Pagi di sekolah menjadi heboh, para siswa yang telah melihat video perkelahian Vega dengan Devan beserta pengawalnya sedang asyik bergunjing. Ada yang bicara terang-terangan di hadapanya,
" Wah ini gadis sok jago itu," ujar Sasya.
Vega hanya memandang Sasya tidak menghiraukannya. Lain halnya dengan Kelvin yang berada di belakang Vega, ia mencoba menghentikan Sasya agar tidak mengganggu Vega lagi.
" Sasya, berhenti mengganggu Vega! Aku tahu kemarin kamu sengaja menumpahkan minuman ke baju Vega kan?"
" Sebegitunya kamu membela perempuan itu? apa dia yang membuatmu memutuskan aku?" jawab Sasya.
" Berakhirnya hubungan kita, tidak ada sangkut pautnya dengan Vega, jadi berhenti membuat masalah dengannya," ujar Kelvin lalu pergi mengejar Vega.
" Kelviiin," panggil Sasya dengan kesal.
Sementara itu Kelvin tak menghiraukannya, ia terus membuntuti Vega, padahal Vegapun mengabaikannya.
" Vega, apa kamu baik-baik saja, kita perlu bicara, " tanya Kelvin.
" Aku akan baik-baik saja, jika kamu diam dan berhenti mengikutiku," jawab Vega ketus tanpa melihat orang yang mengajaknya bicara.
Langkah Kelvinpun terhenti ketika Bell berbunyi, tanda waktunya masuk kelas.
***
Seolah bertubi-tubi masalah yang menimpa Vega. Belum reda kemarahan mamanya, kini muncul lagi masalah baru. Bahkan dua masalah sekaligus. Setelah Viralnya Video perkelahiannya, kini muncul Video di sosmed dengan tagar 'Juru Parkir Cantik'. Seperti Fenomena di negeri ini pasti sebentar lagi Vega bakalan di undang ke berbagai stasiun televisi. Namun tidak untuk Vega, ia menolak semua yang ingin meliputnya dan menutup diri dari pemberitaan.
Alhasil beredarnya video tersebut membuat Vega di bully beberapa teman di sekolahnya. Ketika Vega sedang melewati beberapa siswa
laki-laki,
" prit-prit-prit, kiri-kiri, kanan-kanan," ujar beberapa anak laki-laki meledek Vega.
Vega cuek saja tidak menanggapi ledekan dari teman-temannya. Lain halnya dengan Luna dan Maya, mereka sewot sendiri meladeni siswa lain yang meledeki Vega.
" Vega, kenapa kamu diam saja?" tanya Luna.
" Untuk apa? apa kamu malu berteman denganku seorang juru parkir?" Vega tanya balik.
" Kita sudah berteman sejak SMP, apa kamu meragukan persahabatan kita?" ujar Maya.
Seperti biasa Gavin selalu menjadi pendengar setia, di jam-jam istirahat di kantin. Personil mereka kini menjadi empat orang, siapa lagi kalau bukan Kelvin yang selalu mengikuti Vega bila ada kesempatan. Vega awalnya risih namun setelah di pikir-pikir tidak ada salahnya berteman dengannya, meskipun Kelvin menginginkan yang lebih dari sekedar teman. Apalagi tinggal beberapa bulan lagi Kelvinpun akan segera lulus dan akan berpisah dengan Vega.
Viralnya Video Vega menjadi juru parkir tidak membuatnya malu. Namun lain halnya pada Video berikutnya. Suatu hari sebuah Video sampai di tangan kepala sekolah, membuatnya harus menghadap kepala sekolah. Video yang hanya viral di lingkungan sekolah saja itu menggemparkan seisi sekolah.
Sebelumnya, ketika mereka di kelas sambil menungu guru datang, Luna membuka notif group Whatsapp, ia terkejut mendapati sebuah Video tawuran antar gang preman, lebih terkejut lagi diantara para laki-laki itu terdapat satu perempuan yaitu Vega." Ya ampun!" pekik Luna.
Vega dan Maya serentak melihat kearah Luna," Ada apa?" tanya mereka berdua.
" Coba lihat di Group Wa Kelas!"
Vega dan Maya segera membuka ponselnya, merekapun melihat Video tersebut. Vega mengeratkan gigi-giginya karena kesal, apalagi tatapan mata seisi ruang kelas tertuju padanya.
" Siapa yang mengirim Video ini?" tanya Maya.
" Masalahnya bukan siapa yang mengirim, tapi bagaimana jika Video ini menyebar ke seluruh kelas dan sampai kepada guru dan kepala sekolah," ujar Luna.
" Entahlah," ujar Vega pasrah.
