Seperti permintaan Monik, mereka kini mengunjungi kediaman Berto, papa angkat Andi. Mereka tidak datang sendiri, Hana dan Hani juga ikut beserta anak anak mereka. Hanya saja Akbar tidak ikut karena dia harus sekolah. Mereka disambut oleh pelayan di rumah kebesaran Berto.
“Selamat datang tuan muda dan nyonya muda. Dan selamat datang untuk nyonya Hani dan nyonya Hana. Selamat datang juga untuk nona nona kecil dan tuan muda kecil” sapa para pelayan dengan semangat. Mereka hanya mengangguk menerima sapaan para pelayan.
“Papa ada bi?” tanya Hani.
“Oh, tuan ada di ruang kerjanya. Mau saya panggilkan?” tawar pelayan itu.
“Tidak usah bi. Biar kami yang ke sana. Tolong jaga anak anak ya bi?” kata Hana.
“Sayang, adek sama dedek main dulu yah sama mas Bagas bareng mereka” kata Hana pada anak kembarnya dengan menunjuk para pelayan.
“Bunda bersama om dan tante mau bertemu dulu dengan kakek berto. Ada hal penting urusan orang dewasa” kata Hana dan diangguki oleh si kembar. Hal yang sama dilakukan oleh Hani untuk meminta Bagas bermain bersama si kembar dan para pelayan.
Mereka berjalan menuju ruang kerja Berto. Saat Andi membuka knop pintu, ternyata pintunya terkunci. Andi memandang Hani dan Hana bergantian dan mendapat jawaban anggukan dari keduanya.
Tok tok tok
Andi mengetuk pintu ruang kerja Berto dan tak lama kemudian, Berto membuka pintu dan terkejut dengan kedatangan anak anaknya beserta menantu dan Hana.
“Kalian?” ucap Berto terkejut.
“Apa kami boleh masuk pa....pa?” kata Andi untuk pertama kalinya kembali memanggil papa setelah insiden terungkapnya perihal pembunuhan itu.
Berto yang mendengar Andi memanggilnya papa menjadi terharu. Tanpa sadar, air matanya terjun mengalir ke kedua pipinya. Hani yang melihat papanya menangis memeluknya dan ikut terharu. Penantian papanya untuk Andi kini telah membuahkan hasil.
“Sudahlah pa, artinya Andi sudah memaafkan papa. Berterima kasihlah pada menantumu pa. Dia yang memaksa anak nakal itu untuk berkunjung ke sini” kata Hani mengusap punggung orang tua itu yang tak lain adalah ayahnya.
“Terima kasih Monik. Kamu telah mengembalikan anak papa” kata Berto tulus setelah melepas pelukan Hani. Kini kakinya melangkah menuju Monik dan memeluk menantunya dengan penuh kasih sayang.
“Sama sama pa. Walau awalnya dia keras kepala. Papa tahu? Aku sampai harus mengancam mas Andi agar dia mau datang ke sini” adu Monik saat berto melepaskan pelukannya.
“Hahaha... kamu sampai melakukan itu sayang?” tawa berto terdengar keras untuk pertama kalinya setelah kepergian Andi. Para pelayan yang berada di lantai satu pun saling pandang saat mendengar tawa tuan besarnya kembali.
“Ternyata tuan besar memang merindukan tuan muda” kata salah satu pelayan.
“Iya, sepertinya, mulai sekarang, kita tidak akan melihat muka kusut tuan besar lagi” kata pelayan yang lainnya.
“Iya, semoga kebahagiaan selalu menyertai keluarga ini”
“Amiiin”
Kembali ke ruang kerja Berto yah readers...
Mereka telah masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang tersebut.
“Bolehkah papa memelukmu nak?” pinta Berto penuh harap.
Andi memandang Berto penuh ragu, kemudian dia menoleh pada istrinya. Monik mengelus lengan suaminya dan mengangguk. Dengan gerakan pelan, Andi menganggukkan kepalanya. Dia melangkah sangat pelan ke arah Berto, namun Berto yang sudah tidak sabar melangkah menghampiri Andi dan memeluknya dengan erat. Dia menumpahkan semua rasa rindu pada putra bungsunya itu. Berto kembali menangis dan semakin mengeratkan pelukannya. Andi yang awalnya membalas pelukan ayahnya mulai gelisah dan hendak melepaskan diri.
