Zahra berjalan menuju kamarnya. Belum genap sehari ia di mansion ini, ia sudah mendapatkan musuh.
"Di sana ada musuh, di sini ada musuh dimana-mana ada musuh. La-la-la-la." Zahra membaringkan tubuhnya menarik selimut yang tebal dan juga lembut lalu memejamkan matanya.
Sedangkan di luar mansion, mobil Daniel sudah masuk perkarangan. Daniel keluar dengan wajah masam disambut oleh pak Lim.
"Assalamu'alaikum, pak Lim." Daniel memberikan salam sekilas melirik pak Lim lalu berjalan menuju mansion.
"Wa'alaikumusalam, tuan muda. Bagaimana terapi anda? Kelihatannya anda tidak baik-baik saja," tanya pak Lim.
"Hmmm, aku kesal pak. Aku sangat lapar, minta koki itu membuatkan aku makanan berat."
Makanan berat yang dimaksud Daniel adalah nasi dan lauk pauk nya. Ia sangat lapar karena teman-temannya tak mengizinkan nya untuk pulang. Bahkan mereka meminta Daniel menginap di rumah Rian untuk melepas rindu sekali seminggu. Tentu saja Daniel menolak, sedari pagi saja ia hanya makan roti lalu teman-temannya menahannya agar tidak pergi. Ia harus bertahan berjam-jam menahan lapar. Meski deretan masakan mahal terpampang rapi di hadapannya, ia bahkan tak tertarik untuk meminum seteguk air.
"Baiklah, tuan." Setelah mengantarkan Daniel sampai ke kamar, pak Lim langsung berjalan menuju kamar Zahra. Pria itu mengetuk pintu kamar Zahra beberapa kali.
Di dalam kamar, Zahra yang matanya baru saja terpejam dan terbawa ke alam ghaib langsung terduduk dengan wajah panik.
Tok....Tok...Tok...
"Nona," panggil pak Lim.
"Iya pak." Zahra memakai jilbab nya, untungnya ia hanya membuka jilbab dan Ciput saja, sedangkan kaus kaki dan handsock masih melekat di tubuhnya.
Padahal tadi aku bermimpi menjadi putri kerajaan dan akan di nikah paksa oleh pangeran buruk rupa. Zahra membatin.
Zahra membuka pintu.
"Tuan muda sudah datang, ia ingin makan nasi. Sebaiknya anda segera memasak. Suasana hati tuan muda sedang buruk," ujar pak Lim membuat bulu kuduk Zahra berdiri.
"Siap komandan."
Zahra langsung bergegas ke dapur, nasi sudah memang masak hanya tinggal lauk pauknya lagi.
Suasana hati tuan muda sedang buruk. Hmmm, makanan apa yang akan ku buat?
Dia tak mengatakan mau makan sesuai daftar menu yang kemaren, berarti suka-suka aku dong. Hehehehe.
Zahra langsung mengelola bahan-bahan masakan yang sudah ia ambil dari lemari pendingin. Ada sayur kangkung yang rencananya akan di tumis. Ada ikan yang akan ia panggang kecap, dan ada cabe serta bahan utama yang paling berharga. Terasi!
Dia orang kaya jadi mungkin belum pernah makan sambal terasi. Tapi, perasaan ku mengatakan kalau dia akan suka nantinya. Belajar-belajar kalau nanti dia jatuh miskin dan tidak bisa membeli daging ayam.
Setelah beberapa menit berkutat dengan masakan nya, jadilah masakan sederhana ala Zahra.
Zahra meminta beberapa pelayan untuk membawakan makanan yang sudah siap. Para pelayan pun membantu Zahra membawakan makanan itu termaksud Sari.
"Makanan apa ini? Bau nya sangat menyengat," sinis Sari namun diabaikan oleh Zahra.
"Ini makanan untuk tuan muda, jadi jaga bicara mu! Kalau tuan muda ingin makan ini, lalu kau mau apa?" sahut pelayan satunya. Sari hanya bisa menggerutu sembari sesekali mengumpat Zahra.
Tok...Tok...Tok...
Zahra mengetuk pintu dan otomatis pintu terbuka, Zahra masuk kedalam kamar yang terlihat kosong setelah mengucapkan salam. Ia meminta agar para pelayan meletakkan makanan di atas meja dekat sofa.
