Gadis SMA~

Happy reading cinta-cintakuh! 💋

...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...

"Om.. tolongin aku om.. tolong.. aku takut... aku kedinginan om." Ucap gadis itu yang masih mengenakan seragam SMA putih abu-abu dan terlihat sangat kumel dan kusut.

Bhumi mengernyitkan dahinya, ini adalah daerah perkebunan dan hutan Pinus yang sangat luas, dan ini merupakan jalan tikus yang sangat jarang dilalui oleh orang apalagi dengan hari yang sudah gelap seperti ini.

Lalu, anak SMA itu? Sungguh terlihat sangat lusuh.

Bhumi, lelaki yang enggan terlibat dengan urusan orang lain. Dia tidak peduli dengan keadaan orang lain. Terdengar egois memang, tapi itulah Bhumi.

"Om...tolong..." Ucap gadis itu menggigil. Gadis itu seakan tidak memiliki kekuatan lagi untuk menopang tuhuhnya. Namun dia berusaha kuat dan tegar.

Bhumi yang dengan suasana hati yang tidak baik itupun acuh dengan hal tersebut. Dia tidak tertarik untuk menolong orang lain yang tidak iya kenal.

Dan benar, bukannya menolong,

Bhumi justru memundurkan mobilnya dan melajukan mobilnya kembali menghindari gadis itu yang berdiri di depan mobilnya. Bisa jadi dia hanya pancingan untuk para penjahat datang kan?

Bhumi tidak mau ambil resiko dan buang-buang tenaga.

Gadis itu memandang nanar di sisa sorot mata sendunya yang semakin melemah karena seharian belum makan apapun di tambah kehujanan dan kedinginan.

"Sepertinya hidup gue cukup sampai disini, Pa.. Ma.. maafin aku..." Gumam gadis itu mengingat hari sudah gelap dan sedari tadi sudah tidak ada kendaraan yang lewat kecuali mobil mewah itu yang Bhumi kendarai.

Gadis itu sudah lelah menangis, dia menyerah. Seandainya dia tidak percaya begitu saja pada teman-temannya mungkin semua tidak akan seperti ini.

Sedangkan Bhumi yang meninggalkan gadis itu ditempat segelap dan sesepi itu dengan kondisi yang sangat memperihatinkan merasa tidak tenang. Hati nya gundah.

Apakah dirinya terlalu tega?

Apakah dirinya harus kembali?

Namun egonya terlalu tinggi dengan hujan yang mulai turun lagi, dia terus melajukan kereta kudanya menuju Lembang.

Namun bayangan Bianca hadir, bagaimana jika itu adalah adiknya dan tidak ada yang menolong?

Bagaimana jika bertemu penjahat lalu memperkosanya? Oh Tuhan~

"Arghhh!!! gimana kalau gadis tadi mati kedinginan? saya tidak mau jadi penyebab meninggalnya seseorang lagi." Gumam Bhumi yang langsung memutar balik mobilnya ketempat dirinya menemukan gadis berseragam SMA tadi.

Lima menit berkendara, Rasanya gak sampai-sampai. Ada rasa khawatir di hati Bhumi, namun itu hanyalah rasa kemanusiaan.

Ternyata sudah cukup jauh Bhumi meninggalkan gadis itu.

Bhumi merasa lega, gadis itu masih disana. Duduk di pinggir jalan dengan memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya. Persis seperti Bianca dulu kala diculik penjahat.

Sorot lampu mobil Bhumi ditengah gelap yang bercampur dengan derai hujan membuat gadis itu mencoba mendongakkan wajahnya. Gadis itu meringkuk kedinginan. Dia ketakukan namun berusaha tersenyum pada Bhumi yang turun dari mobil.

"Tampan sekali." Gumam gadis itu dalam hati melihat wajah Bhumi yang terkena sorot lampu mobilnya.

Gadis cantik dengan mata bulat itu benar-benar membuat Bhumi merasa iba.

"Om..." Ucap gadis itu lirih.

Bhumi tidak menimpali karena dia merasa bahwa dirinya bukanlah om-om.

"Berdiri! dan masuk mobil saya! saya akan mengantar kan kamu pulang." Ucap Bhumi dingin dengan posisi berdiri di hadapan gadis itu.

Gadi itu merasa bahagia, malaikatnya telah datang. Dia tidak akan mati kedinginan disini.

"Awww.." Pekik Gadis itu merasa pergelangan kakinya sakit saat mencoba berdiri.

"Kenapa?" Tanya Bhumi dingin tidak berniat membantu.

"Tolong.. om... kaki aku sepertinya terkilir," Kata Gadis itu lirih ditambah tubuh gadis itu benar-benar lemas.

Tanpa bicara, Bhumi langsung mengangkat tubuh gadis itu dan memasukkannya di mobil. Gadis itu hanya bisa pasrah dan bersyukur bersamaan. Baru kali ini dia digendong seorang lelaki, dan Om-om pula. Huh! kepepet!

"Gevania." Gumam Bhumi membaca name tag di seragam gadis itu saat mendudukkan gadis itu di samping kursi kemudi. Dan Bhumi segera berlari menuju kemudi mobil.

