19. Aku Terbangun Karena Mendengar Suaramu

Kinara masih berada di kamarnya. Otaknya sangat berpikir keras memikirkan apa yang terjadi pada Sian. Sedang sibuk memikirkan Sian, dengan samar-samar suara telepon rumah terdengar di sana.

Dengan enggan, Kinara berjalan keluar dari kamarnya. Saat membuka pintu. Seorang laki-laki berdiri di depannya. Kinara hampir terjungkal karena terkejut melihat dia berada di depannya. Lalu gadis itu, menepi memberi jalan tapi sepertinya Sian tak ada niat untuk masuk ke dalam kamar.

“Jangan berpikir terlalu berlebihan. Aku membawamu ke pesta karena itu perintah kakek.”

“Aku benar-benar tidak mengatakan kepada kakek bahwa aku ingin pergi ke pesta bersamamu, sungguh. Aku mungkin sibuk minggu depan. Aku akan memberitahu kakek bahwa aku tidak bisa pergi bersamamu.”

Mata Sian menyipit tidak suka. Ajakan pesta malam itu adalah alasan yang dibuatnya. Bahkan kakeknya tidak tahu ia menghadiri pesta makan malam. Jika Kinara pergi ke kakek bukankah kebohongan akan terungkap.

“Kamu ingin kakek datang padaku dan menghajarku?”

”Tidak! Aku tidak bermaksud seperti itu, ” bantah Kinara cepat.

“Jika kakek memanggilku dan mengatakan apa pun yang mengambil ketenangan pikiranku. Orang pertama yang akan kusalahkan adalah dirimu. Lihat saja bagaimana caraku untuk berurusan denganmu.”

Kinara menggigit bibir dan berusaha menahan diri supaya tidak melempar vas bunga yang berada di sampingnya ke kepala Sian. Ia berdiri dan bergumam, “Aku harus pergi. Telepon rumah dari tadi berbunyi.”

Sian mendesah dalam hati. Aneh sekali, bagaimana wanita di depannya bisa membuat perasaan seseorang menjadi berat dan muram hanya dengan satu kalimat singkat.

“Kamu mengabaikan peringatanku.”

“Aku tidak mengabaikanmu.”

”Terserah,” sahut Sian pendek dan pria itu pun pergi.

Beberapa menit kemudian Kinara mendengar suara mobil Sian. Ia akhirnya memutar tubuhnya dan berlari kecil menuju jendela untuk melihatnya. Mobil Sian perlahan keluar dari gerbang.

“Kamu tahu, alasan aku menjadi pengantin pengganti selain karena ibuku yang membutuhkan biaya juga karena aku mencintaimu. Meskipun kamu pria menyebalkan. Memang benar kata orang. Penyesalan selalu datang terlambat.”

Bunyi samar telepon rumah yang berdering membuat Kinara terjaga dari lamunannya. Ia segera turun agar suara itu berhenti.

“Halo.”

“Kenapa kamu susah dihubungi? Kamu ingin melarikan diri?” teriak dari suara di seberang.

“Aku tidak sedang melarikan diri. Aku punya alasan, mengapa aku susah dihubungi.”

“Aku ingin mendengar alasanmu!”

“Ponselku rusak, aku tidak bisa menggunakannya.”

“Kenapa bisa rusak? Kamu sengaja melakukannya.”

“Tidak, itu karena terjatuh.”

“Lupakan itu, aku akan membelikannya lagi untukmu. Aku hanya ingin memberitahumu.”

“Apa?”

“Minggu depan, akan diadakan pesta. Di sana banyak sutradara dan juga orang-orang penting. Aku mendengar bahwa mereka akan mengadakan audisi untuk memerankan karakter utama. Ini kesempatan kita untuk menaikkan level Winter.”

“Tapi minggu depan aku—“

“Aku tidak ingin mendengar alasan. Kamu harus datang ke sana. Aku mendengar selain Jina, Ruhi juga ada di sana.”

“Ruhi?”

“Aku tidak perlu menjelaskannya kan? Kamu harus mendapatkan peran utama itu. Jika tidak aku akan menyalahkanmu.”

“Tapi—“

Tut. Tut. Suara sambungan terputus membuat Kinara memberengut.

“Kenapa mereka membuatku bingung setengah mati?”

.........

