Pengawal Andi dan David masih terus memberikan laporan penyelidikan mereka. Mereka masih mengira jika Rafa belum bangun.
“Jadi kamu sudah tahu kekuatan mereka?” tanya David santai.
“Sudah bos. Dan sepertinya tidak terlalu sulit bagi kami” ucap pengawal David yang bernama Roni.
“Jangan meremehkan kekuatan lawan Ron” tegur Hana yang ingin semuanya tetap berhati hati meskipun lawannya tidaklah tangguh.
“Maaf nyonya” ucap Roni menunduk.
“Apa kalian siap berpesta?” tanya Andi dengan senyum menyeringai.
“Mas” tegur Monik pelan.
“Aku tidak akan ikut sayang. Sepertinya mereka butuh merenggangkan otot mereka” ucap Andi masih dengan senyuman yang sama.
“Kalau seperti ini, aku seperti melihat wujud iblis” sindir Monik pada suaminya.
“Aku tetap suamimu sayang” bela Andi.
“Siapa bilang kamu pembantuku” dengus Monik. Hana dan David terkekeh mendengar perdebatan mereka.
“Rupanya kamu belum mengenal baik suamimu Monik” ejek Hana.
“Aku tak ingin mengenal jiwa iblisnya mbak. Awas saja kalau sampai dia mengeluarkan jiwa iblis itu padaku. Aku goreng sosisnya biar tahu rasa” ancam Monik yang membuat kicep Andi.
Glek. Andi mematung mendengar ancaman istrinya.
“Itu tidak benar kan sayang?” tanya Andi dengan nada memelas.
“Itu benar kalau kamu sampai berani melakukannya” ancam Monik lagi.
“Oke. Aku janji nggak akan melakukan itu”
“Baguslah” jawab Monik cuek.
Bimo, pengawal Andi dan juga Roni menahan senyumnya melihat Andi diancam istrinya.
“The power of istri ternyata ampuh juga” batin mereka.
“Apa kalian siap jika malam ini mengeksekusi mereka?” tanya David meyakinkan.
“Siap bos” jawab Bimo mantap.
“Baiklah. Bawa ibu Rafa dengan keadaan selamat. Utamakan keselamatannya. Jika ada yang terluka, segera larikan ke rumah sakit terdekat. Bawa pasukan seperlunya dan bekerjasamalah dengan anggota Andi. Aku rasa mereka juga butuh olahraga malam. Dan ingat! Jangan tinggalkan jejak apapun dan jangan buka identitas kalian. Atur anggota yang lain sebagai bayangan dan pengantar polisi. Pastikan tidak ada yang kabur dan semuanya dipenjara” instruksi David panjang lebar pada Roni.
“Siap Bos. Kalau begitu kami berangkat. Ayo Bim” pamit Roni dan mengajak Bimo untuk segera melakukan tugas mereka.
......
Dua jam kemudian.....
Roni dan Bimo telah kembali ke rumah sakit dengan membawa ibu Rafa. Karena Rafa yang belum diperbolehkan, maka dari itulah mereka membawa ibunya agar bisa bertemu dengan anaknya.
Ceklek. Pintu kamar terbuka. Masuklah Roni dan Bimo beserta seorang wanita yang terlihat tua.
“Ini ibu Rafa bos” lapor Roni dan diangguki David.
“Ibu” panggil Rafa yang sedang makan disuapi Hana.
“Anakku” ucap wanita itu dan menghampiri Rafa. Mereka berpelukan melepas rindu.
“Apa yang terjadi padamu nak?” tanya ibunya.
“Rafa tidak apa apa ibu. Semua yang disini membantu Rafa” terang Rafa.
“Terimakasih nak sudah menolong anak ibu. Saya Fatimah, ibunya Rafa”
Hana menyalimi Fatimah dengan hormat dan disusul dengan yang lain. Mereka memperkenalkan diri mereka masing masing termasuk Roni dan Bimo.
“Maaf bos. Ada yang akan kami laporkan lagi” Bimo menyela pembicaraan mereka.
“Perlu privasi?” tanya Andi.
“Tidak perlu bos”
“Iya bos. Hanya masalah eksekusi tadi” terang Roni.
“Baiklah. Katakan!” perintah David.
“Saat penyerangan dimulai, bos mereka sudah tidak ditempat bos” Roni mengawali laporannya.
“Apa mereka tahu kalau akan diserang?” tanya David.
“Sepertinya tidak bos. Karena hanya bos mereka yang meninggalkan lokasi. Sedangkan yang lain semuanya tertangkap” jelas Bimo.
“Cepat atau lambat, bos mereka pasti akan menyadari kalau kita yang melakukannya. Setahu saya, koneksi dia cukup banyak bos. Sepertinya kita harus hati hati mulai saat ini” Roni memperingatkan Andi dan David.
“Iya bos. Feeling saya mengatakan, urusan ini tidak akan berhenti sampai disini. Mengingat Rafa dan ibunya akan tinggal bersama bos” tambah Bimo.
“Bimo benar mas. Dan kamu Andi, sepertinya kamu harus membiarkan Monik berlatih bela diri untuk berjaga jaga” saran Hana ikut memberi komentar.
