WARNING!!!!
UNTUK 21+ ATAU YANG SUDAH MENIKAH.
BAGI READERS YANG BELUM CUKUP USIA DAN BELUM MENIKAH, HARAP LEWATI PART INI!
.....
Andi dan Monik kembali ke kamar setelah pesta dansa malam ini.
“Akhirnya selesai juga” keluh Monik dan mendudukkan pantatnya dikursi rias.
“Kenapa? Capek?” tanya Andi dan mengusap lembut rambut Monik.
“Lumayan sih mas”
“Mau mas pijitin?”
“Nggak usah. Nanti habis berendam air hangat juga sudah mendingan” tolak Monik halus.
“Ya sudah kalau gitu, mas mau mandi dulu yah?”
Monik hanya menganggukkan kepala dan melepaskan semua aksesoris yang masih menempel di rambut dan lehernya.
“Om Andra bener bener niat bikin pesta buat kami rupanya” guman Monik kemudian tersenyum bahagia. Monik kembali mengingat saat dia berbalas lagu dengan suaminya.
Andi sudah selesai mandi dan kini giliran Monik. Karena terburu buru, Monik sampai lupa membawa baju ganti.
“Mas....” teriak Monik dari dalam kamar mandi.
“Iya sayang” jawab Andi dan melangkah menuju pintu kamar mandi.
“Bisa minta tolong ambilkan baju ganti?” pinta Monik.
“Of course” Andi berjalan kelemari dan memilih baju yang cocok untuk Monik malam ini. Dia melihat lingerie merah yang seingatnya adalah hadiah dari Hani, kakaknya yang merupakan istri dari Boy. Andi tersenyum jahil dan memberikannya pada Monik.
“Makasih mas” ucap Monik saat menerima lingerie tanpa melihat apa yang diberikan suaminya. Andi hanya tersenyum dan menunggu reaksi Monik nanti ketika keluar kamar mandi.
Sementara di dalam kamar mandi...
“Ha? Apa maksud mas Andi ini?” tanya Monik pada dirinya sendiri melihat lingerie merah ditangannya.
“Oh ya? Jadi mas Andi mau menagih haknya sekarang? Aduh gimana ini? Aku sedikit gugup” Monik masih bingung antara memakainya atau tidak.
Monik kembali berpikir dan bermonolog dengan dirinya sendiri.
“Bukankah memang sudah seharusnya aku melayani mas Andi? Mas Andi sudah sabar buat menunggu sampai bulan madu. Okelah!” akhirnya Monik memakainya dan keluar secara berlahan lahan. Monik merasakan jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Ini adalah pengalaman pertamanya,mungkin sama juga dengan Andi. Dilihatnya suaminya berbaring dengan menutup mata. Monik menghampirinya pelan pelan. Andi masih setia menutup mata saat dirasakan kasurnya bergerak. Monik menatap wajah suaminya dengan tersenyum.
“Kamu memang tampan mas. Dari dulu hingga sekarang tak pernah berubah” guman Monik.
“Aku tahu sayang” jawab Andi masih dengan mata tepejam. Monik terkejut hingga dia menegakkan tubuhnya menjauhi Andi. Andi membuka matanya dan memandang istrinya dengan senyum tulusnya.
Deg deg deg deg deg deg. Senyum manis suaminya yang selalu menghipnotis dirinya. Senyum itu pula yang membuatnya jatuh cinta hingga sedalam itu. Cinta yang membawanya kepelaminan. Tanpa Monik sadari, wajah Andi kini tengah berada tepat didepan wajahnya mengamati setiap jengkal wajahnya.
Cup. Kecupan singkat dibibir menyadarkan Monik dari lamunannya. Matanya melebar sempurna dan mendapati senyum suaminya lagi. Kali ini senyumnya tepat didepan matanya dengan jarak hanya sekitar lima centi saja.
“Mau sampai kapan kamu mengagumiku sayang?” goda Andi yang membuat semburat merah dipipi Monik. Monik menunduk dan tersenyum malu menyembunyikan rona merah dipipinya.
“Siapa yang mengagumimu?” elak Monik menahan malunya.
“Yakin tak mengagumi suami yang ganteng ini?” goda Andi lagi.
“Kepedean kamu mas” Monik masih mengelak.
“Terus?”
“Terus apa?”
“Terus kenapa wajah kamu merah? Demam?” Andi masih gencar menggoda istrinya.
“Mas Andi ah, nyebelin” kesal Monik yang terus digoda oleh suaminya.
Andi menarik dagu istrinya hingga mata mereka beradu.
Deg deg deg deg deg. Jantung keduanya berpacu cepat.
“Sial. Hai jantung, diamlah! Jangan merusak malam romantis ini. Tak tahukah kamu aku sudah menunggu untuk momen ini?” gerutu Andi dalam hati dengan terus memandang mata indah istrinya.