“Pa... sudah” pinta Andi.
“Biarkan. Papa sangat merindukanmu bocah nakal”
“Iya pa, aku tahu, tapi anak nakal ini sedikit sesak sekarang” jawab Andi dengan sedikit drama.
Mendengar anaknya sesak, dengan berat hati Berto melepaskan pelukannya dari Andi.
“Baiklah, kalian duduklah yang nyaman. Ada hal penting yang akan saya bicarakan menyangkut keluarga kita, maksudku keluarga Sanjaya dengan keluarga Hamilton” kata Berto yang mengundang banyak tanya di hati Hana dan Andi. Mereka saling pandang dan akhirnya menuruti ucapan Berto.
“Ada fakta baru yang ditemukan kaki tanganku tentang perseteruan antara Red Dragon dengan White Tiger” kata Berto mengawali pembicaraan.
“White Tiger?” tanya Hana.
“Iya. White Tiger adalah kelompok terbesar kedua setelah Red Dragon. Bisa dibilang keduanya adalah master of king jika sampai bergabung atau bekerja sama” jelas Berto.
“Lalu, siapa yang mengelolanya?” tanya Andi.
“Selama ini, keluarga Sanjaya lah yang menjadi pemimpin dari White Tiger itu sendiri”
“APAAAA? Jadi paman seperti kakek Alex?” tanya Hana terkejut.
“Iya. Lalu, kamu fikir, bagaimana bisa paman mengelabuhi penjagaan ketat Andra pada keluargamu jika paman hanya orang biasa?” Hana mengerti sekarang. Selama ini memang itulah yang menjadi pertanyaannya. Setelah Hana mengetahui bahwa selama ini mereka dilindungi oleh bodyguard keluarga ayahnya, Hana menjadi berfikir bahwa sangat tidak mungkin paman Berto melakukan aksinya dengan mulus.
“Lalu, fakta apa yang paman akan ungkapkan pada kami?” tanya Hana setelah menyadari semuanya.
“Ada kelompok lain yang ingin membuat kami berselisih hingga akhirnya, kami tidak melakukan kerja sama. Mereka mengadu domba kami dengan membunuh orang orang terdekat kami”
“Kami masih belum mengerti pa” jujur Andi. Sedang Monik dan Hani yang memang tidak tahu apa apa hanya diam menyimak.
“Baiklah, papa akan jelaskan. Monik, tolong ambilkan minuman di kulkas itu untuk kita semua” kata Berto.
Monik melangkah menuju kulkas dan melakukan apa yang Berto perintahkan.
“Jadi begini. Berdasarkan informasi kaki tanganku yang berhasil menyusup ke dalam kelompok mereka, ternyata, merekalah yang membunuh orang tuaku dan istrinya Alex. Hanya saja, saat mereka membunuh istrinya Alex yang tak lain adalah nenek kalian, mereka meninggalkan jejak dengan jejak White Tiger dan sebaliknya. Itulah awal mulanya kami salah paham hingga berbuntut panjang sampai saat ini” terang Berto. Hana dan Andi sangat terkejut mendengar fakta ini.
“Sepertinya dugaan kita salah papa. Kakek Alex sepertinya sudah tahu tentang ini semua” kata Andi membuat Hana dan Berto mengerutkan keningnya.
“Apa maksudmu?” tanya Berto.
“Kalau kakek sudah tahu, mengapa om Andra masih memandang paman sebagai musuh saat bertemu dipesta pernikahanmu?” tanya Hana bingung.
“Ini sih berdasarkan perkiraanku saja. Bukankah terlihat aneh jika mafia sebesar Red Dragon membiarkan kelompok lain tanpa perlawanan saat mereka tahu bahwa anggota keluarga dari bos mereka dibunuh? Lagi pula, pembunuhan ini murni dari kelompok papa, dan bahkan papa trelibat di dalamnya. Mungkin itu yang membuat om Andra masih kesal papa” terang Andi.