"Apa yang kau tunggu di sini? Keluar lah bersama kami." Sari merasa jengkel melihat Zahra yang masih berdiri di dekat sofa.
"Lalu siapa yang akan mempertanggungjawabkan masakan ini?" tanya Zahra dengan nada cuek.
Sari pun terpaksa keluar sari kamar karena teman pelayan yang satunya menariknya untuk keluar dari kamar.
Zahra yang melihat Sari sudah keluar menghela nafas lega. Ia sangat malas meladeni orang dengan tipe menjengkelkan seperti Silvi sepupunya.
Ceklek!
Terdengar suara pintu terbuka, Zahra melihat Daniel keluar dari sebuah ruangan dalam kamarnya. Mungkin ruang ganti.
"Makanan anda sudah siap, tuan." Zahra menundukkan kepalanya karena tak sanggup melihat tampang Daniel dengan celana pendek hitam selutut, kaos putih lengan pendek dan juga rambut yang masih sedikit basah serta berantakan.
Seksi bang.
"Hmmm, bisa letakkan di meja yang ada di balkon." Zahra mengangguk lalu membawa satu persatu makanan ke tempat yang dikatakan Daniel.
Setelah selesai Zahra masih menunggu Daniel untuk duduk dan menikmati makanan nya. Zahra takut Daniel tidak suka dengan masakan nya dan tuannya itu akan murka padanya.
Daniel melirik Zahra sembari tersenyum lalu duduk.
"Ada apa?" tanya Daniel melirik Zahra yang memandang ke sembarang arah.
"Tidak ada, tuan. Hanya saja, saya ingin anda melihat dulu makanan yang saya masak. Takutnya nanti anda tidak suka," jawab Zahra.
Daniel pun membuka penutup makanan lalu memicingkan matanya melihat menu sederhana yang belum pernah ia makan.
"Apa ini? Mengapa aroma sedikit menyengat?" tanya Daniel membuat jantung Zahra ingin copot.
"Ini tumis kangkung sambal terasi tuan. Ada juga ikan panggang kecap manis dan bla bla bla." Zahra menjelaskan nama menu yang ia sajikan.
Daniel mengangguk, walau aromanya sedikit menyengat Daniel tetap mencoba sesendok dengan nasi.
"Bagaimana?" tanya Zahra.
"Enak," jawab Daniel.
"Duduklah,"lanjut Daniel membuat Zahra gugup.
"Hmmm, tidak perlu tuan. Sebenarnya saya ingin mengatakan sesuatu," tolak Zahra sekaligus menyampaikan maksud yang sebenarnya.
"Duduklah dulu. Aku tidak bisa makan kalau ada orang yang berdiri di dekat ku," ucap Daniel sudah meletakkan sendok nya membuat Zahra langsung mendudukkan dirinya di kursi di hadapan Daniel.
Daniel tersenyum lalu mengambil kembali sendoknya.
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Daniel mulai fokus dengan makannya.
"Tuan, bisakah anda memindahkan saya ke kamar pelayan seperti yang lainnya," pinta Zahra.
"Memangnya mengapa? Apa kau tidak nyaman?" tanya Daniel.
"Bukan seperti itu, tuan. Kamar yang sekarang sangatlah bagus dan nyaman, hanya saja itu terlalu berlebihan untuk saya yang hanya seorang pelayan."
Daniel menghentikan kunyahan nya lalu meminum air.
"Kau tahu. Kau memang tidak sama seperti mereka.. Kau adalah koki ku, koki pribadi bukan pelayan! Tugasmu hanya memasak dan kau memasak hanya untukku. Sekali lagi untukku! Jadi, jangan samakan kau dengan para pelayan lainnya! Bisa di bilang kau itu istimewa," jelas Daniel dibaringi senyuman kecil.
Deg.
Aku gak kuat, Ya Allah. Pengen nikah!!! Batin Zahra menjerit.
_
_
_
_
_
_
jangan lupa like komen dan juga vote biar author makin semangat 💪
Author tunggu dukungannya 😍
typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
revinurinsani
kocakkkk zahraa
2023-11-25
1
Nanda Lelo
Zahra somplak juga nih,,
btw jgn sampai ada perang antara Daniel n Dion y Thor,, soalnya Neneng Zahra only one 🤣
2023-01-08
0
Sadiah
kocak banget sie zahra bikin ngakak 😂😂😂😂
2022-09-15
0