Masa Lalu Papi dan Mami~

Papi Gema dan Mami Naya merasa sangat kecewa karena tidak menemukan keberadaan putranya di Apartemen. Biasanya Apartemen itu adalah tempat Bhumi menyendiri dan menenangkan diri.

Orang tua mana yang tidak khawatir kepada putranya yang pergi dan menghilang dengan segala luka dan kesalahpahaman. Pasti Bhumi menganggap kedua orang tuanya berlaku tidak adil padanya, pasti.

Terlebih Bhumi memiliki psikis yang berbeda dari manusia umumnya, hal itu semakin membuat Mami Naya ketakutan dan khawatir. Karena memang semenjak ditinggal Flower delapan tahun lalu, Bhumi tidak bisa mengontrol emosinya.

Sedangkan Papi Gema sangat curiga dengan apa yang dikatakan Alex yang bertolak belakang dengan sikap Bhumi tadi, semua harus papi Gema segera bereskan.

Beberapa jam lalu, papi Gema sudah yakin menikahkan Bhima dengan Flower setelah menerima kabar dari Alex, dimana Bhumi berkata pada Alex bahwa dia akan bisa menerima Flower dan ingin melupakan Flower. Bhumi meminta waktu sendiri.

Alex yang ceroboh begitu mudahnya langsung percaya dengan pesan yang menggunakan nomor baru setelah mengecek ponsel Bhumi yang dia save itu tidak aktif.

Padahal pelaku pengirim pesan itu sendiri adalah Renata. Dan Bhumi tidak tahu sama sekali mengenai hal itu.

"Kita pulang saja ya sayang... kamu istirahat.." Ajak Gema lembut pada istrinya.

"Lalu bagaimana dengan Bhumi?" Mata Naya sudah berkaca-kaca.

"Kamu tenang ya.. aku akan meminta Evan menemukan Bhumi secepatnya. Dia mungkin butuh waktu sendiri." Kata Gema lembut.

"Aku gak akan tenang sebelum bertemu putraku mas.. bagaimana semua ini bisa terjadi." Tangis Naya didepan pintu apartemen Bhumi.

"Kita pulang ya.,,," Gema menuntun istrinya untuk menuju lift segera pulang. Naya sudah sangat kelelahan. Pikirannya benar-benar terforsir belakangan ini hingga membuat tekanan darahnya menurun dan kondisinya kurang sehat.

Baru sampai di lobby hotel, seorang wanita mengenakan kaca mata hitam dengan dresa serba hitam berjalan dengan angkuhnya mendekati Gema dan Naya,

"Setelah lebih dari dua puluh tahun akhirnya kita bertemu lagi.." Ucap wanita itu dengan senyum yang merekah.

"Sisil?" Gumam Gema yang masih terdengar jelas membuat Naya yang sendu itu langsung mendongakkan wajahnya.

"Kamu." Ucap Naya.

"Hallo adikku tersayang... bagaimana kabar kamu? Apakah kamu merasakan kebahagiaan?" Tanya Sisil. Naya dan Gema hanya diam menatap wanita iblis itu dengan tatapan tajam.

Sementara yang ditatap terlihat sangat santai.

"Upss.. aku lupa.. Bhumi pergi dari rumah ya gara-gara gadis yang dicintainya menikah dengan kakaknya sendiri.. hahahaha.." Tawa Sisil menggelegar.

"DIAM!" bentak Gema.

"Kenapa Gem, bukankah itu sangat menarik? Sama halnya seperti dulu, Tante Intan memintaku mendekati kamu dan berniat menjodohkan ku dengan mu..

Tapi, Tante Intan justru menikahkan kamu dengan adikku sendiri, sungguh penghinaan yang luar biasa." Ucap Sisil tersenyum meremehkan pasangan dihadapannya.

Gema tidak bisa menjawab, karena hal itu memang benar. Ibu Gema yang bernama Intan dulu bersalah sudah memberikan harapan pada Sisil. Karena Intan tidak tahu jika sahabatnya yang bernama Rani itu memiliki anak kandung yang cantik bernama Naya, sedangkan Sisil hanyalah anak angkat.

