Keluarga Lee bisa dibilang salah satu keluarga paling kaya di Seoul. Perusahaan mereka terkenal di belahan dunia. Mereka juga mempunyai koneksi yang luas.
Meskipun demikian, Sian Lee yang terlahir dari sendok emas tidak langsung mewarisi perusahaan yang sudah didirikan berabad-abad.
Sian Lee dididik untuk mencapai kesuksesan di usia muda dimulai dari nol. Didikan dari kakeknya yang keras membuatnya bisa mendirikan perusahaan sendiri yang bernama Empire Corp.
Tidak heran jika Sian selalu sibuk untuk menghadiri acara-acara relasi.
Seperti halnya malam ini. Sian sengaja untuk datang ke acara salah satu relasinya.
Sian memilih untuk datang terlambat agar tidak mencolok dan menarik banyak perhatian yang lainnya.
Sian berjalan dengan aura pemimpin yang disegani. Begitu ia masuk, semua orang yang tersisa di sana mengaguminya terutama untuk para wanita.
“Tuan Sian. Saya sangat senang sekali anda bisa menghadiri acara yang sederhana ini.”
Sian hanya tersenyum tipis.
Pemandangan tak jauh berbeda dari Sian. Kinara juga menghadiri suatu acara. Gadis itu sangat waspada jika berada di tempat acara seperti itu. Karena ia tidak ingin terekspos dan meninggalkan celah sebagai pengganti Winter.
Bersyukur atas reaksinya yang cepat. Kinara melakoni perannya dengan apik meskipun terkadang ia hanya tersenyum.
Setelah berbasa-basi dengan teman Winter. Kinara menelisik ruangan itu dan tanpa sengaja melihat orang yang membuatnya waspada selalu. Siapa lagi jika bukan Jina. Kinara sudah mencari tahu banyak tentangnya. Rupanya ia adalah artis sebaya dengan Winter. Winter dan Jani adalah rival abadi. Alasannya hanya satu, ingin terlihat lebih baik.
Perseteruan mereka memuncak, saat mereka harus terlibat dalam mendapatkan sebuah iklan pakaian merek terkenal. Saat itu Jina yang menjadi brand ambasador dan Jina merasa di atas angin. Jina merasa bahwa Winter sudah kalah darinya.
Namun sayangnya, Winter tidak mau mengakui kekalahannya. Setelah itu, Winter selalu berebut banyak iklan dengan Jina. Segala macam sudah Winter lakukan hingga mempermalukan Jina. Ini sudah menjadi kebiasaan Winter untuk mencari masalah dengannya.
Batin Kinara bergejolak, haruskan ia juga mencari masalah dengannya sebagai Winter.
Beberapa kali menggelengkan kepalanya. Tidak, itu bukan gayanya. Kinara langsung mengubah jalannya untuk tidak berpapasan dengan Jina.
Kinara mempercepat langkahnya menemukan tempat yang aman. Namun sebuah lengan menariknya. Tentu saja Kinara terkejut dan segera berbalik untuk melihatnya.
“Sudah lama kita tidak bertemu, Winter.”
“Jina.”
“Kita sudah lama tidak berkumpul. Ada banyak teman di sini. Ayo ikut bergabung.”
“Maaf tapi aku harus pergi.”
“Tidak sopan rasanya jika kamu tidak menemuinya terlebih dahulu,” ucap Jina lalu mengapitkan lengannya dan menuntun Kinara ke dalam gengnya.
“Winter!”
Seorang wanita dengan gaun merah menyala menyapanya.
“Beberapa hari yang lalu, pacarku membelikanku gelang ini. Bagaimana menurutmu Winter?”
“Itu terlihat sangat bagus.”
“Bagaimana ini bisa dikatakan bagus? Ini sangat jelek sekali! Bagaimana bisa selera pria sangat jelek sekali?”
“Aku berpikir hanya pacarku saja yang memiliki selera buruk. Ternyata pacarmu juga. Lihat! Sepatuku meskipun ini mahal dan hampir menyentuh angka ratusan. Ini tidak terlihat cocok dengan gaunku.”
Mereka seolah-olah menggerutu karena sikap pacar mereka. Padahal mereka hanya ingin memamerkan. Bahwa mereka mempunya pasangan yang begitu perhatian. Bahwa mereka mempunyai barang-barang mahal dan tujuan mereka hanya satu yaitu membuat orang lain iri.
Kinara tidak suka percakapan yang membosankan ini. Namun ia masih memasang wajah tersenyum ramah.
“Winter.”
“Apa?”
