Oh Suamiku
M. Farel Indrayani. Anak bungsu dari pasangan Indra dan Yani. Dia mempunyai kakak perempuan bernama Farhana Indrayani (Hana). Hana telah menikah dengan David Prasetyo, salah satu keluarga yang berpengaruh dikotanya. Saat Farel kelas tiga SMA, dia mengalami kecelakaan berencana. Dia mengalami koma saat diculik oleh seorang pria yang mempunyai dendam pada orangtuanya. (Untuk dendam ke orangtuanya, bisa baca di PERNIKAHAN DADAKAN). Pria itu bernama Alberto Sanjaya. Saat Farel sadar dari koma, Farel mengalami amnesia karena kecelakaan yang menimpanya cukup parah. Berto mengambil kesempatan ini untuk menjadikan Farel anaknya, karena dia tidak punya penerus untuk mengelola perusahaannya. Berto sebenarnya mempunyai seorang anak perempuan bernama Farhani Indrayani Sanjaya (Hani). Hani merupakan anak dari hubungan gelap Yani (Ibu Hana dan Farel) dengan Berto. Namun Hani menyatakan tidak tertarik dengan dunia bisnis dan lebih menekuni bidang niaganya. Hani telah menikah dengan Boy Aditama, sahabat Hana saat kuliah.
Farel yang kini sering dipanggil Andi menjalani sekolah hingga kuliah dengan keluarga barunya. Andi dikenal sebagai pewaris keluarga Sanjaya. Belum lama ini, dia telah resmi menjabat CEO diperusahaan papanya. Beberapa bulan, dia bekerja bersama asisten kepercayaan Berto, Hari namanya. Namun Hari yang telah lama mengabdi dengan Berto dan usianya yang sudah mulai tua, meminta undur diri pada Andi. Dengan keputusan Hari yang ingin pensiun, Andi membuka lowongan untuk mencari sekretaris sekaligus asisten seperti halnya Hari. Banyak yang menjadi pelamar diperusahaan Sanjaya, karena perusahaan tersebut juga termasuk salah satu perusahaan yang diperhitungkan dikotanya. Salah satu pelamar itu adalah Monik Indira. Monik adalah gadis dari masa lalu Andi saat SMA. Dulu mereka adalah sepasang kekasih hingga Farel alias Andi hilang bak tertelan bumi. Kini mereka dipertemukan kembali sebagai bos dan karyawan.
Saat Andi melihat Monik, ada seberkas kerinduan dalam dirinya pada gadis itu. Saat pertama kali Monik melihat Andi, tanpa sadar mengucapkan nama Farel. Andi yang telah lama mengetahui identitasnya sedikit terkejut. Perasaan aneh yang muncul bersama dengan gadis itu ditambah dengan kenyataan bahwa Monik mengenalnya menimbulkan pertanyaan dalam hatinya. Karena kecakapan juga ketangkasan Monik, akhirnya dia yang terpilih untuk menjadi sekretarisnya dan mulai bekerja esoknya.
Saat Monik keluar dari gedung, tanpa sengaja bertemu dengan Hana yang ingin mengunjungi Andi. Mereka melepas rindu dan berencana untuk mengobrol di restoran. Hana mengajak Andi untuk menemaninya bertemu dengan Monik yang berniat mendekatkan mereka kembali. karena hari itu Andi juga sedang free, maka tanpa keberatan Andi menemani Hana bertemu dengan temannya tanpa tahu siapa dia. Andi terkejut melihat wanita yang ditemui kakaknya adalah Monik, wanita yang membuat perasaannya nano nano dan juga menjadi sekretarisnya. hana memberi ruang pada mereka yang sebelumnya telah memprovokasi keduanya. Hingga Andi memutuskan untuk menjadikan Monik kekasihnya dengan rela ataupun tidak rela. Monik terpaksa menerima Andi sebagai kekasihnya, karena tanpa dia sadari, dia sudah masuk dalam pesona Andi. Dan kisah keduanya baru saja dimulai. Baca terus kelanjutannya untuk menguak misteri cinta keduanya.
.....
Andi dan Hana memasuki restoran yang disepakati untuk tempat pertemuan. Hana celingukan dan melihat seseorang melambaikan tangan menunjukkan keberadaannya. Hana melangkah diikuti Andi. Monik terkejut melihat Hana datang bersama bosnya.
"Pak Andi?" Monik berdiri sebagai tanda penghormatan.
"Hemm" hanya deheman Andi sebagai jawaban.
Pikiran Monik berkelana kemana mana.
"Mengapa Mbak Hana datang bersama Pak Andi? Apa benar Pak Andi itu Farel? Lalu kalau Farel, mengapa dia tak mengenaliku? Apa yang terjadi sebenarnya?"