"Aku bukan adik kamu Sisil!" Ucap Naya dengan tegas.

"Sayang sudah jangan ladeni wanita iblis itu, kita pulang ya." Ucap Papi Gema.

"Nggak mas! wanita iblis yang tidak tahu diri ini harus tahu.. Dia harus ingat statusnya, dia hanyalah anak panti asuhan yang tidak jelas asal usulnya, dan diangkat oleh kedua orang tuaku! sifatnya yang selalu iri dari kecil itu selalu ingin menyingkirkan ku dari dunia ini. Benar-benar wanita rendahan!" Umpat Naya yang sudah tidak bisa membendung emosinya lagi.

Karena, wanita yang bernama Sisil itulah yang menjebak Bhima hingga terperangkap dengan Flower. Bahkan akan mengancam menyebarkan kasus pemerkosaan yang Bhima lakukan itu ke publik jika Bhima tidak menikahi Flower.

Namun, Sisil sungguh licik. Dia hanyalah otak, dan tidak ada bukti kuat yang mengarah padanya.

Sisil memiliki banyak pion pion yang bisa dia mainkan, dan papi Gema yakini salah satu pion Sisil adalah Alona yang merupakan tunangan dari Keenan.

"Tunggu kejutan dariku selanjutnya adikku tersayang." Ucap Sisil melangkah meninggalkan Naya dan Gema.

Baru beberapa langkah,

"Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan! aku, Nayura Agatha Bramantya tidak akan takut sedikitpun dengan ancaman mu! dan sampai kamu mati pun kamu tidak akan bisa mendapatkan suami ku! hahaha." Mami Naya mengejek Sisil membuat Sisil geram dan membalikkan tubuhnya.

"Aku akan hancurkan hidup anak-anak kamu!" Ucap Sisil tersenyum.

"Lakukan saja jika kau bisa, meskipun kini Bhumi ada di posisi kamu seperti waktu dulu. Bisa aku pastikan bahwa Bhumi tidak akan menjadi gila seperti dirimu. Lihat saja, sebentar lagi dia akan kembali bahagia. Sekarang dia memang sedang patah hati, tapi itu tidak akan berlangsung lama, dia hanya butuh waktu sendiri. Aku tunggu kelanjutan dari kejutan kamu wanita iblis." Senyum Naya terpancar disana dengan penuh keyakinan

Papi Gema sangat bangga memiliki istri seperti Mami Naya.

...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...

Bhumi terus melajukan mobilnya tanpa arah dan tujuan. Bahkan mungkin dirinya tidak sadar sudah memasuki jalan tol yang menuju ke luar kota.

Mobil sport itu melaju kencang membelah jalan tol yang cukup lenggang. Lumayan biasa membuatnya melampiaskan amarahnya.

Pikiran Bhumi sangat kalut. Kali ini dia seperti pecundang yang ingin lari dari kenyataan. Lari sejauh-jauhnya dan tidak ingin bertemu siapapun yang mengenalinya.

Bhumi tidak membutuhkan penjelasan dari siapa saja, baginya sudah cukup. Kedua orang tuanya, adiknya, sahabatnya, Omanya, saudara kembarnya beserta wanita yang dia cintai sudah mengkhianati dirinya.

Bhumi tidak ingin percaya dengan apa yang namanya cinta lagi~

Hingga dua jam berlalu, kini mobil Bhumi memasuki kota Bandung. Kota yang terkenal dengan sejuta ke kreativan oleh warganya itu.

Jangan tanya mengapa Bhumi sampai di kota ini. Sungguh Bhumi sendiri tidak tahu.

Daerah pegunungan, itulah tempat yang akan Bhumi tuju untuk menenangkan diri. Bhumi melajukan mobilnya menuju daerah Lembang.

Bhumi pergi tanpa membawa ponsel karena ponsel nya telah dihilangkan oleh Renata.

