Cekrek Cekrek~

Setelah minum obat, akhirnya Geva tidur dengan nyenyak di atas sofa. Sedangkan Bhumi, dia masih terjaga di ranjang berukuran besar dan empuk.

Gak punya perasaan emang manusia satu ini. Tapi itulah Bhumi. Dia sudah cukup jengkel dengan Geva yang memanggilnya om.. Dan satu lagi, bayangin puncak dada Geva yang menyembul dibalik bathrobes terus berputar-putar di kepala Bhumi.

Bhumi bisa mengira-ngira bahwa ukuran dada Geva lebih besar dari Flower saat Flower SMA.

Jangan lupa, ukuran dada Flower yang sekarang adalah jasa dari Bhumi yang menggarapnya hampir setiap akhir pekan.

Bhumi duduk bersandar di kepala ranjang. Tiba-tiba tentang Flower terbesit lagi,

Ah rasanya Bhumi sangat kesal, mengenai apapun dia selalu teringat akan Flower, Flower dan Flower.

Bhumi kini telah membayangkan malam pertama yang panas antara Bhima dan Flower.

Rasanya sungguh menyesakkan, Bhima sudah memiliki Flower seutuhnya. Bahkan menggantikan perannya yang menggarap bagian-bagian sensitif tubuh Flower delapan tahun lalu.

Yang lebih membuat Bhumi kesal lagi, sampai saat ini dia tidak bisa membenci Bhima. Kakak kembarnya sendiri. Coba kalau yang melakukan itu pada Flower orang lain, pasti sudah Bhumi habisi.

"Arghh!" Bhumi menjambak rambutnya frustasi. Dia mencoba menghilangkan bayangan Flower. Bagaimanapun Flower kini adalah kakak iparnya.

Sorot mata tajam Bhumi kini berarah pada Geva yang tidur meringkuk di sofa dengan selimut yang sudah jatuh ke lantai.

"Astaga gak ada akhlaq ini alien dari planet Pluto." Umpat Bhumi yang lagi-lagi gagal fokus dengan dada Geva yang sudah tidak ditutupi selimut.

"Anak SMA usia baru 17 tahunan tapi bodynya udah kayak wanita dewasa... pasti sudah banyak yang greepe-grepee dan nyoblos.. santai banget tidur di hotel sama lawan jenis yang baru dia temui." Bhumi menggeleng kan kepalanya lalu berbaring membelakangi sofa tempat Geva tertidur.

Tidak melihat Geva? tetap saja gairah Bhumi bangkit. Ya gimana udah terlanjur melihat juga. Jika tidak berpikir panjang mungkin dia sudah benar-benar menyerang gadis itu.

Bhumi tidak mau menyerahkan keperjakaannya dengan sembarang gadis.

Emang masih bisa disebut perjaka? orang dulu aja dibantuin Flower pakai tangan bahkan mulutnya Flower 🤭

Ingin rasanya Bhumi menendang Geva keluar sekarang juga karena sudah membangkitkan gairahnya. Jika tidak mengingat dia memiliki adik perempuan, dan membayangkan adik perempuannya itu ada di posisi gadis itu, mungkin dia sudah mengusir gadis itu.

Ya itulah Bhumi, kelemahannya hanya ada pada orang-orang yang dia cintai. Dia akan berbuat apapun supaya orang-orang yang dia cintai tidak sedih.

Selebihnya? dia tidak peduli.

Terpaksa, Bhumi mandi tengah malam dengan air dingin pegunungan. Sementara yang menjadi penyebab, masih nyenyak tidur akibat pengaruh obat.

...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...

Pagi menjelang, udara semakin dingin menyeruak. Padahal gak pakai AC.

Geva merasa sangat kedinginan karena tidak mengenakan selimut.

"Aghh dingin banget sih." Geva terpaksa membuka matanya yang terasa masih sangat ngantuk. Badannya terasa pegal semua.

