Tiga hari sudah Rafa dirawat dan hari ini sudah diperbolehkan pulang. David tidak ikut menjemput Rafa karena dia harus menyelesaikan masalah kantor. Sedangkan Andi, dia masih cuti pasca pernikahan, sehingga dia beserta istri dan Hana lah yang menjemput Rafa. Memang hanya mereka bertiga yang menjemput Rafa, namun, keluarga besar mereka telah menyiapkan pesta penyambutan untuk Rafa dan ibunya.
Saat Rafa tiba di rumah Andi, semuanya seperti biasa saja. Pintu depan tertutup dan semua terlihat sepi.
“Masuklah dulu. Ini kuncinya. Barangnya biar aku yang bawa” kata Andi.
Tanpa curiga, Rafa dan ibunya menuruti perkataan Andi. Hana dan Monik saling pandang dan tersenyum penuh arti. Andi membawa tas Rafa yang ringan, karena hanya ada dua stel pakaian. Dengan santai, Rafa membuka pintu dan melangkah masuk dengan menggandeng ibunya. Namun, baru beberapa langkah, lampu tiba tiba menyala dan DOOOR. Terdengar letusan balon dan semua orang keluar dari persembunyiannya.
“Selamat datang di keluarga ini” teriak mereka kompak.
Rafa dan ibunya tercengang dengan kejutan yang didapatkannya. Mereka hanya mematung tanpa tahu apa yang akan dilakukannya. Mereka masih bertahan dengan diamnya hingga Andi, Monik dan Hana masuk dan menyadarkan mereka.
“kenapa diam saja? Mari aku kenalkan pada mereka” ajak Andi pada Rafa dan ibunya.
Mereka mengikuti langkah tiga orang itu dalam diam.
“Ini mbak Hani. Dia kakak kami satu ibu beda ayah. Dan si kecil ini bagas, anak kak Hani” terang Hana dan Hani menyalami Fatimah denagn mencium tangannya, sedangkan dengan Rafa, hanya berjabat tangan biasa.
“Aku bukan anak kecil lagi tante! Aku sudah sekolah!” omel Bagas yang dikatakan kecil oleh Hana.
“Hahahahaha...baiklah jagoannya om. Ternyata kamu memang sudah besar yah?” kata Andi dan mengusap gemas rambut Bagas.
“Dasar bocah. Masih kecil aja nggak mau ngaku” ejek Hana yang memang suka mengganggu Bagas.
“Tante selalu saja memandang lendah Bagas. Awas saja kalau aku sudah dewasa, aku culik salah satu anak kembal tante dan aku jadikan dia pengantin” celoteh Bagas dengan gaya cedalnya karena belum bisa mengucap R dengan benar.
Hahahahaha semua tertawa dengan ocehan Bagas.
“Eh bocah! Ngomong aja yang masih cedal gitu sudah main pengantin segala. Siapa yang ngajarin hem?” omel Hana yang menurutnya ucapan Bagas terdengar lebih dwasa dari umurnya.
“Bunda... adek mau jadi pengantinnya bang Bagas” kata Mila, salah satu putri kembarnya Hana.
“Kamu adek Mila kan? Bang Bagas janji, kalau sudah dewasa kayak papa, Bang Bagas akan datang untuk melamal adek Mila”
“Haish... anak anak ini. Seperti sudah dewasa saja” keluh Hani.
Mereka membiarkan anak anak mereka berimajinasi sesuai dengan pikiran masing masing.
Kembali ke Rafa dan Fatimah.
“Ini mbak Siska dan di sampingnya Mbak Karin. Mereka adalah sahabat mbak Hana, namun kita sudah menjadi saudara” jelas Andi dan hal yang sama dilakukan Siska dan Karin pada Fatimah dan Rafa seperti Hani.
“Di sini rame yah? Banyak anak kecil?” celetuk Fatimah.
“Ibu sangat suka dengan anak anak” terang Rafa.
“Sayangnya Andi dan Monik belum punya yang begini bu. Kalau weekend, kita main deh bawa anak anak, biar ibu terhibur” kata Siska.
“Yah, maklumlah bu. Pengantin baru soalnya. Dan mereka baru pulang dari bulan madu lho!” goda Karin.
“Kamu sudah usaha kan Ndi?” tanya Hani sok polos.
“Mbak Hani jangan gitu dong! Mas Andi itu mesumnya tingkat dewa. Mana bisa aku lepas dari jeratnya” adu Monik namun malu malu.
Hahahahaaha
Semua tertawa mendengar curhat dadakannya Monik. Andi tersenyum senang.
“Wah wah wah... gila kamu Ndi. Nggak kasihan Monik?” goda Hana.
“Alah mbak, ngadunya aja begitu, padahal dia nikmati banget lho permainanku” bela Andi sedikit menggoda Monik.
Monik semakin malu dan dia gemas dengan mulut ember suaminya. Monik mencubit pinggang Andi hingga Andi mengaduh.
“Sakit sayang” protes Andi.
“Biarin. Mau lagi? Coba mulutnya ember lagi?” tantang Monik dengan muka cemberut.
“Nggak lagi sayang. Kamu nyubitnya pake apa sih?” tanya Andi lagi.
“Pake tangan lah, namun menggunakan ajian dendam” jawab Monik asal.
“Coba pakai ajian cinta dan sayang gitu” rayu Andi dan mendapat tabokan dilengannya.