Sian memberengut menatap jam di pergelangan tangannya. Sekarang sudah pukul dua puluh tepat dan gadis itu masih belum terlihat batang hidungnya. Hebat. Hebat sekali.

Sian sudah uring-uringan sejak tiga puluh menit yang lalu. Dan ia akan tetap uring-uringan sampai ia belum melihat gadis itu.

Sian menatap pintu di sampingnya dan suasana hatinya semakin muram. Ia menggerutu. Bukankah ia sudah mengatakan dengan jelas kemarin bahwa gadis itu harus tiba di sini jam delapan tepat? Apakah kata-katanya kurang jelas?

“Erik, seret wanita itu ke sini.”

Erik yang merasakan aura mengancam hanya bisa mengangguk dan menjawab dengan terbata-bata. Pria itu langsung meninggalkan Sian yang berada di mobil.

Erik lantas pergi ke kamar utama. Pria itu menatap pintu sejenak sebelum mengetuk daun pintu dengan lembut.

“Nyonya Muda, apakah Nyonya Muda sudah siap?”

Satu panggilan tak terjawab membuat Erik mengerutkan keningnya.

“Nyonya Muda, apakah anda di dalam?”

Tak ada sahutan lagi membuat Erik ketakutan. Ia memiringkan kepalanya sedikit, memasang telinga. Hening. Tidak terdengar apa-apa. Erik berusaha untuk membuka pintu itu, namun sayangnya dikunci dari dalam.

“Nyonya Muda!”

Erik tak punya pilihan lain selain mendobrak pintu tersebut. Pikirannya sudah kacau balau. Saat Erik akan melakukan ancang-ancang untuk mendobrak. Suara kunci berputar di sana dan pintu terbuka.

Saat pintu terbuka, Kinara melihat tingkah laku Erik yang diluar kebiasaannya.

“Kamu sedang apa?”

“Ah, Nyonya. Saya ingin menjemput Nyonya Muda. Tapi...”

Erik melihat penampilannya wanita di depannya dengan saksama. Tidak ada gaun yang dia kenakan. Hanya setelan rumah.

“Ah,” ucap Kinara sambil memegang perutnya.

“Nyonya Kenapa?”

“Perutku sakit.”

Erik tampak merasa panik dan merasa ketakutan.

“Nyonya tunggu di sini. Saya akan mencarikan obat.”

Kinara menatap Erik yang pergi mencari obat. Kinara masih memegang perutnya dan beralih jongkok di depan pintu kamar.

“Kenapa perutku benar-benar sakit. Padahal rencana awal hanya ingin berpura-pura.”

Suara sepatu yang bergemuruh membuat Kinara mendongak. Ia melihat Erik berlari membawa segelas air dan juga obat di tangannya.

“Nyonya, minum obat ini. Ini akan membuat perut Nyonya lebih baik.”

Kinara langsung mengambil obat tersebut dan menelannya. Ia segera minum air hingga tandas.

“Apa kita sebaiknya pergi ke rumah sakit?”

“Tidak! Aku akan istirahat di rumah. Ini akan sembuh dengan sendirinya.”

Baru saja bibirnya terkatup. Kinara mulai merasa indra penglihatannya mulai kabur dan perlahan ia tak sadarkan diri.

“Nyonya! Nyonya Muda!”

Erik berusaha membangunkan Kinara namun gadis itu tak bergerak sama sekali. Erik panik, ia langsung menggendong Kinara masuk ke dalam kamar.

Erik membaringkannya ke sana dan pergi keluar untuk memberitahukan pada Sian.

Sian menatap Erik dan pandangannya beralih mencari sosok perempuan yang ia tunggu sedari tadi.

“Dimana dia?” tanya Sian cepat agak jengkel.

“Nyonya Muda tadi merasakan sakit di bagian perut jadi saya bawakan obat. Setelah itu...”

Alex menyipitkan mata. ”Setelah itu?”

“Nyonya pingsan.”

”Apa katamu?”

Sian terkejut mendengar bahwa gadis itu pingsan tetapi ia berhasil menjaga raut wajahnya tetap datar dan acuh tak acuh. Sian tidak berkata apa-apa. Pria itu langsung keluar dari mobilnya dan menuju ke rumah.

Erik berjalan mengekori Sian di belakangnya.

Sian langsung membuka pintu kamarnya dan melihat sosok gadis tengah terbaring di sana. Ia melihatnya sekilas dan mata elangnya beralih menatap obat yang berada di nakas.