Cukup bawa dompet, toh Bhumi tidak ingin diganggu siapapun. Dan tidak berniat mengabari siapapun. Masa bodoh dengan pekerjaan. Biar Satria saja yang menghandle.

Melewati perkebunan dan hutan Pinus yang luas, Bhumi membuka kaca mobilnya. Udara dingin menyeruak hingga sanubarinya, ditambah dengan hari sudah sangat gelap dan mendung berkabut.

Udara sejuk itu, dapat menenangkan sedikit pikiran kalut Bhumi. Namun tetap saja hatinya bergemuruh terlebih jika membayangkan ini adalah malam pertama untuk Bhima dan Flower. Meskipun Bhima sudah menyentuh Flower sebelumnya, namun tetap saja.

Hati Bhumi seperti ditusuk ribuan belati membayangkan adegan panas antara Bhima dan Flower yang memiliki tubuh sangat indah.

Sepanjang perjalan, Bhumi mengingat kembali adegan-adegan panasnya bersama Flower. Memang mereka tidak making love, tapi mereka sudah making out.

Dan itu mereka lakukan hampir tiap Minggu.

Bhumi sudah pernah melihat seluruh lekuk tubuh Flower begitu pula Flower bahkan menikmatinya.

Namun Bhumi tetap mencoba menahan dirinya untuk tidak merenggut keperawanan Flower hingga nanti waktunya tiba.

Ah membayangkan itu membuat senjata Bhumi menjadi tegang.

Ciiiitttttt.....

Bhumi mengerem mobilnya mendadak kala ada seorang gadis menghadang mobilnya dan memecahkan lamunannya.

"Shiit!" Umpat Bhumi memukul setir mobilnya. Hampir saja dia menabrak seorang gadis.

"Minggir!" Teriak Bhumi yang mengeluarkan kepalanya dari kaca mobil tanpa berniat turun.

"Om.. tolongin aku om.. tolong.. aku takut... aku kedinginan om." Ucap gadis itu yang masih mengenakan seragam SMA putih abu-abu dan terlihat sangat kumel dan kusut.

Bhumi mengernyitkan dahinya, ini adalah daerah perkebunan dan hutan Pinus yang sangat luas, dan ini merupakan jalan tikus yang sangat jarang dilalui oleh orang apalagi dengan hari yang sudah gelap seperti ini.

Lalu, anak SMA itu? Sungguh terlihat sangat lusuh.

Bersambung....

.

.

.

Bagaimana komentar anda dengan episode ini...?

Tulis di kolom komentar ya..

Semakin banyak komentar, semakin semangat pula author untuk menulis.

