Setelah malam yang panjang, kini hari sudah berganti pagi. Lagi-lagi Zahra kini sedang berkutat dengan masakannya membuat sarapan untuk Daniel.
Zahra hari ini memasak nasi goreng, menu sarapan yang sederhana. Moodnya yang sedang kacau membuat ia terus memasang wajah masam.
Untung nasi gorengnya gak masam.
Sudah selesai, sepertinya aku minta pak Lim saja yang menghantarkan sarapannya. Aku masih takut.
Zahra pun celingak-celinguk melihat kemana kepala pelayan yang sering mengawasinya bagaikan cenayang.
Sibuk mencari pak Lim, ia sampai tak menyadari Aisyah sudah masuk kedalam dapur.
"Zahra," panggil Aisyah.
"Iya nyonya."
"Sarapannya sudah siap?" tanya Aisyah.
"Sudah." Dengan sigap Zahra memperlihatkan sarapan yang ia buatkan untuk hari ini.
"Baiklah, biar saya saja yang membawanya."
Pucuk di cinta ulan pun tiba.
Bagaikan menang lotre, Zahra bersorak riang di hati mendengar perkataan Aisyah.
Aisyah sudah membawa sarapan berupa nasi goreng ke kamar Daniel sedangkan Zahra melambaikan tangannya lalu menghela nafas lega.
Pak Lim kemana yah? Untung ada nyonya, jadi aku bisa terselamatkan. Pak Lim! Orang tua itu tahu saja kalau aku ingin menggunakan jasa nya. Husss!
Zahra berjalan keluar dari mansion dan mengitari halaman mansion. Sudah tinggal di rumah yang megah jadi tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan.
Halaman nya sangat luas dan juga indah karena banyak di tumbuhi bunga-bunga yang tertata rapi sesuai warna dari bunga itu.
"Zahra," panggil Rianthy berjalan mendekati Zahra dengan memegang sebuah sapu lidi.
"Pagi, Anthy. Bagaimana kabar mu?"
"Baik, bahkan sangat baik. Kau sudah sarapan?" tanya Rianthy.
"Aku tidak berselera," ucap Zahra yang memang tidak selera makan karena masih teringat dengan mimpi yang semalam.
"Ck, seperti orang putus cinta saja. Pergi sarapan sana, nanti kau jadi kurus dan tidak ada yang mau menikah dengan mu." Rianthy tersenyum meledek lalu pergi meninggalkan Zahra yang masih terdiam.
Memang siapa yang mau menikahi ku? Mereka pasti hanya akan mengolok-olok ku sebagai wanita murahan.
Zahra pun kembali masuk ke mansion untuk sarapan. Setidaknya ia harus meminum seteguk air agar ia baik-baik saja. Sangat di sayangkan kalau ia nantinya sakit.
"Zahra." Belum sempat seteguk air masuk di tenggorokan, Aisyah sudah memanggil Zahra.
"Ada apa, nyonya?" tanya Zahra.
"Masakan mu sangat lezat, Daniel sangat menyukainya. Karena Daniel sangat menyukainya, saya memberikan ini sebagai tip," ucap Aisyah memberikan sebuah amplop putih.
"Tapi nyonya, ini terlalu berlebihan. Saya bahkan belum sampai 2 Minggu bekerja di sini." Zahra tidak mau di perlakukan secara berlebihan seperti ini. Ia tak ingin kebaikan majikannya akan menjadi sebuah kesalahpahaman.
"Tidak apa-apa, Zahra. Ambillah, saya tidak menerima penolakan." Aisyah meletakkan amplop putih itu di meja lalu pergi meninggalkan Zahra yang masih tercengang. Ia membuka amplop putih itu dan melihat isinya.
Tebal sekali uangnya.
****
10.20
Zahra sangat bosan, ia memilih duduk di halaman rumah sembari termenung. Tak bisa ia pungkiri ia sangat merindukan ibunya.
Kira-kira ibu sedang apa yah.
"Zahra," panggil seseorang membuat Zahra terkejut dan langsung berdiri. Di lihatnya ke belakang dan ternyata orang itu adalah Daniel.
"I-iya tuan," jawab Zahra gugup.
"Tolong buatkan aku jus jeruk." Daniel duduk di kursi yang tadi di duduki Zahra. Gadis itu mengangguk lalu langsung pergi ke dapur.
Daniel kembali fokus dengan ponselnya. Mengontrol apa yang terjadi di perusahaan Abi-nya.
Pip
Pip
Suara klakson mobil memasuki halaman membuat Daniel mengalihkan pandangannya.
Dua orang pria keluar dari mobil dengan senyuman manis mereka.
"Assalamu'alaikum bang Daniel yang tampan." Ternyata itu adalah Rian dan Dion. Daniel memutar bola mata malas melihat kedua sahabatnya itu.
