Devan yang berjalan beriringan dengan Ferdi berhenti di samping golf car. Ferdi kemudian naik memegang kemudi, di susul Devan di belakangnya. Vega pun hendak naik namun Devan mencegahnya," Ngapain kamu ikut naik? Hari ini aku ingin melihat kamu latihan. Aku ingin memastikan bodyguardku, profesional apa tidak, sehingga aku yakin akan merasa aman dimanapun dan kapanpun berada. Sekarang larilah ikuti kami, hitung-hitung pemanasan buat kamu. Siap-siap kamu angkat kaki dari sini jika ujianmu kali ini gagal," Ujar Devan.
Vegapun berlari mengikuti kendaraan yang ada di hadapannya. Untung saja sejak kecil Vega sudah terlatih sehingga fisiknya menjadi kuat. Sampailah mereka di tempat latihan ala militer yang biasa di gunakan oleh para anggota bodyguard yang di miliki oleh Sakti. Sakti sendiri sudah memiliki lisensi dari pihak berwajib. Kemampuannyapun tidak di ragukan lagi.
Sakti sudah berdiri di tempat itu bersama beberapa anggotanya. Tempat yang tidak jauh dari rumah induk keluarga Haidar. Luas tanah di sekitar rumah milik keluarga Haidar cukup luas, hingga bila dijadikan pemukiman akan cukup untuk satu RW.
Ferdi berhenti, Vegapun ikut berhenti. Ia mendekat pada Sakti. Sakti meminta Vega berbaris bersama ke tiga anggotanya,
" Apa kalian siap melaksanakan latihan hari ini?"
" Siap Pak!" jawab serempak.
" Kali ini bukan sekedar latihan tapi juga ujian awal sebelum kalian saya rekrut menjadi tim bodyguard saya," ujar Sakti tegas.
Rupanya ke tiga laki-laki itu juga anggota baru sama seperti Vega.
" Ujian kali ini adalah sebuah misi penyelamatan, kalian harus menyelamatkan orang yang ada di gubuk sana, namun harus melewati halang rintang sebelum sampai di gubuk itu. Karena ini kerja tim kalian harus bisa bekerja sama,"
" Siap Pak!" jawab anggota serempak.
" Sekarang ambil perlengkapan yang kira-kira kalian butuhkan dengan tepat," lanjut Sakti memerintah.
Semua anggota mengambil perlengkapan, seperti pistol, rompi anti peluru, pisau lipat dan sarung tangan kulit. Sementara itu Devan dan Ferdi ikut tegang mengamati mereka bersiap untuk latihan.
Ke empat anggota baru bersiap-siap, sakti di bantu pelatih lain bersiaga di setiap pos halang rintang.
Dorr!
Suara tembakan ke udara menandakan latihan di mulai. Vega dan ketiga anggota baru berlari menuju tantangan pertama yaitu merayap di bawah kawat berduri.
Dengan gesit ke empat anggota baru pun merayap dengan cepat hingga garis finish, mereka dapat melewati dengan mudah.
Rintangan kedua mereka melewati tembok. Ke empat orang itu kesulitan melewati tembok. Berulang kali mereka terjatuh. Rintangan tembok licin seperti pada acara TV benteng takeshi itu sulit mereka takhlukkan. Vega teringat pesan sakti bahwa mereka bekerja dalam satu tim. Vegapun berunding sebentar, awalnya ke tiga orang laki-laki itu meragukan Vega. Pasalnya mereka meminta satu persatu naik keatas punggunh Vega.
Akhirnya satu persatu naik kepunggung Vega dan sampai di atas tembok miring itu. Tinggal vega dan satu lagi yang sudah di tarik oleh salah satu anggota lainnya. Cerdasnya Vega langsung memanjat orang yang masih menggantung di tembok yang tangannya di tarik oleh anggota lainnya. Vega kemudian membantu orang yang masih bergelantungan tadi naik keatas kemudian merekapun turun melewati tembok bersama-sama.
Kekompakan yang mereka ciptakan membuat mereka saling tersenyum, meskipun mereka belum saling mengenal. Secara tidak langsung merekapun menjadikan Vega pemimpin dari misi mereka itu.
Sepasang mata yang mengamati dengan teropong jarak jauh terlihat kecewa dengan keberhasilan Vega. Senyumnya mengembang ketika melihat Vega berulang kali terpleset namun senyum itu surut ketika menyaksikan Vega dan timnya berhasil melewati tembok licin. Lain halnya dengan Ferdi yang kegirangan ketika melihat Vega berhasil, " Waow hebat sekali nona gengster itu Bos,"
Bught!