"Dimana rumah kamu?" Tanya Bhumi.

"Jakarta om." Jawabnya sambil memejamkan mata.

"Jakarta? kenapa bisa sampai sini dengan kondisi seperti ini?" Tanya Bhumi melirik gadis itu yang memang tertera jelas di lengan seragam gadis itu nama sekolahnya.

Ternyata gadis itu sekolah di SMA Bhumi dulu. Nah kan jadi keinget Flower lagi si Bhumi.

"Panjang ceritanya om. aku lapar om belum makan dari pagi " Rengek gadis remaja itu. Bhumi tidak menimpali, karena dia sendiri tidak tahu harus kemana saat ini.

"Dingin om.." Rengek gadis itu lagi. Diliriknya wajah gadis itu yang pucat pasi.

"Saya bukan om kamu! karena saya nggak nikah sama Tante kamu!" Kata Bhumi dingin.

"Antar aku pulang ke Jakarta om.. Mama papa aku pasti sangat khawatir." Pinta gadis itu.

"Udah ditolongin banyak maunya!" Ucap Bhumi fokus pada jalanan.

"saya tidak bisa mengantarkanmu kembali ke Jakarta." Ucap Bhumi yang memang ingin menenangkan diri dulu di Lembang.

"Terus aku?" Tanya gadis itu.

"Bukan urusan saya. Setelah nanti kamu makan dan memiliki tenaga, saya tidak ingin melihat wajah kamu lagi!" Kata Bhumi menghentikan mobilnya disebuah rumah makan.

"Om..." Air mata gadis itu terjun bebas.

"Kenapa nangis? Sebentar lagi kamu bisa makan." Bhumi mengernyitkan keningnya

"Dingin..." Kata gadis itu yang tiba-tiba memejamkan matanya.

"Ha? pingsan?" Kata Bhumi.

"Bangun woii bangun.." Ucap Bhumi menepuk-nepuk pipi gadis bernama Geva itu.

"Dia kedinginan dan lapar, saya harus cari penginapan terdekat." Gumam Bhumi.

Geva tersenyum dalam hatinya, dia tidak mau malam-malam begini ditinggal setelah dikasih makan. Bagaimana dia bisa kembali? sedangkan tasnya beserta ponsel nya tertinggal di mobil temannya. Tidak ada uang sepeserpun.

Otak Bhumi berpikir cepat. Jika dia mendari Villa akan sangat sulit karena ini adalah libur panjang pasti penuh.

Bhumi melajukan mobilnya lagi, tidak ada klinik ataupun apa yang bisa menyelamatkan gadis itu.

Ah dia pingsan hanya karena kedinginan dan lapar.

Bhumi membelokkan mobilnya ke sebuah hotel yang terlihat lebih mewah dari yang lainnya. Bhumi segera berjalan menuju resepsionis.

"Mba saya sewa dua kamar untuk malam ini" Ucap Bhumi.

"Maaf kang,, kamarnya teh tinggal satu..." Ucap resepsionis dengan logat sundanya.

"Ya sudah.. dimana hotel yang kira-kira masih kosong?" Pertanyaan konyol Bhumi. Emang dipikir mbaknya tukang absen kamar hotel apa.

" kalau akang mau cari di jam segini sudah jarang yang kosong. Semua pasti sudah penuh, kecuali akang kembali kebawah sekitar satu jam, disana ada rumah-rumah kecil yang menyewakan penginapan."

Satu jam? belum tentu ada yang kosong juga.

"Baiklah saya ambil satu kamar yang dua single bad karena saya bersama adik perempuan saya." Ucap Bhumi.

"Maaf hanya tinggal yang double bad.".

"Baiklah." Jawabnya pasrah.

Bhumi menyelesaikan pembayaran kamar hotel tersebut, dia mengaku mengajak adik kandungnya yang sudah kelelahan dan terlelap di mobil. Ah pinter banget sih Bhumi mengarang cerita, gak diragukan lagi kalau Bhumi emang anak mami Naya ya...

Dengan susah payah Bhumi memakaikan jaketnya pada Geva, supaya tidak terlihat lusuh saat ia gendong. Bhumi tidak mau dianggap penculik anak ABG.

Lagi-lagi Bhumi menggendong tubuh gadis berseragam SMA itu memasuki kamar hotel. Dan Bhumi sudah memesankan makanan untuk gadis itu supaya jika gadis itu sadar bisa langsung makan.

Ck. Membawa anak SMA ke hotel daerah pegunungan. Bhumi serasa seperti pedoful!

🍂

Bersambung...

ENAKNYA MALAM INI UPDATE LAGI DI NOVEL SEBELAH GAK? 😍

Terpopuler

Comments

Fitria Lilis

Fitria Lilis

baru mampir

2021-09-16

1

Lia Meroh

Lia Meroh

ceritaya seru banget lanjut

2021-07-23

1

trishaa

trishaa

aaaaaaaaaahhhh.... ceritanya asik nih.
good good gooooooodd

2021-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!