Vega beranjak remaja. Waktu duduk di bangku SMP ia sudah mulai tumbuh menjadi remaja yang cantik dan cerdas menuruni kecantikan mamanya. Namun trauma masa kecilnya benar-benar merubah kepribadiannya. Ia terkesan cuek, judes, pendiam dan pelit senyum. Namun hal itu tidak mengurangi banyak jumlah temannya. Semua teman menyukainya apalagi ia selalu menolong gadis-gadis yang di jahili teman cowoknya. Ia sudah layaknya pahlawan bagi teman-temannya, terlebih teman perempuan. Teman laki-laki seangkatan dengannyapun menaruh hormat padanya, tidak ada yang berani mengganggunya. Kecuali Gengnya Eric, kakak kelasnya di sekolah.
Pernah suatu ketika ia menolong salah satu temannya yang di palak sekawanan remaja di sekolahnya ketika pulang sekolah.
Dibalik gang sempit menuju halte ia mendengar sayup-sayup suara remang-remang laki-laki memaki seseorang.
Di balik tembok laki-laki culun bernama Gavin teman sekelas Vega, di tampar oleh ketua geng, yang ternyata kakak kelasnya di sekolah yang sama. Karena Gavin menolak mengeluarkan isi dompetnya, iapun di bully oleh kakak kelasnya itu.
" Berhenti!!" pekik Vega.
Para remaja itupun berhenti menampar Gavin, beralih menatap tajam kearah Vega dengan tatapan ingin membunuh saja.
" He, kamu jangan sok pahlawan!" ucap ketua geng.
Vega hanya menyunggingkan bibir dan berkacak pinggang.
" Bos, hati-hati katanya gadis ini jagoan di sekolah kita," ujar salah satu anggota geng.
" Oh gadis ini yang sering di bicarakan orang-orang," ucap sang ketua geng yang bernama Eric di sela tawanya.
" Habisi dia!" pinta Eric.
Satu lawan 6 orang remaja laki-laki mengeroyok Vega.
Bugh! Bugh! Bugh!
Tanpa mengeluarkan banyak tenaga para remaja yang lebih tua dua tingkat dari Vega tersungkur dan babak belur di hajar Vega tanpa ampun. Naluri menyerang seketika merasuki jiwanya, ia sulit mengontrol emosinya sendiri.
Keesokan harinya sekolah tempat Vega menuntut ilmu menjadi gempar. Para orang tua yang anaknya babak belur mengadu pada Kepala sekolah dengan membawa dua orang berseragam polisi.
Kepala sekolah memanggil Vega di temani oleh guru BP. Orang tua Vegapun di minta datang ke sekolah.
Keenam ibu-ibu duduk menatap Vega dengan tatapan sinis. Mata mereka beralih menatap Karina ketika Mama Vega itu datang dengan wajah khawatir. Mereka memberondong Karina dengan segala umpatan dan makian.
" Apa ibu tidak bisa mendidik putri Ibu?"
" Bagaiman seorang gadis bisa bertingkah bar-bar seperti anak ibu itu?"
Dan masih banyak lagi makian dan umpatan.
" Berhenti memaki Mama saya, saya yang menghajar anak ibu yang kurang ajar itu," ucap Vega
" Vega yang sopan!" ucap Karin dengan keras.
Iapun belum tahu asal muasal kejadian yang melibatkan putrinya dan sampai melibatkan polisi.
"Mohon maaf sebenarnya ada apa ini?" tanya Karin.
" Bu, menurut ibu-ibu ini anak mereka di hajar oleh Vega, tanpa alasan yang jelas. Pengakuan korban mereka hanya mengolok-olok dan menggoda saja. Tapi putri ibu menghajar mereka hingga babak belur," ujar kepala sekolah seraya menunjukkan bukti foto-foto kepada Karin.
Karinpun tak menyangka putrinya bisa berbuat seperti itu. Ia terkejut hingga menutup mulut dengan salah satu tangannya. Air mata tak terbendung lagi.
" Benar kah Vega kamu yang melakukannya?" tatapan nanar menatap putrinya, berharap putrinya memberi jawaban tidak.
Namun Vega mengangguk, " Maaf Ma,"
"Akhirnya kamu mengakuinya?" hardik Mama dari Eric.
