Sementara itu, Andi dan Monik keliling Mall dengan bergandengan tangan. Tepatnya Andi yang menggandeng Monik. Andi tak mau melepaskan tautan tangannya dari Monik barang sedetikpun. Monik sesekali mengajak Andi melihat lihat ke dalam toko. Jika ada yang menarik perhatiannya, maka Monik akan mengajak Andi mengunjungi toko tersebut. Walau pada akhirnya, Monik tak memilih salah satu diantaranya.
"Kenapa kamu gak beli aja sih?" tanya Andi yang mulai lelah mengikuti langkah Monik.
"Gak ada yang tertarik" jawab Monik cuek.
Monik terus berjalan hingga dia berhenti ditoko aksesoris.
"Andi, kita masuk yuk" ajak Monik.
Langkah Andi terhenti dan menatap Monik tajam. Monik merasa aneh dengan tatapan Andi.
"Kalau kamu tidak membeli setelah masuk, aku akan menghukummu Monik" ancam Andi yang sudah lelah keluar masuk toko.
"Aku akan membelikanmu sesuatu. Ayo, ikutlah" paksa Monik dengan senyum mengembang. Kekesalan Andi berkurang ketika melihat senyum Monik. Monik melihat lihat aksesoris hingga menemukan gelang couple yang berwarna hijau. Gelang dari karet yang berbentuk lebar dengan hiasan yang bertuliskan LOVE FOREVER. monik mengambilnya dan meraih tangan Andi. Monik memakaikan gelang tersebut ketangan Andi setelah dia memakai untuk dirinya sendiri. Saat Monik memakaikan gelang ketangan Andi, Andi melihat sekelebat bayangan yang sama. Tiba tiba Andi merasakan pusing dikepalanya.
"Aww" Andi meringis memegang kepalanya membuat Monik panik.
"Kenapa Ndi? Apanya yang sakit?" tanya Monik panik.
"Kepalaku sakit Monik. Telpon pak Hari untuk mengurus ini" kata Andi dengan menunjuk gelang.
"Antar aku pulang ke tempat Mbak Hana" kata Andi yang masih memegang kepalanya.
"Kita kerumah sakit saja Ndi" saran Monik khawatir.
"Aku istirahat saja, nanti akan sembuh sendiri" kata Andi menolak saran Monik.
Monik hanya pasrah dengan kemauan kekasihnya. Setelah berbicara dengan pegawai toko, Monik membantu Andi berjalan keluar dari Mall. Sebenarnya, tanpa Monik memberitahu pegawai toko tersebut, mereka sudah tahu siapa pria yang bersama Monik. Hanya saja Monik yang belum tahu kalau Andi termasuk pria yang dihormati di mall tersebut. Setelah Andi berada di mobil, Monik terlebih dahulu menghubungi Pak Hari sesuai yang diinstruksikan Andi. Monik melaju dengan kecepatan sedikit tinggi karena khawatir dengan kondisi Andi. Tak butuh waktu lama , Monik telah memarkirkan mobil Andi dihalaman rumah Hana. Monik memapah Andi yang masih merasakan kepalanya berdenyut menuju rumah Hana.
"Assalamualaikum. Mbak Hana" teriak Monik.
Hana membuka pintu saat mendengar teriakan Monik karena Hana juga baru datang dengan suaminya.
"Andi kenapa Monik?" tanya Hana khawatir begitu pintu terbukadan membantu Monik memapah Andi.
"Andi tadi sakit kepala ketika kita masih di mall dan aku gak tahu penyebabnya Mbak" terang Monik sambil memapah Andi menuju kamarnya.
"Baringkan disini" perintah Hana yang juga membantu Monik membaringkan Andi.
"Masih sakit Ndi?" tanya Hana.
"Sedikit Mbak. Istirahat sebentar juga ilang nih sakit" jawab Andi lemah.
"Yasudah. Istirahatlah kamu. Mbak buatkan teh hangat dan makanan dulu. Setelah itu minum obat agar berkurang tuh sakit" kata Hana dan diangguki lemah oleh Andi.
"Aku langsung pulang saja Mbak. Andi sudah mau istirahat" pamit Monik.
"Terima kasih ya Monik. Jangan kuatir soal Andi. Nanti setelah minum obat, pasti nyerinya berkurang" hibur Hana yang melihat wajah Monik yang masih terlihat khawatir.
"Iya mbak. Bilang sama Andi kalau besok gak perlu jemput Monik di apartemen" pesan Monik.
"Kamu sekarang tinggal diapartemen?" tanya Hana yang terkejut karena Monik tinggal diapartemen.
"Iya mbak. Aku tinggal diapartemennya Andi. Adik mbak itu suka sekali memaksa. Lain dengan Farel yang lebih selow" adu Monik.
"Hahahaa, semua laki laki juga suka memaksa. Suamiku lebih pemaksa daripada Andi" adu Hana juga.
"Hahahaaha. Ya sudah mbak, aku pamit pulang dulu. Ojolnya sudah nunggu didepan" pamit Monik pada Hana.
