Geva justru terpeleset akibat sisa air hujan semalam di balkon. Beruntung Bhumi dengan sigap menangkap tubuh Geva dari belakang.
Cekrek.
Cekrek.
Cekrek.
Seseorang dari hotel seberang yang menggunakan kamera canggih telah mengambil Foto Bhumi dan Geva yang seolah-olah Bhumi memeluk Geva dari belakang.
Geva dan Bhumi mematung dalam posisi yang sangat intim ini hingga beberapa detik kemudian,
"AAAAKKKKK MAAAMAAAAAA!" Teriak Geva memukul-mukul tangan Bhumi karena kedua telapak tangan Bhumi menangkup kedua buah dada Geva dengan sempurna.
Reflek Bhumi langsung menjauhkan tangannya. Untung posisi Geva udah seimbang, jadi tidak jatuh lagi.
Bhumi mematung memandang dua telapak tangannya dengan tatapan kosong.
Apa tadi itu mimpi?
Buah dada yang semalaman hanya bisa dia pandang dari jarak jauh, tadi...
tadi Bhumi benar-benar memegangnya. Bahkan tanpa balutan bra.
PLAAKK!
Satu tamparan Geva mendarat di pipi Bhumi. Pipi Bhumi terasa sangat panas. Bahkan tamparan Geva meninggalkan bekas merah disana.
" Kenapa kamu nampar saya?" Tanya Bhumi masih bengong.
"Kenapa? Om udah kurang ajar sama aku! om udah melecehkan aku!" Bentak Geva langsung berlari masuk ke kamar.
Setelah membanting tubuhnya sendiri di kasur empuk, Geva segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal hingga menyisakan kepalanya saja.
Air mata Geva turun, ini adalah hal pertama untuk Geva. Pacarnya saja si Theo yang terus meminta izin ingin memegang buah dada itu saja tidak pernah Geva izinkan.
Geva benar-benar tegas mengenai hal itu.
Sebab, Maminya selalu mencekoki dirinya bahwa wanita yang mau di greepe-greepe oleh lelaki itu tidak akan ada harga dirinya didepan suaminya kelak. Ditambah Papa dan Kakaknya tidak mengizinkannya pacaran. Dengan Theo, Geva backstreet.
Bhumi merasa benar-benar seperti pedofil. Dia memegang dada gadis SMA bahkan sempat meremassnya.
Lebih tepatnya bukan meremas sih, tapi lebih ke Spontan menangkap tubuh Geva supaya tidak jatuh.
"Shitt.. pipi gue panas banget.. baru pertama kali ada perempuan nampar gue.. dasar Alien!" Umpat Bhumi.
Bhumi mengacak rambutnya kasar. Adik nya mulai menegang membayangkan betapa padat, kenyal dan berisinya dada Alien dari Planet Pluto tadi. Sungguh Bhumi harus bisa berusaha keras mengendalikan dirinya.
Setelah menghela nafas panjang, Akhirnya Bhumi masuk ke kamar. Bukan minta maaf pada Geva melainkan langsung masuk kamar mandi untuk mandi air dingin seperti kemarin.
"Arghh... anak SMA dadanya udah Segede gitu.. berapa orang yang sudah menggarapnya tuh?" Pikir Bhumi dibawah guyuran shower menidurkan adiknya.
Sedangkan Geva terus mengumpat orang yang tidak peka itu. Geva cukup ingin mendengar kata maaf dari Bhumi. Entah tadi disengaja atau tidak, tapi niat Bhumi adalah untuk menolongnya. Tapi jujur, dadanya terasa sangat sakit.
Bayangan Omelan Mamanya membuat Geva semakin frustasi. Pasti Mamanya akan kecewa dengan apa yang sudah dilakukan seorang lelaki padanya.
30 menit kemudian.
Air matanya terjun bebas, dia ingin segera kembali ke Jakarta. Dari kemarin, hidupnya benar-benar tidak jelas. Geva ingin bertemu mamanya, papanya dan kakaknya. Dia janji tidak akan bandel-bandel lagi setelah ini.
