Setelah mendengar pernyataan Daniel, kini Zahra sedang duduk merenung di dalam kamar. Ia sangat bingung, di satu sisi semua ini ia dapatkan karena posisinya yang khusus, sedangkan di sisi lain ada beberapa orang yang akan menaruh benci padanya.
Tok... Tok...Tok...
Suara pintu di ketuk membuyarkan lamunan Zahra. Ia bergegas memakai jilbab dan berjalan menuju pintu.
"Tuan muda?"
Ternyata Daniel yang mengetuk pintu kamar Zahra.
"Hmmm, bisakah kau membuatkan ku salad buah?"
"Tentu." Zahra mengangguk.
"Kalau begitu aku tunggu di taman belakang." Daniel memberikan sebuah senyuman lalu pergi berjalan menjauh dari Zahra.
Kalau tuan muda terus tersenyum seperti itu, bisa-bisa aku jadi salah tingkah. Hmmm, ini sedikit ribet, naluri mata keranjang ku merajalela. Astaghfirullah.
Zahra langsung menuju dapur membuatkan salad buah untuk Daniel.
Setelah beberapa menit, salad buah sudah siap beserta jus Apel. Ia berjalan menuju taman belakang untuk memberikan salad buah dan juga jus milik Daniel.
Di sana terlihat Daniel tengah duduk di gazebo sembari menatap lurus ke depan.
"Tuan," sapa Zahra meletakkan salad buah dan juga jus di hadapan Daniel.
"Saya undur diri dulu tuan." Zahra ingin mengundurkan diri meninggalkan Daniel namun laki-laki malah menarik pelan ujung jilbab Zahra.
"Ada apa, tuan?" tanya Zahra merasa aneh dengan tatapan kosong tuan nya.
"Duduklah. Temani aku makan," pinta Daniel dengan suara yang pelan.
"Maaf tuan, saya tidak bisa. Jika orang-orang melihat kita duduk berdua di sini mereka akan berpikir negatif nanti. Saya tidak ingin menimbulkan fitnah," tolak Zahra dengan lembut. Zahra di buat gusar dengan tangan Daniel yang masih belum melepas ujung jilbabnya.
"Aku tidak punya teman bicara, tolong temani aku." Seperti tak mendengarkan perkataan Zahra, Daniel terus meminta Zahra untuk duduk dan menemaninya. Hal itu membuat Zahra menjadi takut, bagaimana pun mereka adalah seorang manusia yang tak luput dari kekhilafan. Ia tak mau itu terjadi, dua insan yang tidak punya status berduaan akan membuat syetan berdatangan.
"Tuan saya mohon jangan seperti ini. Anda bisa meminta pak Lim atau penjaga lainnya untuk menemani anda." Zahra mulai gemetaran melihat sorot mata Daniel yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Kalau dulu ia melihat sorot mata laki-laki ramah dan sopan sedangkan sekarang sorot mata ramah dan juga sopan itu tidak terlihat, hanya ada sorot mata memaksa dan tak ingin di bantah.
"Kau tidak mau?" tanya Daniel tersenyum sinis sembari berdiri membuat Zahra ketakutan dan reflek memundurkan langkahnya, namun tarikan di jilbabnya tiba-tiba saja semakin kuat membuat Zahra mau tak mau harus melangkah ke depan agar jilbabnya tidak terbuka.
Daniel tampak mengeluarkan sesuatu dari saku celananya membuat Zahra menjadi takut.
Pisau!
Tubuh Zahra semakin gemetar ketakutan. Apa ini yang di jelaskan Rianthy. Tentang tuan mudanya yang suka membunuh dan juga menyakiti orang.
"Tuan, saya mohon lepaskan saya." Zahra memohon sembari menangis, ia tak mau lagi kerja di sini. Tidak mau lagi!
"Aku tidak akan melepaskan mu! Aku ingin bermain sebentar dengan mu!"
Seringaian licik terukir di bibir Daniel membuat Zahra semakin ketakutan.
"Kalau anda tidak melepaskan saya, saya akan berteriak!" ancam Zahra semakin mendekat ke arah Daniel karena laki-laki itu menarik keras jilbabnya.
"Coba saja." Saat itu Zahra ingin berteriak, namun suaranya tiba-tiba tak bisa keluar. Sebuah tangan kekar sudah mencekik lehernya dengan keras membuat ia menjadi sesak dan terbatuk-batuk.
"Berteriaklah!" hardik Daniel membuat air mata Zahra semakin mengalir deras dan juga wajahnya yang semakin memucat.
"Apa salah saya, tuan?" lirih Zahra.
"Kau tidak salah apa-apa, sayang. Hanya saja kau terlalu keras kepala. Aku sudah bilang duduk yah kau harus duduk!"
"Baiklah tuan. Saya akan duduk."
"Sudah terlambat. Aku tidak butuh kehadiran mu lagi!"
Glebbb.
Mata Zahra terbelalak ketika pisau yang di genggam Daniel menancap di perutnya. Suara tawa Daniel menggelegar menatap Zahra sembari menyeringai.
Zahra memegangi perutnya yang mengeluarkan darah, namun anehnya pisau yang menancap di perutnya tak membuat ia merasakan rasa sakit sedikit pun.
Zahra mencoba memegang pisau itu lalu mencabut pisau itu dari perutnya.
Tidak sakit.
Ia kembali melirik ke arah Daniel, namun pria itu tiba-tiba saja menghilang dan darah di perutnya juga ikut menghilang.
"Zahra," panggil seseorang dari belakang. Zahra langsung menoleh dan betapa terkejutnya ia melihat Daniel dan juga beberapa orang memakai pakaian yang senada.
Daniel memberikan sebuah cincin pada Zahra membuat gadis itu kebingungan.
"Terimakasih karena kau sudah menerima ku menjadi suamimu," ucap Daniel mencium kening Zahra membuat gadis itu terdiam membeku.
"Aku mencintaimu, Zahra."
"Haaaaa!!! " teriak Zahra terbangun dari tidurnya. Ia mencoba mengatur nafasnya.
"Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah."
"Hanya mimpi."
Zahra menyandarkan punggungnya di kepala ranjang sembari kembali mengingat alur mimpinya.
Mimpi yang aneh
Zahra mengambil ponselnya melihat jam berapa sekarang. Ternyata masih jam 1 malam.
"Bagaimana ini? Aku takut padanya."
_
_
_
_
_
Typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah
jangan lupa like komen dan vote yah.. biar author makin semangat 💪
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
revinurinsani
iiih mimpi geraa
2023-11-25
1
Nanda Lelo
eeeiih,, mimpi rupanya 🤭
2023-01-08
0
Tth Neng
seruu
2022-09-13
0