BODYGUARD CANTIK SANG ARTIS
Hari minggu yang cerah Vega yang saat itu berusia 10 tahun mengayuh sepeda menyusuri jalan menuju rumah tantenya yang bernama Yasmin. Ia di beri tugas mengantar pisang goreng oleh ibunya untuk di berikan kepada tantenya. Sepanjang jalan senyumnya mengembang, wajahnya cerah ceria secerah mentari pagi.
Vega paling suka berkunjung kerumah tantenya karena ia dapat melihat bunga-bunga yang indah yang di jual di lapak depan rumah tante Yasmin yang dekat dengan jalan raya. Ia sudah hafal betul pasti tantenya akan memberinya bunga untuk di bawa pulang.
"Assalamu'alaikum Pak Umar, Tante Yasmin ada?" tanya Vega kepada salah satu pegawai Yasmin yang sedang merangkai bunga pesanan salah satu perusahaan.
" Wa'alaikumussalam. Ada di dalam Ve," jawab Pak Umar.
Vega pun segera masuk kedalam rumah, mencari dimana tantenya itu berada.
"Tante ini pisang goreng dari Mama," ucap Vega yang menemui Yasmin di dapur. Iapun mencium punggung tangan Yasmin, dan mendapat balasan ciuman di pipi kanan dan kiri nya. Yasmin adalah adik dari Raditya ayah dari Vega.
" Trimakasih sayang, tolong sampaikan ucapan trimakasih untuk mama ya,"
" Iya tante, sama-sama. Vega pamit ya, hari ini ada pertandingan di padepokan,"
" Oke, jagoan tante semoga menang ya, kalau mau bunga ambil saja di depan minta tolong Pak Umar!"
" Oke, Trimakasih,"
Vega segera menemui Pak Umar. Satu buket bunga mawar merah ia letakkan di keranjang depan sepedanya. Ia kembali menyusuri jalan ke kampungnya, yang berjarak kurang lebih satu KM dari rumahnya. Ia harus kembali kerumah mengajak adiknya yang bernama Vania untuk ke tempat latihan.
Jalanan sepi, sisi kanan dan kiri masih terdapat sawah dan beberapa perumahan yang masih proses pembangunan. Karena hari minggu para tukang bangunanpun libur. Tiba-tiba dari arah berlawanan, seorang anak yang lebih dewasa dari Vega berlari kearahnya. Ia di kejar-kejar oleh dua orang laki-laki dewasa. Vegapun jadi bingung, mencari jalan.
Brug!
Anak itu terjatuh begitu juga dengan Vega yang terjatuh dari sepeda, tertabrak oleh anak laki-laki tersebut.
" Auwwh!" Vega merintih kesakitan memegangi sikunya yang terbentur aspal dengan keras.
" Kak kalau main kejar-kejaran hati-hati dong!" ucap vega mengerucutkan bibirnya karena kesal.
" Siapa yang main kejar-kejaran, aku mau di culik," jawab anak laki-laki itu.
" Haaahh!" Vega terkejut.
" Sudah ayo sembunyi!" ajak anak laki-laki itu seraya menarik tangan Vega menuju bangunan di sisi jalan yang belum selesai pembangunannya.
Vegapun mengikutinya, sementara sepedanya tergelatak di tepi jalan begitu saja.
Mereka bersembunyi di balik tembok. Vega merasakan tangan yang gemetaran, ketika anak itu menarik tangannya, dan nafas yang ngos-ngosan menandakan ketakutan yang luar biasa. Wajah tampan, kulit bersih dan pakaian bagus menandakan ia anak orang kaya.
" Kenapa kakak mau di culik?"
" Hust!!" anak laki-laki itu memintanya untuk diam. Ia menyadari bahwa dua orang penculik mendekat kearah tempat persembunyian mereka. Mereka mendengar penculik itu mengumpat dan saling menyalahkan.
" Brengsek!! ini gara-gara kamu," umpat salah satu penculik.
" Maaf Bos, tadi anaknya minta pipis, dari pada pipis di mobil, kamu juga gak mau bantu pegangin"
" Sial, bisa-bisa kepala kita di penggal sama si Bos besar, ayo cari, anak itu pasti bersembunyi di sekitar sini,"
Kedua penculik itupun mulai mencari-cari keberadaan mereka. Mereka masuk ke dalam rumah kosong itu. Lama mereka mencari, namun akhirnya ketemu juga persembunyian mereka. Di sebuah kamar yang masih belum terpasang pintunya.