🥰🥰

Terpopuler

Comments

Devi Gitaria

Devi Gitaria

ooo gitu

2021-08-25

1

Devi Gitaria

Devi Gitaria

wowowowo

2021-08-06

1

ixora sllu

ixora sllu

jodohku sudah datang nih bhumi

2021-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Masa Lalu Bhumi~
2 Sepenggal Masa Lalu~
3 Terlambat~
4 Masa Lalu Papi dan Mami~
5 Gadis SMA~
6 Diam atau Keluar~
7 Alien~
8 Cekrek Cekrek~
9 Ternyata~
10 Tertangkap~
11 Gara gara Foto ~
12 Pangeran Kecil
13 Keputusan~
14 Ngeteh~
15 Pikun?
16 Adegan Menyakitkan~
17 Buatin Ponakan~
18 Pemanasan~
19 Nyakitin~
20 Keluar dari Situasi~
21 Awal yang Menyebalkan~
22 Renata Patah Hati~
23 Pelukan~
24 Nafkah~
25 Tinggal Dimana?
26 Malam Pertama~
27 Permintaan Mami~
28 Tekad Geva~
29 Bhumi si Keras Kepala~
30 Penolakan~
31 Pindah atau Cerai?
32 Dikerjain~
33 Hubungan Suami Istri?
34 Main Layang-layang~
35 Gara-gara Pizza
36 Pembalasan dari Bhumi~
37 Terlihat Bodoh~
38 Anak Kecil buat Anak Kecil
39 Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40 Gohan main Solo lagi~
41 Jantung Yang Pusing~
42 Saran Keenan~
43 Gep Gep dan Nom Nom
44 Pukulan Bhumi~
45 Rencana Naomi
46 Gadis Menyebalkan~
47 Belanja~
48 Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49 Tidak Mudah di Taklukan~
50 Geva Menangis Juga~
51 Menjemput~
52 Ke Kantor~
53 Pesan dari Theo~
54 Anafilatik~
55 Cerita Deon~
56 Ingin Pulang~
57 Bhumi patah hati~
58 Antara Kawin dan Nikah~
59 Menjenguk~
60 Meminta Kesempatan~
61 Terpuruk~
62 Mabuk~
63 Rencana Reno~
64 Pesan Alex~
65 Otak Gesrek Gevania~
66 Pagi~
67 Mama Rachel datang~
68 Jujur Kena, Bohong Dosa~
69 Tongkat Baseball~
70 absurdnya kue apem~
71 Lanjutan Absurd~
72 Foundation~
73 Mulut Geva~
74 Ruang Bioskop~
75 Terungkap sudah~
76 Gevania bukan wanita lemah~
77 Ke Rumah Sakit~
78 Berdamai~
79 Mulai ketularan Gesrek~
80 Akal Akalan Bhumi~
81 Melakukan dengan Perasaan~
82 Geva Pergi~
83 Datang Sendiri~
84 Kedatangan Geva~
85 Keputusan Geva~
86 Keegoisan~
87 Turunkan Ego~
88 Perdebatan Pagi~
89 Obrolan para Lelaki~
90 Benar Benar Menyebalkan~
91 Izin Pergi~
92 Abang~
93 Bhumi Menyerah~
94 Ke Kantor Bhumi~
95 Ungkapan~
96 Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97 Perpisahan~
98 Tinggal 29 Hari ~
99 Nilai Matematika~
100 Nasihat Mertua~
101 Ke Club~
102 Kejadian di Club~
103 Kakak Menyebalkan~
104 Kepulangan Bhumi~
105 Pesawat Goyang?~
106 Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107 Mendalami Rasa~
108 Ungkapan Hati Bhumi~
109 Mempraktekkan yang Tertunda~
110 Soal Panggilan~
111 Bercerita~
112 Meminta Pembuktian~
113 Deon Pulang~
114 Tak ada Kabar~
115 Geva Kalut~
116 Pasangan Absurd~
117 Usul Satria~
118 Renata Menyusul? ~
119 Kedatangan Renata~
120 Wanita?~
121 Ayumi~
122 Ayumi Vs Renata~
123 Terlalu Spesial~
124 Permintaan Gevania~
125 Ancaman Gevania~
126 Tapi Bohong~
127 Mimpi-Mimpiku~
128 Menekan Ego~
129 Pesan dari Fabian~
