Mengantarkan sarapan

Rumah Zahra

Setelah shalat Maghrib bersama, Zahra dan sang ibu makan malam bersama. Suasana yang jarang di dapatkan karena biasanya setelah Maghrib, ibunya akan pergi bekerja.

"Sayang, bagaimana memasaknya? Lancar?" tanya Saras.

"Alhamdulillah lancar Bu, yah walau Zahra terkadang bingung."

"Bingung kenapa?"

"Zahra tidak tahu umur anak nyonya itu, jadi Zahra bingung mau masak apa nanti dan bagaimana cara menghias makanan nya."

"Mengapa tidak menanyakan pada orang di sana?" tanya Saras kasihan melihat anaknya.

"Mereka bahkan tidak ada waktu untuk membuka suara mereka. Mereka sangat ketat Bu, aku jadi merinding." Zahra merasa buku kuduknya berdiri ketika melihat keterdiaman orang-orang.

"Apa kau yakin ingin bekerja di sana, sayang? Ibu takut mereka akan menekan mu," ucap Saras khawatir.

"Yakin Bu. Ibu jangan khawatir, Zahra pasti akan baik-baik saja." Zahra tentunya tidak ingin menyerah. Demi sang ibu, ia akan melakukan semua cara untuk mendapatkan uang yang banyak dan tentunya dengan jalan yang benar dan rezeki yang halal.

Setelah selesai makan malam, Zahra dan Saras duduk di ruang tamu sembari menonton. Momen yang sangat langkah di temukan di kehidupan Zahra.

Duduk menonton bersama sang ibu sembari tertawa.

Hingga subuh pun datang. Zahra sudah selesai shalat subuh dan juga mengaji sebentar. Ia harus cepat pergi ke mansion. Tapi, di jam pagi seperti ini mana ada taksi.

Apa Zahra harus lari maraton?

Apa boleh buat. Toh dia juga bisa sekalian olahraga.

"Ibu, Zahra pergi yah. Assalamu'alaikum," ucap Zahra berlari keluar rumah tak menunggu jawaban sang ibu yang ada di dalam kamar.

"Wa'alaikumusalam warohmatullahi wabarakatuh," jawab Saras membuka pintu dengan wajah yang masih menggunakan masker.

Zahra berlari kecil dengan menggunakan gamis dan juga jilbab kurung. Zahra lebih menyukai jilbab kurung dari pada jilbab segi empat. Alasannya yah karena nyaman.

Semua orang juga menginginkan kenyamanan baik dalam berpakaian maupun aktivitas lainnya.

Setelah hampir 40 menit berlari, Zahra akhirnya sampai juga di depan gerbang mansion Raymond. Zahra mencoba mengatur nafasnya karena lelah. Ia melirik jam di ponselnya.

"Sudah jam enam. Aku terlambat," gumam Zahra langsung masuk setelah scurity membukakan gerbang.

Bagaimana ini? Tuan mudanya akan sarapan di jam setengah tujuh, setengah jam lagi.

"Zahra," panggil Anthy yang kini sedang ada di dapur membantu pelayan lain memasak sarapan pagi untuk tuan besar dan nyonya.

"Maaf, aku terlambat." Zahra menaruh tas ranselnya lalu bersiap-siap untuk membuat sarapan.

"Kau belum menjadi koki permanen di sini. Jadi, jagalah sikap mu!" tegas salah seorang pelayan yang lebih tua.

"Maafkan saya," ucap Zahra tak enak hati.

Bekerja di sini sangatlah ketat. Tapi, gajinya juga sangatlah besar. Sesuai dengan kinerja yang harus kita keluarkan. Zahra, bertahanlah.

Zahra pun memulai membuat sarapan untuk tuan mudanya. Tidak perlu susah payah, ia hanya membuat roti dengan selai kacang, coklat dan juga vanilla. Di tambah potongan pisang dan strawberry serta blueberry. Membuat roti dengan hiasan berbentuk kepala burung hantu, dan lain-lain. Total roti ada empat, terserah mau makan yang mana nantinya.

Sangat mudah bukan.

Zahra tersenyum puas melihat sarapan yang sangat imut dan juga lucu.

"Apa sarapan untuk Tuan muda sudah selesai?" tanya pak Lim yang baru saja masuk ke dapur.

"Sudah," jawab Zahra antusias. Pak Lim berjalan ke arah Zahra lalu menatap sarapan yang di buatkan Zahra.

Pak Lim menatap Zahra dengan tatapan datarnya, seolah tatapan itu mengatakan Apa yang kau buat ini, ha? Kau pikir tuan muda kami berusia 5 tahun?

Sayang nya Zahra tak mengerti arti tatapan pak Lim. Para pelayan saja merinding melihat tatapan datar pak Lim. Bisa-bisanya koki yang bahkan belum di resmikan itu membuat sarapan sesuka hati.

"Bawa ke atas!" titah pak Lim pada pelayan yang bertugas membawakan sarapan Daniel.