Ferdi mendapat hadiah tak terduga dari sang bos. Devan memukul Ferdi dengan teropong miliknya karena kesal. Seolah asisten plus managernya itu memeras air lemon di atas lukanya. Ferdi hanya bisa mengaduh dan mengelus-elus kepalanya. Ia lagi-lagi lupa kalau bosnya memasang mode perang dingin dengan Vega.
Vega dan tim sampai di rintangan berikutnya, yaitu kolam ular. Mereka harus bergelantungan secara estafet dengan hanya berpengangan pada seutas tali berjajar hingga ketepi kolam.
" Hiii!" keempat orang itu langsung kompak bergidik ngeri melihat banyaknya ular-ular di dasar kolam. Desisannya siap menggigit bila mereka sampai terjatuh. Belum melewati saja mental mereka hampir down.
Vega tidak mau membuang waktu," Ayo cepat!" seru Vega pada tim.
Vega yang juga ngeri melihat ular-ular itu bergelantungan meraih satu persatu tali, untung tadi ia mengenakan sarung tangan, sehingga gesekan tali tampar dan kulitnya tidak terlalu sakit.
" Aaaa" teriak orang di sampingnya yang satu tangannya terlepas dari pegangan dan hampir terjatuh. Vega dengan sigap berayun, agar tangannya dapat meraih tangan orang di sampingnya.
" Cepat ulurkan tanganmu!" pinta Vega
" Tidak! aku tidak tahan lagi," rintih laki-laki yang hampir terjatuh.
" Satu, dua, tiga," Vega memberi aba-aba, namun kedua tangan pria itu malah terlepas dua-duanya. Beruntung satu tangannya berhasil memegang kaki Vega, karena jarak mereka juga dekat.
pria itu semakin berteriak ketika kakinya hampir menyentuh tumpukan ular-ular di dalam kolam.
" Brengsek! jangan bergerak, atau kita berdua akan jadi santapan ular-ular itu, tekuk kakimu!" ujar Vega.
Tangan Vega mulai terasa sakit, karena menahan dua beban sekaligus. Vega melihat kearah depan tinggal dua tali lagi, mereka semakin dekat dengan tepi kolam. Karena kakinya di jadikan pegangan orang, iapun sulit bergerak dengan bertambahnya beban.
Bukan Vega namanya jika mudah menyerah. Vega hanya bisa mengingat ibu dan adiknya sebagai penyemangat. Nasib keduanya kini sedang di pertaruhkan oleh keberhasilsnnya.
Vega dengan sekuat tenaga meraih satu tali di depannya, tinggal satu tali lagi,
" Hei kalian tangkap orang ini,"
Kedua orang yang sudah berhasil sampai di tepi kolam bingung apa yang akan di lakukan. Ternyata Vega mengayunkan seperti tarzan kakinya di ayunkan maju dan mundur.
Dengan waktu yang tepat kedua rekannya menarik tubuh satu rekannya. Karena jarak agak jauh hampir saja temannya itu terjatuh ke dalam kolam untung kedua temannya segera menarik bajunya. Pria itu merebahkan diri di tanah dengan gemetar.
Vega sendiri langsung meraih satu tali dan melompat ke tepi kolam. Vegapun langsung teriak "haaahhh!"
Brught! Vega terduduk dan merebahkan diri juga di tanah. Nafasnya terengah-engah. Membuat ketika rekannya menoleh kearahnya, " Kamu tidak apa-apa?" tanya ketiga rekannya serempak.
" Rasanya tanganku mau putus!" jawab Vega terengah-engah.
Dorr!
Suara tembakan peringatan, bahwa mereka harus melanjutkan perjalanan. Satu rekan yang masih gemetaran itu meminta ke tiga rekannya berjalan terlebih dulu.
Vega yang masih kesakitan, berusaha berdiri dan mengatur nafas kembali.
" Huh! Ayo semangat!"
Akhirnya mereka sampai di gubuk. Namun pintu terkunci. Mereka mendobrak pintu dengan sekuat tenaga. Kedua pria itu akhirnya mendobrak pintu dan pintu terbuka.
Mereka melihat sebuah boneka terikat yang harus segera mereka selamatkan.
Blum!
Tiba-tiba gubuk terbakar, Vegapun mengumpat kesal," Gila, mereka akan membakar kita hidup-hidup. Cepat potong talinya. Kita harus segera keluar, sebelum api memanggang kita.
Bruk! atap runtuh. Boneka yang mereka anggap clint sudah di tangan, tapi mereka terjebak di dalam kobaran api.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Alivaaaa
hiiiiiiii ngeriiiii bayangin banyaknya ular 🙈🙈
makin penasaran 😁
2021-03-18
2