Seperti yang telah Andi janjikan bahwa dia hari ini akan menjemput Monik. Saat sampai depan gedung apartemen, Andi sudah melihat Monik.
"Ayo masuk" ajak Andi. Monik hanya mengangguk dan membuka pintu mobil. Monik duduk dengan santai dikursi depan samping Andi.
"Sudah nunggu lama ya?" tanya Andi memecah keheningan setelah mobil melaju.
"Gak juga sih. Baru lima menit kok" jawab Monik jujur.
"Akhir pekan sudah ada acara atau belum?" tanya Andi lagi.
"Sepertinya belum sih. Kenapa?" tanya Monik.
"Kita kencan pertama. Kita nongkrong di mall punya mertuanya Mbak Hana. Mau gak?" tanya Andi antusias.
"Boleh boleh. Tapi ngajak Mbak Hana ya?" pinta Monik.
"Yah, gak jadi kencan dong kalau ngajak mbak Hana" keluh Andi.
"Suruh Mbak Hana ajak suaminya, kita double date. Gimana?" usul Monik.
"Kan mereka sudah ada kurcaci, Monik" keluh Andi lagi.
"Biar sekalian tuh kurcaci jalan jalan" jawab Monik sekenanya.
"Gak mau. Nanti yang ada kamu main sama kurcaci dan melupakanku" tolak Andi.
"Okelah kalau begitu" jawab Monik pasrah.
"Tapi lain kali aku mau pergi sama Mbak Hana dan kamu gak boleh ngelarang" ancam Monik dan diangguki Andi. Saat ini Andi masih fokus pada pandangannya yang membelah jalanan menuju kantornya.
Setelah menempuh perjalanan, akhirnya Monik dan Andi sampai dikantor. Andi menggandeng tangan Monik dengan posesif. Andi ingin menunjukkan pada semuanya bahwa Monik adalah miliknya.
"Andi, tolong lepaskan. Aku gak enak dengan yang lain" pinta Monik lirih. Andi tak mengindahkan ratapan Monik yang minta dilepaskan. Saat memasuki lobi, semua karyawan menyapanya dan memandang heran melihat atasannya menggandeng gadis cantik yang mereka tahu adalah pegawai baru.
"Pagi semua" balas Andi seperti biasa dan diikuti dengan senyum ramahnya meski tak melepaskan genggaman tangan pada Monik. Monik hanya menunduk malu. Dia tak berani memandang tatapan para karyawan yang tertuju padanya. Ada yang iri, ada yang kagum, namun ada juga yang marah.
"Siapa sih gadis itu? Pacarnya bos ya?" bisik salah satu karyawan.
"Dia cantik yah? Pantas saja bos tak pernah melirik kita , pacarnya cantik gitu" kata karyawan yang lain.
"Aku masih tak percaya. Jangan jangan wanita itu yang menggoda pak bos" bisik karyawan lainnya.
Bisik-bisik tetangga yang membicarakan hubungan Monik dan bosnya terdengan oleh Andi.
"Ehemm" Andi berdehem membuat semua karyawan yang berbisik-bisik ria itu berhenti mengoceh.
"Saya tahu kalian penasaran dengan wanita yang aku gandeng ini" kata Andi yang diangguki oleh semua karyawan.
"Silahkan perkenalkan dirimu, sayang" kata Andi yang membuat semua karyawan kembali berisik dengan panggilan sayang yang diucapkan bosnya. Sementara Monik terkejut dengan panggilan Andi padanya.
"Sial tuh Bos. Gak bisa apa kalau tak mengumbar hubungan. Dasar! Sudah grogi begini, ditambah dengan panggilan sayang seenaknya sendiri" umpat Monik dalam hati dan mengerucutkan bibirnya.
"Sial sekali aku. Dihari pertama sudah menghadapi bom atom. Kuatkan jantungku Tuhan" umpat Monik lagi dan berdo'a.
Monik maju hingga dia berada ditengah lobi.
"Perkenalkan semua. Saya Monik Indira. Sekretaris baru disini. Mohon kerjasamanya" Monik membungkuk memberi hormat. Dia menahan groginya hingga tangannya terasa dingin.
"Jangan pernah ada yang membicarakan dia yang bukan-bukan atau kalian tanggung akibatnya. Kalian tahukan bagaimana kalau saya marah?" kata Andi memberi peringatan kepada semua karyawan.
"Dia juga kekasihku. Sampaikan pada yang lain juga tentang info ini" perintah Andi sekaligus mengklaim Monik kekasihnya.
