Zahra masih terduduk diam di sofa dalam kamar Daniel. Ia terus saja memikirkan tawaran Daniel.
Bukankah aku bekerja di sini untuk membebaskan ibu, agar ibu bisa meninggalkan pekerjaan itu. Lalu apa yang harus aku permasalahkan.
Ceklek.
Daniel masuk membawa sebuah map lalu memberikan nya pada Zahra. Gadis itu dengan ragu menerima surat kontrak lalu membaca apa-apa saja peraturan yang ada di dalam.
Tidak ada yang sulit dalam aturan itu, hanya saja Zahra akan menjadi pekerja permanen di mansion ini. Jika Zahra memilih untuk keluar, maka Zahra harus membayar denda senilai 1 M.
"Tanda tangani surat itu maka nanti malam ibu mu akan terbebaskan."
Zahra menatap pria yang kini sibuk dengan ponselnya.
"Apa anda benar-benar akan membebaskan ibu saya. Bagaimana jika anda berbohong dan saya sudah terlanjur menandatangani surat ini?"
"Kau bisa mempercayai ku, aku bukanlah tipe orang ingkar janji. Aku mungkin memang seorang pendosa dan juga jahat tapi aku tidak akan ingkar janji."
Glek..
"Bagaimana anda bisa membebaskan ibu saya? Apa yang akan anda lakukan?" tanya Zahra penasaran dan masih belum percaya dengan perkataan Daniel.
"Kau tahu, ibu mu itu punya hutang pada keluarga suaminya. Hutang nya berjumlah 750 juta, jadi ibu mu menandatangani surat perjanjian jual diri demi menebus hutang itu."
Zahra menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, ini tidak mungkin. Bagaimana bisa ibunya punya hutang sebesar itu dan mengapa ibunya tak pernah mengatakan tentang hutang itu pada Zahra.
"Darimana anda tahu, tuan? Anda tidak berbohong kan?"
"Untuk apa aku berbohong? Apa yang akan aku dapatkan. Dan satu lagi, aku selalu menyelidiki latar belakang orang yang akan bekerja di tempat ku. Jadi, aku tahu semua tentang dirimu dan juga keluarga mu."
Zahra hanya diam. Ia kembali memikirkan ibunya, jika itu benar Zahra sangat menyayangkan nasib ibunya yang begitu menderita. Menjual diri karena terpaksa.
"Sekarang tanda tangani surat nya kalau kau menerima tawaran ku. Aku ingin pergi, nanti pak Lim dan Umi yang akan memberikan arahan."
Zahra pun mengambil pulpen yang ada di atas meja. Dengan ragu ia pun menandatangani surat kontrak yang akan mengikatnya selamanya di rumah ini.
"Kau sudah resmi menjadi koki di sini. Selamat, semoga kau betah." Daniel mengambil surat itu.
Zahra berdiri meminta izin untuk keluar dari kamar. Ia sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah dan menanyakan pada ibunya tentang hutang yang dikatakan Daniel.
******
Hari sudah malam. Zahra sudah selesai shalat Maghrib dan kini tengah berada di meja makan menunggu sang ibu yang masih shalat.
"Selamat malam sayang," sapa Saras tersenyum manis karena sebuah kabar bahagia datang seperti tiupan angin segar.
"Malam ibu, ibu terlihat senang malam ini." Zahra tersenyum belum mengetahui apa yang membuat ibunya sesenang itu.
"Iya sayang. Ibu sangat senang," ucap Saras yang di baringi air mata.
"Apa itu, bu? Sepertinya sangat menyenangkan sampai ibu menangis."
"Ibu..Ibu..." Saras tak bisa melanjutkan ucapannya sangking terkejut dan terharu.
"Ibu pelan-pelan saja." Zahra memeluk sang ibu yang masih terisak.
"Kau tahu sayang, ibu sudah berhenti bekerja menjadi wanita panggilan. Ibu sudah berhenti," lirih Saras membalas pelukan sang putri.
"Sekarang ibu akan memulainya dari awal. Bimbing ibu yah, sayang." Zahra ikut menangis memeluk sang ibu. Apakah ini nyata, mimpi sekaligus cita-cita nya terwujud malam ini.
Terimakasih Ya Allah. Engkau telah mengabulkan doa-doa hamba.