"Hiks.. hiks.. hiks.." Tangis Geva.
Ceklek.
"Kenapa masih nangis?" Tanya Bhumi dingin menyembunyikan rasa bersalahnya.
"Menurut Om?" Geva melirik sinis pada Bhumi sambil mengelap ingus dan air matanya.
"Dasar Alien planet Pluto menjijikkan!" Umpat Bhumi dalam hati melihat Geva menggunakan selimut untuk mengusap ingusnya.
"Saya tanya kenapa, kenapa kamu malah balik nanya?" Bhumi menatap tajam.
"Sakit om! dipikir ini susu sapi perah apa! om seenaknya aja meremas dengan sangat kuat! om gak sadar, badan om itu gede dan berotot jadi tenaga om itu besar sampai buat payudara aku berkedut sakit!" Bentak Geva menatap Bhumi dengan tajam.
GLEK.
Bhumi menelan saliva nya,
Susu sapi perah?
Payudara berkedut?
Pikiran Bhumi kembali melayang.
Bugh!
Geva melempar bantalnya tepat mengenai wajah Bhumi.
"Apa maksud kamu melempar saya dengan bantal ini?"
"Itu balasan buat om yang sudah tidak sopan sama aku. Kenapa om gak terima?" Tantang Geva.
Bhumi menghela nafasnya.
"Saya tidak sengaja!" Ucapnya yang lagi-lagi menunjukkan tanpa rasa bersalahnya.
"Ayo kalau mau pulang ke Jakarta." Ucap Bhumi masih mode datar.
"Kenapa om tiba-tiba mau balik Jakarta?" Tanya Geva.
"Saya mau pulang. Kalau mau ikut ya ayo. Nggak ya udah!" Jawab Bhumi ketus. Padahal mengajak Geva balik Jakarta adalah bentuk tebusan atas kesalahannya dan permohonan maafnya.
Namun namanya juga Bhumi Bramantya, mengucapkannya maaf adalah hal yang sangat sulit untuknya. Jadi dia lebih suka dengan langsung mengaplikasikannya atau menebusnya dengan sebuah tindakan.
"Ta.. Tapi apa kita balik Jakarta dengan pakaian seperti ini?" Tanya Geva enggan menatap Bhumi.
"Oh iya.. semalam baju kamu dan baju saya, saya masukkan ke laundry hotel. Pagi ini mungkin sudah kering. Setelah baju diantar oleh housekeeping kita langsung kembali ke Jakarta." Jawab Bhumi kembali ke Balkon.
Sebab berada di dalam satu ruangan dengan Geva benar-benar menguji kesabarannya.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Kediaman Bramantya,
Mami Naya nampak sangat shock melihat foto yang dikirim oleh anak buah Papi Gema yang semalam berhasil melacak keberadaan Bhumi.
"Nggak mungkin Bhumi melampiaskan semua ini dengan seorang wanita mas..!" Kata Mami Naya mengusap air matanya.
Papi Gema hanya memijat keningnya yang terasa pusing. Rasanya dia telah gagal mendidik anak lelakinya.
Kedua anak lelakinya sudah berbuat hal yang menjijikkan baginya.
"Suruh Budi cari tahu siapa wanita itu! " Perintah Mami Naya pada Papi Gema. Budi adalah orang suruhan Papi Gema yang sangat bisa di percaya untuk urusan di Lapangan.
"Sabar sayang.." Kata Papi Gema pada istrinya.
"Lupakan perjanjian kamu sama Bhumi jika dia melakukan hubungan seks sebelum nikah, maka kamu akan menghukumnya dengan menikahkan mereka! Aku gak mau punya menantu abal-abal."
"Gak bisa begitu sayang.. perjanjian tetap saja perjanjian!" Kata Papi Gema.