Monik memandang Andi dengan tatapan nanar dan tak percaya. Bagaimana dia begitu mudah mengakui hubungan sepihaknya didepan semua karyawannya. Melihat semua karyawan bungkam membuat Monik percaya seberapa besar pengaruh titah Andi. Monik mengikuti langkah Andi dan masuk lift bersama karena terpaksa. Saat Monik
hendak memasuki lift karyawan, Andi menariknya dan mengajaknya menggunakan lift eksekutif.
"Kenapa mesti diumumin sih?" protes Monik ketika mereka hanya berdua dalam lift.
"Terserah akulah" jawab Andi datar.
"Tapi aku keberatan, Andi" tekan Monik.
"Kenapa? Kau memang kekasihku sejak kemarin. Lagi pula aku gak mau kalau kamu nanti didekati para jomblo yang antri jadi pacar kamu. Aku GAK RELA" tekan Andi.
Monik mendengus dengan alasan yang diutarakan Andi. Namun tak dipungkiri, hati Monik menghangat mendengar ungkapan rasa cemburu Andi padanya.
Monik menempati meja yang telah disiapkan. Tak seperti biasanya, kali ini meja Monik berada diruangan CEO disamping meja Andi. Melenceng dari jadwal yang sudah ditentukan, Monik tidak lagi dibimbing oleh Hari, sekretaris sekaligus asisten Andi yang lama. Monik dibimbing secara langsung oleh Andi. Sifat posesif Andi mengingatkan Monik pada Farel.
"Kenapa tidak hanya wajah yang mirip? Tapi sifat sifat mereka juga tak jauh berbeda. Andi, siapa kau sebenarnya? Farel! Tolong maafkan aku jika pada akhirnya, aku tak lagi menunggumu" batin Monik ketika mendapatkan perlakuan istimewa dari Andi.
...☆☆☆☆☆...
Akhir pekan telah datang. Sesuai dengan kesepakatan, Andi dan Monik akan berkencan hari ini. Terlihat Andi bersiap siap. Dia keluar dari kamar dan bersiul. Siulannya didengar oleh Hana.
"Mau kemana Rel?" tanya Hana.
"Kencanlah Mbak. Ke mall milik Papa Pras" jawab Andi sombong.
"Mbak ikut. Tapi antar anak-anak dulu ke rumah Papa" kata Hana yang dijawab anggukan oleh Andi namun mulutnya cemberut.
"Jangan cemberut. Mbak cuma nebeng. Nanti mbak pulang bareng Mas David. Kebetulan Mas David sedang bertemu klien disana. Jadi tenang saja, Mbak gak akan jadi obat nyamuk kok!" jawaban dari Hana sukses membuat senyum Andi mengembang dan kembali bersemangat.
Kini Hana dan Andi memasuki setia Mall. Andi tak jadi menjemput Monik karena keribetan dengan kemauan Hana. Akhirnya mereka janjian jumpa disini. Setelah menunggu sekitar lima menit, Monik akhirnya datang. Mereka pamit pada Hana yang masih menunggu Hani yang belum datang. Terdengar notifikasi dari ponsel Hana. Hana membuka ponselnya dan membuka pesan yang ternyata dari Hani.
Maaf ya sayang, hari ini aku gak bisa datang. Mas Boy lagi sakit. Tadi diantar sekretarisnya pulang. Lain waktu ya say kita have fun nya? maaf banget!
* It's ok kak. semoga Boybandnya cepat sembuh. Sepertinya aku jalan-jalan sendiri deh, kan aku sudah sampe. (Balas Hana)*
Maaf ya dek. Ok lanjutkan happy2 nya. (Balas Hani)
Hana tak lagi membalas pesan dari Hani. Dia memutuskan menyusul suaminya direstoran dilantai dua. Saat memasuki restoran, Hana dikejutkan oleh seseorang.
"Hanaaaa" teriak seorang laki laki pada Hana.
Hana menoleh kesumber suara.
"Agung" pekik Hana.
"Wah ternyata benar kamu Han. Pangling akunya. Sudah punya berapa ajudan?" tanya Agung.
"Tiga. Duduk dulu yuk" ajak Hana
Mereka akhirnya melepas rindu setelah sekian tahun tak bertemu. Dering tawa mereka membahana saat mengenang masa lalu. Hana sampai lupa tujuannya datang kerestoran tersebut. Saking serunya, mereka tak menyadari ada sepasang mata yang menatap keduanya dengan tajam. Ya, sorot mata itu milik David. David tak
lagi konsen dengan topik pertemuan.
"Dika, urus ini" bisik David pada Dika.
"Maaf Pak, saya ada keperluan. Untuk selanjutnya silahkan berbicara dengan Dika. Dia ini sekretaris sekaligus asisten handal saya" pamit David pada kliennya dan melimpahkannya pada Dika.
"Oh ya Pak David. Silahkan!" klien itu mempersilahkan David undur diri.
