Sebuah mobil melesat dengan cepat membelah jalan. Langit sudah malam, namun jalanan masih saja ramai. Beberapa kali si pengemudi melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya.
Ia memacu pedal gas kembali untuk mempercepat laju kendaraannya.
Dalam kepanikan, Lee Hyuk mencari-cari sosok perempuan yang ingin ia temui.
“Ah!”
Lee Hyuk tersenyum semringah saat matanya menangkap sosok yang sangat ia rindukan. Tanpa ragu ia membidik objek yang sangat menarik perhatiannya itu.
“Kamu masih sama,” ucap Lee Hyuk.
Ia buru-buru berlari saat perempuan itu hendak berdiri dan akan meninggalkan tempatnya duduk.
Hap. Sekali tarikan dan kekuatan yang lumayan kuat. Ia menarik tangan perempuan itu membuatnya sedikit berputar dan tubuhnya yang kecil menabrak dadanya.
Melihat keterkejutan perempuan itu. Lee Hyuk mengedipkan matanya.
“Lama tidak bertemu.”
“Hyuk-ah.” Kinara seakan terlihat tak percaya bahwa ia bisa bertemu dengannya lagi.
Mata Kinara seakan membulat. Teman lelakinya kini lebih tampan dari sebelumnya. Penampilannya kini berubah. Dia terlihat lebih rapi.
“Kenapa? Kamu terpesona dengan ketampananku?”
Kinara menggelengkan kepalanya, “Penyakit narsismu semakin parah.”
Tak.
“Ah.”
Kinara mengeluh saat tangan Lee Hyuk mendarat untuk menjitak kepalanya. Sedangkan si pelaku hanya tersenyum sambil memandangi wajah perempuan yang akhirnya ia bisa temui setelah sekian lamanya menanti.
“Ayo.”
Lee Hyuk tak ingin membiarkan kesempatan ini berlalu saja. Ia menarik tangan Kinara dan juga menyeret kopernya.
“Kamu akan membawaku ke mana?” tanya Kinara dengan bingung.
“Aku tak akan membiarkanmu pergi begitu saja.”
Lee Hyuk membawanya ke mobilnya. Ia membukakan pintu untuknya. Tentu saja Kinara langsung masuk dengan senang hati.
Saat mereka sudah berada di perjalanan. Lee Hyuk membuka percakapan untuk memulai.
“Kapan kamu tiba di Korea?”
“Tadi pagi.”
“Apa? Dan kamu ingin kembali pada malam harinya. Apa kamu hanya ingin menghirup oksigen dari Korea?”
“Hey apa yang kamu katakan! Aku hanya ada urusan di sini dan urusanku sudah selesai jadi tidak ada alasan untukku untuk berlama-lama.”
Lee Hyuk menoleh dan menangkap ada sesuatu yang salah dengan ekspresinya serta nadanya bicaranya. Lee Hyuk tak tahu pastinya.
“Baiklah karena kamu sekarang bersamaku. Kamu tidak diizinkan kembali sekarang.”
“Baiklah,” ucap Kinara sembari tersenyum dan itu sukses membuat jantung Lee Hyuk berdetak abnormal.
Kinara tak tahu apa yang bisa ia timbulkan dengan senyumannya itu. Gadis itu lalu menoleh ke arah jendela mobil untuk menikmati pemandangan kerlipnya lampu jalanan dan gedung-gedung pencakar langit. Itu sungguh indah dan menakjubkan.
“Apakah aku boleh membuka jendela mobil?”
“Angin malam tidak baik untukmu.”
“Kamu masih sama selalu membatasiku,” ucap Kinara. Ekspresinya cemberut.
“Dasar, pemarah!”
Lee Hyuk menyentuh kepala Kinara dan mengacak-ngacak rambutnya. Membuat gadis itu semakin kesal karena tingkah yang menurutnya kekanakan.
Kinara menjulurkan lidahnya dan menoleh kembali menatap jendela. Tangannya membuka jendela itu dan embusan angin langsung mengenai epidermisnya. Sejenak ia ingin melupakan semua masalahnya mengenai keluarganya.
Kinara menatap tower yang indah karena kilauan lampu warna yang menyorot.
“Hyuk-ah.”
“Ehm.”
“Aku ingin ke sana,” ucap Kinara sambil menunjuk sebuah tower yang menjadi salah satu ikon di Seoul. Apalagi jika bukan N-Seoul Tower atau Namsan Tower.
“Kita akan ke sana.”
Mobil itu langsung menambah kecepatan. Kinara tersenyum dan masih menikmati angin yang menerpa kulitnya.
Di tempat lain, Winter beberapa kali menatap Minji yang terlihat cemas. Minji berulang kali memainkan ponselnya namun apa yang ia cari tak ditemukannya.
“Bagaimana?”
“Tidak ada penumpang yang bernama Kinara Kim,” ucap Minji.
“Apa kamu yakin?” tanya Yun Shishi.
“Ya.”
“Bagaimana bisa? Seharusnya dia sudah kembali ke negaranya hari ini atau jangan-jangan dia menginap di suatu tempat?” gumam Winter.