" Ha ha ha, mau kemana lagi kamu?"
" Ampun jangan culik saya pak," ujar anak laki-laki yang ketakutan itu.
Namun Vega langsung berdiri, memasang kuda-kuda.
"Kalau berani lawan aku," ujar Vega dengan mata yang terbuka lebar.
Kedua laki-laki dewasa itu pun terbahak-bahak, " He anak ingusan, mau coba-coba melawan?"
" Kita bawa sekalian saja bos dua-duanya,"
Kedua penculik mendekat ingin menangkap Vega.
Hiyaa!
Ciyat-ciyat!!
Bught-Bught!
Tendangan dan pukulan mengenai tubuh kedua penculik. Vega bergerak meloncat kesana-kemari sehingga penculik kesulitan menangkapnya.
Anak laki-laki itu hanya terpukau melihat aksi Vega. Ia tak menyangka anak kecil itu berani melawan.
Kekuatan Vega dan kedua lelaki dewasa itu tidak sebanding. Setelah berjuang sekuat tenaga Vegapun tertangkap. Satu lelaki memegang tangannya lalu menggangkat tubuh kecilnya di pundaknya. Vega berusaha memberontak, namun tetap tidak bisa berkutik.
Kedua penjahat itu tertawa puas karena berhasil menangkap Vega. Tinggal satu lagi yang belum mereka tangkap. Kedua penjahat menghampiri anak laki-laki yang tersudut di tembok matanya berkaca-kaca dan gemetaran.
" Lepaskan aku!" pekik Vega.
Namun kedua penjahat tidak menghiraukan dan mendekat kearah remaja laki-laki itu.
"Auuuuuwww!" pekik salah satu penculik.
Penjahat yang menggendong Vega berteriak. Seketika menjatuhkan Vega dari gendongannya. Ia memegang telinganya yang berdarah. Vega merasa orang yang menggendongnya lengah, ia segera menggigit sekuat tenaga.
Ssttt!!
Pyar!!
Vega melempar genggaman pasir kearah mata penculik. Kedua penculik gelagapan karena butir-butir pasir masuk ke dalam matanya.
Nafas berat ngos-ngosan keluar dari mulut dan hidung Vega, ia tak sanggup melawan kekuatan laki-laki dewasa yang lebih besar. Apalagi beberapa pukulan sempat mendarat di bahunya.
" Wah hebat sekali kamu," ucap laki-laki kecil itu dengan senyum mengembang dan berbinar-binar.
" Ayo cepat lari, aku tidak sanggup lagi," ujar Vega.
Sementara penculik masih sibuk dengan matanya yang pedih, dan dua anak kecil itu lari keluar menuju sepedanya.
" Biar aku yang bonceng, kamu tunjukkan jalannya" pinta anak laki-laki itu.
Vegapun duduk di belakang. Vega mengarahkan anak yang di tolongnya itu menuju jalan raya.
" Kita kejalan raya, disana ada pos polisi, semoga masih ada yang berjaga, cepat!!" ujar Vega melihat kedua penculik masih mengejarnya.
" Kamu hebat, bisa bela diri,"
" Harusnya Kakak juga harus bisa bela diri, kalau ada yang berbuat jahat, kakak bisa melawan," jawab Vega.
Anak laki-laki yang sudah duduk di bangku SMP itu menjadi sangat malu. Bagaimana bisa ia malah di tolong anak kecil yang umurnya jauh di bawahnya. Ia tidak berani melawan para penculik. Namun gadis kecil itu bergerak lincah seperti monyet meloncat kesana kemari memberi perlawanan.
Sampailah mereka di pos polisi, beruntung masih ada dua petugas disana.
" Kenapa baju kamu kotor semua, kamu terluka?"
" Ini Om Raka, kakak ini mau di culik, aku nolongin dia," ujar Vega dengan santainya. Raka adalah teman papanya.
" Dimana?" tanya Raka.
" Jalan menuju kampungku,"
Raka segera menghubungi kantor, beberapa polisi menyusuri jalanan mencari orang yang mencurigakan, namun penculik segera kabur ketika melihat polisi.