Tangannya terulur untuk mengambilnya.

“Bawa dia ke rumah sakit segera!”

“Iya.”

Erik bersiap-siap untuk menggendong Kinara. Baru saja Erik menyibakkan selimut. Ia merasakan ujung pistol diarahkan ke kepalanya. Ia langsung menatap Sian dan matanya seakan ingin membidiknya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Membawa Nyonya ke rumah sakit.”

“Siapkan mobil.”

Erik linglung sejenak sebelum ia mengangguk patuh, “Baik.”

Mobil melaju dengan cepat membelah jalanan kota. Sesekali Erik melirik keadaan di belakang.

“Apakah Nyonya Muda akan baik-baik saja?”

“Menurutmu, apa yang akan terjadi jika seseorang meminum obat yang sudah kadaluwarsa?”

Keringat dingin langsung bermunculan di wajah Erik. Ia merasa ketakutan dan waswas. Erik ingin berbicara namun belum sempat ia mengeluarkan kata, sebuah suara menginterupsinya.

“Jangan katakan alasan apa pun. Percepat saja laju mobilnya.”

“Baik.”

Sesampai di rumah sakit. Kinara langsung diperiksa oleh dokter. Dokter mengatakan bahwa Kinara mengalami gastroenteritis akut. Sehingga menyebabkan nyeri hebat yang membuatnya tidak sadarkan diri.

“Apakah dia benar diagnosanya gastroenteritis?”

“Ya.”

“Tapi kenapa dia belum sadarkan diri?”

“Dia hanya tertidur. Saya tahu anda panik tapi jangan sampai anda meracuninya dengan memberikan obat kadaluwarsa.”

Sian langsung menatap tajam ke arah Erik. Sementara Erik yang ditatap seperti itu langsung menundukkan kepalanya.

“Saya pergi dulu.”

Sian mengangguk. Saat melihat dokter sudah pergi, pria itu langsung mendatangi Erik.

“Pergilah berjaga di luar.”

“Baik.”

Setelah kepergian Erik, Sian dengan manisnya membenarkan posisi tidurnya dan menyelimuti Kinara.

Kinara yang sebenarnya tidak tertidur merasakan sentuhan hangat tangan Sian yang menjalar sampai ke hatinya.

Perempuan itu tiba-tiba membukakan mata dengan perlahan-lahan. Ia menatap Sian yang duduk di sampingnya sambil memejamkan mata.

Kinara dengan rakus melihat wajah tampan Sian.

“Raja iblis yang tampan.”

“Sudah puas menatapku.”

Kinara langsung membulatkan matanya dan kembali memejamkan matanya.

“Sepertinya kamu sudah sehat. Aku akan pergi!”

Mendengar perkataan Sian, Kinara buru-buru terbangun.

“Tunggu dulu.” Kinara buru-buru menjangkau tangan Sian.

Sian tak menjawabnya, ia menoleh menatap Kinara. Sedangkan Kinara yang sedang ditatap menjadi menciut nyalinya.

“Itu...hem...”

“Katakan! Aku tidak punya waktu, ucap Sian dengan nada tajam bercampur heran.

Kinara tersentak namun ia berusaha tersenyum lebar, menunjukkan deretan giginya yang putih dan rapi.

“Aku sudah berjanji akan pergi ke pesta denganmu. Aku akan ikut denganmu.”

Satu detik. Dua detik. Tiga detik.

Sian masih diam menatap lurus Kinara. Sedangkan gadis itu menggigit bibirnya dan merutuki kebodohannya.

Kinara langsung mendongak saat tangannya tersentak. Rupanya Sian melepaskan genggamannya. Sian langsung pergi begitu saja meninggalkan bangsal.

Melihat kepergian Sian, Kinara menundukkan kepalanya.

Sian menatap pintu yang ditutupnya sebelum pergi ie arah Erik.

“Pergi beli baju yang baru untuknya.”

Sian menggerakkan kepalanya dekat dengan telinga Erik sambil berkata, “Ingat, baju itu harus mencerminkan istri yang baik dan juga ibu yang penuh kasih sayang. Jangan pilih gaun yang kekurangan bahan.”

Setelah mengatakan itu tanpa ekspresi Sian menarik kembali kepalanya. Sian lalu pergi begitu saja. Rupanya ia mengambil salah satu ruangan untuk merokok.