" Tunggu bu kita selesaikan secara kekeluargaan saja," guru Bp membuka suara.
" Tidak kami akan menuntut anak brandal ini!" ucap salah satu ibu.
" Saya tidak salah, saya hanya menolong Gavin yang di palak dan di kroyok oleh Eric dan gengnya,"
" Kita akan memanggil saksi," ucap salah satu oknum polisi.
Gavinpun akhirnya di minta keruang kepala sekolah. Ruangan kini semakin penuh dengan orang.
" Gavin apa betul kamu kemaren di kroyok oleh Eric dan teman-temannya?" Tanya guru Bp.
Gavin menatap sekeliling dengan wajah takut, ia membetulkan kaca mata dan mulai bicara dengan gagap dan ketakutan, " Sa saya tidak tahu apa-apa,"
Deg!!
Hati Vega hancur seketika, hatinya di liputi amarah, ingin rasanya ia membenamkan remaja culun itu kedasar laut. Bagaimana bisa air susu di balas dengan air tuba. Setelah di tolong malah ia berbohong yang menjerat Vega menjadi tersangka dan bersalah.
" Kamu bohong!" ucap Vega yang sudah siap-siap melayangkan tinju. Untung Guru Bp segera menahan tubuh Vega agar tidak menghampiri Gavin.
" Kalau memang anak saya bersalah saya serahkan putri saya untuk di proses secara hukum yang berlaku," ucap Karina dengan suara berat, menahan tangisnya agar tidak pecah.
Gavin tidak berani melihat kearah Vega, ia masih menunduk karena ketakutan.
Pihak sekolahpun sudah berupaya memohon kepada walimurid dari korban untuk menyelesaikan secara kekeluargaan, mengingat Vega masih di bawah umur. Pihak sekolah tidak rela muridnya di masukkan ke penjara anak-anak, mengingat Vega juga adalah anak yang berprestasi. Namun upayanya gagal, polisi tetap membawa Vega ke kantor polisi.
Vega menatap Mamanya, " Mama, aku rela di penjara asalkan mama percaya pada Vega, Vega tidak bersalah, Vega hanya membela diri, Vega juga menolong Gavin, biarpun dia tidak mengakuinya," air mata Vega menetes melihat mamanya memalingkan muka dengan menangis.
Guru Bp mendampingi ke kantor polisi. Karinpun masih tinggal di sekolah memohon maaf kepada para orang tua dari korban amukan Vega dan kepala sekolah atas prilaku putrinya. Hati Karin hancur, meskipun hati kecilnya percaya bahwa putrinya tidak bersalah. Ia mengenal betul watak putrinya itu. Namun sayang saksi kunci memberikan kesaksian yang berbeda.
Gosip beredar dengan cepat di lingkungan sekolah, namun tidak sesuai fakta. Luna dan Maya yang menguping pembicaraan mulai awal, segera mencari Gavin. Ia percaya temannya itu tidak mungkin berbohong, mereka menduga Gavinlah yang berbohong.
Sementara Vega di introgasi di kantor polisi, Luna dan Maya mengintrogasi Gavin di ruang kelas.
" Gavin kenapa kamu berbohong?" tanya Luna.
" Aku tidak bohong," jawab Gavin menunduk, pura-pura membaca buku.
" Hey bukunya kebalik tuh!" ujar Maya.
" Pasti eric sudah mengancam kamu, iya kan?" ujar Luna seraya menggebrak meja.
" Sudah jangan ganggu saya," Gavin beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Luna dan Maya.
Kecurigaan Luna dan Maya semakin besar, ia harus segera menyelamatkan sahabatnya itu. Merekapun membuntuti Gavin sampai rumahnya.
Setelah mengetahui kediaman Gavin, mereka menuju kantor polisi.
Merekapun meminta izin untuk menemui Vega. Vega tidak di tempatkan di sel tahanan. Ia di tempatkan di kantor Raka, namun tetap saja di kunci dari luar. Sayangnya Raka masih di luar kota bersama Yasmin yang beberapa bulan lalu baru menikah. Namun setelah mendengar kabar bahwa ponakannya tersandung masalah, merekapun segera kembali ke Jakarta.
