama ini.
Otak Bhumi mulai berpikir perihal Renata. Gadis itu pasti tahu sesuatu, Bhumi yakin itu. Sangat yakin.
"Nama Om siapa?" Tanya Geva setengah berteriak yang lagi-lagi membuat Bhumi terperanjat.
"Gadis menyebalkan!" Decak Bhumi.
"Om melamun.. om seperti orang sedang patah hati!" Senyum mengejek gadis itu tunjukkan dari balik selimut yang jaraknya cukup jauh dengan sofa tempat Bhumi duduk.
"Berisik! saya bukan om kamu!" Ketus Bhumi.
"Jadi beneran om sedang patah hati.. jangan-jangan om korban ditinggal nikah." Tawa gadis itu pecah semakin membuat Bhumi emosi.
Ledekan gadis remaja itu sangat menohok hati Bhumi. Nafasnya mulai naik turun dan rahangnya mengeras.
"DIAM ATAU KELUAR DARI KAMAR INI!" Bentak Bhumi membuat seorang Geva diam membeku dengan mata berkaca-kaca.
Geva yang selalu dimanja orang tuanya tidak pernah yang namanya di bentak. Tapi kini?
Seseorang yang baru dia temui berani membentaknya. Ya meskipun orang itu telah menyelamatkan hidupnya. Namun, Geva hanya berniat bercanda supaya bisa kenal dengan orang yang menolongnya.
Bhumi langsung berdiri dan masuk kamar mandi dengan membanting pintu.
"Huh! Untuk ganteng om... boleh gak sih elus-elus rahangnya yang tegas dan bikin greget itu? si Om udah nikah apa belum ya? mau dong jadi istrinya, istri kedua juga tak masalah...." Geva mengusap dadanya. Jantungnya terasa mau copot melihat sorot mata tajam Bhumi.
Geva senyum-senyum sendiri membayangkan wajah Bhumi yang sangat tampan.
"Bentakannya aja membuat gue jadi merem melek.. apalagi..."
"Oh astaga Gev,, kenapa selera elu jadi om om gini." Geva memukul-mukul kepalanya sendiri.
🍂
Sementara di kediaman Wijaya, Mama Rachel terus menangis karena putri kesayangannya belum juga kembali dari sekolah.
Geva siswi kelas 3 SMA yang tadi pagi berangkat sekolah menggunakan motor sportnya sampai saat ini tidak ada kabar.
Ponselnya tidak aktif.
Padahal hari sudah malam dan motor sportnya masih berada di sekolahan.
Papa Arsa juga Deon dari sore setelah pulang dari acara pernikahan Bhima dan Flower pun terus memutari sudut ibu kota mencari keberadaan Geva.
Semua teman Geva tidak tahu Geva berada dimana, Karena Geva tidak ada masuk kelas dari pagi. Tapi kenapa motornya ada di parkiran sekolah?
BERSAMBUNG...
Bhumi harus belajar sabar menghadapi Geva si ABG labil 😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Irra Ajahh
aku tuh nyari2 novel ini udh dr Setahun yg lalu bca Eh,, skrg bru Ktmu lg
2023-08-04
1
Febri Ana
aku mampir thor lanjuuttt
2023-03-15
0
Wella Elanda
jd geva anak ny Arsa thor
2021-08-02
1