“Selama ini, ia menggunakan baju yang tidak senonoh. Dimana memakai itu sama dengan tidak memakai apa pun.”

.

.

.

Oh iya aku mau ingetin kalau kalian penasaran dengan cerita kelanjutannya kalian bisa cek di toko sebelah ya...di sana sudah part 22.

Dan aku mau kasih tahu juga bahwa novel Landing On You masih buka P.O

Terpopuler

Comments

Anis Swari

Anis Swari

asyik Sian tipe2...you die if you touch her

2023-07-19

0

Neni Setyorini

Neni Setyorini

Kinara kenapa kok seperti nya menderita trs

2022-05-30

0

Neni Setyorini

Neni Setyorini

Kinara kenapa kok

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kembali
2 2. Kilasan Masa Lalu
3 3. Perubahan Nasib
4 4. Menikah
5 5. Pertunjukkan
6 6. Pria Yang Kejam
7 7. Melarikan Diri
8 8. Rubah Betina
9 9. Kesalahpahaman
10 10. Fluktuasi Hati
11 11. Seseorang Yang Harus Mati Untuk Hidup
12 12. Mengenal Kasih Sayang Siap Menanggung Kebencian
13 13. Orang Yang Tidak Bisa Ditebak
14 14. Uang Ganti Rugi
15 15. Hujan Mendinginkan Semuanya
16 16. Gemetar di Waktu Beku Ini
17 17. Terkadang Ketika Hati Merasa Cemas, Hati Akan Berubah
18 18. Pada Akhirnya Kita Menjadi Teman
19 19. Aku Terbangun Karena Mendengar Suaramu
20 20. Serbuk Sari yang Menggelitik Mata
21 21. Seperti Angin yang Hangat
22 22. Aku Nyaman Denganmu
23 23. Aku Tidak Bisa Mengabaikanmu
24 24. Tidak Bisa Menantang, hanya Bisa Menurut
25 25. Dunia Berputar di Sekitarmu
26 26. Seperti Gambar dalam Mimpi
27 27. Takut Dibenci
28 28. Aku Bisa Sangat Mencintaimu
29 29. Aku Ingin Bersamamu Selamanya
30 30. Bersandarlah di Bahuku
31 31. Melilit Seperti Gurita
32 32. Tunggu saja. Hari itu pasti akan datang
33 33. Aku Tahu Perasaanmu Sekarang
34 34. Aku Akan Menghilang Dari Sisimu
35 35. Aku Akan Melindungimu
36 36. Menjadi Gila Karena Jatuh Cinta
37 37. Waktu Yang Akan Berbicara
38 38. Dalam saat singkat, Ironi Itu Muncul.
39 39. Seperti Cerita yang dibuat-buat dengan Sempurna
40 40. Istrimu Bukanlah Istrimu
41 41. Takdir Kita, Terhenti di Sini.
42 42. Akhir diantara Kita
43 43. Kemarahan Sian
44 44. Semua Itu Bukan Milikmu
45 45. Hilang Tanpa Jejak
46 46. Berakhir Sebelum Memulai
47 47. Patah Hati Yang Sesungguhnya
48 48. One Kiss
49 49. Tak Bisa Mengucapkan Sepatah Kata pun
50 50. Tahun-tahun berlalu
51 51. Takdir Membawanya Datang
52 52. Ikatan Benang Merah
53 53. Beautiful Feeling