130 Pangeran Masa Kecil~
131 Telfon dari Fabian~
132 Bertemu Fabian~
133 Ingin Menyendiri~
134 Maafkan aku~
135 Kejutan dari Bhumi~
136 Patah~
137 Mencari Keuntungan~
138 Akuisisi~
139 Pemecatan~
140 Resmi Di Pecat~
141 Geva Ngambek~
142 Bhumi aneh~
143 Main Panas-Panasan~
144 Deon dan Noami Kencan~
145 Telfon dari Naomi~
146 Praktikum Olahraga~
147 Kata Dokter~
148 Butuh Waktu~
149 Menyalahkan~
150 Pelukan~
151 Super Absurd~
152 Kecurigaan Keenan~
153 Geva berubah~
154 Kangen Gohan~
155 Ke Kediaman Bramantya~
156 Pentingnya Komunikasi~
157 Pembalasan Gevania~
158 Nyicil? ~
159 Kasur Goyang ~
160 Sarapan~
161 Di Taman Belakang~
162 Deon Cemburu~
163 Makan Rendang~
164 Pengen Dicium~
165 Kakak Jahat~
166 Dipingit~
167 Resepsi I ~
168 Resepsi II
169 Selesai Resepsi~
170 Meluruskan Kesalahpahaman~
171 Anak Pelakor~
172 Seperti anak perawan~
173 Kangen Gohan~
174 Kamar Pengantin~
175 Eh~
176 Gohan gak Boleh Keluar~
177 Telfon dari Keenan~
178 Teror~
179 Bianca Pergi~
180 Kekuatan Cinta~
181 Kekuatan Cinta 2~
182 Bang Kee~
183 Obrolan Malam~
184 Perlu kita Ulang?~
185 Deon dan Naomi Menikah~
186 Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187 Hadiah dari Bianca~
188 Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189 Bertemu Fahmi~
190 Akibat bohong~
191 Bangunkan Gohan~
192 Latar Belakang Noami~
193 Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194 Mencarikan Jodoh Bianca~
195 Menunggu Deon~
196 kakak ipar~
197 Impian yang berbeda~
198 Pergi~
199 Masalah~
200 Ayumi marah~
201 Bhumi Ngambek~
202 Hamil~
203 Info Info
204 Info lagi
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Masa Lalu Bhumi~
2
Sepenggal Masa Lalu~
3
Terlambat~
4
Masa Lalu Papi dan Mami~
5
Gadis SMA~
6
Diam atau Keluar~
7
Alien~
8
Cekrek Cekrek~
9
Ternyata~
10
Tertangkap~
11
Gara gara Foto ~
12
Pangeran Kecil
13
Keputusan~
14
Ngeteh~
15
Pikun?
16
Adegan Menyakitkan~
17
Buatin Ponakan~
18
Pemanasan~
19
Nyakitin~
20
Keluar dari Situasi~
21
Awal yang Menyebalkan~
22
Renata Patah Hati~
23
Pelukan~
24
Nafkah~
25
Tinggal Dimana?
26
Malam Pertama~
27
Permintaan Mami~
28
Tekad Geva~
29
Bhumi si Keras Kepala~
30
Penolakan~
31
Pindah atau Cerai?
32
Dikerjain~
33
Hubungan Suami Istri?
34
Main Layang-layang~
35
Gara-gara Pizza
36
Pembalasan dari Bhumi~
37
Terlihat Bodoh~
38
Anak Kecil buat Anak Kecil
39
Son Gohan mau Belajar KAMEHAME~
40
Gohan main Solo lagi~
41
Jantung Yang Pusing~
42
Saran Keenan~
43
Gep Gep dan Nom Nom
44
Pukulan Bhumi~
45
Rencana Naomi
46
Gadis Menyebalkan~
47
Belanja~
48
Siapa yang Akan Menjadi Pemenangnya?
49
Tidak Mudah di Taklukan~
50
Geva Menangis Juga~
51
Menjemput~
52
Ke Kantor~
53
Pesan dari Theo~
54
Anafilatik~
55
Cerita Deon~
56
Ingin Pulang~
57
Bhumi patah hati~
58
Antara Kawin dan Nikah~
59
Menjenguk~
60
Meminta Kesempatan~
61
Terpuruk~
62
Mabuk~
63
Rencana Reno~
64
Pesan Alex~
65
Otak Gesrek Gevania~