"Ta-tapi pak. A-apa kita tidak menanyakan terlebih dahulu pada tuan muda? Bisa saja tuan muda marah nantinya?" tanya seorang pelayan dengan nada bergetar.

Zahra di buat terheran-heran. Apa yang salah dari sarapan yang ia buat? Bukankah tuan mudanya masih kecil?

Ingin Zahra berteriak di dapur itu sekarang juga. Seseorang beritahu aku,berapa umur tuan mudanya?

"Hmmm." Pak Lim pun langsung berjalan meninggalkan dapur menuju kamar Daniel.

"Hei anak baru. Apa yang kau lakukan? Kau ingin membuat tuan muda marah?" tanya salah seorang pelayan di sana.

Ingat. Di dapur itu banyak pelayan, jadi jangan fokus pada satu pelayan.

"Memangnya, apa salahku?" tanya Zahra semakin di buat kebingungan.

"Kau tahu, tuan muda itu..."

"Apa kalian akan bergosip di sini! Pergi bekerja!" hardik pak Lim membuat orang-orang takut. Para pelayan itu pun langsung ke posisi masing-masing untuk melakukan pekerjaan mereka.

Pak Lim berjalan kearah Zahra.

"Bawa makanan itu ke kamar tuan muda."

"Ha?"

Itulah jawaban Zahra ketika pak Lim memintanya membawa sarapan ke kamar Daniel.

"Apa anda tuli?" timpal pak Lim dingin.

Aduh pak, kau marah-marah sekali. Nanti cepat tua. Semoga aku tidak dapat mertua seperti bapak ini. Zahra membatin.

"Mengapa anda hanya diam saja nona. Jam sarapan tuan muda sudah dekat. Bawakan sarapan ke kamar tuan muda dan pertanggungjawabkan apa yang anda masak hari ini!"

Mengapa kata-kata pak Lim seolah maklumat yang menyatakan hari ini adalah hari terakhir mu. Enyahlah kau dari sini gadis bodoh!

"Baiklah. Tapi, saya tidak tahu dimana letak kamar nya."

"Anda hanya perlu naik lift itu menuju lantai tiga. Di lantai tiga hanya ada dua pintu. Yang warna hitam itu adalah pintu kamar tuan muda," jelas pak Lim.

"Anda harus mengetuk pintu terlebih dahulu. Jika pintu terbuka, maka anda boleh masuk kedalam kamar lalu meletakkan sarapannya di meja dekat sofa."

Penjelasannya sudah seperti mau mencari harta Karun. Mengapa anda tidak memberikan saya peta nya, pak!

"Lakukan sekarang! Jangan lambat!" tegas pak Lim.

"Baiklah."

Zahra pun akhirnya membawa nampan berisi sarapan yang sudah ia buatkan dan juga segelas susu hangat. Ia menaiki lift yang di tunjukan pak Lim. Awalnya untuk membuka pintu lift ia mengerti karena pak Lim menjelaskan nya. Tapi, untuk menuju lantai tiga bagaimana caranya?

Aku bahkan belum pernah menaiki lift

Kalau aku menekan tombol dengan asal. Bisa saja nanti liftnya meledak. Aku kan belum nikah.

"Pak Lim, bagaimana seterusnya?" tanya Zahra sedikit berteriak karena posisi pak Lim sedikit jauh dari nya.

Mulut! Jagalah sopan santun mu, Zahra!

Pak Lim pun mendekat dan mengajarkan pada Zahra apa yang harus ia lakukan.

Gadis itu mengangguk mengerti lalu menekan tombol ke lantai tiga.

Sesampainya di lantai tiga, ia memutar pandangan nya untuk mencari pintu warna hitam.

Ah, itu dia.

Sangat mudah, karena hanya ada dua pintu di sana.

Tok...Tok...Tok..

Ceklek.

Krieeet

Jantung Zahra tiba-tiba saja berdetak dengan kencang.

Mengapa aneh sekali? Suara pintunya seperti suara pintu di film horor.

Zahra merinding dan menatap seisi kamar. Apa kalian mengira Zahra akan melihat hantu ataupun kamar mewah?

Tentunya tidak!

Ini adalah kamar Daniel Lahanta Raymond.

"Assalamu'alaikum. Saya masuk tuan." Mulutnya mengatakan itu, tapi kakinya tidak bergerak sedikit pun.

Gorden jendela masih menghalangi cahaya yang masuk ke dalam kamar. Semua lampu mati dan hanya ada bola lampu mini di atas meja dekat sofa.

Apa listriknya mati? Mengapa gelap sekali? Bagaimana caranya aku berjalan menuju sofa di sana?

"Tuan?"

Sekali lagi Zahra mencoba memanggil. Barangkali tuan nya masih tidur.

Namun, hasilnya nihil. Tak ada jawaban dari mana pun. Ia pun perlahan-lahan berjalan menuju sofa yang tidak terlalu jauh dari pintu kamar.

Hati-hati. Hati-hati. Hati-hati.

Uh, sampai juga. Alhamdulillah.

Zahra meletakkan nampan berisikan sarapan.