54 54. Kesan Samar
55 55. Dia
56 56. Mengikuti Kata Hati
57 57. Sekretaris Pribadi
58 58. Kejadian Yang Menakutkan
59 59. Pertemuan
60 60. Tidak Ingin Salah Paham
61 61. Petunjuk
62 62. Terpesona
63 63. Jus Stroberi
64 64. Drama dari Winter
65 65. Tidak Akan Membiarkannya Pergi Dengan Mudah
66 66. Melindunginya
67 67. Jangan Pergi
68 68. Ini tentang mencintai atau mempercayai
69 69. Pesta Tahunan
70 70. Rencana Minji dan Winter
71 71. Teriakkan Ketakutan
72 72. Tidak Bisa Mengabaikan
73 73. Bahkan Jika menyembunyikannya, buktinya akan terungkap
74 74. Mimpi Buruk
75 75. Perundungan
76 76. Obesinya Mengantarkannya Pada Kehancuran
77 77. Surat Wasiat
78 78. Isi Surat Wasiat Yang Sebenarnya
79 79. Kesehatan Kakek Lee
80 80. Kesehatan Kakek Lee part 2
81 81. Kekuatan Api Kecil (End)
82 82. Debut (season 2)
83 83. Status (season 2)
84 84. Rumor (season 2)
85 85. Kehidupan Yang Lebih Bahagia (season 2)
86 86. Lokasi Syuting (season 2)
87 87. Kejutan (season 2)
88 88. Ice Americano (Season 2)
89 89. Skandal (Season 2)
90 90. Leon (Season 2)
91 91. Seseorang Mengiriminya Pesan (Season 2)
92 92. Keluarga Angkat (Season 2)
93 93. Yuta (Season 2)
94 94. Saat Wanita Kecil Cemburu (Season 2)
95 95. Jangan Memprovokasinya (Season 2)
96 96. Wanita Misterius (Season 2)
97 97. Kesempatan Dalam Kesempitan (Season 2)
98 98. Cerita Sela (Season 2)
99 99. Sian Cemburu (Season 2)
100 100. Kehamilan Kinara (Season 2)
101 101. Kesehatan Mental (Season 2)
102 102. Opini (Season 2)
103 103. Hipnoterapi (Season 2)
104 104. Dia Cemburu (Season 2)
105 105. Antusiasme (Season 2)
106 106. Kelaparan (Season 2)
107 107. Foto Pertama Cicit Keluarga Lee (Season 2)
108 108. Menggoda Kakek Lee (Season 2)
109 109. Ulang Tahun Kakek Lee (Season 2)
110 110. Hadiah Rahasia (Season 2)
111 111. Rencana Yang Gagal (Season 2)
112 112. Kakek Lee Masuk Rumah Sakit (Season 2)
113 113. Bagai Ditelan Bumi (Season 2)
114 114. Misi (Season 2)
115 115. Bayi Sian dan Kinara (Season 2)
116 116. Dia Kembali Season 2)
117 117. Lian dan Leon (Season 2)
118 118. Pekerjaan Menjadi Istri Sian Lee (Season 2)
119 119. Teringat Masa Lalu (Season 2)
120 120. Teman perempuan (Season 2)
121 121. Suara Perempuan (Season 2)
122 122. Khawatir (Season 2)
123 123. Musim Gugur (Season 2)
124 124. HoneyMoon (Season 2)
125 125. Happy After (Season 2 End)
Episodes