Apa yang mereka pikirkan akhirnya terbukti. Kepala sekolah meminta Vega menghadap ke ruangannya. Wali kelas Vega menghentikannya ketika hendak pulang, " Vega, kepala sekolah ingin bicara denganmu,"
" Iya, Pak," jawab Vega, harap-harap cemas.
Vegapun bergegas keruang kepala sekolah. Langkah kaki Vega terhenti di depan pintu yang sudah terbuka. Hati Vega seketika menjadi ciut, ada rasa takut ketika ia melihat ada Karin di ruang kepala sekolah, bersama guru BK dan wali kelasnya.
Ia lebih baik menghadapi 100 preman dari pada kemarahan mamanya. Ia sudah tahu apa yang akan mereka bicarakan, tentunya akan membuat mamanya bersedih.
" Masuklah Vega!" pinta Guru wali kelas Vega membuyarkan lamunannya.
" Iya, Pak," jawab Vega.
Sorot mata Karin seperti busur panah yang menancap tepat di jantung Vega, sepertinya mamanya sudah tahu permasalahannya. Kepala sekolah dan Guru BK pasti sudah menceritakan Video perkelahiannya. Vega sudah pasrah hukuman apa yang akan di terimanya begitu juga akan kemarahan Mamanya.
" Silahkan duduk!" pinta kepala sekolah.
" Kami sengaja mengundang Ibu mu kesini, kami ingin kamu mengklarifikasi tentang Video tawuran yang beredar di sekolah ini dan juga tentang juru parkir," ujar Kepala sekolah.
Mata Karin menatap Vega penuh tanda tanya.
" Apa betul kamu terlibat dalam tawuran itu?" tanya Karin.
" Iya, saya terlibat," jawab Vega tertunduk.
" Kami tidak mempermasalahkan anak ibu untuk bekerja sampingan namun kami tidak bisa mentoleril jika terbukti Vega terlibat tawuran. Kami tidak ingin Vega salah pergaulan, yang akan merusak masa depannya sendiri," ujar kepala sekolah.
" Maafkan saya Pak, saya salah mendidik anak saya, saya terlalu membebaskan pergaulannya, mulai saat ini saya akan memperbaikinya," ujar Karin.
" Sebaiknya begitu, ini semua kami lakukan demi kebaikan anak ibu," ujar Kepala sekolah.
" Tapi Pak, saya berkelahi karena kami menolong teman kami," ucap Vega membela diri.
" Sudah cukup Vega, sampai kapan kamu gunakan alasan kata 'menolong' untuk membenarkan berkelahianmu," ujar Karin dengan Keras.
Deg!
Hati Vega tersayat rasanya mendengar ucapan mamanya. Iapun terdiam, percuma rasanya jika harus beradu argumen dengan mamanya. Hati Karin telah terluka juga. Sudah dua kali ia harus menghadap kepala sekolah dengan masalah yang sama.
" Bu, demi tegaknya peraturan dan efek jera bagi Vega dan murid lainnya, mohon maaf Vega harus menerima hukuman. Kami memberikan skorsing bagi Vega selama 3 hari, agar Vega dapat memikirkan kesalahannya, selanjutnya setelah 3 hari dan seterusnya Vega akan di tangani oleh guru BK," ujar kepala sekolah.
" Baik Pak, trimakasih atas perhatiannya," ucap Karin.
" Sama-sama Bu, trimakasih atas kerjasamanya," jawab Kepala sekolah. " Vega, sebaiknya kamu fokus untuk belajar, apalagi sebentar lagi akan kenaikan kelas. Kamu anak berprestasi, kami akan memberikan keringanan untuk biaya sekolah," tambah kepala sekolah.
" Iya Pak trimakasih," jawab Vega.
Setelah bersalam-salaman dengan semua yang ada di ruang kepala sekolah Karin dan Vega keluar ruangan.
" Maafkan saya Ma," ujar Vega.
" Pulang lah, aku akan pulang naik taxi," jawab Karin.
Vega hanya bisa diam melihat mamanya pergi, air mata hampir terjatuh, sekuat hati ia menahannya. Vega sadar ia telah membuat mamanya bersedih lagi, ia telah mengingkari janjinya sendiri bahwa tidak akan mempermalukan mamanya lagi, tapi kini ia membuat mamanya bersedih dan membuatnya malu di hadapan guru-guru dan kepala sekolah.
Vega menaiki motornya pulang kerumah. Mamanya belum juga pulang, akhirnya ia menghubungi Yasmin, tante Vega. Benar saja mamanya ada di sana, Vega berfikir pasti mamanya sedang curhat dengan tante dan omnya.
Hingga malam hari Karin mendiamkan Vega, ia baru bicara dengan Vega ketika Vega ingin pergi bekerja.
