Junha, Sian dan Lee Hyuk sudah berada di ruang makan. Sementara Kinara sibuk menghidangkan masakan yang ia masak.
Setiap gerakkan yang dilakukan Kinara, Lee Hyuk menatapnya.
“Winter, aku tidak tahu kalau kamu pandai memasak. Dari baunya saja sudah pasti terasa enak. Aku tidak sabar untuk mencicipinya,” ucap Junha.
Kinara sedikit malu dengan pujian Junha. Selain ibu dan adiknya tidak ada yang memuji kemahiran masakannya.
“Kalau begitu makanlah!”
Kinara mengambil empat mangkuk untuk mengisinya dengan sup. Ia mengambil sup untuk Lee Hyuk kemudian Junha.
Saat mengambilkan sup untuk Sian. Pria itu terlihat acuh tak acuh. Bahkan ketika Kinara mengulurkan mangkuk ke depannya. Sian seperti tak melihatnya.
Kinara diam-diam melirik ke arah wajah Sian. Ia seperti diliputi perasaan dongkol. Untuk menghindari kemarahannya, Kinara meletakkan sup itu di depan Sian tanpa mengatakan apa pun.
Lee Hyuk tertegun melihat makanan yang berada di depannya. Ia menunduk dan mengambil satu suap. Itu benar-benar sangat enak.
“Ini benar-benar enak!” ucap Junha.
Saat Lee Hyuk ingin mengambil makanan lainnya yang letaknya di depan Kinara. Pria itu sedikit kesusahan. Kinara yang melihatnya langsung menyumpitkannya untuk Lee Hyuk.
“Winter, aku juga ingin yang itu!” ucap Junha.
Kinara dengan senang hati mengambilkannya.
“Masakanmu benar-benar enak. Aku harus datang setiap hari ke rumahmu.”
“Kamu bisa datang kapan pun kamu suka. Sebelumnya katakan padaku apa yang ingin kamu makan. Aku pasti akan memasakkannya untukmu.”
Melihat interaksi gadis di depannya dengan teman-temannya membuat Sian menarik napas dan mengembuskannya dengan kesal.
Tiba-tiba dengan keras Sian melemparkannya ke atas meja. Secara naluriah Kinara melihat ekspresi Sian yang benar-benar diliputi aura hitam kelam.
“Apa yang salah?”
Suasana di ruang makan begitu canggung dan menyesakkan. Melihat suasana suram seperti ini, Junha menyenggol lengan Lee Hyuk.
“Mangkokmu sudah kosong. Kamu ingin makan sup lagi? Winter, sepertinya Sian ingin tambah sup lagi.”
“Oh?”
Kinara masih dalam keadaan linglung. Sementara Sian yang melihat sosoknya masih diam tak bergerak. Tangannya mengepal kuat dan menoleh menatapnya dengan marah. Sian tiba-tiba menendang kursinya dan pergi begitu saja.
Melihat Sian yang pergi, membuat Junha merasa tidak enak. Pria itu cepat-cepat menyelesaikan makanannya dan berdiri lalu pergi. Sementara Kinara dan Lee Hyuk masih setia di sana.
Kinara menyuci semua piring kotor dibantu oleh Lee Hyuk di sampingnya. Mereka tak bicara satu sama sekali hingga akhirnya mereka sudah selesai menyelesaikan semua cucian piring kotor.
“Aku ingin alasan kenapa kamu melakukan semua ini?”
Kinara menunduk menatap piring terakhir yang ia pegang. Setelah menarik napas dalam-dalam untuk menguatkan diri.
“Aku akan memberitahumu tapi tidak sekarang.”
“Kenapa?”
“Lee Hyuk!”
“Baiklah, aku akan mencari tahu sendiri.”
”Tunggu,” panggil Kinara ketika ia melihat Lee Hyuk berjalan menjauhinya.
“Aku mohon jangan beritahu siapa-siapa. Termasuk Sian.”
“Kenapa aku harus menurutimu?”
Kinara mengangkat kepala mendengar suara yang dalam dan tajam itu. Sepertinya Lee Hyuk benar-benar marah.
“Kamu adalah temanku. Kamu tidak ingin aku mendapat masalah kan?”
Lee Hyuk menatap perempuan yang dicintainya bertahun-tahun yang menganggapnya sebagai teman.
Lee Hyuk berkacak pinggang dan mengembuskan napas kesal. “Kamu sudah membohongi semua orang. Termasuk aku. Kamu masih menganggapku sebagai teman?”
Lee Hyuk lepas kendali dan meraung di sana. Bagaimana ia bisa bersikap rasional jika orang yang dicintainya tiba-tiba menikahi orang lain dan dia tidak mengetahuinya.
