Jumat Berkah 🌻
HAPPY READING 🍁
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Geva sudah didepan pintu gerbang rumahnya yang menjulang tinggi.
"Woii Alien tunggu!" Teriak Bhumi, Geva menengok ke arah Bhumi.
"Apa sih om!"
Belum juga Bhumi menjawab, Pintu gerbang itu terbuka dan menampilkan dua wanita paruh baya dengan aura dingin dan menakutkan.
"Mama.." Kata Geva.
"Mami.." Bhumi terbelalak.
" Kamera, Rolling Action!" Gumam Mama Rachel lirih yang hanya didengar oleh mami Naya.
"Bagus ya.. pergi dari rumah bawa anak gadis orang ke hotel tanpa kabar, buat semua orang cemas!." Kata Mami Naya dengan sangat dingin dan tatapan tajam.
Skenario yang direncanakan dua ibu-ibu sosialita itu sudah di mulai.
"Ja.. jadi kak Bhumi anaknya Tante Naya?" Tanya Geva melotot seakan tak percaya dunia sesempit ini.
"Mami.. nggak kok mi. Mami salah paham." Jawab Bhumi dengan tenang meskipun merasa takut pada Mami yang dianggap anak-anaknya seperti Singa Betina itu.
"Nggak apa? nggak salah? ini buktinya!" Mami Naya menyodorkan ponselnya pada Bhumi. Bhumi terbelalak melihat foto dirinya di balkon hotel yang seolah-olah sedang memeluk Geva dari belakang dengan mengenakan bathrobes.
"Saya bisa jelaskan semua ini. Tapi Mami dapat foto ini dari mana?" Tanya Bhumi penasaran. Siapa yang berani berurusan dengannya hingga memotret dirinya dan mengirimkan pada kedua orang tuanya.
"Bhumi ayo masuk ke dalam. Tante butuh penjelasan kamu! berani beraninya ya kamu udah ngajak anak Tante nginep hotel, sepatah hati itukah kamu ditinggal nikah." Cibir Mama Rachel.
"Apa di tinggal nikah? jadi bener karena patah hati? Hahahah..." Geva tertawa mengejek Bhumi.
"Jaga mulut kamu ya!" Bhumi tidak terima.
"Diam kalian!" Bentak Mami Naya membuat Bhumi dan Geva seketika bungkam.
"Bhumi ayo masuk.. Geva masuk juga!" Perintah Mama Rachel.
"Aku gak bisa Tante, aku harus segera pergi." Ucap Bhumi yang memang berencana segera menemui Satria setelah itu pergi ke London untuk melupakan Flower.
"Bhumi masuk!" Ucap Mami Naya tegas.
"Mam.. aku harus pergi."
"Sekali kamu membantah mami maka jangan harap mami masih menganggap kamu anak mami lagi!" Ancam Mami Naya.
Bhumi akhirnya mau tidak mau mengikuti perintah sang Kanjeng Mami. Membantah titah sang Kanjeng mami akan percuma, karena Mami Naya mempunyai 1001 cara untuk melakukan apa yang dia mau.
"Gimana nih suami kita belum datang?" Bisik Mama Rachel.
"Udah santai aja. Bentar lagi juga Dateng. Kan kita sudah jelaskan skenario kita." Jawab Mami Naya dengan bisikan pula.
"Duduk !" Perintah mami Naya pada Bhumi dan Geva. Bhumi dan Geva seperti kerbau yang dicocok hidungnya.
Mami Naya terlihat begitu marah,
Bhumi dan Geva diminta duduk bersebelahan, sedangkan Mami Naya dan Mama Rachel, duduk di hadapan keduanya.
Tak.. Tak.. Tak..
Langkah sepatu beririgan terdengar memasuki area ruang tamu keluarga Wijaya.
Papi Gema dan Papa Arsa datang bersamaan dengan wajah yang sungguh sangat menakutkan.
"Papi.. Om.."
"Papa..."
Papi Gema duduk, dan Mami Naya pindah di samping suaminya. Begitupun dengan Mama Rachel dan Papa Arsa.
Hal itu membuat ruang tamu keluarga Wijaya seakan sangat mencekam.
Berkali-kali Geva menelan saliva nya kala tidak ada satupun yang mengeluarkan suara. Semua mata tertuju pada dirinya dan Bhumi sebagai tersangka.
"Mami dapat dari mana Foto itu?" Tanya Bhumi membuka suara dan masih penasaran.
Bhumi yang tidak sabaran memilih membuka suara terlebih dahulu dan segera menyelesaikannya.
"Apa penting mami kamu dapat foto dari mana? Apa kamu gak mikir bagaimana jika foto tersebut tersebar? Ha?" Bentak Papi Gema.