"Monik! Monik! Hai Monik!" Hana berulangkali memanggil Monik, namun Monik tak bergeming.
"Eheemmm" deheman Andi menyadarkan Monik
"Eh, maaf saya melamun. Mau pesan apa?"
"Kamu mikirin apa? Masih mikirin Farel?" tanya Hana tepat sasaran.
Andi memicingkan matanya pada Hana seolah meminta penjelasan. Hana mengabaikan begitu saja tatapan Andi.
"Eh emmm.. iya eh bukan Mbak" jawab Monik gelagapan.
"Yang mana yang bener? Iya apa tidak?" goda Hana dengan menaik turunkan alisnya.
"Dua-duanya Mbak" jawab Hana malu malu.
Mereka memesan minuman dan tak lama kemudian, pesanan mereka datang.
"Apa yang kamu fikirkan? Kamu kira dia Farel?" tanya Hana skakmat.
"Mirip Mbak. Semuanya" jawab Monik jujur.
"Memang aku ini Farel. Sebenarnya apa hubungan kita? Kamu bahkan memporak porandakan hatiku sejak awal. Dan sekarang, kamu kenal dengan mbak Hana" batin Farel yang terus menatap Monik intens.
"Kenapa Pak Andi menatapku seperti itu sih?Aduh .. aku kan jadi grogi. Sadar Monik sadar. Kenapa pesona Pak Andi mengalahkan Farel sekarang?" batin Monik bermonolog. Tanpa sadar Monik menepuk jidadnya sendiri.
"Kenapa Monik? Apa yang kamu fikirkan?" tanya Hana yang heran melihat tingkah Monik.
"Eh gpp Mbak. Mbak mau cerita apa? Katanya mau cerita?" tanya Monik mengabaikan tatapan bosnya yang masih belum beralih.
"Em sebenarnya Mbak mau tanya soal Farel. Apa kamu masih mencarinya?" tanya Hana to the poin. Andi mengerutkan dahi mendengar pertanyaan kakaknya.
"Masih Mbak tapi buntu. Gak ada titik terangnya" bibir Monik cemberut.
"Kamu menyerah?"
"Monik belum berada di titik itu kok Mbak" Monik tersenyum.
"Kalau kamu menemukan pria lain yang bisa menggantikan dia dihatimu, Mbak gpp kok" berkata begitu dengan melirik Andi. Hana ingin tahu reaksinya. Hana melihat wajah terkejut Andi. Sementara Monik hanya tersenyum menanggapi saran Hana.
"Pria pengganti dihatinya? Artinya Farel kekasihnya? Aku kekasih Monik? Pantas saja ada semburat rindu saat melihatnya!" batin Andi. Ada perasaan tak rela jika Monik menyetujui saran kakaknya.
"Mbak ini apa apaan sih? Kasih saran yang bener kenapa?" sewot Andi. Hana menahan senyum karena berhasil mengetahui perasaan adiknya.
"Sudah sepuluh tahun lebih lho Ndi, tapi lihat, dia masih buntu aja" bela Hana.
"Aku gpp kok Mbak. Aku akan terus menunggu Farel dan melepaskannya saat aku bisa berpaling" jawab Monik jujur.
"Kenapa harus berpaling? Cari yang sama saja. Katamu aku mirip Farel!" Andi secara tidak langsung menawarkan dirinya.
"Maaf Pak Andi. Saya cukup tahu diri untuk itu" Monik menolak dengan halus. Hana hanya menyimak obrolan mereka. Pancingannya berhasil membuat dua insan itu mengungkapkan perasaannya.
"Jika Farel tak kembali?" tanya Andi menyelidik.
"Aku akan terus mengingatnya dan berharap menemukan orang lain yang mau bersanding dengannya dihatiku, bukan menggantikannya dihatiku" jawab Monik berpuitis.
"Kalau begitu, mulai detik ini kau jadi kekasihku. Aku tak akan menggantikan Farel, namun aku akan bersanding dengannya" kata Andi yang bagaikan petir bagi Monik.
"Pak Andi jangan bicara sembarangan dong!" kesal Monik.
"Terserah. Suka tidak suka, kau kekasihku sekarang" jawabnya acuh.
"Melihat kalian, aku jadi ingat bagaimana Mas David mengajakku nikah dulu. Bedanya kalian pacaran. Hehehe" Hana terkekeh mengenang perjalanan kisahnya dengan David.
"Ck, seenaknya saja. Bossy banget sih!" gerutu Monik.
"Selamat Monik. Kau memenangkan jakpot" Hana meledek dengan ucapan selamatnya.
"Mbak Hana ini. Bukan jakpot. Kalau jakpot bikin seneng, kalau ini bikin puyeng" jawab Monik sewot.