"OMG Astaga!" Spontan Geva menutup dadanya yang hanya berlapis bathrobes tanpa selimut, sehingga menggambarkan cetakan yang sangat jelas terlihat.

"Untung si Besi karatan itu belum bangun... bisa bisa dada gue di nodai sama om om." Ucap Geva asal.

Geva segera beranjak menuju kamar mandi karena kebelet pipis. Dia melewati ranjang yang merupakan tempat Bhumi terlelap.

Geva menghentikan langkah nya. Ditatapnya wajah tampan nan tegas itu,

"Coba kalau usiaku sudah 25 tahun, pasti aku akan mengejar cinta kamu om.. Melihat wajah tampan Kamu mendadak membuatku ingin di telanjangin." Gumam Geva.

Ya itulah Geva, karena pergaulan yang bebas dengan teman-teman balapan membuat segala ucapan nya ngawur dan frontal.

Geva tersadar. Dia segera memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Gue gak akan belok! masak selera gue jadi pindah ke om om.. Theo aja tampan banget kayak oppa oppa Korea. " Geva segera memasuki kamar mandi menghentikan pikirannya yang ngelantur kemana-mana.

🍂

Mendengar suara gemericik air, Bhumi merasa tidurnya terganggu.

"Ternyata sudah pagi.." Bhumi melirik sofa yang kosong dan suara gemericik air dari kamar mandi. Dia sudah tau si Alien dari planet Pluto itu tengah di kamar mandi.

Bhumi keluar kamar menuju balkon dengan secangkir kopi yang di sediakan pihak hotel. Bhumi hanya tinggal menyeduhnya saja.

Tenang. Menikmati kopi dengan udara segar yang membersihkan rongga paru-parunya akibat asap rokok semalam. Bhumi memejamkan matanya. Otaknya dia paksa untuk berpikir jernih.

Bayangan sang Mami yang pasti saat ini sangat sedih karena dia tidak ada kabar. Papinya yang pasti menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaannya. Belum lagi Bianca yang super rempong dan Bhima yang merasa bersalah.

Flower? Bhumi tidak tahu apa yang dibenak Flower saat ini mengenai dirinya. Mungkin saja Flower menganggapnya pengecut karena lari dari kenyataan.

Tapi bagaimana lagi, dia memang belum sanggup menghadapi kenyataan.

Bhumi semakin larut dalam lamunannya, keheningan ini sungguh membuatnya merasa tenang. Namun sayang, itu tidak berangsur lama hingga suara cempreng yang memekik tajam ke gendang telinganya.

"OMMMMMMMM!" teriak Geva yang keluar kamar mandi namun tidak mendapatkan sosok Bhumi di ranjang.

"Huwaa.. kenapa om ninggalin aku sendiri.. baju aku juga udah gak ada di kamar mandi... aku harus gimana Huwaaa!" Tangis Geva pecah.

Bhumi yang duduk di balkon terperanjat, dia sungguh kesal dengan alien satu itu yang selalu mengganggu ketenangannya.

Ceklek.

Pintu balkon terbuka, Bhumi menatap Geva dengan sorot mata tajam.

Melihat Bhumi yang menatapnya penuh intimidasi, nyali Geva menciut. Jangan sampai kejadian semalam ketika dia hampir diusir dari kamar hotel terulang lagi.

"Eh om..." Geva nyengir kuda dan sok manis. Namun tidak membuat Bhumi bergeming.

"Om ternyata di balkon. Aku kira om tega ninggalin aku.. hehe.." Katanya lagi.

"Sudah berapa kali saya bilang, jangan panggil saya Om!" Ucap Bhumi kembali menutup pintu balkon dengan keras.

Brak!

"Astaga... jantung aku mau copot." Gumam Geva. Geva segera menyusul Bhumi ke balkon.

"Om... eh kak.. maaf." Kata Geva duduk di kursi sebelah Bhumi. Geva menatap perkebunan teh yang luas. Udara sejuk itu sungguh menenangkan hati.

