Bimbing Aku Istriku
Note:.
Silahkan baca cerita Muslimah itu milik seorang mafia terlebih dahulu jika ingin tau apa kejahatan masa lalu Daniel.Bisa klik profil author dan klik judul di atas🥰
...****************...
...****************...
Mansion Raymond Family.
Pranggg.
"Daniel!" teriak Malik sembari menjatuhkan gelas ketika melihat tangan Daniel berlumuran darah dengan sebuah pisau kecil di tangannya.
Malik mendekat pada Daniel yang masih memasang wajah santai dan damai.
"Apa yang kau lakukan? Darimana darah ini!" bentak Malik.
"Ada ular di belakang rumah, jadi Daniel bunuh saja." Daniel menjawab dengan polos nya sembari tersenyum.
"Tunjukkan pada Abi!" Daniel pun berjalan menuju belakang rumah, di sana ada beberapa pelayan yang sedang membersihkan sisa-sisa darah yang di sebabkan oleh Daniel.
"Besarkan ularnya," ucap Daniel menunjukkan bangkai ular. Malik hanya bisa memijit-mijit kepalanya, ia pun menarik Daniel berjalan ke sebuah kran air yang ada di dekat situ lalu mencuci tangan Daniel.
"Jangan lakukan lagi yah, Abi tidak suka melihat darah." Daniel mengangguk sembari melihat tangan Abi nya yang masih membersihkan tangannya dari darah.
Malik menoleh pada Daniel yang fokus pada tangannya, ia menghela nafas berat melihat putra semata wayangnya yang belum kunjung sembuh juga.
Karena kondisi mental Daniel yang belum sembuh, Malik pun akhirnya memutuskan untuk membawa Daniel dan keluarganya pergi ke negara tempat Daniel pernah berkuliah. Negara itu adalah negara mayoritas Islam, jadi pastinya nanti Daniel akan lebih mudah lagi beradaptasi.
Sayangnya harapan Malik untuk Daniel agar sembuh seakan terkubur semakin dalam. Anaknya itu semakin parah. Oleh karena itu, Malik pun tidak mengizinkan Daniel keluar dari rumah dan hanya menempatkan beberapa pelayan kepercayaannya saja.
Anaknya itu memang tidak membunuh manusia, hanya saja anaknya itu masih suka membunuh mahluk hidup yang ada di belakang rumah. Contohnya saja seperti hari ini.
"Abi, ayo kita masuk. Daniel ingin membersihkan diri," ucap Daniel membuyarkan lamunan Malik.
"Iya, ayo."
Daniel dan Malik pun pergi masuk ke mansion. Daniel berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.
Setelah membersihkan diri, Daniel duduk di atas ranjang membawa sebuah foto di dalam laci nakas.
Ia tersenyum sendu melihat foto itu lalu meletakkan nya kembali ke leci nakas.
Ia merebahkan tubuhnya memandangi langit-langit kamar, bayangan masa lalu terus menghantuinya membuat kepalanya sakit dan ia ingin melukai seseorang.
"Ck, mengapa ingatan itu selalu saja menghantui ku!"
Daniel memukul kepalanya karena merasa pusing. Tak ada jalan lain, ia harus melakukan sesuatu. Sudah berapa kali ia meminum obat penenang namun obat itu tidak mempan untuk nya.
Ia pun membawa sebuah pisau silet di dalam laci nakas lalu tersenyum menyeringai, bola mata hitamnya berkilap karena sebuah ide terlintas di kepalanya.
Daniel memasukkan pisau itu di dalam saku celananya lalu berjalan keluar kamar. Tidak ada siapa-siapa karena memang ini masih siang, orang-orang mungkin sedang beristirahat karena lelah bekerja.
Daniel berjalan menuju pos depan tempat scurity berjaga. Ia tersenyum menyeringai melihat dua orang scurity sedang duduk berbincang.
Melihat kedatangan Daniel, kedua scurity itu menelan ludah kasar. Apalagi melihat tatapan membunuh dari Daniel.
"Tu-tuan muda," sala mereka.
Daniel berdiri tepat di depan mereka lalu mengeluarkan beberapa lembar uang.
Kedua scurity itu saling menatap.
"Terimalah," ucap Daniel mendesak agar mereka menerima uangnya. Para penjaga itu pun mengambil uang yang nominalnya banyak bagi mereka.
"Untuk apa ini tuan? Apa anda ingin membeli sesuatu?" tanya salah satu penjaga.
Daniel tersenyum sembari menatap mereka seperti akan menelan kedua pria itu. "Berikan aku tangan kalian sebentar," pinta Daniel membuat kedua penjaga itu gugup.
"Un-untuk apa Tuan?" tanya mereka gemetar ketakutan. Bekerja di sini memanglah butuh nyali yang besar karena harus berhadapan dengan tuan muda yang gila.
