Di dalam mobil Kinara dengan secepat kilat mengganti bajunya dengan gayanya sendiri. Ia juga menghapus beberapa riasan di wajahnya. Sesekali ia melirik kaca spion untuk mengawasi keadaan sekitar.
Setelah di rasa cukup, ia langsung keluar dari mobilnya dan menuju sebuah kafe.
Kafe itu di desain dengan gaya retro. Siapa saja orang yang memasukinya akan merasa berada di ruang dan dimensi berbeda.
Mata Kinara secara liar mencari seseorang dan sekelebat sosok yang ia kenal melambaikan tangan padanya.
Awalnya Kinara terkejut melihatnya namun detik berikutnya ekspresinya tergantikan dengan senyum lega. Kinara cepat-cepat duduk di depannya dan meletakkan tasnya.
“Kamu juga ada di sini?”
“Ya, Sela yang mengajakku.”
“Dimana dia sekarang?”
“Aku kira dia akan datang bersamamu.”
“Hei anak itu masih sama seperti dulu,” gerutu Kinara.
Hyuk hanya tersenyum mendengar gerutukan dari bibir Kinara. Tak berselang lama seorang gadis berperawakan tinggi nan ramping mendatangi mereka.
“Kinara!” pekiknya.
Kinara langsung menyumpalkan tangannya pada telinganya. Takut jika gendang telinganya akan pecah.
“Sebegitu senangkah kamu melihatnya?” tanya Hyuk.
“Tentu saja. Aku sudah lama tidak melihatnya. Terakhir saat kelas tiga SMP.”
Sela langsung memeluk erat Kinara sampai Kinara susah untuk bernapas.
“Kamu tahu! Aku sangat senang saat Hyuk memberitahuku bahwa kamu berada di Korea,” ucap Sela.
Sela lalu duduk di samping Kinara dan hidungnya mengendus-endus.
“Ada apa?”
“Kamu dapat parfum ini dari mana?”
“Apa?”
“Aku sangat kenal dengan aroma parfum ini. Parfum ini sangat terkenal dan mempunyai stok edisi terbatas. Kamu beruntung bisa membelinya.”
Mata Kinara bingung, “Ah iya.”
“Pesanlah makanan, aku yang akan traktir.”
“Benarkah? Oh, Lee Hyuk. Kamu pria yang baik,” puji Sela.
Meja yang awalnya kosong kini berubah dan dipenuhi oleh beberapa hidangan. Hidangan itu lebih banyak milik Sela. Sementara Kinara hanya memesan satu menu saja.
“Apa kalian tahu?” tanya Sela.
“Apa?” Kinara menjadi penasaran.
“Saat perjalanan kemari tadi aku melihat pria tampan di perempatan jalan.”
“Apakah pria yang kamu maksud adalah pria penjaga toserba?” tebak Hyuk.
“Jangan membahas pria itu. Aku kesal dibuatnya!”
“Dia menolakmu?”
“Tidak! Siapa bilang? Aku yang menolaknya. Kinara.”
“Hem?”
“Kenapa dia memujiku cantik jika dia tidak menyukaiku? Dia juga bersikap baik bahkan mengambil daun di rambutku.”
“Dia berbuat baik bukan berarti dia menyukaimu,” celetuk Hyuk.
“Aish, diamlah! Aku ingin membunuhnya karena sudah mempermainkanku.”
“Hei, bukan salahnya.”
“Kamu juga sama seperti Hyuk-ah. Padahal aku berniat akan menikahinya.”
“Menikah?” tanya Kinara dengan terkejut.
“Tentu saja. Aku bahkan sudah yakin. Jika cinta kamu harus menikah,” ucap Sela dengan semangat.
Seketika ingatan Kinara membawanya pada pernikahannya dengan Sian. Sian menikahinya tanpa cinta tapi Kinara menikahi Sian dengan cinta. Apakah itu adil untuk mereka?
Perubahan ekspresi Kinara ternyata tertangkap oleh mata Hyuk. Pria itu mengerutkan keningnya dan hendak bertanya sebelum Sela menyelanya.
“Ada apa?”
Kinara langsung menoleh ke arah Hyuk. Hatinya rasanya bertolak belakang dengan bibirnya.
“Tidak ada. Aku hanya memikirkan apa yang diucapkan Sela.”
“Kamu setuju dengan pendapatku?”
“Tidak!” Kinara banyak mengeluarkan emosi batinnya saat mengatakan ini.
“Kenapa? Ah bukankah kamu dulu pernah bilang akan menikahi pria itu.”
Mendengar ucapan Sela, alis Hyuk mengerut, “Pria itu siapa?”
“Kamu tidak tahu? Pria yang disukai oleh Kinara sejak kecil. Saat ini dia bahkan sudah menjadi pebisnis terkaya.”
“Pebisnis?”
“Ya, Kinara dan dia sudah mengenal sejak kecil. Kamu tahu? Tidak banyak gadis yang bisa berbicara dengannya namun Kinara adalah satu-satunya. Dia memperlakukan Kinara sangat baik bahkan Kinara bilang akan menikahinya.”