Raka membawa Vega dan anak laki-laki itu ke kantor polisi. Raka menghubungi Papanya Vega, setelah sampai di kantor polisi. Raditya papa Vega segera datang memeluk Vega, menanyakan bagian tubuh mana yang terluka. Radit mengusap lembut rambut Vega, " Anak Papa hebat, pemberani, aku bangga pada mu sayang,"
" Raka, tolong kamu urus anak itu, tolong sembunyikan identitas anakku, aku tidak mau orang lain tahu siapa yang menolong anak itu,"
" Siap Pak!" jawab Raka.
Vega meminta izin menemui anak laki-laki yang telah di mintai keterangan oleh polisi.
" Trimakasih kamu sudah menolongku, ini jam tanganku sebagai ucapan terima kasih,"
" Sama-sama Kakak,"
Vega menerima jam tangan itu langsung berlari menuju Papanya kembali. Belum sempat anak itu bertanya nama gadis yang ia kagumi itu, ia sudah tidak terlihat.
Tak lama keluarga datang menjemput korban penculikan itu. Perasaan bahagia terlihat dari sorot mata mereka. Polisi menyembunyikan identitas Vega dari keluarga anak tersebut karena alasan keselamatan. Padahal mereka hanya ingin mengucapkan terima kasih.
Sesampainya di rumah, Vega bercerita kronologi sampai ia bisa bertemu dan bertarung dengan para penculik itu. Mama Vega yang bernama Karina mengobati beberapa luka gores dan memar anaknya. Air matanya mengalir, ia tidak bisa membayangkan bagaimana anaknya yang masih kecil bertarung dengan para penculik itu. Ia tidak bisa membatangkan jika Vega tertangkap dan ikut jadi korban penculikan.
Vegapun mengusap air mata mamanya dengan senyum polosnya " Mama jangan menangis, aku kan calon Polwan,"
" Sudah Ma, jangan menangis, anak Papa mulai sekarang harus berhati-hati," ujar Raditya.
Raditya memeluk kedua putrinya dan berkata, " Mau jadi apapun kalian nanti, kalian harus saling menyayangi dan saling menjaga. Vega anak Papa yang paling besar harus bisa menjaga mama dan adik Vani, jika nanti Papa tidak ada,"
Hati Karina bergetar seketika mendengar percakapan bapak dan anak-anaknya itu. "Papa jangan bicara sembarangan, kita akan selamanya bersama."
Bagaimana ia tidak khawatir beberapa hari yang lalu Radit pulang dengan berlumuran darah, setelah penggerebekan terhadap Mafia obat-obatan terlarang. Radit yang memimpin penggerebekan tersebut berhasil menangkap salah satu bandar Narkoba.
Pekerjaan Radit sebagai anggota kepolisian yang beresiko, membuat istrinya selalu was-was. Hal itu juga yang membuat ia mengizinkan suaminya membawa kedua putrinya kesebuah padepokan seni bela diri agar mereka dapat berlatih melindungi dirinya sendiri.
Ketika makan malam bersama, Radit menyadari Vega memakai jam tangan. Ia pun bertanya pada putrinya, " Ve, jam tangan siapa yang kamu pakai?"
" Di kasih Kakak yang tadi pagi itu, katanya sebagai ucapan terima kasih," jawab Vega setelah menelan makanan yang ia kunyah.
" Lepas!"
" Kenapa?"
" Kalau menolong orang harus ikhlas, tidak boleh meminta imbalan. Kembalikan nanti kalau ketemu anak itu lagi" ujar Radit.
" Papa gimana? Vega tidak tahu rumahnya, nama kakak itu saja tidak tahu,"
" Ya sudah, simpan saja, kalau suatu saat bertemu kembalikan padanya,"
" ### Baik Pa," ucap Vega dengan pasrah, ia tidak mau membuat papanya marah.
-
-
-
*****
Hai para readers,,,
Biar aku tambah semangat Up, mohon berkenan tinggalkan jejak ya! like dan coment anda adalah moodboster buat aku.
Semoga anda semua menyukai dan terhibur dengan karya-karyaku yang masih amatiran ini.
Trimakasih.💗💗💗💗🌹🌹🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌺🌷🌷🌻🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
theresia
penasaran komen2 para rider bgs2 jd Mao cb nyimak ah.....
2022-08-24
0
Ghiry Cahaya Sufi
semoga seru ya thor
2021-11-26
0
Ghiry Cahaya Sufi
nyimak ah
2021-11-26
0