“Ya Allah, jantungku! Sudah jadi istrinya, tapi kenapa masih grogi jika berpandangan seperti ini?” batin Monik.
Andi mendekatkan wajahnya dan meyatukan bibirnya dengan bibir istrinya. Andi menyalurkan segala perasaannya yang tertahan beberapa hari karena kesepakatan mereka berdua. Monik yang terkejut menerima serangan tiba tiba dari Andi hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya. Semakin lama, ciuman itu semakin menuntut hingga Monik mulai membalas ciuman Andi. Tanpa sadar, tangan Monik telah mengalung dileher Andi. Andi yang merasa mendapat lampu hijau dari sang istri tak tinggal diam. Tangannya mulai bergerilya dan terjadilah pergulatan hebat diantara keduanya hingga keduanya mencapai klimaksnya.
Andi menjatuhkan tubuhnya disamping Monik dan memeluknya dengan nafas yang masih memburu, begitu juga dengan nafas Monik. Andi mencium kening Monik dengan rasa bahagia.
“Terimakasih sayang karena telah menjadikan mas yang pertama” ucap Undi tulus dengan penuh rasa bangga.
“Aku juga berterima kasih karena mau menerima Monik sepenuhnya dan menjadikan Monik wanita pertama. Semoga Monik juga menjadi wanita terakhir untuk mas” balas Monik tak kalah tulus dengan tersungging senyum manis dibibirnya. Malam ini benar benar milikmereka berdua. Entah berapa kali Andi menggagahi Monik hingga keduanya tumbang dan berlabuh ke alam mimpi.
Sinar mentari menembus jendela kamar hotel yang ditempati sepasang pengantin baru. Monik mengerjapkan matanya dan merenggangkan ototnya. Dia merasa badannya remuk dan pegal. Dirasakannya ada yang menindih perutnya sehingga membuatnya berat. Ternyata itu adalah tangan Andi.
"Sayang, bangun" kata Monik dengan mengelus lengan Andi yang berada diperutnya.
Bukannya bangun, Andi malah memeluknya semakin erat.
"Sayang, bangun sayang.Sudah dhuha ini. Kita belum subuh lho? Qodlo ini!" ucap Monik lagi.
Mendengar kata dhuha dari mulut istrinya membuat andi tersentak kaget.
"Astaghfirullah" ucap Andi dan langsung duduk.
"Aku mandi dulu ya sayang?" pamit Monik dan diangguki Andi yang masih malas.
Monik menurunkan kakinya dan membelit tubuhnya dengan selimut. Namun baru satu langkah.
"Awww" jerit Monik tertahan dan menarik perhatian Andi.
Andi langsung bangkit dan membopong Monik menuju kamar mandi. Monik hanya memandang Andi tanpa berkedip sehingga tanpa sadar, dia sudah berada di bak mandi.
"Mau dimandiin sekalian?" goda Andi.
Monik tersadar dan berpaling.
"Maumu. Nggak usah, aku mandi sendiri aja. Sudah sana pergi!" usir Monik seraya mendorong tubuh Andi dengan sedikit kuat, namun tetap saja tubuh Andi tidak bergerak.
"Yakin?" goda Andi lagi.
"Iya. sudah sana" usir Monik lagi.
Andi melangkah pergi, namun baru sampai pintu, dia berbalik.
"Apa lagi sih?" gerutu Monik.
"Selimutnya sayang" kata Andi pelan.
"Emmm, nanti deh. Kamu keluar dulu" perintah Monik.
"Ish. Kenapa sih? Malu? Kan aku sudah lihat semuanya!"
Monik tak menjawab ucapan Andi. Dia malah mendorong tubuh Andi hingga keluar dari pintu seraya menahan nyeri dibagian bawahnya. Setelah Andi keluar, Monik sedikit menutup pintunya dan menyerahkan selimut pada Andi.
Ritual mandi dan shalat subuh qodlo pun terlaksana dengan hikmat. (Emang ada ya thor, orang kesiangan shalatnya hikmat? Ada lah, nih buktinya Andi dan Monik. hehehehe). Mereka memutuskan untuk jalan jalan dan menikmati indahnya kota tersebut, Tak lupa juga selfi untuk mengabadikan mome momen indah keduanya.
......
NEXT
......
JANGAN LUPA BUAT TINGGALKAN JEJAK DENGAN
LIKE, VOTE DAN KOMENTAR. TERIMAKASIH!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Nur Rini
wes .....deg deg kan mlm pertama sambil makan rujak 7 bulanan ehhhh....kok ngono kurang hotttt....
2021-07-24
1
Ria Sufi
🤣🤣🤣🤣🤣
2020-08-29
0
Hana Variani
apany yg 21 +... d sensor gt
2020-03-10
3