"Zahra sangat bahagia, ibu. Zahra sangat bahagia."
"Ini semua karena mu, nak. Kau telah membuat ibu keluar dari tempat hina itu."
"Maksud ibu?"
"Ada...." Ucapan Saras berhenti karena hampir saja ia mengatakan soal hutang.
"Kenapa ibu?" tanya Zahra.
"Tidak ada sayang."
Saras kembali memeluk putri nya.
"Ibu, maaf mengganggu berita bahagia ibu. Tapi, Zahra ingin bertanya pada ibu."
"Apa itu?"
"Bu, coba ceritakan mengapa ibu bisa menjadi wanita panggilan. Apa kita mempunyai hutang dengan keluarga Silvi?"
Mata Saras seketika terbuka lebar menatap sang putri mengetahui rahasia yang sudah lama ia simpan rapat-rapat.
"Jawab Bu."
"Itu...Ibu..."
"Apa itu benar? Itu benar yah. Mengapa ibu tak mengatakan hal sebesar itu pada Zahra? Mengapa ibu menyimpan nya sendirian?" tangis Zahra membuat rasa bersalah begitu besar menyelusup lubuk hatinya.
"Maafkan ibu." Saras ikut menangisi nasib malang yang menimpanya dan sekarang berimbas pada putrinya.
Saras pun mencoba menenangkan tangisan Zahra dengan mencoba terbuka. Ia menceritakan segala hal yang terjadi di masa lalu. Zahra sekarang sudah mengerti. Entah mengapa ia tak habis pikir kalau keluarga Silvi begitu gila harta dan tega-teganya menekan ibunya dan menjadikan ibunya seorang wanita panggilan.
Ia bersyukur karena tuan mudanya menepati janji untuk melepaskan ibunya malam ini. Ia sangat bersyukur. Ia akan mendedikasikan semua kemampuan memasaknya. Ia janji akan hal itu.
Ia pun mengatakan pada ibunya bahwa mulai besok ia akan tinggal di mansion Raymond. Hal itu membuat Saras sedih karena harus di tinggalkan putrinya untuk selamanya. Ia hanya bisa melihat anaknya jika Zahra punya waktu luang.
"Maafkan ibu sayang. Karena ibu, kau harus menjadi sengsara. Maafkan ibu." Saras merasa bersalah. Demi dirinya, putrinya rela berkorban.
Di sisi lain.
Keluarga Nonik kini tengah duduk di ruang keluarga menatap satu sama lain.
"Bagaimana bisa keluarga miskin itu mendapatkan uang sebanyak ini!" bentak Nonik tak terima karena Saras terlepas dari pekerjaan hina itu.
"Kami juga tidak tahu, Bu. Ada 2 orang pria yang mengatakan bahwa mereka akan melunasi hutang-hutang Saras," jawab Zaki gusar.
"Kita tidak bisa diam saja Bu, kita harus melakukan sesuatu. Aku tidak mau melihat wanita ja*ang Itu berhenti bekerja menjadi pemuas nafsu!" ujar Lia.
Sedangkan Silvi hanya diam sembari mengepalkan tangannya.
Awas saja kau Zahra. Aku tidak akan membiarkan hidupmu bahagia, kau sudah merebut semua dari ku. Mulai dari kecantikan hingga ketertarikan laki-laki yang ku sukai. Awas saja kau. Akan ku buat kau menjadi pe*acur seperti ibu mu. Tunggu saja waktunya nanti!
_
_
_
_
_
_
_
Maaf yah bab ini mungkin kurang seru . Sebab aku nulisnya dalam keadaan bad mood😓
semoga suka°_°
Typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
revinurinsani
waduh semoga keluarga nonik dspet karma deh gila bener tuh dendam gaada Habis habisnya mungkin kerasukan setan apa sih
2023-11-25
1
Nanda Lelo
Lia namaku
Silvi nama adikku
tapi kok peran kami d sini jahat bgt y??? 🤣🤣🤣🤣
anyway busway seneng bgt ibunya Zahra dah kluar dari pekerjaan itu,,
kalo d hitung2 y 750 JT n d bayar 150 per layanan, total 5000 kali layanan,,
makjaaaaanng,, kapan lunasnya ituuuh????
2023-01-08
0
Risa Istifa
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2022-08-23
0