"Sayang sabar..." Mami Naya mengusap lengan suaminya dengan lembut.
"Saya tidak mau tahu, kalian harus nikah sebelum foto itu tersebar!" Papa Arsa tegas dan lantang bagaikan Sambaran petir di siang bolong baik untuk Bhumi maupun untuk Geva.
"Nikah?" Tanya mereka berdua.
"Iya. Bhumi harus tanggu jawab pada kamu Ge.." Sambung Mama Rachel.
"Pap.. mam.. Om... Tante.. aku bisa jelasin semua ini, kalian hanya salah paham." Kata Bhumi.
"Apa yang kalian lakukan di hotel berdua semalaman?" Tanya Papi Gema dengan tatapan tajam pada keduanya.
Bhumi sangat malas menjelaskan, namun dia harus bicara panjang lebar supaya tidak terjadi kesalahpahaman.
"Ceritanya gini Pi, saya tidak sengaja bertemu..."
"Tidak sengaja? tidak sengaja macam apa itu Bhumi? Tante gak percaya kamu bisa melakukan hal seperti ini! Padahal Tante sangat percaya sama orang tua kamu yang mendidik kamu menjadi lelaki yang hebat dan bertanggung jawab." Potong Mama Rachel semakin mendramatisir karena air matanya sudah keluar untuk mencerminkan kekecewaannya.
Geva gak mau tinggal diam,
"Ma..ini gak seperti yang mama pikirkan. Aku dan.."
"Mama kecewa sama kamu Gev.. sangat kecewa! Kamu gak bisa jaga harga diri kamu sebagai seorang wanita." Tangis Mama Rachel makin pecah.
"Chel tenang Chel.. aku minta maaf chel... maaf atas perlakuan anakku." Mami Naya memeluk sahabatnya dan ikut mengeluarkan air mata.
"Maafkan kesalahan anakku.., anakku pasti akan tanggung jawab." Lanjut Mami Naya.
"Mam.. aku gak melakukan apa-apa!" Ucap Bhumi dengan nada tinggi.
"Ternyata si Besi karatan ini kalau lagi kondisi seperti ini bener-bener menggemaskan, ah.. jadi pengen ngerjain juga sebagai balasan semalaman nyuruh gue tidur di sofa sempit." Batin Geva tanpa berpikir panjang.
"Hiks.. hiks.. hiks.. mama.. dada aku sakit.." Adu Geva dengan muka sedih.
"Kenapa sayang?" Tanya Mama Rachel serius.
"I.. itu mam.. ta... tadi pagi Kak Bhumi memegang bahkan meremaaas dada aku dengan sangat kasar." Ucap Geva.
Bhumi terbelalak. Anak ini bukannya membantunya keluar dari dua sepasang suami istri yang menakutkan dan rempong itu. justru Geva malah semakin menenggelamkannya dan pasti dia juga akan ikut tenggelam.
"Apa!" Teriak dua pasang suami istri itu.
"Bhumi! mami kecewa sama kamu! kamu udah menodai anak gadis om Arsa dan Tante Rachel."
"Ini gak seperti kalian pikirkan. aku cuma gak sengaja mi.. gimana bisa dibilang menodai." Bhumi menjambak rambutnya frustasi.
"Heh! Alien! cepat ceritakan kronologi yang sebenarnya." Perintah Bhumi menatap Geva dengan tajam.
"Masih berani panggil aku Alien lagi? lihat saja!" Batin Geva lagi.
"Apa yang Bhumi lakukan sama kamu Gev?" Tanya papi Gema dengan menurunkan nada omongan nya.
"Dia selalu mengancam aku kalau aku tidak patuh padanya om.. aku padahal sangat mengharap pertolongan nya karena aku dijebak teman aku." Jelas Geva.
"Aku mengancam kamu itu..."
"Papi gak mau tau, besok kamu dan Geva harus menikah!" Kata Papi Gema tanpa mau basa basi lagi karena itulah keinginan istrinya.
"Nggak mau pih!"
"Pih.."!
"Baik gue setuju dengan elu Gem." Sahut papa Arsa.
"Aku gak mau pa.. aku gak mau nikah sama om-om karena pasti dia gak bakal bisa puasin aku di ranjang!" Rengek Geva membuat semuanya terbelalak dan terbatuk batuk.
"alien bodoh!" Batin Bhumi penuh emosi.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Febri Ana
aduh ngakak aku thor lucu banget
2023-03-15
0
Navisha Mahvin
hadeuhhh geva geva, bikin ngagakk sjah🤣🤣🤣
2023-01-22
0
Tulip
mulut geva 😂😂😂😂😂
2022-12-09
0