“Kamu benar Ndi. Namun, waktu itu, om Andra bilang alasan mengapa dia tak menangani kasus ini adalah karena kau berada dalam genggaman paman” Hana mengungkapkan argumennya kembali.
“Ayolah mbak, itu alasan klise yang om berikan. Mereka bisa mengerahkan anggotanya untuk menculikku dan menghabisi papa. Bukankah waktu itu aku masih koma?” bantah Andi.
Hana dan Berto saling pandang kemudian memandang Andi. Mereka membenarkan ucapan Andi.
“Jika analisismu benar, maka mereka menunggu pergerakan paman. Mereka ingin melihat bagaimana paman akan memperlakukanmu. Apakah meneruskan dendamnya, atau mengakhirinya” lanjut Hana.
“Dan papa memilih mengakhiri dendamnya karena rasa cintanya dengan mama adalah nyata” kata Andi sedikit Berto.
“Papa menyesal telah membunuh mama yang memang sudah menjadi ratu di hatinya, bahkan posisi istrinya pun tergeser oleh kehadiran mama. Apa aku salah pa?” tanya Hani yang ikut menggoda papanya.
Berto yang digoda kedua anaknya hanya tersenyum. Mereka benar tentang Yani. Bahkan dia juga wanita yang membuat Baron melajang hingga tua, sampai Lusi meruntuhkan dinding kokoh itu. Yah, Yani memang wanita istimewa di hati tiga pria yaitu Berto, Baron, dan Indra.
“Apa kita perlu memberitahu om Andra soal ini?” tanya Hana.
“Sepertinya begitu. Karena kelompok itu sekarang sedang melebarkan sayapnya di kota kita. Dia merekrut para preman yang memiliki dendam untuk menjadi anggotanya. Bahkan aku mendengar, mereka juga menyekap ibu korban” jelas Berto membuat keempat pasang mata saling bertabrakan.
“Jangan jangan.... mereka yang....” kata Monik yang sedikit paham saat mendengar perbincangan suaminya dengan Bimo kemarin.
“Perkiraanku juga sama. Kalau begitu, kita harus ekstra hati hati” kata Hani.
“Apa nama kelompok itu paman?” tanya Hana yang lebih penasaran dengan kelompok yang mengusik keluarganya.
“Scorpio. Tandanya adalah tato laba laba di lengan kirinya” terang Berto.
Buwahahahahaha
Andi tertawa terpingkal pingkal saat mendengar penjelasan ayahnya. Semua heran melihat Andi yang tiba tiba tertawa.
“Apanya yang luci sih mas?” tanya Monik tak mengerti.
“Apa kalian tidak merasa lucu saat papa mengatakan kalau nama kelompok itu scorpio, namu malah laba laba yang menjadi iconnya?” tanya Andi disela sela tawanya.
Beberapa detik kemudian...
Buwahahahahaha...
Semua ikut tertawa mengetahui hal bodoh tersebut. Tawa mereka berhenti kala ketukan pintu terdengar. Masuklah pelayan dan mengatakan bahwa makan siang telah siap.
“Baiklah. Kami akan segera turun” kata Berto.
“Nanti malam, anggotaku akan membawa bukti selama penyelidikannya. Setelah itu, keputusan kalianlah yang menjadi langkah selanjutnya” kata Berto dan mengajak mereka untuk makan siang bersama.
......
NEXT
......
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN LIKE, KOMEN, DAN VOTE. JANGAN LUPA JUGA UNTUK MEMBERI BINTANG YAH?
MAMPIR JGA DI NOVEL BARUKU YANG BERJUDUL ASISTEN VS TUAN MUDA.
Menceritakan tentang hubungan percintaan yang sedikit rumit dimana tuan muda yang bersaing dengan asistennya sendiri untuk mendapatkan hati sang gadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Wina Nengsih
keluarga mafia berhati malaikat
2020-05-22
1
Wina Nengsih
keluarga mafia berhati malaikat
2020-05-22
0
Wina Nengsih
keluarga mafia berhati malaikat
2020-05-22
0