"Wa'alaikumusalam warohmatullahi wabarakatuh."
Dion dan Rian pun memilih duduk di kursi yang ada di dekat Daniel.
"Ayo kita keluar," seru Rian.
"Malas."
"Ck, apa kau tidak bosan di rumah terus?"
"Tidak."
"Ck, cepat sekali kau menjawab. Untung kau teman ku," gerutu Dion.
"Kalau aku bukan teman mu, apa yang akan kau lakukan?" tanya Daniel masih fokus dengan ponselnya.
"Aku akan memotong burung perkutut mu." Setelah mengatakan itu dua pria yang tak di undang itu lantas tertawa terbahak-bahak.
"Terserah kalian saja."
Di saat mereka sedang asyik berbincang, Zahra datang mendekat untuk memberikan jus jeruk milik Daniel.
"Silahkan tuan." Zahra meletakkan jus jeruk itu di meja yang depan Daniel. Daniel mengangguk dan Zahra pun bergegas ingin pergi. Namun, langkahnya langsung berhenti ketika satu panggilan terngiang di telinga nya.
"Neneng?" panggil Dion memastikan, Zahra tidak terlalu memperhatikan teman-teman Daniel tadi jadi ia memilih berbalik melihat si pemanggil nama samarannya itu. Matanya terbelalak kaget melihat pria dengan senyuman jenaka menatapnya.
Mengapa bang Toyib ada di sini?
"Neneng apa yang kau lakukan di sini? Kau tahu, setelah pertemuan kita aku mencoba mencari mu tapi kau malah hilang bagaikan di telan bumi." Dion dengan antusiasnya mengatakan isi hatinya pada Zahra.
"Kalian saling mengenal?" tanya Daniel yang tadinya fokus dengan ponselnya kini melirik kedua insan itu.
"Iya, kami saling mengenal. Dialah bidadari surga yang ku katakan kemaren, wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak." Zahra menganga mendengar perkataan Dion yang sudah kelewat alur. Siapa yang bilang kalau ia akan menjadi ibu dari anak-anaknya kelak?
"Ohhh, begitu yah."
Dion tampak tertawa melihat wajah cuek Daniel. "Jomblo mana paham," ledek Dion.
"Memang kau bukan jomblo," sindir Rian.
"Sebentar lagi aku akan melepas kejombloan ku ini dan aku akan melepaskannya bersama Neneng ku," ucap Dion menggebu-gebu.
"Terserah kau saja."
Dion berjalan sedikit mendekat ke arah Zahra yang masih mencoba mencerna situasi saat ini.
"Neng, Abang sudah jatuh cinta sama Eneng sejak pandangan pertama. Asal neng tahu, cinta Abang ini begitu besar untuk mu, neng. Sangking cintanya Abang ke Neneng, lautan pun akan Abang sebrangi, gunung akan Abang daki, tower akan Abang naiki. Seperti itulah cinta Abang ke Neneng. Menikahlah dengan Abang yah," papar Dion membuat Zahra sulit bernafas karena merasa mual dengan gombalan maut itu.
Daniel yang mendengar itu seketika berdiri dan mengambil jus nya.
"Masuklah!" titah Daniel melirik Zahra. Gadis itu mengerti lalu mengundurkan diri dan pergi meninggalkan ketiga pria itu.
"Apa yang kau lakukan, Daniel?" tanya Dion kesal.
"Kalau kau ingin menikahinya maka langkahi dulu mayat ku! Dia adalah koki pribadi ku, jadi aku tidak akan melepaskannya dengan mudah. Selamat berjuang."
Daniel tersenyum mengejek lalu menyusul Zahra masuk ke mansion meninggalkan Dion yang masih memasang wajah cemberut.
"Sialan kau Daniel!" teriak Dion kesal.
_
_
_
_
_
_
_
Maaf yah cuma dikit up nya sebab author sedang kurang sehat😥
Author bela-belain nulis biar kalian enggak lama nungguin nya.
Maaf juga kalau alurnya rada berantakan.
Yup, kalian sudah siap author bawa ke labirin pikiran?
Tidak lama lagi teka teki misteri akan berdatangan. Siap-siap untuk menebak siapa dan siapa di balik ini semua..
yang penting jangan tuduh author yah..
😌
typo bertebaran dimana-mana harap bijak dalam berkomentar yah
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nanda Lelo
ti ati manjat tower ny bg, ntar kesetrum 🤣🤣🤣
2023-01-08
0
Sadiah
bener² kocahnperan zahra dengan kata² di balik hati nya yg bikin ngakak
2022-09-15
0
Fajar Rudi cahyono
hahaha.... bang toyib
2022-09-11
0