David melangkah menuju tempat Hana dan Agung duduk. Hana tak menyadari jika suaminya kini sudah ada dibelakangnya.
EHEEEEMMM
Hana menghentikan celotehannya dan menengok kebelakang.
"Mas David" pekik Hana terkejut, namun tak lama kemudian dia tersenyum. Sedangkan David membuang muka yang menyangka senyuman Hana hanya sogokan agar dia tak marah.
David mengambil duduk disamping Hana dan menghadap Agung.
"Mas, jangan duduk menghadap dia" bisik Hana. David mengangkat alisnya mendengar permintaan Hana.
"Kenapa? Kamu gak suka?" tanyanya ketus.
DEGGG
Jantung Hana berdentum mendengar ucapan sinis suaminya.
"Pasti Mas David salah paham ini" batin Hana.
"Jangan memandang suamiku seperti itu, Agung" peringat Hana pada temannya.
"Ayolah beb, kamu jangan pelit" kata Agung.
"Enak aja. DIA SUAMIKU AGUNG" tegas Hana memandang Agung tak suka.
"Paling tidak, kenalkan dia secara resmilah beb" pinta Agung.
"NO! BIG NO!" tekan Hana lagi.
"Kalian malah berdebat. Kalau kamu gak mau mengenalkan aku, biar aku kenalan sendiri" kata David yang jengah dengan pertengkaran mereka. Hana menggeram kesal sedangkan Agung tersenyum penuh kemenangan. Saat David hendak menjabat tangan Agung, Hana menahannya.
"Please, jangan Mas" pinta Hana. David yang masih salah paham pada Hana tak mengindahkan permintaan Hana.
"Kenalkan. Saya David Prasetyo. Suami Hana" David mengenalkan dirinya dengan dengan penuh percaya diri dan mengulurkan tangan pada Agung. Agung mengerlingkan matanya pada David dan membalas uluran tangan David.
"Panggil saya Angela ya Tamvan" kata Agung mengenalkan diri dengan nada gemuali. David yang mendengar nada gemualai agung bergidik ngeri. David menarik tangannya dengan kasar hingga membuat Agung mencibik.
"Kok gitu sih tamvan? Kasar banget sama Angela" keluh Agung masih dengan nada gemulaimya.
"Aku sudah peringatkan kamu lho Gung" kata Hana dengan tatapan membunuh.
"Aduh beb, bagi napa bambang tamvannya" kata Agung tak mau kalah.
"Jijik tahu. Insaf sono. Jangan suka sama terong lagi" ejek Hana.
"Gak bisa beb" tolak Agung manja.
"Terserah, asal jangan suamiku" jawab Hana geram. Hana menarik tangan David yang masih syok dengan teman istrinya yang ternyata pecinta sesama terong untuk keluar dari restoran. Hana menghentikan langkahnya ketika ssudah berada di lantai satu. Hana melihat wajah suaminya yang masih syok tak kuasa menahan tawa.
"Hahahaahaha... kenapa tuh muka?" tunjuk Hana pada muka suaminya.
"Jahat kamu sayang. Suaminya syok malah diketawain" kesal David.
"Lagian Mas sih ngeyel dibilangin. Makanya jangan cemburu buta" ledek Hana lagi. David manyun mendengar ledekan istrinya.
"Gimana rasanya disukai sesama jenis mas?" tanya Hana lagi yang masih tertawa.
"Terooos aja yang, ketawain teruus" omel David yang masih cemberut.
"Oke oke. Aku diam. Gak lagi ketawain Mas. Mph" Hana menahan mulutnya dengan tangan agar tidak lagi tertawa.
"Sudahlah. Ayo pulang. Jangan lupa mandi dengan kembang tujuh rupa ya!" kata Hana lagi yang disambut jitakan di kepala Hana. Hana mengaduh kemudian tertawa lagi. Ekspresi yang ditujukan David benar benar sukses membuat Hana tak berhenti tertawa. Suaminya yang tampan disukai oleh pria pecinta terong.
"Kasihan sekali kamu mas" guman Hana lirih. Namun Hana yakin jika Agung tak senekat itu untuk menggoda suaminya. Hana telah lama mengenal Agung dan dia tahu kalau Agung adalah tipe orang yang setia kawan.
NEXT
TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN READERS. JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN LIKE, KOMENTAR DAN JANGAN LUPA BINTANG LIMANYA. KARENA BINTANG TUJUH SUDAH ADA YANG MAKAI YAITU UNTUK OBAT. WKWKWKWK.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Eva Rahmadani
x
2022-01-10
0
Reni Suryani
ini yang ke 2......😊😊😊
2021-03-22
0
Anie Ferdiansyah
hahahha
2020-05-10
0