"Kak.. nama kakak siapa sih?" Tanya Geva.

"Bhumi." Jawabnya datar tanpa melirik gadis disampingnya.

"oo.."

Krik.. krik.. krik.. krik...

15 menit berlalu. Tidak ada perbincangan lagi. Sungguh Geva terus mengumpat dalam hatinya. Dia ingin sekali ngobrol. Maklum mulutnya tidak bisa diam.

"Om eh kak.. balik Jakarta yuk?" Ajak Geva memecah keheningan.

"Balik sendiri." Jawab Bhumi.

"Tapi om.."

"Saya buka om kamu dan Saya akan kasih uang kamu untuk balik Jakarta."

"Salah lagi kan manggilnya." Gerutu Geva menepuk bibirnya sendiri.

"Aku gak berani Kak.. kejadian kemarin benar-benar membuatku ketakutan."! Cicitnya pelan.

"Emang kenapa kamu bisa sampai sini?" Akhirnya Bhumi tanyakan itu.

"aku di kerjain temenku kak.. niatnya bolos sekolah mau jenguk pacar aku di rumah sakit. Eh sampai Bandung dan kemarin sempet ketemu penjahat yang mau sepertinya mau memperkosa aku, jadinya aku lari ke hutan. Untung berhasil sembunyi." Cerita Geva dengan sangat mendramatisir karena air matanya keluar. Padahal pas kemarin kejadian itu dia tidak menangis, hanya otaknya terus berpikir bagaimana bisa lolos.

"Diperkosa?" Ulang Bhumi. Kata itu membuat nafas Bhumi naik turun. Bianca hampir di perkosa, dan Flower juga diperkosa. Bayangan itu terlintas kembali.

"Iya om.. Untung aku bisa lari dan sembunyi. Untung aku bertemu kak Bhumi. Makasih banyak ya kak." Kata Geva tulus.

"HM." Jawab Bhumi.

"Sekarang aku tidak percaya kalau Bumi itu bulat." Gumam Geva masih terdengar jelas oleh Bhumi.

"Maksudnya?"

"Iya aku gak percaya dengan teori Bhumi itu bulat. Karena sekarang di sampingku, Bumi itu DATAR!" kata Geva. Bhumi tidak menanggapi semakin membuat Geva jengkel.

"Dasar Om om patah hati ditinggal nikah makanya datar dan dingin seperti besi karatan!" Umpat Geva.

"Apa yang kamu katakan?" Bhumi langsung berdiri dihadapan Geva.

Dengan sigap Geva hendak berdiri dan lari, namun sial.

Geva justru terpeleset akibat sisa air hujan semalam di balkon. Beruntung Bhumi dengan sigap menangkap tubuh Geva dari belakang.

Cekrek.

Cekrek.

Cekrek.

Seseorang dari hotel seberang yang menggunakan kamera canggih telah mengambil Foto Bhumi dan Geva yang seolah-olah Bhumi memeluk Geva dari belakang.

BERSAMBUNG...

BHUMI : Thor.. jangan buat gue kena masalah deh.. hati gue udah hancur berkeping-keping gara-gara Bhima nikahin Flower.

Author : suka suka gue lah.. Napa lu protes sih besi karatan!

BHUMI : Woii para readers bantuin gue dong kasih like dan komentar yang banyak disini.. biar si author gak kejam juga sama nasib gue. Males banget nasib gue dibuat ngenes Mulu kayak Bhima~

Terpopuler

Comments

Febri Ana

Febri Ana

move on Bhumi geva lebih cantik dan seksi

2023-03-15

0

Milda Andriani

Milda Andriani

baru baca sudah bikin aku ngakak 🤣🤣🤣🤣

2021-09-24

2

Yessyka June

Yessyka June

sabar Bhumi..
dah lah thor, buat mereka saling bucin yaaa... seeru ceritanya 😂

2021-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!