"Hati hati Monik"
"Iya Mbak. Makasih. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah kepulangan Monik, Hana kembali kekamar Andi untuk memastikan kalau Andi baik-baik saja. Dilihatnya Andi sudah tertidur dan Hana kembali menutup pintu. Hana ke dapur untuk membuat teh hangat dan
menghangatkan makanan untuk Andi. Setelah semua siap, Hana membawa nampan dan pergi kekamar Andi.
"Andi, bangun dulu sayang" Hana menggoyangkan tubuh Andi dengan lembut. Merasa tubuhnya ada yang menggoyangkan, Andi membuka matanya.
"Bangun sayang. Ini tehnya diminum dulu" kata Hana lembut.
"Makasih Mbak" kata Andi dan menerima teh dari Hana. Andi meminum tehnya dan menyerahkan kembali kepada Hana.
"Makan sayang" pinta Hana. Andi mengangguk lemah.
"masih sakit? Megingat sesuatu lagi kah?" tanya Hana dan And ihanya mengangguk.
"Jangan dipaksa. Ingat kata dokter" pesan Hana.
"Mbak, suapin" pinta Andi dengan manja.
"Iya, Mbak suapin. Kamu manja banget sih?" omel Hana lalu tersenyum.
"Aku kangen sama perhatian Mbak" rengek Andi.
"Tiap hari diperhatikan juga" omel Hana lagi.
"Tapikan sekarang aku punya saingan, Empat lho sainganku" bela Andi walau sedikit lemah.
"Iya deh, terserah kamu saja. Sudah makan dulu, ngomelnya entar" kata Hana menyudahi debat kecilnya dengan Andi.
"Mbak yang ngomel malah nyalahin aku" gerutu Andi.
"Sudah diam. Makan. Aaaak" pinta Hana agar Andi membuka mulutnya. Andi menerima suapan dari Hana dengan senang. Suapan demi suapan diterima Andi hingga makanan dalam piring ludes.
"Sekarang minum obat" perintah Hana dengan menyodorkan stok obat dari dokter jika sewaktu-waktu, Andi mengalami sakit kepala lagi akibat mengingat memorinya yang hilang.
"Makasih ya Mbak udah merawat aku" kata Andi tulus.
"Tentu saja Mbak akan merawat kamu, kamu itu satu satunya keluarga kandung Mbak yang tersisa" ucap Hana dan membelai kepala Andi.
"Istirahatlah"
Hana keluar kamar dan membiarkan Andi istirahat.
...☆☆☆☆☆...
Andi sudah kembali melakukan aktivitasnya dikantor. Dia sudah cukup beristirahat dan bosan jika dirumah terus. Padahal baru satu hari tidak masuk kantor. Andi bosan atau kangen tuh sama Monik sehari gak ketemu? Entahlah, hanya Andi yang tahu. Andi tidak menjemput Monik pagi itu, karena Monik sudah memberi pesan padanya untuk tak menjemputnya. Andi memasuki lobi dan para karyawan yang sudah datang menyapanya. Andi membalas sapaan mereka dengan ramah seperti biasa.
"Kak Fareeel" teriak seorang gadis.
Andi yang mendengar namanya dipanggil menoleh. Didapatinya Raya tengah berlari kearahnya dengan menggendong baby nya dan disusul oleh Levin.
"Hai Ray, ada apa pagi-pagi sudah heboh dikantorku" tanya Andi dengan bercanda.
"Aku mau balik ke London Kak. Aku kesini cuma mau pamit aja dan minta ongkos dong!" kata Raya dengan tersenyum dan menodongkan tangannya.
"Kamu ini seperti punya orangtua miskin saja" ledek Andi dan mengacak rambut Raya dengan gemas.
"Aku gak perlu jadi miskin dulu kan Kak buat minta uang sama kamu?" tanya Raya menggoda.
"Vin, istrimu kamu kasih makan apa sih?" tanya Andi mengejek Raya.
"Aku kasih menyan sama kembang tujuh rupa Mas" jawab Levin sekenanya.
Mendengar jawaban Levin membuat karyawan yang menyimak obrolan keluarga itu terkikik. Andi dan Raya tak mempermasalahkan tanggapan karyawan itu.
"Mas ini lho jawabnya kok tepat sekali. Memang istrimu ini kunti apa?" tanya Raya dengan cemberut.
"Kamu memang kunti dihati aku, yang" gombal Levin yang mendapat cebikan dari Andi. Sementara Raya pura-pura mual dan berekspresi seperti orang mau muntah. Mereka masih asik mengobrol hingga Monik datang. Monik heran melihat ada gadis yang menggendong anaknya dan pria yang bersama Andi. Mereka terlihat akrab dimata Monik. Monik memperhatikan mereka dan mendengar obrolan mereka.
"Ya sudah ya Kak, kami pamit dulu. Lain kali kalau ada waktu lagi, aku berkunjung. Atau Kak Farel saja yang berkunjung kesana" tawar Raya.
Monik yang mendebgar Raya memanggil Andi dengan nama Farel terkejut.
"Fa.....Rel?" guman Monik tak percaya.