“Mimpi sana” omel Monik. Semua orang tertawa dan hari ini menjadi hari bahagia bagi Rafa danibunya. Tempat tinggal baru dan keluarga baru. Mereka terus bercengkrama hingga Bimo datang menghentikan obrolan mereka.
“Maaf bos mengganggu. Ada yang ingin saya sampaikan”
“Katakanlah” perintah Andi.
“Sepertinya mereka sudah bergerak bos. Saya dapat laporan dari kawan rumah sakit T kalau ada yang mencari Rafa”
“Mereka?” tanya Monik.
“Bukankah hanya tinggal bosnya yang tersisa?” kini Hana ikut nimbrung.
“Iya nyonya. Sepertinya, bos itu telah membentuk kekuatan baru”
“Kamu yakin tidak ada masalah dengan mereka?” tanya Hana pada Rafa.
“Maksud mbak?” tanya Rafa bingung.
“Masak kalau hanya diajak bergabung buat merampok, sampai segitunya mencarimu?” jelas Hana. Kini semua orang menatap Rafa dengan pandangan penuh tanya.
“Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi nak! Mereka telah mau menolong kita” pinta Fatimah pada putranya.
Rafa menghela nafas kasar dan menatap ibunya. Fatimah tersenyum dan mengangguk.
“Sebenarnya....” Rafa masih ragu ragu hingga menggantung kalimatnya. Ditatapnya semua orang yang meminta penjelasan padanya.
“Huuuuuuh... sebenarnya aku telah menolak cinta anak dari bos itu. Gadis itu tidak terima dan akhirnya depresi. Dia memtuskan untuk bunuh diri. Ayahnya menyalahkan aku atas kematian anaknya. Aku akan dimaafkan jika mau bergabung dengan mereka dan merampok bank bank yang ada di kota ini. Sekarang pilihanku tinggal melawan atau bertahan. Resikonya adalah nyawa. Termasuk nyawa ibuku”
Semua orang kini mengerti duduk perkaranya.
“Cepat atau lambat, mereka akan tahu keberadaan Rafa dan ibunya. Monik dan bu Fatimah harus selalu ada yang
mengawal. Dan kamu Rafa, jangan pernah pergi sendiri. Selanjutnya, kita bicarakan dengan mas David. Kamu Bimo, selidiki latar belakang mereka. Apakah mereka cukup berbahaya atau tidak. Kalau perlu, cari tahu siapa penyokong mereka. Jika memungkinkan, kita bisa minta bantuan Om andra” Hana dengan sigap memberi instruksi.
“Baik nyonya. Kalau begitu, saya permisi”
“Gila. Mbak Hana sigap banget. Aku aja yang membawahi mereka takjub” puji Andi dan menggeleng gelengkan kepalanya.
“Kamu kalah pengalaman saja Ndi” jawab Hana merendah.
“Hana memang begitu. Hidupnya tidak mudah setelah kepergian orang tua dan kamu. Bayangkan saja, dia harus menghidupi diri sendiri dengan perasaan tertekan karena peristiwa tersebut” terang Siska.
“Sudah Sis, jangan dibahas lagi soal itu. Semua sudah berlalu, dan aku juga sudah benar benar mengihlaskannya kok!” kata Hana.
“Kamu benar sudah ihlas? Bukan intrik lagi?” tanya Siska meyakinkan.
“Iya Siska ku sayang. Semenjak beliau mau mendampingi Andi waktu pernikahan, saat itulah aku benar benar telah merelakannya” kata Hana dengan menangkup kedua pipi Siska.
“Tapi aku masih belum bisa menerimanya mbak” kata Andi dengan wajah sedih.
“Apa sekarang kamu merindukan beliau?” tanya Karin.
“Sejujurnya iya, namun aku masih belum mau menyapanya” jawab Andi lirih.
“Papa kita sudah menyadari kesalahannya dan telah menebusnya dengan memberikan kasih sayangnya pada kita. Bahkan beliau membiarkan kamu mengelola perusahaannya. Perusahaan itudibangin sendiri oleh papa dari nol. Saat sudah semakin besar, beliau menyerahkan padamu. Lihatlah perjuangannya untuk menebus kesalahannya, meskipun karena beliau ibu kita tiada, setidaknya kita tidak kekurangan kasih sayang Andi” nasehat Hani pada Andi. Semua orang mengangguk setuju. Monik memeluk suaminya dan mengusap punggung Andi.
“Renungkan lagi sayang apa yang mbak Hani katakan. Aku lihat kalau papa Berto juga terlihat sedih dan menahan rindu padamu. Mari besok kita mengunjungi beliau. Pasti papa sangat kesepian karena tidak ada kamu dan mbak Hani” ajak Monik dan diangguki pasrah oleh Andi. Bagaimana pun juga, Andi ingin segera mengakhiri kemelutnya dengan papa angkatnya itu. Semua orang tersenyum melihat Andi yan mau diajak untuk menemui Berto. Rafa dan Fatimah yang tidak tahu apa apa pun ikut tersenyum dan kagum dengan kekompakan mereka.
......
NEXT
......
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN LIKE,
KOMEN, DAN VOTE. JANGAN LUPA JUGA DENGAN BINTANGNYA. THANKS!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
A..S..J
tar p.berto ma ibu fatimah
2021-08-16
0
Yadi
kok gue baca bab ini melow sih 🤣🤣😂
2020-07-17
0
Sekar Arum🌴🍬
ninggal jejak nih😁😁😁🤭
2020-04-07
0