"Berikan saja. Kalau kalian menuruti keinginan ku, maka aku akan memberikan uang lebih." Daniel berjalan perlahan mendekati kedua penjaga itu.
"Kau, tolong ambilkan air minum. Aku ingin berbincang dengannya," ucap Daniel memerintahkan satu di antara mereka. Penjaga yang di beri perintah pun dengan cepat meninggalkan Daniel bersama penjaga satunya lagi.
"Tu-tuan." Tubuh penjaga itu gemetar ketakutan ketika Daniel menariknya ke dalam pos jaga.
"Shuuutttt, jangan berisik. Aku akan melakukan nya secara pelan-pelan," ucap Daniel mengeluarkan pisau silet kesayangannya.
"A-apa yang ingin anda lakukan Tuan? Bagaimana kalau tuan besar melihat ini?" tanya penjaga itu berusaha lepas dari Daniel.
"Tidak akan sakit, aku hanya ingin melukai mu sedikit saja. Setelah itu pergilah ke rumah sakit untuk mengobati luka mu."
Setelah mengatakan itu. Tanpa basa basi lagi, Daniel langsung menggores mata pisau di lengan penjaga malang itu. Laki-laki tua itu berusaha menahan rasa perih di tangan nya. Kalau saja bukan karena gaji dan kontrak, ia tak akan mau bekerja di lubang harimau ini.
"Sudah, aku hanya ingin melihat sedikit darah saja. Terimakasih," ucap Daniel tersenyum lalu memberikan lagi sejumlah uang untuk penjaga itu.
"Terimakasih, " ucap Daniel pergi meninggalkan penjaga yang sudah pucat pasi dan masih gemetaran.
"Kapan aku bisa keluar dari tempat ini?" lirih penjaga itu.
Bagaikan di jerat di dalam sebuah sarang laba-laba. Para pekerja di mansion ini dulunya tidak tahu akan keadaan Daniel, mereka yang tergiur dengan gaji yang fantastis pun dengan anteng melamar kerja di mansion mewah ini.
Tak lupa pula selembar surat kontrak di berikan pada mereka. Di sana tertulis, jika mereka akan bekerja untuk selamanya sampai usia menua dan memang tak sanggup lagi bekerja.
Melihat keramahan Malik, tentunya mereka pikir tempat itu tidaklah bermasalah.
Hingga satu dua Minggu mereka baru menemukan wujud sebenarnya keadaan mansion itu. Mereka harus selalu was-was kalau tuan muda mereka sedang dalam keadaan suasana hati yang buruk.
Ingin keluar dari pekerjaan, namun kontrak sudah mengikat mereka. Ingin melanggar kontrak, namun mereka bukanlah orang kaya yang bisa membayar denda yang mahal.
Di sinilah suka duka di lewati setiap harinya. Bertemu dengan tuan muda adalah salah satu hal yang sangat di hindari.
****
Di dalam kamar Daniel. Pria itu kembali membersihkan dirinya, ia kembali termenung mengingat apa yang sudah ia lakukan tadi. Rasa bersalah terus menghantuinya, ingin ia berhenti melakukan hal-hal keji itu, namun dorongan kuat dari dalam jiwa nya membuat ia buta akan penderitaan orang lain.
"Ya Allah, hamba ingin berubah," lirih Daniel menangisi kesalahannya tadi.
Seandainya Malik mengerti. Bahwa mengurung Daniel yang gila di rumah bukanlah hal yang benar. Mengurung seseorang hanya akan membuat orang itu semakin stress.
Sungguh jalan yang salah!
_
_
_
_
Hai-hai readers, jumpa lagi sama Dede author yang baik dan penuh kasih sayang😂. Ramah lingkungan dan tidak rajin menabung.
author membawa kan cerita Daniel si pshycophat ramah untuk kalian yang penasaran sama kehidupannya.
Kalau penasaran sama kesalahan Daniel di masa lalu bisa baca Muslimah Itu milik seorang mafia yah🥰
Untuk menghindari adegan-adegan kekerasan yang berlebihan, teman-teman bisa membaca judul babnya Karena author akan memberi kode ❎ pada bab yang mengandung kekerasan 🥰
selamat membaca.
Jangan lupa beri dukungan kalian untuk author.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nar Sih
manpir kak ,dan q sng ada kelanjutan nya tentang daniel ,udh bca tpi udh lma ya kakk👍
2023-09-13
0
Dian Kartika
hadir
ak ngkitu dr zaman ny gabriel loh
2023-06-24
0
🍁 ¢ᖱ'D⃤ ̐Nuyy ☕🏠ર⃠❣️
Mampir perdana thor, semangat
2023-06-07
0