Tap

Tap

Tap

Jantung Zahra seketika terasa berhenti. Suhu badannya tiba-tiba memanas.

Suara apa itu?

Krieeet.

Zahra memutar tubuhnya melihat di balik kegelapan. Suara pintu di buka.

Brakkkkk

"Haaaaaaaaa!!!!"

_

_

_

_

_

_

_

_

Typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah

jangan lupa like komen dan juga vote. Dukungan kalian sangatlah berarti untuk author 🥰

tbc.

Terpopuler

Comments

revinurinsani

revinurinsani

seruu torr unik

2023-11-25

1

Nanda Lelo

Nanda Lelo

mau antar sarapan atau mau masuk rumah hantu sih Zahra??? 🤣🤣🤣

2023-01-08

0

Risa Istifa

Risa Istifa

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

2022-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Daniel
2 Daniel#2
3 Zahra
4 Zahra (Flashback)
5 Melamar pekerjaan
6 Si lontong yang beruntung.
7 Abaikan mereka.
8 Lobster saus tiram
9 Mengantarkan sarapan
10 Membuat orang khawatir.
11 Pria asing.
12 Silahkan pilih.
13 Tepat janji
14 Babu atau ratu?
15 Menikung di sepertiga malam
16 Kau berbeda
17 Takut
18 Langkahi dulu mayat ku!
19 Daniel bertanya
20 Siapa pelakunya?
21 Lamaran dadakan
22 Saya bersedia
23 Bertemu cecunguk
24 Persiapan pernikahan
25 Hari pernikahan
26 My Bunny
27 Ibadah bersama
28 Sepiring berdua
29 Maafkan aku
30 Apakah Daniel pelakunya?
31 Bukan aku
32 Aku akan mati!
33 Siapa pelakunya? #2
34 Ke Villa
35 Malam yang hangat
36 Jebakan
37 Pelakunya adalah
38 Malu-malu
39 Apa kau bahagia?
40 Rencana jahat Dalbora Family
41 Buat anak banyak-banyak.
42 Rencana licik
43 Terlalu percaya diri
44 Ancaman Zahra.
45 Drama yang gagal
46 Rencana jahat.
47 Ungkapan cinta
48 Berita bahagia
49 Bingung
50 Hilang.
51 Maafkan ibu
52 Hadiah dari Daniel #1
53 Hadiah dari Daniel #2
54 Menghukum diri sendiri.
55 Flashback Daniel#1
56 Flashback Daniel#2
57 Flashback Daniel#3
58 Bukan tidak bisa, tapi tidak mau.
59 Boleh ya?
60 Nasehat sang istri.
61 Istriku centil.
62 Kesabaran itu tidak ada batasnya
63 Kebahagiaan tak terhingga.
64 Tidak becus.
65 Bahagia
66 Happy ending
67 Terimakasih
68 Gamian's story telah update!!
69 Fauziah Azahra Raymond sudah update
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Daniel
2
Daniel#2
3
Zahra
4
Zahra (Flashback)
5
Melamar pekerjaan
6
Si lontong yang beruntung.
7
Abaikan mereka.
8
Lobster saus tiram
9
Mengantarkan sarapan
10
Membuat orang khawatir.
11
Pria asing.
12
Silahkan pilih.
13
Tepat janji
14
Babu atau ratu?
15
Menikung di sepertiga malam
16
Kau berbeda
17
Takut
18
Langkahi dulu mayat ku!
19
Daniel bertanya
20
Siapa pelakunya?
21
Lamaran dadakan
22
Saya bersedia
23
Bertemu cecunguk
24
Persiapan pernikahan
25
Hari pernikahan
26
My Bunny
27
Ibadah bersama
28
Sepiring berdua
29
Maafkan aku
30
Apakah Daniel pelakunya?
31
Bukan aku
32
Aku akan mati!
33
Siapa pelakunya? #2
34
Ke Villa
35
Malam yang hangat
36
Jebakan
37
Pelakunya adalah
38
Malu-malu
39
Apa kau bahagia?
40
Rencana jahat Dalbora Family
41
Buat anak banyak-banyak.
42
Rencana licik
43
Terlalu percaya diri
44
Ancaman Zahra.
45
Drama yang gagal
46
Rencana jahat.
47
Ungkapan cinta
48
Berita bahagia
49
Bingung
50
Hilang.
51
Maafkan ibu
52
Hadiah dari Daniel #1
53
Hadiah dari Daniel #2
54
Menghukum diri sendiri.
55
Flashback Daniel#1
56
Flashback Daniel#2
57
Flashback Daniel#3
58
Bukan tidak bisa, tapi tidak mau.
59
Boleh ya?
60
Nasehat sang istri.
61
Istriku centil.
62
Kesabaran itu tidak ada batasnya
63
Kebahagiaan tak terhingga.
64
Tidak becus.
65
Bahagia
66
Happy ending
67
Terimakasih
68
Gamian's story telah update!!
69
Fauziah Azahra Raymond sudah update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!