Melihat ekspresi Lee Hyuk yang menakutkan, tanpa sengaja piring yang Kinara pegang terjatuh. Secara naluri Kinara langsung berjongkok dan membersihkan kekacauan itu. Namun karena terburu-buru, jari Kinara tergores oleh pecahan piring.
“Tanganmu terluka,” ucap Lee Hyuk.
“Itu semua karena kamu.”
“Kenapa gara-gara aku.”
“Kamu membuatku ketakutan.”
“Cepat bangun, aku akan membersihkannya.”
Tepat pada saat itu, Sian masuk ke dapur. Matanya terkunci pada jari Kinara. Luka tersebut hanya berupa goresan kecil yang mengeluarkan darah.
Sian mengamati kedekatan mereka. Matanya langsung menyipit. Ia bergegas maju, tangannya terulur untuk menarik Kinara. Dalam satu tarikan Kinara berada di belakang punggung Sian.
Sian seakan sebagai tembok antara Kinara dan Lee Hyuk.
Kinara melihat Sian yang berada di depannya. Matanya berpindah melihat tangan besar yang memegang pergelangan tangannya. Telapak tangannya yang panas menjalar pada hatinya.
Bukankah laki-laki itu sama sekali tidak ingin berurusan dengannya. Sebaiknya ia pergi saja, Kinara berusaha melepaskan tangan Sian yang melilitnya.
Kinara takut laki-laki itu akan semakin membencinya. Ya, sepertinya yang terbaik yang bisa dilakukan Kinara adalah menyingkir dari hadapannya.
Gerakan Kinara mengejutkan Sian. Tangannya kini hanya memegang udara kosong.
“Jika kamu tidak bisa melakukan sesuatu, jangan lakukan! Itu bukan rajin tapi bodoh namanya.”
Kata-kata Sian terlalu buruk untuk di dengar. Membuat Lee Hyuk merasa khawatir dengan keadaan Kinara.
“Sian ada apa denganmu?”
Mata Lee Hyuk menatap Sian dan beralih ke arah Kinara.
“Ki, ah maksudku Winter. Cepat masuk ke atas dan plester lukamu.”
Junha dan Lee Hyuk sudah pulang sejak pukul sepuluh tadi. Rumah
yang telah ramai, kini kembali sunyi. Siam duduk bersandar di sofa. Ia malas untuk pergi ke kantor. Entahlah, ia ingin berlama-lama di rumahnya sekarang.
Kesal karena tidak ada yang dia lakukan. Pria itu terlentang sambil menatap langit-langit. Sesekali ia menatap anak tangga yang menghubungkan dengan lantai dua.
Ia mengeluarkan rokok dan menyesapnya. Namun lidahnya tidak menikmatinya. Itu seperti hambar baginya.
Karena kesal, ia langsung membuangnya ke tempat sampah. Seolah-olah telah dirasuki. Ia dengan cepat berlari menuju ke lantai atas.
Ia melihat pintu di depannya dan berdiri di sana dengan waktu cukup lama.
Pria itu dengan ragu membukanya.
Di dalam kamarnya, Kinara sedang mempelajari naskahnya. Ia duduk di sofa dekat jendela. Merasa pintu terbuka. Ia langsung menoleh untuk melihat.
Kebetulan Sian melihatnya dan mereka saling bertukar pandang.
Sinar matahari yang mengenai sebagian wajahnya. Membuat matanya lebih indah dan cantik. Matanya yang terkena sinar berwarna cokelat yang memesona. Seakan tersihir, Sian mendapatkan serangan mendadak dalam hatinya
.
Dalam keadaan linglung pada akhirnya tersadar.
Untuk apa dia ke sini?
Sementara Kinara juga masih terdiam karena keberadaan Sian. Jemarinya tanpa sadar mencengkeram naskahnya dengan erat.
“Temani aku ke pesta malam minggu depan.”
“Hm?”
Kinara menoleh ke arah lain sambil berpikir keras.
“Apakah dia salah minum obat?” gumamnya.
Kinara kembali menoleh dan menyadari Sian sudah tidak berada di tempatnya tadi. Kinara mendengus dan menatap hatinya yang dalam mode kekacauan.
Ia menatap pintu yang sudah tertutup bergumam, ”Apa katanya tadi? Yah, yang benar saja.”
Kinara meletakkan naskahnya karena kehilangan moodnya.
.
.
.
Pilih realife apa yang dunia novel.😅l
Aku mau kasih tahu bahwa novel Landing On You sudah open P.O
Buat kalian yang suka dengan novel penuh intrik yuk ikutan P.O
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Anis Swari
real life dan di novel sama2 cakep
2023-07-19
0
Neni Setyorini
bagus moga ketahuan
2022-05-30
0
Seniwatiw Seniwatiw
szka dgn ceritanya
2022-04-25
0