“Tadi aku melihatmu datang ke sini sendirian. Bagaimana mungkin Sian membiarkanmu datang ke sini sendirian?” ucap Jina sedikit membungkuk dan berbisik. Jina tersenyum mengejek.
“Winter, aku melihat Sian juga datang ke acara ini. Bagaimana kalian bisa berangkat terpisah?”
Kinara langsung menatap Jina.
“Hey, apa yang kalian bicarakan?” tanya salah seorang wanita.
“Tidak, aku hanya mengagumi anting yang digunakan Winter.”
Setelah Jina mengucapkan itu. Semua perhatian tertuju pada Kinara.
Mata wanita di depan Kinara langsung membulat sempurna saat melihat kilauan yang dipancarkan dari anting Kinara.
“Itu anting yang sangat mahal. Apakah pacarmu yang memberikannya?”
“Apa?” Kinara merasa canggung dengan percakapan ini.
“Winter, sudah menjadi rahasia umum jika kamu mempunyai hubungan dengan Sian.”
Kinara memaksakan senyumnya pada titik terendah.
Kilatan berkibar tercetak pada netra Jina. Perempuan itu melihat Sian berdiri tak jauh dari mereka. Jina semakin merapatkan tangannya dan mencondongkan kepalanya. Kembali berbisik hingga hanya mereka saja yang mendengarnya.
“Winter, aku baru saja melihat Sian. Haruskah aku memanggilnya? Ah, aku ingin tahu bagaimana reaksinya jika aku memberitahukannya bahwa kamu telah menyombongkan hubunganmu dengan Sian.”
Kinara buru-buru mengikuti arah pandang Jina dan benar saja. Di sana Sian terlihat berbincang-bincang dengan rekannya.
Jantung Kinara tiba-tiba memburu. Jina memang memancing banyak keributan. Sian sangat membencinya sampai ke intinya. Entah minyak apa yang akan ditumpahkan ke dalam diri Sian. Pasti itu akan membuat api yang sangat besar.
Jina baru saja ingin membuka mulutnya namun tiba-tiba tangannya di sentak oleh Kinara.
“Aku harus ke toilet sebentar.”
Melihat Kinara ingin kabur. Jina kembali mencengkeram lengan Kinara.
“Apakah aku harus menemanimu?”
“Ya ampun, wanita ini benar-benar.” Kinara membatin.
“Tidak usah,” ucap Kinara lalu ia segera melepaskan cengkeraman Jina.
Kinara buru-buru pergi ke toilet hanya untuk menghindari masalah besar yang akan ditimbulkan oleh Jina.
“Aku harus cepat-cepat pergi dari tempat ini. Dengan begitu, aku tidak akan bertindak lagi sebagai Winter. Tapi kenapa sekarang perutku tiba-tiba mulas. Ah, aku akan ke toilet terlebih dahulu.”
Kinara tidak menyadari bahwa sedari tadi ia diawasi. Mata elang pria itu mempertajam tatapannya. Seolah berada di kilas balik. Telinganya berdengung.
“Biarkan aku pergi. Aku akan menghilang dari pandanganmu. Aku tidak akan mengganggumu lagi.”
Seolah matanya menghianati hatinya. Alis Sian berkerut dan meminum setegak minuman alkohol setelah itu mengambil langkah namun berhenti kembali.
Senyum lebar Kinara muncul saat ia sudah menuntaskan urusan perutnya. Kinara memperhatikan keadaan sekitar sebelum matanya benar-benar membulat karena keterkejutannya.
“Sian!”
Sian ingin melihat orang yang memanggilnya namun sebelum ia bisa memiringkan kepalanya. Sebuah dorongan kuat muncul dari balik punggungnya.
Ia tidak siap dengan itu hingga membuatnya terhuyung. Setelah itu diikuti suara yang memekakkan telinga.
Prang....
Sebuah lampu kristal besar jatuh dari plafon karena talinya sudah terputus.
Perasaan tidak enak merembes ke dalam hati Sian. Sian langsung membalikkan badannya dan melihat pecahan kristal bercampur kaca berserakan di lantai.
Seluruh tubuhnya menegang sejenak setelah melihat ada seseorang yang terbaring di sana.
Meskipun wajahnya tertutup oleh sebagian anak rambut namun ia tahu betul pemilik gaun itu.
Matanya menatap tajam pada seseorang itu. Ekspresinya susah ditebak karena ia pintar menyembunyikan emosi yang meluap di dalam tubuhnya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Neni Setyorini
kasihan Kinara kapan kebongkar biar Kinara bahagia
2022-05-30
0
M Iriansyah
sian yang dingin
2022-05-28
0
M Iriansyah
lanjutkan juragan
2022-05-28
0