Updated 125 Episodes

1
1. Kembali
2
2. Kilasan Masa Lalu
3
3. Perubahan Nasib
4
4. Menikah
5
5. Pertunjukkan
6
6. Pria Yang Kejam
7
7. Melarikan Diri
8
8. Rubah Betina
9
9. Kesalahpahaman
10
10. Fluktuasi Hati
11
11. Seseorang Yang Harus Mati Untuk Hidup
12
12. Mengenal Kasih Sayang Siap Menanggung Kebencian
13
13. Orang Yang Tidak Bisa Ditebak
14
14. Uang Ganti Rugi
15
15. Hujan Mendinginkan Semuanya
16
16. Gemetar di Waktu Beku Ini
17
17. Terkadang Ketika Hati Merasa Cemas, Hati Akan Berubah
18
18. Pada Akhirnya Kita Menjadi Teman
19
19. Aku Terbangun Karena Mendengar Suaramu
20
20. Serbuk Sari yang Menggelitik Mata
21
21. Seperti Angin yang Hangat
22
22. Aku Nyaman Denganmu
23
23. Aku Tidak Bisa Mengabaikanmu
24
24. Tidak Bisa Menantang, hanya Bisa Menurut
25
25. Dunia Berputar di Sekitarmu
26
26. Seperti Gambar dalam Mimpi
27
27. Takut Dibenci
28
28. Aku Bisa Sangat Mencintaimu
29
29. Aku Ingin Bersamamu Selamanya
30
30. Bersandarlah di Bahuku
31
31. Melilit Seperti Gurita
32
32. Tunggu saja. Hari itu pasti akan datang
33
33. Aku Tahu Perasaanmu Sekarang
34
34. Aku Akan Menghilang Dari Sisimu
35
35. Aku Akan Melindungimu
36
36. Menjadi Gila Karena Jatuh Cinta
37
37. Waktu Yang Akan Berbicara
38
38. Dalam saat singkat, Ironi Itu Muncul.
39
39. Seperti Cerita yang dibuat-buat dengan Sempurna
40
40. Istrimu Bukanlah Istrimu
41
41. Takdir Kita, Terhenti di Sini.
42
42. Akhir diantara Kita
43
43. Kemarahan Sian
44
44. Semua Itu Bukan Milikmu
45
45. Hilang Tanpa Jejak
46
46. Berakhir Sebelum Memulai
47
47. Patah Hati Yang Sesungguhnya
48
48. One Kiss
49
49. Tak Bisa Mengucapkan Sepatah Kata pun
50
50. Tahun-tahun berlalu
51
51. Takdir Membawanya Datang
52
52. Ikatan Benang Merah
53
53. Beautiful Feeling
54
54. Kesan Samar
55
55. Dia
56
56. Mengikuti Kata Hati
57
57. Sekretaris Pribadi
58
58. Kejadian Yang Menakutkan
59
59. Pertemuan
60
60. Tidak Ingin Salah Paham
61
61. Petunjuk
62
62. Terpesona
63
63. Jus Stroberi
64
64. Drama dari Winter
65
65. Tidak Akan Membiarkannya Pergi Dengan Mudah
66
66. Melindunginya
67
67. Jangan Pergi
68
68. Ini tentang mencintai atau mempercayai
69
69. Pesta Tahunan
70
70. Rencana Minji dan Winter
71
71. Teriakkan Ketakutan
72
72. Tidak Bisa Mengabaikan
73
73. Bahkan Jika menyembunyikannya, buktinya akan terungkap
74
74. Mimpi Buruk
75
75. Perundungan
76
76. Obesinya Mengantarkannya Pada Kehancuran
77
77. Surat Wasiat
78
78. Isi Surat Wasiat Yang Sebenarnya
79
79. Kesehatan Kakek Lee
80
80. Kesehatan Kakek Lee part 2
81
81. Kekuatan Api Kecil (End)
82
82. Debut (season 2)
83
83. Status (season 2)
84
84. Rumor (season 2)
85
85. Kehidupan Yang Lebih Bahagia (season 2)
86
86. Lokasi Syuting (season 2)
87
87. Kejutan (season 2)
88
88. Ice Americano (Season 2)
89
89. Skandal (Season 2)
90
90. Leon (Season 2)
91
91. Seseorang Mengiriminya Pesan (Season 2)
92
92. Keluarga Angkat (Season 2)
93
93. Yuta (Season 2)
94
94. Saat Wanita Kecil Cemburu (Season 2)
95
95. Jangan Memprovokasinya (Season 2)
96
96. Wanita Misterius (Season 2)
97
97. Kesempatan Dalam Kesempitan (Season 2)
98
98. Cerita Sela (Season 2)
99
99. Sian Cemburu (Season 2)
100
100. Kehamilan Kinara (Season 2)
101
101. Kesehatan Mental (Season 2)
102
102. Opini (Season 2)
103
103. Hipnoterapi (Season 2)
104
104. Dia Cemburu (Season 2)
105
105. Antusiasme (Season 2)
106
106. Kelaparan (Season 2)
107
107. Foto Pertama Cicit Keluarga Lee (Season 2)
108
108. Menggoda Kakek Lee (Season 2)
109
109. Ulang Tahun Kakek Lee (Season 2)
110
110. Hadiah Rahasia (Season 2)
111
111. Rencana Yang Gagal (Season 2)
112
112. Kakek Lee Masuk Rumah Sakit (Season 2)
113
113. Bagai Ditelan Bumi (Season 2)
114
114. Misi (Season 2)
115
115. Bayi Sian dan Kinara (Season 2)
116
116. Dia Kembali Season 2)
117
117. Lian dan Leon (Season 2)
118
118. Pekerjaan Menjadi Istri Sian Lee (Season 2)
119
119. Teringat Masa Lalu (Season 2)
120
120. Teman perempuan (Season 2)
121
121. Suara Perempuan (Season 2)
122
122. Khawatir (Season 2)
123
123. Musim Gugur (Season 2)
124
124. HoneyMoon (Season 2)
125
125. Happy After (Season 2 End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!