Luna dan Mayapun segera memeluk Vega, setelah petugas membukakan pintu. " Vegaa,"
" Kenapa kalian kesini, kalian nggak malu berteman dengan kriminal seperti saya," ucap Vega yang sudah lebih rilex.
" Karena kami percaya kamu tidak bersalah," jawab maya.
" Kamu tenang saja, segera akan aku buat Gavin bersaksi. Sepertinya Gavin di ancam,"
" Trimakasih kalian sudah percaya padaku, sayangnya Mamaku sendiri tidak percaya," Vega mulai berkaca-kaca.
" Biar kami yang akan menemui tante Karin," ucap luna.
Pelukan perpisahan mengakhiri pertemuan mereka. Luna dan Maya harus segera menemui Gavin dan kedua orang tuanya.
Luna dan Maya menemui Gavin di kediamannya. Namun tetap saja, Gavin tidak mau mengakui kebohongannya. Mereka berharap menemui Gavin bersama kedua orang tuanya agar Gavin mau berkata jujur.
" Baiklah Gavin, kalau kamu tetap berbohong maka selamanya orang menganggapmu pembohong, satu lagi kamu dengan segaja merusak masa depan Vega, orang yang telah melindungimu," ucap Luna.
" Kalau kamu tahu balas budi, jadilah laki-laki sejati yang membela kebenaran meskipun seseorang mengancammu," imbuh Maya.
Merakapun akhirnya pergi meninggalkan rumah Gavin. Entah apa yang merasuki kedua bocah itu sehingga bisa berkata-kata yang berkwalitas seperti tadi. Padahal mereka di kenal dengan gadis yang hanya suka bercanda, hura-hura dan kurang serius dalam belajar. Untung Vega yang cerdas mau membantu mereka belajar, dan kadang suka mencotek pekerjaan rumah milik Vega.
Sore hari Luna dan Maya menemui Karin. Mereka meyakinkan Karin bahwa Vega tidak bersalah, dan Gavin berbohong karena diancam.
" Tante Karin, tolong temui Vega, dia sangat sedih karena Tante Karin tidak percaya padanya," bujuk Luna dan Maya.
" Baiklah Luna dan Maya, trimakasih kalian masih mau membantu Vega, akan tante Pikirkan," jawab Karin
Malam itu Karin dan anak keduanya Vani berkunjung ke kantor polisi. Ia mengintip dari balik pintu yang terbuka di ruangan Raka. Ia mendengar Vega mencurahkan isi hatinya pada Raka dan Yasmin yang segera datang dari luar kota.
Karin berdiri menyandarkan diri pada tembok, hatinya bergumam,
Maafkan mama nak, bukannya mama tidak percaya padamu, mungkin dengan cara ini membuatmu menjadi lebih baik dan berhenti berkelahi.
Karin meminta Vani mengantarkan baju ke dalam ruangan. Meminta menyampaikan kepada Vega bila ingin mamanya memaafkan, ia harus berjanji menghindari perkelahian kecuali sangat terpaksa.Vanipun mengikuti perintah mamanya.
Raka menemui Karin diruang berbeda.
" Raka saya titip Vega, biarkan malam ini dia menginap disini. Aku ingin dia sadar bahwa tidak semua masalah bisa di selesaikan dengan adu fisik dan kekerasan," pinta Karin.
" Jangan terlalu keras padanya Kak, temui lah dia, dia hanya butuh Kakak percaya padanya. Meskipun orang di dunia ini tidak percaya padanya ia hanya butuh kepercayaan dari mu."
Akhirnya Karinpun luluh hatinya, ia segera menemui Vega.
" Vega,"
" Mama,"
" Maafkan mama nak yang tidak percaya padamu,"
" Tidak apa-apa Mama, aku hanya butuh Mama percaya padaku,"
Merekapun menangis, membuat mata yang melihat ikut terharu.
" Tapi Maaf Nak, aku tidak bisa membawamu pulang sekarang, sebelum kamu terbukti tidak bersalah,"
" Tidak apa-apa Ma," senyum mengembang dari bibir Vega.
" Kita akan melalui ini bersama sayang," ucap Karin menguatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Rudi R
Keren bang..
2022-11-22
0
Ghiry Cahaya Sufi
semangat vega
2021-11-26
0
💟💟rianti lope 💟💟💟
semangat vega
2021-07-07
2