"Kenapa? Kamu gak suka?" tanya Andi.
"Pak Andi bayangin aja, hari ini aku ngelamar kerja dan diterima, hari ini pula aku jadi kekasih Bapak, apa kata dunia?" omel Monik.
"Yah gak usah denger kalau dunia ngomong"
"Uh, menyebalkan" gerutu Monik.
Andi menyerahkan kartu kredit pada Monik.
"Apa ini?" tanya Monik heran.
"Kartu kreditlah" jawab Andi songong.
"Saya tahu Pak. Maksudnya untuk apa memberikan ini ke saya?" jawab Monik penuh penekanan.
"Gunakanlah untuk keperluanmu. Sekarangkan kamu pacarku" Andi tersenyum menang. Monik masih melongo.
"Aku antar kamu pulang dan besok aku jemput" kata Andi protokol.
"Tak perlu seperti itu juga lah Pak" tolak Monik.
"Aturan pertama menjadi pacar Andi Albert Sanjaya adalah menurut" katanya penuh penekanan.
"Lalu siapa yang mau jadi pacar Bapak? Tadi itukan keputusan sepihak?" sergah Monik.
"Kamu nurut saja Monik. Aku kasih saran, ikuti aja permainannya, karena kalau kamu menolakpun tak akan ada gunanya. Mbak pernah berada diposisi kamu. Lihatlah hasilnya, kami bahagia bukan?" nasehat Hana.
"Aku memang tak punya wewenang untuk itu Mbak" jawabnya lesu.
"Andi, jangan menyakiti hatinya, dia juga adik Mbak, sama sepertimu" tegas Hana.
"Siap Mbak ku" Andi memberi hormat pada Hana.
"Adik? jadi Andi hanya sepertiku? Orang lain yang dianggap adik oleh Mbak Hana. Apa karena wajahnya mirip Farel?" batin Monik menerka-nerka.
"Mbak pulang dulu. Kamu diantar Andi" Hana pamit dan melenggang pergi.
"Masih mau disini atau pulang? Atau mau jalan-jalan?" Andi bersikap ramah. Tidak arogan seperti tadi.
"Sebenarnya hari ini aku mau belanja beli pakaian kerja. Pak Andi pulang saja. Saya bisa belanja sendiri" tolak Monik halus.
"Aku temani dan jangan panggil aku Pak jika kita hanya berdua dan di kantor. Mengerti?" nada bicaranya sudah berbeda. Monik terhenyak dengan perubahan Andi.
"Kenapa cepat sekali sih berubahnya? Dasar bunglon!" gerutu Monik dalam hati.
Dulu raya yang memberi julukan bunglon pada Hana. Sekarang Monik yang memberi julukan bunglon pada Andi. Jadi keluarga bunglon dong! Wkwkwkwk.
"Kenapa malah diam? Ayo Monik sayang! Aku free hari ini" ajak Andi dengan suara yang sudah kembali menghangat.
"Ayo Monik" Andi menarik tangan Monik karena Monik masih diam saja.
Mereka ke mall milik keluarga Prasetyo. Andi hanya mengikuti langkah Monik dan sesekali memberi komentar. Setelah apa yang dicari telah didapat, Andi mengikuti Monik menuju kasir.
"Pakai kartu yang tadi aku kasih" perintah Andi.
"Gak usah, Pak, maksudku gak usah, Ndi" jawab Monik gelagapan karena baru saja memanggil Andi dengan pak.
"Aku tak terima penolakan. Itu bukan tawaran tapi perintah" tegas Andi.
"Oke oke!" kesal Monik.
Andi nengantarkan Monik ke kontrakan yang menurut Andi tidak layak.
"Kemasi barangmu dan segera kembali" perintah Andi.
"Tapi Ndi, inikan kontrakanku, tempat tinggalku" jawab Monik tak mengerti.
"Aku gak suka kamu tinggal disini. Kau bisa tinggal diapartemenku" jawab Andi.
"Lalu kita tinggal berdua gitu? Aku gak mau. BIG NO!" kata Monik dengan penekanan diakhir kata.
"Kamu berharap kita tinggal bareng?" goda Andi dan menaik turunkan alisnya.
"Eh bukan begitu maksudku, Ndi" Monik menjawab gelagapan dan sedikit malu.
"Hahaha, aku tahu maksudmu. Tenang saja. Sementara aku tinggal dengan Mbak Hana kok. Lagi marah sama Papa" jujur Andi.
"Baiklah Ndi, tunggu disini kalau gitu"
Monik masuk untuk membereskan barang dan tak lama kemudian, dia sudah kembali ke mobil. Mereka melaju dengan kecepatan sedang.