"Iya, kalau kakak bisa liburan, Kak Farel akan berkunjung sekalian menengok Om dan Kakek" balas Andi. Monik kembali menganga saat mendengar Andi menyebut dirinya Farel.
"Ya sudah Mas, kita pamit dulu. Pesawat kakek sudah menunggu dibandara" pamit Levin.
"Pakai pesawat pribadi to?" tanya Andi.
"Iya Mas. Kami pergi dulu. assalamualaikum. Daa" pamit Raya dan melambaikan tangan sambil berlalu setelah mencium punggung tangan Andi. Begitu juga dengan Levin. Saat Andi berbalik ingin mengantar kedua adiknya keluar, Andi melihat Monik yang sudah berdiri didepannya dengan mata berkaca-kaca.
"Monik" tegur Andi.
Monik berlari kepelukan Andi dan menangis tersedu-sedu. Karyawan yang sudah datang pun heran dengan tingkah Monik. Monik tak peduli lagi dimana kini dia berada. Dia hanya ingin menumpahkan segala sesuatu yang ada dihatinya.
"Kamu jahat. Jahat!" Monik memukul dada Andi berkali kali. Andi yang belum mengetahui jika Monik mendengar obrolannya dengan raya dan Levin pun dibuat bingung.
"Hei, hentikan. Ini sakit Monik" tegur Andi dan menahan tangan Monik.
"Kamu jahat. Kenapa kamu sembunyi dengan nama Andi? Aku sudah mencari dan menunggumu lebih dari sepuluh tahun. Kamu jahat. Kamu jahat" kata Monik yang masih menangis.
"Ap...pa ka.. kamu sudah tahu?" Andi bertanya gagap. Monik mengangguk dengan mata yang masih berkaca kaca.
"Maafkan aku Monik" kata Farel dan kembali memeluk tubuh Monik.
"Kenapa kamu lakukan ini padaku Rel?" tanya Monik dengan sisa isakannya.
"Maafkan aku" hanya itu yang mampu Andi ucapkan.
"Kenapa kamu pura'pura tak mengenalku Rel. Jahat" maki Monik.
"Maaf sayang. Maafkan aku. Aku benar-benar tak mengingatmu. Namun, hati ini selalu mengingatmu. Buktinya, meski sekian lama tak bertemu, hati aku tetap berlabuh padamu kan?" kata Andi menenangkan Monik.
"Kenapa Rel?"
"Aku amnesia Monik. Maaf yang tak mengenalimu" Andi semakin mempererat pelukannya. Andipun juga tak peduli kalau kini dia dan Monik menjadi tontonan para karyawan. Yang terpenting baginya sekarang adalah wanitanya. Wanitanya kini telah tahu siapa dia sebenarnya.
"Sudah Monik. Ayo kita keruangan kita. Aku akan menceritakan semuanya padamu" Monik mengikuti langkah Andi.
"Ternyata Mbak Monik dan Pak Andi itu sepasang kekasih to dulunya" kata salah satu karyawan setelah kepergian Andi dan Monik.
"Sepertinya mereka terpisah pasca kecelakaan yang menyebabkan Pak Andi amnesia" sahut yang lain menerka nerka.
"Mbak Monik setia banget ya? Dengar tidak tadi mbak Monik bilang kalau menunggu lebih dari sepuluh tahun?"
"Iya. Aku salut banget sama Mbak Monik. Kesabaran mbak Monik kini berbuah manis. Masih ingat gak waktu Mbak Monik manyun saat diumumin kalau dia kekasih pak bos?"
"Iya. Mbak Monik seperti gak rela. Mungkin masih ada nama Pak Farel dihatinya. Gak taunya Pak Farel itu ternyata pak Andi"
"Iya, aku juga pernah dengar saat ada wanita yang datang waktu itu. Dia juga memanggil Pak Andi dengan nama Farel"
"Ternyata kekuatan cinta Mbak Monik dan Pak Andi sangat besar. Hingga sudah lebih dari sepuluh tahun terpisah, akhirnya mereka bisa bersama lagi. Aku ikut senang"
"Iya, aku juga"
Obrolan para karyawan dilobi masih seputar Monik dan Andi yang telah terkuak identitasnya. Andi sendiri tidak menyembunyikan identitasnya. Semua karyawannya tahu kalau Andi bukan anak kandung Berto. Andi menggunakan nama yang diberikan Berto karena semata-mata, dia diberi wewenang mengelola perusahaan Berto. Hingga Andi memutuskan menggunakan nama itu yang menyandang nama Sanjaya dibelakangnya sesuai dengan
perusahaan papa angkatnya.
NEXT
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN LIKE DAN KOMENTAR. BERI DUKUNGAN JUGA KE AUTHOR YAH DENGAN BINTANG LIMA. TERIMAKASIH!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Momy
baca lagi akhh
2022-04-24
0
Wina Nengsih
ngulangnya kejauhan ini ada di pernikahan dadakan
2020-05-21
1
Juwitha Bunda Nya Azwa
aku suka lanjut thorrt
2020-01-31
1