Winter mengingat tempat-tempat yang selalu dikunjungi Kinara dulu. Jangan heran jika Winter mengetahui tempat favorit Kinara, bukan berarti mereka akrab. Hanya saja Winter benar-benar tidak menyukai Kinara, alhasil ia akan selalu mengganggu Kinara dan juga ia akan penasaran dengan apa yang gadis itu lakukan.
.........
Matanya penuh binar melihat lampu kerlip yang disuguhkan di depan matanya. Sejenak ia mampu melupakan masalahnya. Embusan angin yang cukup dingin rupanya benar-benar membuat hati Kinara merasa sejuk.
“Indah sekali,” ucap Kinara.
Matanya masih menatap pemandangan yang disuguhkan di depannya. Ia lalu merasa ada orang yang mengawasinya dari samping. Kinara lalu menoleh dan mendapatkan Lee Hyuk sedang memperhatikannya.
“Ada apa?”
“Cantik.” Lolongan itu muncul tiba-tiba tanpa dikomando Lee Hyuk.
“Apa?”
Lee Hyuk segera tersadar lalu menggelengkan kepalanya, “Tidak. Ah, pemandangannya cantik.”
Kinara mengangguk.
“Kamu pasti sering datang ke sini.”
“Tidak! Aku jarang datang ke sini. Hanya dua kali aku datang ke sini.”
“Benarkah? Dengan siapa?”
“Kamu.”
Untuk sesaat mereka saling memandang dan untuk sesaat juga waktu seakan berhenti berputar. Hingga suara deringan ponsel dari Kinara menyadarkan mereka.
Kinara buru-buru melihat ponselnya dan mendapatkan nomor baru. Ia mengerutkan keningnya, bertanya siapakah yang meneleponnya. Ia segera menggeser layarnya.
“Halo.”
Kinara ragu untuk menjawabnya lalu suara di seberang terlalu mendominasinya. Kinara tahu pemilik suara itu. Siapa lagi jika bukan Winter.
Kinara tak terlalu menjawab suara dari seberang. Gadis itu hanya mendengarkannya saja tanpa berniat untuk menimpali. Secara sepihak sambungan terputus dan ekspresi Kinara menjadi berubah.
Melihat perubahan Kinara yang signifikan membuat Lee Hyuk bertanya, “Ada apa?”
“Aku akan pergi.”
“Sekarang?”
“Hem. Tenang saja aku masih berada di Korea. Aku hanya ingin berkunjung di tempat lain. Ada urusan yang harus kutangani.”
“Haruskah aku menemanimu.”
“Tidak, aku bisa sendiri.”
Lee Hyuk memandangi Kinara dengan curiga sebelum ia mengangguk, “Telepon aku begitu kamu sampai.”
“Pasti. Aku pergi sekarang.”
Kinara melambaikan tangannya dan bergegas berlari. Lee Hyuk hanya bisa memandanginya hingga perlahan gadis itu sudah tak ada lagi di depan retinanya.
Kinara berhenti di jalannya saat sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Detik berikutnya pintu mobil itu terbuka.
“Masuklah!”
Tanpa ragu Kinara masuk ke dalamnya dan menemukan satu perempuan dan satu laki-laki di sana. Laki-laki itu bertugas untuk mengemudi dan sang perempuan duduk di samping Kinara.
“Kamu yang bernama Kinara Kim?”
“Ya.”
“Wajahmu benar-benar hampir mirip dengan Winter. Tidak! Kamu lebih cantik darinya. Dia pasti tak akan mengetahuinya.”
Kinara tidak tahu apa yang dimaksud dengan perempuan di sampingnya. Ia baru mengetahui saat berada di rumah besar yang pernah ia tinggali dulu. Dengan sangat angkuh Yoon Shishi dan Winter melemparkan sebuah kontrak di depannya.
Kontrak itu berisikan sebuah kerja sama dimana Kinara akan memakai identitas sebagai Winter dan hal yang tak pernah terlintas di benaknya adalah menjadi pengantin pengganti.
Kinara mencengkeram erat lembaran itu. Ia menatap tajam ke arah Yoon Shihi dan juga Winter.
“Aku tidak mau!”
Seringai dan ejekan muncul di wajah Yoon Shishi, “Bukankah ibumu saat ini sedang sakit dan membutuhkan perawatan. Kamu pikir perawatan tidaklah membutuhkan banyak uang? Pikirkan baik-baik.”
“Sejak kapan bibi mengkhawatirkan kesehatan ibuku?”
“Kamu!”
Winter langsung mencengkeram tangan ibunya dan menggelengkan kepalanya.
“Aku tahu, kamu ingin melihat ibumu segera sembuh. Inilah satu-satunya kesempatanmu. Sekarang kamu tidak dalam posisi yang bisa menolak. Pikirkan demi ibumu.”
Lee Hyuk
Kinara Kim bertransformasi menjadi Winter
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
M Iriansyah
persis tapi tak sama
2022-05-28
0
Seniwatiw Seniwatiw
bagus certanya
2022-04-25
0
Ughie Bundà Kèylä
"Hyuk -ah" 😍
2021-12-07
0