"Tadi Andi bilang tinggal dirumah mbak Hana dan marahan sama papa? Papanya mbak Hana kan sudah gak ada? Jadi Andi benar-benar bukan Farel? Ah... aku terlalu berharap kalau Andi itu Farel" lamun Monik.
"Sudah sampai Monik. Turunlah. Biar aku minta tolong satpam buat angkat barang kamu"
"Gak usah Ndi. Barangku cuma sedikit kok"
"Aku gak mau wanitaku susah. Jadi jangan bantah. Ok!"
"Hem.. Baiklah baiklah. Apapun katamu saja" Monik mengalah. Namun hatinya hangat dengan perhatian Andi.
"Rel, jika nanti hatiku berpaling, jangan salahkan aku yah?" batin Monik mengingat Farel.
Monik mengikuti Farel dan satpam mengikuti Monik. Farel mengetikkan sandi dan pintu terbuka.
"Masuk Monik. Disini hanya ada satu kamar, jadi kamu gak usah khawatir kalau aku akan tidur disini" Andi terus melangkah dan menunjukkan kamarnya.
"Aku akan pindahkan bajuku dan memberi ruang kosong untuk pakaianmu" Andi mengoceh tanpa henti.
"Biar aku bantu. Jangan menolak. Bukankah sepasang kekasih harus saling membantu?" kata Monik sembari menyunggingkan senyum dan menaik turunkan alisnya.
"Wah, kalau kau bicara seperti itu, aku mana berani menolak. Senangnya sudah diakui" oceh Andi lagi dan tersenyum lebar.
"Taruh sini Pak" perintah Andi pasa satpam.
"Terimakasih Pak. Ini ada sedikit rejeki, buat beli kopi ya Pak? Biar ada teman bergadang" kata Andi dan menyerahkan dua lembar uang merah.
"Terimakasih Mas. Tapi ini terlalu banyak" satpam itu sedikit menolak.
"Tidak apa. Toh tak tiap hari juga"
"Baiklah kalau begitu. Terimakasih Mas, Mbak. Saya permisi dulu"
Satpam itu berlalu, sedangkan Andi dan Monik kembali melanjutkan pekerjaan memindahkan pakaian Andi dan menata pakaian Monik ke lemari.
"Jangan lupa, besok aku jemput. Jadi gak usah pesan ojol atau gerobak" kata Andi datar.
"Tadi kau bilang, aku harus datang lebih pagi" gerutu Monik.
"Kau lupa kalau aku bosnya?"
"Terserah kau saja. Mau aku ngeyel kaya apapun, toh kau tetap yang menang. Dasar pemaksa" omel Monik.
"Gadis pintar. Jadi jangan buang energimu untuk berdebat denganku. Ok" ucap Andi dan mengacak acak rambut Monik.
"Jangan merusak rambutku" kesal Monik dan menepis tangan Andi.
"Biarkan, karena kau menggemaskan" ucap Andi acuh. Dia terus mengacak rambut Monik walau selalu ditepis.
"Istirahatlah. Aku akan pulang. Sampai jumpa besok. Paswordnya adalah tanggal lahirku. Kau bisa cari sendiri informasinya. Daa. Assalamualaikum" pamit Andi dengan senyum yang mengembang.
"Hati hati. Waalaikumsalam"
Setelah kepergian Andi, Monik membereskan barangnya yang belum tersusun. Setelah selesai, dia mencari informasi tentang bos dan kekasihnya itu.
"Tanggal lahir ya? Emmm" guman Monik.
Dia mencari melalui internet.
"Orang besar sepertinya, gak mungkinkan gak ada informasi di internet?" guman Monik lagi.
Monik terus mencari informasi tentang Andi Albert Sanjaya.
"Bagus juga riwayatnya. Gak punya skandal dengan para wanita seperti kebanyakan CEO. Bahkan tertulis belum pernah menjalin hubungan? Wah rekor nih!" oceh Monik sendiri.
"Nah ini dia tanggal lahirnya" pekik Monik senang.
"Tanggal lahir Andi...." guman Monik lirih.
"Kenapa kebetulan sekali?" guman Monik tak percaya.
"Apa aku mulai boleh mengharap lagi kalau Andi itu Farel?" batin Monik mulai berharap.
.......
NEXT
.......
Semoga readers merasa terhibur dan menikmati karya ini. Maaf jika ceritanya kurang menarik dan membuat bosan. Mohon saran dan dukungan readers dengan komentar, like dan jangan lupa untuk bintang limanya. TERIMAKASIH. MAAF JIKA TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Shio Kelinci 🐰
itu emang dia
2021-01-22
0
🎯Pak Guru📝📶
Teman teman mampir yaaa
PENDEKAR TAK PERNAH KALAH
2020-09-24
0
Yulianti
ooh jadi ini lanjutannya..
bagus thor
2020-03-21
1