"Mau kemana kamu?" tanya Karin tanpa melihat Vega, ia fokus menjahit.
" Seperti biasanya Ma," jawab Vega.
Karin menghentikan aktivitasnya dan menatap ke arah Vega lalu berkata, " Mulai hari ini kamu tidak perlu lagi bekerja, aku sudah tahu aktivitasmu di luar selain bekerja dan mama mohon hentikan semuanya. Kamu hanya boleh pergi sekolah saja. Turuti kata-kata mama atau malam ini juga kita pindah ke rumah Nenek di Jawa."
" Tapi Ma, usaha Vega selama ini bisa gagal " ucap Vega.
" Usaha apa? mencari penembak Papamu? sudah berkali-kali mama bilang hentikan! biar pihak berwajib yang mengusut pembunuhan Papa," Ujar Karin.
Vega berpikir pasti Mamanya juga telah menemui Bram. Bram pasti sudah menceritakan semuanya. Kini Vega tidak lagi bisa menyembunyikan pekerjaan dan kegiatan di luar bersama gengnya.
" Sampai kapan ma?sudah berpuluh-puluh tahun, dari Vega kecil sampai besar pembunuhnya belum tertangkap juga,"
" Sudah hentikan semuanya Vega, mama sudah kehilangan papa, mama tidak sanggup bila harus kehilanganmu," ucap Karin berurai air mata.
Air mata Vegapun runtuh seketika melihat mamanya menangis, Ia berlari memeluk Karin.
" Maafkan Vega Ma," ucap Vega seraya memeluk Karin dengan air mata berlinang.
Karin hanya menangis tidak membalas pelukan Vega. Ia melepas tangan Vega dan masuk ke kamar. Ia meninggalkan Vega tanpa kata, membuat Vega semakin merasa bersalah. Vani yang ikut menangis hanya bisa menghiburnya dengan berkata, " Sabar Kak, besok pasti Mama tidak marah lagi, kalau marah Mama kan hanya sebentar,"
" Tidak Vani, lebih baik Mama ngomel, mengoceh tanpa henti memarahi kita langsung, beberapa jam pasti akan kembali tersenyum. Namun kali ini Mama hanya diam, karena sangat terluka hatinya, mungkin Mama tidak akan memaafkanku lagi kali ini," ujar Vega putus asa.
Vegapun tidak lagi bekerja, ia meminta Rio memimpin kelompoknya yang ia beri nama geng X untuk sementara waktu. Ia juga meminta Bram untuk membantu mengawasi mereka. Untuk sementara waktu Vega hanya memantau dari jauh, sampai kondisi memungkinkan.
Masa skorsing telah usai, kini Vega kembali sekolah. Sepulang sekolah ia masih mencuri-curi waktu untuk berkumpul dengan geng X. Sikap Karin semakin ketat kepada Vega, apalagi setiap hari Vega harus mendapat pelajaran dan bimbingan tambahan dari guru BK.
****
Satu Tahun Kemudian.
Vega bersekolah seperti biasanya, meskipun tidak ada lagi Kelvin yang mengganggunya setiap hari. Cowok playboy itu kini sudah lulus dan melanjutkan kuliah. Mungkin Vegalah satu-satunya cewek yang ia sukai namun hingga lulus SMA, sang playboy tidak dapat menakhlukkannya. Dulu barisan para mantan kecewa ketika tahu Kelvin mengejar-mengejar Vega.
Karin bekerja semakin keras, hingga sering sakit-sakitan. Cita-cita Vega untuk menjadi Polwan atau kuliah akhirnya harus ia kubur dalam-dalam. Setamat SMA ia harus segera mencari pekerjaan yang dapat menghidupi mamanya dan biaya sekolah adiknya. Ia ingin mamanya berhenti menjahit.
Karin semakin lemah, ia sering tiba-tiba pingsan. Karinpun meminta dokter agar tidak memberi tahu penyakitnya kepada orang lain termasuk anak-anaknya. Vega dan Vani hanya tahu mamanya sakit karena terlalu capek bekerja.
Hingga suatu hari, Karin pingsan dan tak sadarkan diri. Vega dan Vani menghubungi Raka dan memintanya membawa mamanta itu ke rumah sakit.
bersambung,,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
~>LuPa NaMa<~
sabar ya vega
2021-09-19
0
مي زين الش
membaca ceritamu... jd teringat akan diriku sendiri thor. jiwa ku penolong seperti vega. tp sll ditentang dr keluargaku kalau menolong dan membantu orang lain. sakit rasanya thor kalau berbuat baik sll dimarahi.
2021-04-07
1
Alivaaaa
kasihan Vega
2021-03-18
1