“Hana benar Ndi. Dan kamu Monik, sepertinya kamu harus berhenti jadi sekretaris Andi dan mulai belajar ilmu bela diri” kata David seolah olah memberi perintah.
Monik bingung dengan situasi sekarang.
“Berhenti jadi sekretaris? Belajar bela diri?” Monik masih bingung dengan berbagai pertanyaan.
“Kamu tak perlu bingung begitu” ucap Hana yang melihat wajah bingung Monik.
“Keluarga kamu mungkin biasa. Maaf bukan niat merendahkan. Namun fakta yang harus kamu ketahui, bahwa suamimu bukan orang biasa. Dia mempunyai darah Hamilton, the king of mafia in London. Ditambah dia juga anak angkat paman Berto, keluarga Sanjaya yang disegani di kota ini. Sekarang kamu istri Andi, artinya kamu bukan orang biasa lagi. Musuh Andi, baik karena dari keluarga Hamliton, atau musuh dari keluarga Sanjaya, dan bahkan musuh dari rekan bisnis, tidak menutup kemungkinan menggunakan kamu sebagai alat untuk menjatuhkan Andi. Sampai di sini kamu menngerti?” terang Hana panjang lebar. Monik mengangguk dengan bibir yang rapat. Kenyataan yang diterimanya sungguh tidak pernah dia duga sama sekali.
“Mbak minta kamu untuk menjadi istri yang cerdik. Jangan mudah percaya hasutan orang yang menjatuhkan suamimu, dan jangan percaya begitu saja dengan apa yang kamu lihat. Misalnya kamu memergoki Andi berciuman atau berpelukan dengan wanita lain, maka jangan langsung percaya begitu saja. bisa jadi itu adalah intrik mereka untuk membuat hubungan kalian runyam. Artinya, apa apa yang terjadi baik ucapan atau perbuatan, harus dicari dulu kebenarannya. Jangan langsung mengambil kesimpulan tanpa penyelidikan” pesan Hana panjang lebar pada Monik.
“Iya mbak. Monik mengerti”
“Andi. Kamu siapkan bodyguard untuk Monik mulai besok yang selalu berada di dekat Monik. Dan bagian bayangan juga harus tetap dilakukan” perintah David pada Andi.
“Iya mas. Besok biar Bimo yang mengantar pengawal untuk Monik dan ibu Fatimah” kata Andi.
“Kenapa ibu juga dikawal nak?” tanya Fatimah yang merasa keberatan.
“Karena tujuan utama mereka adalah Rafa dan ibu yang menjadi pion utama mereka” jelas Monik.
Mendengar perkataan Monik, Andi, David dan Hana saling pandang. Analisi Monik seperti orang yang sudah berpengalaman. Bukan, tepatnya bahasa yang digunakan olehnya.
“Kamu belajar dengan cepat Monik” puji Hana kagum.
“Aku ingin seperti mbak Hana. Wanita yang bisa diandalkan” ucap Monik dengan senyum manisnya membuat semua orang tersenyum juga.
“Kamu nggak kecewa mendengar fakta tentang suamimu?” tanya Hana lagi.
“Tidak mbak. Aku sudah menyiapkan mental sebelum memutuskan untuk hidup bersama monster tidur ini” kata Monik sedikit mengejek suaminya.
“Monster tidur?” ulang Andi.
“Iya. Diam diam menghanyutkan. Semoga tidak ada yang membangunkannya” doa Monik yang disambut gelak tawa seisi ruangan.
“Eh.. bukannya waktunya menidurkan monsternya? Baru saja dia bangun kan?” tanya Monik tanpa dosa yang membuat gemas Andi.
“Sepertinya, hanya kamu yang bisa menidurkan monster ini sayang” rayu Andi dan dengan cepat Monik menggelengkan kepalanya.
“Jangan mulai menggodaku suamiku!” Monik memperingati Andi.
“kenapa hem?” goda Andi lagi.
“Ck. Dasar pengantin baru. Tidak tahu tempat. Woi, kita semua di sini manusia juga lho!” teriak Hana jengkel dengan tingkah adiknya. Apalagi ada orang tua yaitu ibunya Rafa, ibu Fatimah.
Andi yang mendapat teguran dari Hana hanya cengengesan dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Sedangkan Monik menundukkan kepalanya menyembunyikan wajah merahnya karena malu. Yang lain hanya tertawa melihat pasangan itu salah tingkah. Rafa dan Fatimah juga ikut tertawa walaupun dari tadi tidak ikut dalam obrolan mereka.
....
NEXT
....
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN LIKE, KOMEN DAN VOTE YAH? JANGAN LUPA JUGA UNTUK MEMBERI BINTANG PADA NOVELKU. TERIMAKASIH!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Sekar Arum🌴🍬
tambah seru nih kayaknya
2020-04-07
0
Wulandari
up nya mantap..critanya mantap semungut thor and all thr best..lope lope buat thor ku chayang😘😘😘
2020-03-03
0
Nenk Maya
suka bgt ...lnjut thor
2020-03-03
1