66
Pagi~
67
Mama Rachel datang~
68
Jujur Kena, Bohong Dosa~
69
Tongkat Baseball~
70
absurdnya kue apem~
71
Lanjutan Absurd~
72
Foundation~
73
Mulut Geva~
74
Ruang Bioskop~
75
Terungkap sudah~
76
Gevania bukan wanita lemah~
77
Ke Rumah Sakit~
78
Berdamai~
79
Mulai ketularan Gesrek~
80
Akal Akalan Bhumi~
81
Melakukan dengan Perasaan~
82
Geva Pergi~
83
Datang Sendiri~
84
Kedatangan Geva~
85
Keputusan Geva~
86
Keegoisan~
87
Turunkan Ego~
88
Perdebatan Pagi~
89
Obrolan para Lelaki~
90
Benar Benar Menyebalkan~
91
Izin Pergi~
92
Abang~
93
Bhumi Menyerah~
94
Ke Kantor Bhumi~
95
Ungkapan~
96
Umpatan Bang Sat dan Bang Kee
97
Perpisahan~
98
Tinggal 29 Hari ~
99
Nilai Matematika~
100
Nasihat Mertua~
101
Ke Club~
102
Kejadian di Club~
103
Kakak Menyebalkan~
104
Kepulangan Bhumi~
105
Pesawat Goyang?~
106
Tanggung Jawab, Belum Cinta~
107
Mendalami Rasa~
108
Ungkapan Hati Bhumi~
109
Mempraktekkan yang Tertunda~
110
Soal Panggilan~
111
Bercerita~
112
Meminta Pembuktian~
113
Deon Pulang~
114
Tak ada Kabar~
115
Geva Kalut~
116
Pasangan Absurd~
117
Usul Satria~
118
Renata Menyusul? ~
119
Kedatangan Renata~
120
Wanita?~
121
Ayumi~
122
Ayumi Vs Renata~
123
Terlalu Spesial~
124
Permintaan Gevania~
125
Ancaman Gevania~
126
Tapi Bohong~
127
Mimpi-Mimpiku~
128
Menekan Ego~
129
Pesan dari Fabian~
130
Pangeran Masa Kecil~
131
Telfon dari Fabian~
132
Bertemu Fabian~
133
Ingin Menyendiri~
134
Maafkan aku~
135
Kejutan dari Bhumi~
136
Patah~
137
Mencari Keuntungan~
138
Akuisisi~
139
Pemecatan~
140
Resmi Di Pecat~
141
Geva Ngambek~
142
Bhumi aneh~
143
Main Panas-Panasan~
144
Deon dan Noami Kencan~
145
Telfon dari Naomi~
146
Praktikum Olahraga~
147
Kata Dokter~
148
Butuh Waktu~
149
Menyalahkan~
150
Pelukan~
151
Super Absurd~
152
Kecurigaan Keenan~
153
Geva berubah~
154
Kangen Gohan~
155
Ke Kediaman Bramantya~
156
Pentingnya Komunikasi~
157
Pembalasan Gevania~
158
Nyicil? ~
159
Kasur Goyang ~
160
Sarapan~
161
Di Taman Belakang~
162
Deon Cemburu~
163
Makan Rendang~
164
Pengen Dicium~
165
Kakak Jahat~
166
Dipingit~
167
Resepsi I ~
168
Resepsi II
169
Selesai Resepsi~
170
Meluruskan Kesalahpahaman~
171
Anak Pelakor~
172
Seperti anak perawan~
173
Kangen Gohan~
174
Kamar Pengantin~
175
Eh~
176
Gohan gak Boleh Keluar~
177
Telfon dari Keenan~
178
Teror~
179
Bianca Pergi~
180
Kekuatan Cinta~
181
Kekuatan Cinta 2~
182
Bang Kee~
183
Obrolan Malam~
184
Perlu kita Ulang?~
185
Deon dan Naomi Menikah~
186
Ngadon sebelum Kecebong Pingsan~
187
Hadiah dari Bianca~
188
Mencintai Alien dari Planet Pluto~
189
Bertemu Fahmi~
190
Akibat bohong~
191
Bangunkan Gohan~
192
Latar Belakang Noami~
193
Terimakasih Kecebong-kecebongnya~
194
Mencarikan Jodoh Bianca~
195
Menunggu Deon~
196
kakak ipar~
197
Impian yang berbeda~
198
Pergi~
199
Masalah~
200
Ayumi marah~
201
Bhumi Ngambek~
202
Hamil~
203
Info Info
204
Info lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!