"Kamu jahat!" Kata Mami Naya langsung keluar dari ruang kerja Papi Gema.
Mami Naya berjalan dengan cepat setelah membanting pintu ruang kerja suaminya.
"Nay.." Panggil Mama Rachel dengan mata sembab.
"Chel ada apa?" Tanya Mami Naya menghampiri sahabatnya yang pagi-pagi sudah kerumahnya.
"Geva ilang Chel.. Hiks hiks hiks.." Mami Naya memeluk Mama Rachel. Duh masalah apalagi ini.
"Tenang Chel.. kita duduk dulu ya.. minum anget dulu biar kamu tenang."
"Gema dimana Nay? gue butuh bantuan dia untuk menemukan Geva." Ucap Papa Arsa yang terlihat sangat kusut karena kepikiran, kelelahan dan kurang tidur.
"Ada apa?" Papi Gema keluar dari ruang kerjanya. Yang tadi ingin mengejar istrinya, langkah nya terhenti karena ada sahabatnya.
"Geva ilang Gem.. dia dikerjain temannya dan ditinggal di hutan daerah Lembang Bandung, temannya sudah gue amankan. Tapi sampai pagi ini Geva belum ditemukan." Jelas Papa Arsa.
"Lembang Bandung?" Tanya Mami Naya.
Mami Naya tiba-tiba teringat dengan foto Bhumi yang dikirimkan oleh Budi tadi. Walaupun dari jarak jauh dan hanya dari sisi samping, Mami Naya tadi seperti familiar dengan wanita yang bersama Bhumi di foto itu.
Maklum, hubungan Mami Naya, Bianca, Geva dan Mama Rachel sangatlah dekat. Mereka sering jalan bersama untuk makan siang. Dan Geva selalu bersedia ikut jika disana ada Bianca, gadis yang ingin Geva comblangin sama kakaknya, Deon. Namun tetap Geva enggan datang ke pesta-pesta begitu atau kumpul-kumpul acara keluarga. Hanya beberapa kali saja ikut, dan dia tidak pernah bertemu dengan Bhumi.
"Mas..pinjem ponsel kamu." Ucap Mami Naya.
Papi Gema menyerahkan ponselnya begitu saja. Mami Naya langsung mengontak batiknya,
"Ternyata Dewi Fortuna ada dipihakku." Gumam Mami Naya me zoom foto Bhumi.
"Kenapa sayang?"
"Ada apa Nay?"
"Yang bersama Bhumi di hotel semalam adalah Geva, lihatlah.. anakku udah peluk-peluk anak kamu dengan mesra gini di balkon hotel dengan hanya menggunakan bathrobes." Ucap Mami Naya penuh bahagia.
Mama Rachel penasaran, Dia ikut melihat foto anaknya yang dipeluk oleh anak sahabatnya. Tapi pandangan Mama Rachel fokus pada tangan Bhumi.
"Astaga.. tangan Bhumi pegang-pegang dada anakku!" Teriak Mama Rachel.
Bukan marah, justru rona bahagia terpancar disana. Mami Naya dan Mama Rachel langsung saling bertatapan dan mereka berhambur berpelukan.
Papi Gema dan Papa Arsa hanya melongo akibat tingkah kedua wanita didepannya itu.
BERSAMBUNG...
GEVA : MAMVUSSS KETAHUAN KAN!
AUTHOR : YESS DI PAKSA NIKAH JUGA ENTAR ELU!
GEVA : GUE CINTA NYA SAMA THEO THOR!
AUTHOR : EMANG ELU GAK MAU NIKAH SAMA OM OM TAMPAN DAN PELUKABLE GITU?
GEVA : GAK NOLAK!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
merry yuliana
hmmm br tau ada mommy bnran absurd ky gini yaakk
2022-10-07
0
Nur Halimah
wkwkkwkw kluarga somplak🤣
2021-08-21
1
Yessyka June
wkwkwwk, itu mah, seperti kl rezeki ga kemana yaa
2021-08-14
1