Kinara menatap minumannya dengan ingatan yang membawanya ke masa lalu namun detik berikutnya ingatan itu membawa gambaran perlakuan kejam Sian terhadapnya. Ia dengan cepat menggeleng dan menatap Sela.
“Kapan aku bilang seperti itu? Aku tidak ingat.”
“Wah, kamu pura-pura bodoh sekarang.”
“Lupakan semua itu. Kita bahas yang lain saja,” ucap Hyuk.
“Kinara, bagaimana kalau akan kuperkenalkan pada seorang pria?”
“Apa yang kamu katakan? Kamu sendiri sering ditipu oleh pria,” ucap Hyuk.
“Ah, diam kamu.”
Saat sore hari Kinara kembali ke rumah megah milik Sian. Rumah itu sekarang sepi karena asisten rumah tangga hanya bekerja saat pagi hingga siang.
Kinara berdiri di depan pintu, meraup banyak oksigen sebelum tangannya menekan beberapa tombol pin pintu.
Sebelum Kinara benar-benar masuk. Ia mengamati ruang tamu. Ia tidak ingin kejadian kemarin malam terulang kembali.
Kinara menyelinap naik ke lantai atas dan di sana juga kosong. Memastikan bahwa Sian tidak ada di rumah, Kinara bernapas lega.
“Dia tidak ada di sini.”
Kinara buru-buru pergi ke kamar mandi untuk membersihkan riasannya namun sebelum ia mampu menjangkau pintu kamar mandi suara pintu kamar dibuka dengan paksa.
“Winter!”
Suara Sian menggelegar. Nadanya tercipta oleh kemarahan yang berkobar.
“Sian.”
Langkah kaki Sian panjang dan dengan cepat menarik lengan Kinara.
“Hebat! Trikmu semakin baik setiap hari. Setelah menempel padaku, kamu pergi ke luar negeri untuk merencanakan ini semua.”
“Apa maksudmu?”
“Kamu merencanakan ini dengan kakek.”
“Apa yang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti.”
Kemarahan Sian berada di ubun-ubun. Dengan brutal, Sian menyeret Kinara ke ranjang dan mengimpitnya di sana.
Di sana Sian menerkamnya seolah menjadi iblis gila. Tanpa sedikit pun cinta dan kelembutan, Sian bermain di sana.
Rasa sakit yang dirasa Kinara membuatnya mengeluarkan air mata. Keningnya berkedut merasakan seakan kulitnya mati rasa. Itu sangat menyakitkan bahkan lebih menyakitkan daripada sebelumnya.
Ia ingin memohon belas kasihan padanya namun tidak ada suara yang keluar.
Melalui penyiksaan yang panjang, Kinara tak mampu menahannya lagi. Lolongan kesakitan akan syarat kehancuran.
“Ah...”
Isak tangis dan jeritan bercampur di sana.
“Aku mohon lepaskan.”
Seakan tuli, Sian semakin gencar mendesaknya. Bagai ratusan tahun bagi Kinara. Pada akhirnya Sian melepaskannya.
Sian menatap wajah Kinara yang tampak kuyu.
Dengan suara kejam Sian bersuara, “Jika kamu tidak takut dengan perlakuan kasar ini lagi. Jangan ragu untuk menghasut kakek lagi.”
Wajah Kinara sudah pucat. Pikirannya sudah tak jernih lagi. Ia tak lagi mampu menangkap ucapan dari Sian.
Melihat tak ada respons dari Kinara. Sian tertawa mengejek. Ia jatuh dalam kesurupan.
Menemani tawanya ada titik kesedihan jauh di dalam matanya namun tampilan ini langsung ditutupi oleh aura yang begitu dingin.
Dengan cepat, Sian mengambil pakaiannya dan mengenakannya. Pria itu langsung pergi dan meninggalkan Kinara.
Kinara terpejam dan tanpa sadar tertidur. Namun baru beberapa jam kata-kata yang ditinggalkan Sian terpatri dalam benaknya.
Seberapa besar Kinara berpikir, ia tak mampu berpikir untuk menangkap arus situasi.
Baru keesokannya, saat kakek Lee meneleponnya. Kinara mampu menangkap arus situasi.
Meskipun kakek Lee berbicara berbelit-belit namun Kinara mampu menebaknya. Kakek Lee sudah merencanakan acara pesta pernikahan untuknya dan Sian. Ditambah lagi kakek Lee berencana untuk tinggal bersama mereka.
Keputusan kakek Lee sungguh memicu temperamen Sian. Dan Kinara lah yang menjadi korban. Sian berpikir bahwa Kinara lah yang menghasut kakek Lee. Kesalahpahaman pun tak dapat dihindari.
“Meski diadakan pesta besar dan mewah, itu akan kosong tanpa cinta. Ah, ini membuatku gila!”
.
.
.
.
Sela, Kinara dan Hyuk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Anis Swari
hyuk adalah pria yang peka
2023-07-12
0
M Iriansyah
sian yang buas
2022-05-28
0
Seniwatiw Seniwatiw
haaaaaasùzzzzzzzz
2022-04-25
0